Anda di halaman 1dari 9

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK :

SOSIALISASI DALAM PENGELOLAAN KEPERAWATAN

ISOLASI SOSIAL

Disusun oleh:

1. Muhammad Yusuf (P1337420517079)


2. Aprillia Wahyu A (P1337420517091)
3. Novia Putri M.A (P1337420517092)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG

2019
1. Topik:
SESI 1 TAKS(Terapi Aktifitas Kelompok Sosialisasi) Memperkenalkan Diri
2. Latar Belakang
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan
orang lain (Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu
yang menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain
(Rowlins). Dimana individu yang mempunyai mekanism e koping adaptif, maka
peningkatan sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai
mekanisme koping maladaptif bila tidak segera mendapatkan terapi atau penanganan
yang baik akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk.
(Keliat dan Akemat, 2005)
Hampir di seluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang yang mengalami
mekanisme koping maladaptif (ringan sampai berat) (WHO, 2006). Hasil survey
Kesehatan Mental Rumah Tangga di Indonesia menyatakan bahwa 185 orang per 1000
penduduk di Indonesia mengalami mekanisme koping maladaptif (ringan sampai
berat). Berdasarkan survey di rumah sakit jiwa, masalah keperawatan yang paling
banyak ditemukan adalah menarik diri (17,91 %), halusinasi (26,37 %), perilaku
kekerasan (17,41 %), dan harga diri rendah (16,92 %) (Pikiran Rakyat Bandung, 2007).
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri pada klien isolasi sosial adalah
; 1) Kerusakan komunikasi verbal dan non verbal, 2) Gangguan hubungan
interpersonal, 3) Gangguan interaksi sosial, 4) resiko perubahan persepsi sensori
(halusinasi). Bila klien menarik diri tidak cepat teratasi maka akan dapat
membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006)
Klien dengan isolasi sosial di RSJ memiliki sumber-sumber koping yang beragam
yang dapat digunakan klien untuk memperbaiki kemampuan sosialisasinya seperti
adanya klien lain di sekitar klien yang melakukan kegiatan bersama-sama dan teratur.
Adanya perawat yang setiap hari melakukan intervensi melalui komunikasi terapeutik.
Dan tersediannya aktivitas lain seperti Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) dan
rehabilitasi.
Meningkatkan kesejahteraan klien dalam hal ini adalah perbaikan kondisi klien
atau lebih spesifiknya adalah meningkatkan sosialisasi klien, diperlukan berbagai
dukungan yang dapat memperkuat mekanisme koping klien. Seperti dinyatakan oleh
Shumker dan Brownell ( 1984 dalam Peterson & Bredow, 2004 ) bahwa dukungan
sosial merupakan pertukaran sumber yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
klien sebagai penerima support.
Penatalaksanaan klien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan salah
satunya dengan pemberian intervensi Terapi Aktivitas Kelompok sosialisasi, yang
merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara
kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, prilaku dan pencapaian
adaptasi optimal pasien. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya
memfasilitasi kemampuan klien dalam meningkatkan sosialisasi.
3. Tujuan:
a. Tujun Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
b. Tujuan Khusus
- Klien mampu memperkenalkan diri baik nama, nama panggilan, alamat rumah
dan hobi.
- Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
- Klien mampu mengingat paling sedikit 3 anggota yang sudah memperkenalkan
diri.
- Klien mampu menyapa anggota yang sedang memperkenalkan diri.
4. Seleksi Klien
a. Kriteria Pasien
1) Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
2) Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan
stimulus
3) Klien yang menyetujui kontrak
4) Klien yang dapat membaca dan menulis
5) Klien yang sudah diintervensi oleh perawat
b. Jumlah Peserta TAK
Jumlah peserta yang diambil adalah peserta yang termasuk menarik diri serta
mengalami kerusakan komunikasi verbal dan kooperatif terdapat 6 orang di dalam
Wisma Gatotkaca
c. Nama Peserta TAK
Tn. A
Tn. M
Tn. M
Tn. K
Tn. R
Tn. W
Tn. P
d. Proses seleksi klien dilakukan sehari sebelum pelaksanaan.
1) Mengidentifikasi pasien yang sesuai dengan kriteria yaitu pada pasien yang

mengalami isolasi sosial


2) Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai perilaku pasien sehari-hari dan

kemungkinan dapat dilakukan terapi aktivitas kelompok pada pasien tersebut

dengan perawat ruangan

3) Melakukan kontrak dengan pasien untuk mengikuti aktivitas yang akan

dilaksanakan serta menanyakan kesediaannya.

4) Menetapkan bersama pasien dan perawat ruangan tentang topik, waktu, dan

tempat kegiatan.

