Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PELAKSANAAN

TERAPI BERMAIN: MENGGAMBAR DAN BERCERITA


PADA ANAK USIA 6 – 12 TAHUN
DI RUANG MELATI RSUD A. WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

OLEH:
KELOMPOK II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PRODI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2019
PROPOSAL PELAKSANAAN
TERAPI BERMAIN: MENGGAMBAR DAN BERCERITA
PADA ANAK USIA 6 – 12 TAHUN
DI RUANG MELATI RSUD A. WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

OLEH:
KELOMPOK II
Achmad Hafi NIM P072204180
Fitria Khairunnisa NIM P07220418017
Hesti Prawita Widiastuti NIM P07220418019
Muhammad Setiawan NIM P07220418025
Sarwansyah NIM P07220418035
Sinambela Silvia Lucyana NIM P07220418036
Siti Julaikha NIM P07220418037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PRODI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses hospitalisasi memisahkan anak dari lingkungan
sepermainannya. Di sisi lain pasien anak tetap memerlukan stimulasi untuk
membantu proses tumbuh kembangnya. Seperti halnya orang dewasa, anak-
anak juga dapat jatuh sakit dan membutuhkan hospitalisasi untuk diagnosis
dan pengobatan penyakitnya (Adriana, 2011).
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan dengan secara sukarela
untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan. Bermain merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan
media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan
berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dapat dilakukannya dan mengenal waktu, jarak serta
suara. Dalam keadaan sakit, anak tetap memerlukan stimulasi untuk
merangsang perrkembangan kognitif dan motoriknya. Bermain merupakan
salah satu media untuk stimulasi tumbuh kembang anak dan mengurangi stress
sebagai dampak dari proses hospitalisasi pada anak.
Program bermain di rumah sakit adalah salah satu upaya untuk
meningkatkanperkembangan anak karena pada anak yang dirawat di rumah
sakit akan mengalamihambatan dalam perkembangan fisik dan motorik pada
anak secara maksimal. Dalampelaksanaan program terapi di rumah sakit anak
akan mengalami tingkat kecemasanyang tinggi, rasa bosan selama anak
dirawat bahkan bisa memperlambat prosespenyembuhan, oleh karena itu
sangat penting dilakukan program bermain di rumahsakit.
Bentuk permainan yang sesuai dengan anak usia 6-12 tahun antara lain :
bermain menyusun puzzle, bermain game sederhana, bermain musik, bermain
peran, mendengarkan cerita, melihat buku-buku bergambar, menggambar dan
mewarnai gambar. Dengan menggambar anak anak dapat mengekspresikan
perasaannya, ini berarti menggambar bagi anak merupakan suatu cara untuk
berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata, menggambar juga dapat
membantu menyalurkan bentuk-bentuk emosi yang dirasakan anak melalui
gambar (Muhammad, 2009).
Salah satu intervensi keperawatan dalam mengatasi dampak
hospitalisasi pada anak adalah dengan memberikan aktivitas bermain.
Aktivitas bermain dapat dilakukan sebelum melakukan prosedur pada anak,
hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa tegang dan emosi yang dirasakan
anak selama prosedur, seperti menggambar.
Melalui menggambar dan bercerita, seseorang secara tidak sadar telah
mengeluarkan muatan amigdalanya, yaitu mengekspresikan rasa sedih,
tertekan, stres, menciptakan gambaran-gambaran yang membuat kita kembali
merasa bahagia, dan membangkitkan masa-masa indah yang pernah kita alami
bersama orang-orang yang kita cinta. Melalui aktifitas menggambar dan
bercerita, emosi dan perasaan yang ada didalam diri bisa dikeluarkan,
sehingga dapat menciptakan koping yang positif. Koping positif ini ditandai
dengan perilaku dan emosi yang positif. Keadaan tersebut akan membantu
dalam mengurangi stres yang dialami anak (Hidayah, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok II tertarik melaksanakan
terapi bermain dengan menggambar dan bercerita di Ruang Melati RSUD A.
Wahab Sjahranie Samarinda.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Anak mampu mengembangkan kemampuan inteligensi untuk
mengeksplorasi jenis permainan yang diberikan dan meningkatkan
perkembangan motorik halus, kemampuan berimajinasi dan
meminimalkan dampak hospitalisasi.

