PEDOMAN
Access to Care and Continuity of Care (ACC)
Akses ke Pelayanan & Kelanjutan Perawatan (APKP)
1. PENDAHULUAN
a. RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad adalah badan pelaksanaan Ditkesad
yang bertugas menyelenggarakan fungsi perumah sakitan tertinggi di jajaran
TNI AD yang menjadi kebanggaan prajurit dan masyarakat. Untuk menjadi
kebanggan pelayanan yang diberikan dapat dengan mudah diakses atau
dijangkau dan terjaminnya kelanjutan perawatan secara berkesinambungan.
b. Akses ke pelayanan diharapkan mudah untuk dipahami oleh
pengunjung pasien yang datang berobat ke RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
dengan meminimalkan hambatan yang dapat terjadi dan adanya alur yang
cukup jelas tidak membingungkan. Kelanjutan perawatan merupakan suatu
proses dinamis dan berlangsung terus menerus diberbagai keadaan rawat inap
dan rawat jalan serta departemen dan klinik secara bersama-sama saling
berkoordinasi untuk mencapai pelayanan yang berkesinambungan.
c. Untuk dapat mencerminkan pelayanan kesehatan yang professional dan
komprehensif maka perlu dibuat pedoman akses ke pelayanan dan kelanjutan
perawatan untuk menjamin adanya kesinambungan pelayanan.
4. Landasan.
a. Undang-undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
b. Undang-undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik Kedokteran
c. Instrumen Penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit, Edisi 1 Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
dengan Komisi Akreditasi Rumah sakit (KARS) September 2011
5. Standar
ACC 1 : Rumah Sakit menyiapkan prosedur penerimaan pasien untuk rawat
inap atau didaftarkan sebagai pasien rawat jalan berdasarkan
kebutuhan perawatan kesehatan mereka dan misi serta sumber daya
Rumah Sakit.
ACC 2 : Rumah Sakit merancang dan melaksanakan proses agar dapat
memberikan layanan perawatan yang berkesinambungan di Rumah
Sakit dan mengkoordinasikan kerja antar praktisi perawatan
kesehatan.
ACC 3 : Rumah Sakit memiliki panduan kebijakan tentang rujukan atau
pemulangan bagi pasien.
ACC 4 : Rumah Sakit memiliki prosedur jika pasien dirujuk ke Rumah Sakit
lain berdasarkan status dan kebutuhan untuk memenuhi keperluan
perawatan yang berkelanjutan.
ACC 5 : Rumah Sakit mempunyai proses untuk merujuk, memindahkan atau
memulangkan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan, mencakup
perencanaan transportasi.
BAB I
ADMISI KE RUMAH SAKIT
Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar untuk pelayanan rawat
jalan berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang telah di
identifikasi dan pada misi serta sumber daya rumah sakit yang ada.
Asesmen untuk menilai kebutuhan pelayanan dilakukan dirawat jalan dan rawat inap
yaitu : Proses Penilaian Medis dan Keperawatan Rawat Inap, Proses Penilaian Awal
Medis Dan Keperawatan Rawat Jalan Terintegrasi (prosedur ada di AOP)
Pendaftaran pasien rawat jalan, gawat darurat, rawat inap, observasi pasien,
penitipan pasien
Prosedur :
1. Pendaftaran pasien lama (yang sudah mempunyai no. RM) langsung ke Poliklinik
yang akan dituju.
a. Menyerahkan kartu berobat kepada petugas di loket poliklinik.
b. Petugas loket di poliklinik mencatat no RM.
c. Menerima nomor antrian poliklinik dari petugas loket poliklinik.
d. Pasien diberitahu untuk menunggu di tempat / kamar yang akan dituju.
e. Petugas loket poliklinik menginput data / no RM di computer. (data computer
link dengan bagminpasien).
f. Pada bagian administrasi pasien menyiapkan dan mengantar Rekam Medis.
g. Pasien mendapatkan pelayanan di dipoliklinik dimaksud.
2. Pendaftaran pasien baru (yang belum memiliki no. RM) melalui loket pendaftaran
pasien dan mengikuti prosedur pendaftaran pasien baru.
a. Setiap pasien baru, baik pasien dinas, askes, maupun swasta yang ingin
mendapatkan pelayanan kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
harus mendaftarkan diri pada loket pendaftaran pasien.
b. Pasien diwawancarai oleh petugas loket pendaftaran pasien tentang identitas
dirinya.
c. Petugas loket pendaftaran pasien memasukkan data / identitas diri pasien ke
dalam system komputerisasi.
d. Petugas loket pendaftaran pasien mencetak print out data pribadi pasien
tersebut. Print out tersebut dalam bentuk lembaran ringkasan identitas pasien
serta secara otomatis pada print out tersebut telah dilengkapi dengan nomor
rekam medis pasien yang bersangkutan, yang akan berlaku selamanya.
e. Petugas memberikan kartu berobat yang harus dibawa setiap kali pasien
ingin mendapatkan pelayanan kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad.
f. Pasien menuju ke Poliklinik yang dituju.
