Secara konsep suatu masalah sebelum masuk ke agenda kebijakan, masalah tersebut
menjadi isu terlebih dahulu. Isu ini akan menjadi langkah awal untuk munculnya
masalah – masalah publik dan bila masalah tersebut mendapat perhatian yang
memadai, maka akan masuk kedalam agenda kebijakan. Isu yang awalnya kecil akan
menjadi isu publik, disaat isu tersebut sudah menjadi isu publik, maka nantinya isu
ini akan diakomodir oleh kelompok – kelompok kepentingan yang ada untuk
disampaikan kepada pembuat kebiajakan daerah untuk menjadi pembahasan bersama.
Berdasarkan Undang – Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan
sehari – hari manusia dan / atau proses alam yang berbentul padat. Berdasarkan Perda
Kota Bandung No. 9 Tahun 2018 pengelolaan sampah adalah kegiatan yang
sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah.
Sampah sudah menjadi masalah besar di kota-kota besar Indonesia, sampah seringkali
dianggap sebagai bahan yang tidak berguna, sejatinya sampah akan meningkat
beriringan dengan kegiatan ekonomi. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola
konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah keberagaman
karakteristik sampah.
Gambar 1.
Data Pengelolaan Sampah
Masih banyak masyarakat yang mengelola sampah dengan pola kumpul, angkut,
buang, upaya peningkatan nilai ekonomi dari sampah. Metode 3R (reduce, reuse,
recycle) yang memungkinkan terjadinya pendaur ulangan sampah secara terus
menerus, sehingga sampah bukan lagi barang yang tidak berguna tetapi menjadi
sebuah komoditi yang bernilai ekonomi tinggi.
Perumusan Perda nomor 9 tahun 2018 merupakan bentuk tanggung jawab dari
pemerintah untuk mengurangi masalah sampah yang ada di Kota Bandung. Isu utama
yang menjadi agenda kebijakan adalah hal yang berkaitan dengan pengelolaan
sampah, agar kedepannya ada suatu sistem yang jelas, tegas dan menyeluruh guna
menjamin kepastian hukum dan juga sebagai landasan bagi pengelolaan sampah serta
kegiatan pembangunan yang lain.