2. Tujuan Khusus
a. Memfasilitasi penguasaan situasi yang tidak familiar
b. Memberikan kesempatan pada anak untuk membuat keputusan dan
kontrol
c. Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan
tujuan peralatan dan prosedur medis
d. Memberikan anak peralihan dan relaksasi
e. Membantu anak untuk merasa lebih nyaman dalam lingkungan yang
asing
f. Memberi cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan
perasaannya
g. Menganjurkan untuk berinteraksi dengan orang lain dan
mengembangkan sikap-sikap yang positif terhadap orang lain
h. Memberi cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat

C. Manfaat
1. Bagi anak
a. Anak mendapatkan stimulasi yang adekuat untuk tumbuh kembang
b. Mengurangi stress hospitalisasi bagi anak
c. Sebagai fungsi sosialisasi bagi anak
d. Sebagai fungsi rekreasi bagi anak
e. Anak mampu mengekspresikan ide kreatif dan minat
2. Bagi perawat
a. Tercapai kepuasan kerja yang optimal
b. Dapat memantau status tumbuh kembang anak
c. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat
d. Memudahkan kerja perawat karena anak lebih kooperatif
3. Bagi institusi
a. Terapi pengalaman dalam terapi bermain pada pasien anak
b. Tercipta model asuhan keperawatan anak secara holistik

D. Prinsip Permainan
1. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan
3. Program bermain yang dibuat ini ditujukan pada anak usia 6-12 tahun
4. Melibatkan orang tua di sisi pasien
5. Tidak bertentangan dengan pengobatan

E. Karakteristik Bermain Anak


Pembagian dan penggolongan kegiatan bermain di rumah sakit meliputi:
1. Anak usia 6-12 tahun
2. Tahap latensi
3. Tahap ini merupakan dimana anak mengembangkan kemampuannya
bersublimasi (seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah, bermain olah raga
dan kegiatan-kegiatan lainnya) dan mulai menaruh perhatian untuk
berteman (bergaul dengan orang lain).
4. Mereka belum mempunyai perhatian khusus kepada lawan jenis (bersikap
netral)
5. Tahap ini dipandang sebagai masa perluasan kontak sosial dengan orang-
orang di luar keluarganya. Oleh karena itu proses identifikasi pun
mengalami perluasan atau pengalihan objek. Yang semula objek
identifikasi anak adalah orang tua, sekarang meluas kepada guru, tokoh-
tokoh sejarah atau para bintang (seperti film, musik dan olah raga)

F. Deskripsi permainan
Menggambar merupakan salah satu permainan yang memberikan
kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik. Dengan
menggambar anak dapat mengekspresikan perasaannya, ini berarti
menggambar bagi anak merupakan suatu cara untuk berkomunikasi tanpa
menggunakan kata-kata (Suparto, 2003:4). Tetapi pada terapi bermain yang
akan dilakukan yaitu anak menggambar dan menceritakan hasil gambar yang
dibuatnya. Menggambar dan bercerita berguna untuk melatih motorik halus
anak, serta memperkuat ingatan jangka pendek anak dan melatih kemampuan
memecahkan masalah.
BAB II
KEGIATAN

A. Teori Menggambar
Menggambar adalah sebuah ekspresi yang di keluarkan oleh seseorang yang
didalamnya menunjukkan sebuah seni dan mengandung arti atau makna
tertentu.Menggambar bisa dijadikan sebuah metode terapi pada seseorang
anak yang menderita sakit untuk menghibur dan mengeksplorasi dirinya baik
intelegensi dan emosional.
Keuntungan menggambar :
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot
dan organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai keterampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

B. Teori Bercerita
Menurut Bacrtiar (2005) bercerita adalah menuturkan sesuatu yang
mengisahkan tentang perbuatan atau sesuatu kejadian dan disampaikan secara
lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang
lain. Sedangkan menurut Mustakim (2005), bercerita adalah upaya untuk
mengembangkan potensi kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran
dankemudian menuturkannya kembali dengan tujuan melatih ketrampilan
anak dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan.
Dengan kata lain bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan
tentang perbuatan atau suatu kejadian secara lisan dalam upaya untuk
mengembangkan potensi kemampuan berbahasa. Bercerita merupakan
aktivitas yang menarik dan boleh digunakan dalam mata pelajaran bagi
menghidupkan sesuatu pengajaran.Bercerita dapat meningkatkan kemampuan
berpikir prasekolah terhadap pelajaran dan boleh merangsang kanak-kanak
melahirkan idea atau pendapat serta menjadikan pembelajaran sebagai suatu
pengalaman yang berguna.Bercerita juga dapat dijadikan sebagai terapi.

C. Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Menggambar dan bercerita
Hari/Tanggal : Rabu, 24 Juli 2019
Waktu : 08.00 Wita s/d selesai
Tempat : Ruang bermain

D. Identifikasi Anak
Identitas
Anak 1 Anak 2 Anak 3 Anak 4 Anak 5
Anak
Nama

Usia

Dx. Medis

Riwayat
kesehatan
saat ini
(termasuk
vital sign)

Program
terapi
E. Identifikasi Alat Bermain
Peralatan yang diperlukan dalam permainan:
1. Buku gambar
2. Pensil
3. Pensil warna/ spidol
4. Penghapus

F. Pembagian Tugas
1. Leader : Sinambela Silvia Lucyana
2. Fasilitator : Sarwansyah, Hesti Prawita Widiastuti, Siti Julaikha,
Fitria Khairunnisa
3. Observer : Achmad Hafi
4. Dokumentasi : Muhammad Setiawan

G. Hal-hal yang perlu diwaspadai


1. Lingkungan bermain anak aman
2. Tidak menggunakan permainan yang dapat dimasukkan kedalam mulut
anak
3. Waktu yang digunakan tidak boleh terlalu lama agar anak tidak merasa
bosan

H. Mekanisme Kegiatan
No. Kegiatan Waktu
1. Perkenalan dan pengarahan 2 menit
a. Persiapan lingkungan: suasanan tenang dan nyaman
(tidak ribut)
b. Persiapan tempat: pengaturan posisi bermain di ruang
bermain
c. Persiapan pasien: membuat kontrak kembali dengan
klien/ anak untuk mengikuti terapi bermain
No. Kegiatan Waktu
2. Pembukaan 3 menit
a. Mahasiswa memperkenalkan diri
b. Mahasiswa menjelaskan tujuan permainan
c. Mahasiswa menjelaskan peraturan permainan

3. Permainan 20 menit
a. Mahasiswa mendampingi peserta permainan
b. Permainan dimulai dengan menggambar di buku gambar
dengan pensil dan mewarnainya dengan pensil warna
c. Anak menjelaskan ia menggambar apa dan
menceritakan sesuai kemampuannya
d. Mahasiswa memberikan reinforcement dan dukungan
kepada anak atas keberhasilan menyelesaikan tugas
permainan

4. Evaluasi
a. Anak mampu menggambar dan mewarnai sesuai dengan
ide kreatifnya 3 menit
b. Anak mampu menjelaskan/ menceritakan tentang
gambar yang dibuatnya
c. Anak dapat meningkatkan hubungan dengan perawat
d. Ekspresi kecemasandan atau ketakutan sebagai
dampak stress hospitalisasi mereda

5. Penutup
a. Mahasiswa memberikan reinforcement positif pada
4. anak 2 menit
b. Mahasiswa memberikan kompensasi kepada anak
yang ikut terapi bermain
c. Mahasiswa menutup acara permainan
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi terstruktur
a. Peralatan yang dibutuhkan tersedia
b. Melakukan kontrak sebelum diadakan kegiatan
2. Evaluasi proses
a. Anak antusias dalam menggambar dan bercerita
b. Anak mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat menerima dengan baik tindakan permainan
b. Peserta dapat menggambar dengan baik
c. Peserta dapat menjelaskan dan bercerita dengan gambar yang
dibuatnya

H. Pendukung/ Penghambat Dalam Bermain


Jika anak/ peserta menangis, ngambek ataupun meninggalkan
permainan pada saat permainan sedang dilakukan, peserta boleh melanjutkan
kembali permainan setelah berhenti menangis atau jika masih mau ikut
bermain.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bermain adalah salah satu bagian dari aktifitas yang biasa dilakukan
oleh anak. Dengan bermain anak bisa untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan mereka dan dapat bertumbuh sesuai dengan tumbuh kembang
mereka. Tujuan dari bermain yang lain adalah memberikan rasa aman ketika
anak berada dalam lingkungan yang asing baginya. Anak biasanya akan
merasa terancam berada di lingkungan yang tidak dikenalinya. Dengan
program bermain yang diberikan pada anak maka dapat mengurangi dampak
hospitalisasi pada anak sehingga anak tidak stress saat berada di rumah sakit.
Bermain juga dapat membantu para perawat sebelum melakukan prosedur
medis kepada anak.
Bermain pada anak disesuikan dengan tumbuh kembang anak. Jenis
permainan juga disesuaikan dengan usia. Dalam bermain juga membutuhkan
strategi dan keterampilan dari perawat saat mengajak anak bermain.Hal ini
perlu agar anak tidak merasa bosan ketika di ajak bermain dan tidak menutup
diri saat diajak bermain.Untuk itu hal pertama yang harus di lakukan adalah
BHSP dengan anak, selain itu libatkan keluarga dalam mengajak anak
bermain.
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika.

Hidayah. (2011). Terapi Bermain Mewarnai Gambar.. Jakarta: Alfabeta.

Muhammad, As’adi. (2009). Menghidupkan Otak Kanan Anak Anda.


Yogyakarta: Power books.

Anda mungkin juga menyukai