Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DAN PRINSIP KOMUNIKASI PADA PASIEN DAN

KELUARGA YANG MENDAPAT PERAWATAN PALLIATIVE


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Menjelang Ajal dan Palliative

Disusun oleh:
1. Arin Nurholipah

2. Eva Suciana

3. Iman Setia Budiman

4. Indah Oktavianti

5. Lia Hartati

6. Maman Wardiman

7. Neng Iis Nurhayati

8. Nia Sonih

9. Tia Herlia

10. Trinanda Deis

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA


Jalan Gerakan Koperasi No. 003 Majalengka 45411
2017/2018
KONSEP DAN PRINSIP KOMUNIKASI PADA PASIEN DAN
KELUARGA YANG MENDAPAT PERAWATAN PALLIATIVE

A. Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah pertukaran informasi, pikiran, ide, dan perasaan diantara
dua atau lebih individu.
Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiantannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994).
Menjelang ajal atau sakaratul maut adalah suatu keadaan dimana menurut akal
sehat tidak ada harapan lagi bagi klien untuk sembuh “terminal illings”
(wolf/witzel/furngs. 1984 : 661).

B. Cara komunikasi
1. Komunikasi Verbal
Menggunakan kata-kata yang diungkapkan atau ditulis.
Hal yang harus diperhatikan :
a. Kesederhanaan ; Kalimat yang digunakan harus sederhana, mudah
dimengerti, singkat dan jelas.
b. Kejelasan ; Komunikasi bias lebih jelas apabila ada kecocokan dengan apa
yang diungkapkan dan yang diekspresikan oleh wajah serta gerakan tubuh.
c. Tepat waktu dan relevan ; Perawat harus peka terhadap kebutuhan yang
sedang dirasakan oleh pasien.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi yang menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan sikap tubuh.
Hal yang perlu diperhatikan :
a. Sikap tubuh dan cara berjalan ; Sikap tubuh dan cara berjalan dapat
menunjukan suasana hati dan kondisi fisik seseorang. Sikap tubuh yang
tegak, aktif, dan jalannya mempunyai tujuan menunjukan bahwa orang
tersebutu merasa nyaman dan aman secara fisik maupun emosionalnya.

1
b. Ekspresi wajah ; Wajah, terutama mata, otot-otot disekitar mata dan mulut
dapat mengekspresikan macam-macam emosi seperti kegemberiaan,
kesedihan, kemarahan, kekecewaan, ketakutan, malu, dan seterusnya.
c. Gerakan Tangan
Gerakan tangan adalah suatu komunikasi yang penuh arti. Gerakan tangan
bisa mengkomunikasikan macam-macam perasaan.

C. Prinsip komunikasi
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami
dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya,
dan saling menghargai.
3. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut pasien.
4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun
mental.
5. Perawat harus menciptakan suasanan yang memungkinkan pasien memiliki
motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga
tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
6. Perawat mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui
dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun masalah.
7. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya.
8. Memahami arti empati sebagai tindakan yang terapetik.
9. Kejujuran dan komunikasi terbuka.
10. Mampu berperan sebagai role mode agar dapat menunjukan dan menyakinkan
orang lain tentang kesehatan.
11. Altruisme, mendapatkan kepuasaan dengan menolong orang lain secara
manusiawi
12. Bertanggung jawab

2
D. Bantuan yang diberikan saat menjelang ajal
a. Bantuan Emosional
1) Pada Fase Denial
Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial dengan cara
mananyakan tentang kondisinya atau prognosisnya dan pasien dapat
mengekspresikan perasaan-perasaannya.
2) Pada Fase Marah
Biasanya pasien akan merasa berdosa telah mengekspresikan perasaannya
yang marah. Perawat perlu membantunya agar mengerti bahwa masih me
rupakan hal yang normal dalam merespon perasaan kehilangan menjelang
kamatian. Akan lebih baik bila kemarahan ditujukan kepada perawat sebagai
orang yang dapat dipercaya, memberikan ras aman dan akan menerima
kemarahan tersebut, serta meneruskan asuhan sehingga membantu pasien
dalam menumbuhkan rasa aman.
3) Pada Fase Menawar
Pada fase ini perawat perlu mendengarkan segala keluhannya dan mendorong
pasien untuk dapat berbicara karena akan mengurangi rasa bersalah dan takut
yang tidak masuk akal.
4) Pada Fase Depresi
Pada fase ini perawat selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa yang
dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non verbal
yaitu duduk dengan tenang disampingnya dan mengamati reaksi-reaksi non
verbal dari pasien sehingga menumbuhkan rasa aman bagi pasien
5) Pada Fase Penerimaan
Fase ini ditandai pasien dengan perasaan tenang, damai. Kepada keluarga dan
teman-temannya dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerima
keadaanya dan perlu dilibatkan seoptimal mungkin dalam program pengobatan
dan mampu untuk menolong dirinya sendiri sebatas kemampuannya.
b. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Fisiologis

