Anda di halaman 1dari 4

BLUD PENULISAN RESEP

RS SEKARWANGI No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/3

JL.SILIWANGI NO.49 CIBADAK


SUKABUMI

PROSEDUR Tanggal Terbit

TETAP Ditetapkan

Direktur,

dr.Hj. Wiwik Marwiah,MARS

NIP.19640825 198911 2001

1.Pengertian Resep adalah permintaan tertulis dari dokter,dokter


gigi atau dokter hewan yang ditujukan kepada
apoteker, untuk membuatkan obat dalam bentuk
sediaan tertentu dan menyerahkannya kepada
penderita.

2.Tujuan Sebagai acuan bagi dokter yang bekerja di rumah sakit


dalam hal penulisan resep supaya dapat memenuhi
syarat untuk dibuatkan obatnya di apotek.

3.Kebijakan 1.UU RS No.44 Tahun 2009

2. UU kesehatan No. 23 tahun 1992

3. Permenkes No.58 Tahun 2014

 Dokter menuliskan resep secara lengkap


setelah memeriksa pasien dengan ketentuan:
- Mencantumkan nama dokter,asal poli atau
ruangan, no surat ijin praktek.
- Mencantumkan tanggal penulisan resep.
5. Prosedur - Menuliskan tanda R/ “harap diambil”pada
bagian kiri disetiap obat yang dituliskan
- Menuliskan setiap jenis/bahan obat yang
diberikan serta jumlahnya untuk bahan
padat (microgram,miligram,gram) dan
cairan (tetes,mililiter,liter). Dan bila
menuliskan angka tanpa keterangan lain,
yang dimaksud ialah ‘gram.
- Menuliskan cara pembuatan atau bentuk
sediaan yang dikehendaki.
- Menuliskan aturan pemakaian obat ditandai
dengan signatura disingkat S dan umumnya
ditulis dengan singkatan bahasa Latin.

BLUD PENULISAN RESEP

RS SEKARWANGI No. No. Revisi Halaman


Dokumen
2/3

JL.SILIWANGI NO.49
CIBADAK SUKABUMI

PROSEDUR TETAP - Menuliskan nama penderita disertai Tn/Ny


untuk pasien dewasa dibelakang kata Pro:
merupakan identitas penderita dan sebaiknya
dilengkapi dengan alamatnya yang akan
memudahkan penelusuran bila terjadi sesuatu
dengan obat pada pasien.
- Bila pasien seorang anak, maka harus dituliskan
umurnya dan berat badannya sehingga
apoteker dapat mengecek apakah dosis yang
diberikan sudah cocok atau belum dengan
pasien tersebut.
- Tanda tangan atau paraf dari dokter yang
menuliskan resep tersebut yang menjadikan
suatu resep itu otentik.
- Resep yang mengandung obat golongan
narkotika harus ditulis tersendiri yaitu tidak
boleh diiterasi(ulangan);ditulis nama pasien
tidak boleh m.i = mihi ipsi= untuk dipakai
sendiri; alamat pasien dan aturan signa yang
jelas, tidak boleh sudah tahu cara pakainya
(usus cognitus) dan tidak cukup dengan paraf
tapi harus dibubuhi tanda tangan lengkap
dokter yang bersangkutan.
- Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang
mengandung obat yang jumlahnya melebihi
dosis maksimal.
- Untuk pasien yang segera memerlukan
obatnya,dokter menuliskan
‘CITO=STATIM=URGENT=segera, P.I.M
=Periculum in mora = berbahaya bila
ditunda,resep harus dilayani dulu.
- Bila dokter tidak ingin resepnya yang
mengandung obat keras tanpa
sepengetahuannya diulang, dokter akan menulis
tanda N.I = ne iteretur = tidak boleh diulang
(ps.48 WG ayat 3;SK Menkes
No.280/Menkes/SK/V/1981). Jadi resep yang
tidak boleh diulang adalah resep yang
mengandung narkotika atau obat lain yang
ditetapkan oleh Menkes c.q Dirjen POM.

BLUD PENULISAN RESEP


RS SEKARWANGI No. No. Revisi Halaman
Dokumen 3/3

JL.SILIWANGI NO.49
CIBADAK SUKABUMI
- Apabila apoteker menganggap bahwa dalam
resep ada kekeliruan atau penulisan resep yang
tidak tepat
 Resep dituliskan diatas suatu kertas resep dengan
ukuran idealnya panjang 15-18 cm dan lebar 10-12 cm.
 Bila dalam satu lembar resep lebih dari satu R/ maka
setiap R/ harus dipisah dengan tanda # dan tiap R/
diparaf atau ditandatangani.
 Penulisan nama obat,jumlah obat serta catatan cara
memakainya hendaknya dapat dibaca oleh Apoteker
atau asisten apoteker.
 Menghindari penulisan rumus kimia dari obat,tulislah
nama obat dengan nama latin atau nama generik.
 Menghindari penulisan singkatan yang
meragukan,untuk daftar singkatan lihat pada daftar
singkatan yang sudah ditetapkan Rumah Sakit.
 Mengedepankan penulisan resep secara bijak baik
dalam penggunaan obatnya ataupun kondisi ekonomi
pasien.
 Untuk pasien kelas tiga dan pasien BPJS, penggunaan
obatnya mengutamakan obat-obat generik dan atau
yang tercantum dalam Fornas, dan bila ada obat yang
diperlukan diluar Fornas, maka terlebih dahulu resep di
acc Kabid Pelayanan untuk selanjutnya resep dapat
dilayani instalasi farmasi.
5.Unit terkait 5.1 Komite Medis
5.2 Instalasi Rawat Jalan
5.3 Instalasi Rawat Inap
5.3 Instalasi Rekam Medis

Anda mungkin juga menyukai