Anda di halaman 1dari 2

Teori Konseling Trait and Factor

a. Pengertian

Trait and Factor Approach menurut kamus istilah konseling dan terapi, merupakan suatu ancangan
konseling dari Minnesota, dikenal pula sebagai directive-counseling atau counselor centered, memiliki
pandangan dasar bahwa kepribadian manusia merupakan suatu sistem sifat dan faktor yang saling
bergantung. Setiap individu mempunyai sejumlah kemampuan dan potensi seperti, intelegensi umum,
bakat Misalnya abilitas, minat, sikap dan temperamen; konseling bertujuan memfasilitasi perkembangan
sempurna semua aspek melalui memajukan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, sehingga
individu dapat mengelola diri dan lingkungan secara optimal.

b. Kegunaan

Tugas konseling Trait and Factor adalah membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami
dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan diri
dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir. Konseling dilaksanakan dengan membantu
individu untuk memperbaiki kekurangan, ketidakmampuan dan keterbatasan diri; dan membantu
pertumbuhan dan integrasi kepribadian. Pada hubungan konseling, individu diharapkan mampu
menghadapi, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalahnya.

Konseling dengan pendekatan “Trait and Factor” atau pendekatan rasional ini sering disebut konseling
yang direktif (directive counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan
perilakunya menuju pemecahan kesulitannya, ada juga yang menyebutnya sebagai “Clinical Counseling”.
Beberapa pendapat mengenai esensi konseling ini telah dikemukakan oleh para ahli dalam pendekatan
ini yang kesemuanya itu sepenuhnya menggambarkan bahwa konseling ini benar-benar bersifat
“Directive”. Akan tetapi kemudian terdapat perubahan-perubahan pendapat diantaranya mereka.
Pertanyaan-pertanyaan kemudian, seperti dari Williamson, Darley, nampak tidak lagi bersifat “Directive”
atau “Counselor-Centered”.

c. Proses

1. Analisis

Langkah ini merupakan langkah pengumpulan data atau informasi tentang diri klien termasuk sistemnya
serta lingkungannya. Pengumpulan data yang akurat, biasanya dilakukan dengan menggunakan berbagai
metode atau teknik dan berbagai sumber.

2. Sintesis

Langkah untuk merangkum dan mengatur data dari hasil analisis yang sedemikian rupa sehingga
menunjukkan bakat konseli, kelemahan serta kekuatannya, dan kemampuan penyesuaian diri.

3. Diagnosis
Langkah pertama dalam bimbingan dan hendaknya dapat menemukan ketetapan dan pola yang dapat
mengarahkan kepada permasalahannya, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat konseli yang relevan dan
berpengaruh kepada proses penyesuaian diri.

4. Prognosis

Pada langkah ini konselor meramalkan tentang kemungkinan keberhasilan klien dari proses konseling,
artinya meramalkan tentang hasil yang dapat dicapai oleh klien dari kegiatan-kegiatannya selama
konseling, serta merumuskan bentuk bantuan yang sesuai

5. Treatment

Langkah ini merupakan inti dari pelaksanaan konseling. Usaha-usaha pada langkah ini, yakni :

a. Menciptakan atau meningkatkan hubungan baik (establishment good- rapport) antara klien-konselor.

b. Menafsirkan data yang telah ada dan mengkomunikasikan kepada klien.

c. Memberikan saran atau ide kepada klien,atau merencanakan kegiatan yang dilakukan bersama klien.

d. Membantu klien dalam melaksanakan rencana-rencana kegiatan.

e. Menunjukan kepada konselor atau ahli lain untuk memperoleh diagnosa atau konseling dalam
masalah lain.

6. Follow up

Mencakup bantuan kepada konseli dalam menghadapi masalah baru dengan mengingatkannya kepada
masalah sumbernya sehingga menjamin keberhasilan konseling. Usaha-usaha konseling yang dapat
dilakukan pada langkah ini adalah :

a. Apakah klien telah melaksanakan rencana-rencana yang telah dirumuskan atau belum.

b. Bagaimana keberhasilan pelaksanaan rencana itu.

c. Perubahan-perubahan apa yang perlu dibuat jika ternyata belum atau tidak berhasil.

d. Melakukan Referal jika perlu.

Anda mungkin juga menyukai