3
1) Kebersihan Diri
Kebersihan dilibatkan untuk mampu melakukan kerbersihan diri sebatas
kemampuannya dalam hal kebersihan kulit, rambut, mulut, badan dan
sebagainya.
2) Mengontrol Rasa Sakit
Beberapa obat untuk mengurangi rasa sakit digunakan pada klien dengan
sakit terminal, seperti morphin, heroin, dsbg. Pemberian obat ini diberikan
sesuai dengan tingkat toleransi nyeri yang dirasakan klien. Obat-obatan
lebih baik diberikan Intra Vena dibandingkan melalui Intra
Muskular/Subcutan, karena kondisi system sirkulasi sudah menurun.
3) Membebaskan Jalan Nafas
Untuk klien dengan kesadaran penuh, posisi fowler akan lebih baik dan
pengeluaran sekresi lendir perlu dilakukan untuk membebaskan jalan nafas,
sedangkan bagi klien yang tida sadar, posisi yang baik adalah posisi sim
dengan dipasang drainase dari mulut dan pemberian oksigen.
4) Bergerak
Apabila kondisinya memungkinkan, klien dapat dibantu untuk bergerak,
seperti: turun dari tempat tidur, ganti posisi tidur untuk mencegah decubitus
dan dilakukan secara periodik, jika diperlukan dapat digunakan alat untuk
menyokong tubuh klien, karena tonus otot sudah menurun.
5) Nutrisi
Klien seringkali anorexia, nausea karena adanya penurunan peristaltik.
Dapat diberikan annti ametik untuk mengurangi nausea dan merangsang
nafsu makan serta pemberian makanan tinggi kalori dan protein serta
vitamin. Karena terjadi tonus otot yang berkurang, terjadi dysphagia,
perawat perlu menguji reflek menelan klien sebelum diberikan makanan,
kalau perlu diberikan makanan cair atau Intra Vena/Invus.
6) Eliminasi

4
Karena adanya penurunan atau kehilangan tonus otot dapat terjadi
konstipasi, inkontinen urin dan feses. Obat laxant perlu diberikan untuk
mencegah konstipasi. Klien dengan inkontinensia dapat diberikan urinal,
pispot secara teratur atau dipasang duk yang diganjti setiap saat atau
dilakukan kateterisasi. Harus dijaga kebersihan pada daerah sekitar
perineum, apabila terjadi lecet, harus diberikan salep.
7) Perubahan Sensori
Klien dengan dying, penglihatan menjadi kabur, klien biasanya
menolak/menghadapkan kepala kearah lampu/tempat terang. Klien masih
dapat mendengar, tetapi tidak dapat/mampu merespon, perawat dan
keluarga harus bicara dengan jelas dan tidak berbisik-bisik.
c. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Sosial
Klien dengan dying akan ditempatkan diruang isolasi, dan untuk
memenuhi kebutuhan kontak sosialnya, perawat dapat melakukan:
1) Menanyakan siapa-siapa saja yang ingin didatangkan untuk bertemu dengan
klien dan didiskusikan dengan keluarganya, misalnya: teman-teman dekat,
atau anggota keluarga lain.
2) Perasaan-perasaan klien sehubungan dengan sakitnya dan perlu diisolasi.
3) Menjaga penampilan klien pada saat-saat menerima kunjungan kunjungan
teman-teman terdekatnya, yaitu dengan memberikan klien untuk
membersihkan diri dan merapikan diri.
4) Meminta saudara/teman-temannya untuk sering mengunjungi dan mengajak
orang lain dan membawa buku-buku bacaan bagi klien apabila klien mampu
membacanya.
d. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Spiritual
1) Menanyakan kepada klien tentang harapan-harapan hidupnya dan rencana-
rencana klien selanjutnya menjelang kematian.
2) Menanyakan kepada klien untuk mendatangkan pemuka agama dalam hal
untuk memenuhi kebutuhan spiritual.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://kalangkangmencrang.blogspot.com/2015/02/komunikasi-pada-pasien-
dengan-penyakit.html
(Di akses pada tanggal 19 September 2018, pukul 10:00 WIB)
http://chaerunnisatia.blogspot.com/2016/11/prinsip-dan-teknik-komunikasi-
dalam.html
(Di akses pada tanggal 19 September 2018, pukul 10:10 WIB)
http://jujuradalahkuncihidup.blogspot.com/2011/06/komunikasi-pasien-
terminal.html
(Di akses pada tanggal 19 September 2018, pukul 10:20 WIB)

Anda mungkin juga menyukai