5. Jadwal Kegiatan
a. Tempat Pelaksaan TAK : Ruang tamu wisma Gatotkaca
b. Lama Pelaksaan TAK : 20 menit
c. Waktu Pelaksaan TAK : Selasa 23 Juli 2019, jam 11.00
6. Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Tanya jawab
d. Bermain peran
e. Brain storming
7. Media dan Alat
a. Hp / Musik
b. Penggaris
c. Kertas Dan Pulpen
d. Peniti
e. Jadwal Kegiatan Klien
8. Pengorganisasian:
a. Leader : Muhamad Yusuf

1) Menyusun rencana TAKS

2) Mengarahkan kelompok dalam mengarahkan tujuan

3) Memotivasi dan memfasilitasi anggota untuk mengekspresikan perasaan,

mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik


4) Sebagai role model

5) Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak waktu

6) Memberi reinforcement positif

b. Co-Leader:-

1) Membantu tugas leader dalam mengorganisasikan kelompok

2) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

3) Melanjutkan permainan apabila leader tidak bisa melanjutkan permainan

4) Mengingatkan leader untuk lamanya waktu kegiatan

5) Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik

c. Fasilitator : Novia Putri N. A

1) Membantu leader dalam memfasilitasi anggota kelompok untuk berperan aktif

dan memotivasi anggota

2) Memfokuskan kegiatan

3) Membantu mengoordinir anggota kelompok

4) Duduk disela-sela pasien

5) Menghidupkan situasi permainan atau menyemangati pasien dalam bermain

d. Observer : Aprilia Wahyu A

1) Mengobservasi semua respon klien

2) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien

3) Memberikan umpan balik pada klien pada kelompok

4) Duduk tidak dilingkungan permainan atau diluar

5) Mengevaluasi setiap kegiatan kelompok

6) Mengevaluasi tugas leader, co-leader, dan faslitator

9. Setting tempat
Terlampir
10. Langkah kegiatan TAK
a. Persiapan
b. Orientasi:
1) Salam.
2) Penjelasan Tujuan TAK.
3) Penjelasan aturan main
4) Kontrak waktu.
c. Kerja: dilakukan sesuai jenis topik TAK “Memperkenalkan Diri”
d. Terminasi:
1) Leader melakukan evaluasi subjektif (perasaan klien setelah terapi aktifitas
kelompok ).
2) Leader melakukan evaluasi objektif( menanyakan hal-hal terkait dengan topik
TAK yang sudah dilakukan).
3) Leader bersama klien membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL) terkait topik
TAK untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
4) Membuat kontrak dengan klien tentang topik TAK, waktu TAK, tempat TAK
yang akan datang.
11. Program antisipasi
a. Bila anggota menghindar setiap pertemuan, maka leader harus memberitahukan
anggota tersebut dan mengatur mereka berbicara langsung kepada kelompok.
b. Bila dalam kegiatan tersebut ada anggota yang membicarakan hal lain dalam
diskusi, leader harus memfokuskan pembicaraan.
c. Bila ada anggota yang menggunakan kekerasan fisik, maka leader menegaskan
bahwa hal tersebut tidak dikehendaki.
d. Bila ada anggota kelompok keluar dari kegiatan terapi kelompok, maka anggota
kelompok yang bersangkutan harus membicarakan dengan anggota kelompok lain.
e. Bila ada anggota kelompok diskusi diam, maka fasilitator harus berperan aktif.
f. Bila ada hal-hal diluar perencanaan, maka melibatkan perawat ruangan
12. Evaluasi
a. Evaluasi Proses
1) Tepat waktu
2) Terapis berfungsi sesuai dengan tugas dan peranan masing-masing.
3) Terapis mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki selama terapi
berlangsung
4) Terapi dilaksanakan sesuai dengan susunan acara yang telah ditentukan.
5) Klien dapat melaksanakan atau mengikuti terapi dengan baik.
b. Evaluasi Hasil
1) Terapis dapat menyampaikan materi sesuai dengan tujuan
2) Perubahan perilaku klien setelah melakukan aktifitas kelompok
3) Menggunakan format evaluasi standar
LEMBAR EVALUASI

KEMAMPUAN PASIEN BERKENALAN DENGAN TEMANNYA

NO NAMA PASIEN ASPEK YANG DIAMATI

Mampu Berkenalan Mampu Mengikuti kegiatan


dengan Temannya bercakap-cakap sampai selesai
dengan orang
lain

1. Tn. A

2. Tn.M

3. Tn.M

4. Tn.K

5. Tn.R

6 Tn. W

Petunjuk :

1. Tulis nama klien yang mengikuti TAK


2. Untuk setiap klien semua aspek dinilai dengan memberi tanda centang dan jika
ditemukan pada klien atau tanda stip jika tidak ditemukan dokumentasi.

Kriteria Hasil :

1. 75% klien mampu berkenalan dengan temannya.


2. 75% klien mampu menyebutkan nama orang lain.
3. 100% klien mengikuti kegiatan sampai selesai.

Anda mungkin juga menyukai