Tujuan :
1. Tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
2. Tersedianya pedoman bagi petugas terkait terhadap pelayanan kesehatan pasien.
3. Terciptanya ketertiban dan kenyamanan pelayanan pasien
Kebijakan :
Setiap pasien yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan harus melalui tempat
pendaftaran pasien
Prosedur :
1. Menyapa keluarga pasien / pasien dengan selamat pagi, siang, sore dan malam
ada yang bisa di bantu ?.
2. Mempersilahkan keluarga pasien / pasien untuk duduk.
3. Tanyakan apakah ada surat pengantar Rawat Inap atau tudak ?
4. Tawarkan mau minta kelas berapa, dengan menunjukan daftar harga Rawat Inap.
(jika pasien swasta)
5. Jelaskan harga kamar dan fasilitasnya. (jika pasien swasta)
6. Tanyakan apakah ada asuransi atau dari perusahaan penanggung biaya. (jika
pasien swasta)
7. Petugas menginput identitas pasien dari data kartu berobat.
8. Jelaskan kepada pasien dan penanggung jawab pasien mengenai biaya – biaya,
tata tertib, dan peraturan yang ada (Informasi Umum) di RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad.
9. Anjurkan penganggung jawab pasien untuk membayar uang muka Rawat Inap di
kasir. (jika pasien swasta)
10. Menjelaskan kepada pasien dan penanggung jawab pasien untuk membawa
formulir rekam medis masuk rawat dan diberikan kepada perawat di IGD / Poliklinik.
4. Observasi Pasien
Pasien dengan kondisi tidak stabil tidak boleh dilakukan transportasi, pasien
dipertahankan pada tempat tersebut untuk dilakukan observasi dan monitoring kondisi
pasien.
Prosedur
1. Dokter jaga memutuskan pasien yang memerlukan observasi.
2. Observasi dilakukan oleh Dokter Jaga dan Perawat.
3. Observasi dilakukan tiap 5-15 menit sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya.
Hal yang perlu diobservasi :
a. Keadaan umum pasien.
b. Kesadaran pasien.
c. Airway (jalan nafas).
d. Tanda-tanda vital.
4. Apabila dalam masa observasi keadaan pasien memburuk maka perawat yang
melakukan observasi akan melaporkan kepada Dokter Jaga.
5. Dokter jaga melakukan Re-Asessment terhadap kondisi pasien.
6. Observasi kepada pasien di ruang IGD dilakukan maksimal dalam waktu 8
(delapan) jam selanjutnya diputuskan apakah pasien boleh pulang / masuk rawat
inap / rumah sakit lain.
7. Jika pasien diputuskan untuk masuk rawat tetapi tempat tidak tersedia maka
mengikuti prosedur penitipan pasien.
8. Perkembangan pasien selama observasi dicatat dalam lembar observasi pasien.
5. Penitipan Pasien
Pengertian :
Menitipkan pasien ke tempat perawatan lain di dalam lingkungan rumah sakit sebagai
upaya untuk memenuhi kebutuhan perawatan dikarenakan tidak tersedianya ruang
perawatan yang sesuai dengan keinginan / penyakit yang diderita / status /
kepangkatan.
Tujuan :
1. Pasien mendapat perawatan sesuai dengan kebutuhan.
2. Rumah sakit memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya sesuai kemampuan
yang dimiliki.
3. Rumah sakit tidak menelantarkan pasien.
Kebijakan :
Pasien diterima di rumah sakit sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang
dimiliki oleh rumah sakit.
Prosedur :
1. Pasien dapat dititipkan pada kamar lain pada ruangan yang sama bila kamar
yang dituju tidak dapat dimasuki oleh pasien dengan alasan yang jelas.
2. Jika sudah tersedia tempat tidur yang sesuai dengan kamar pasien maka segera
dipindahkan ke tempat yang dimaksud.
3. Pada ruangan yang sama tidak bisa maka pasien dititipkan pada ruangan lain
yang sesuai dengan kategori administrasi ataupun kasus penyakitnya.
4. Jika sudah tersedia tempat tidur yang sesuai dengan kamar (penyakit pasien)
maka segera dipindahkan ke tempat yang dimaksud.
5. Jika tidak ada tempat tidur yang tersedia di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
maka pasien dititipkan di Paviliun Yanmasum. Penempatan disesuaikan dengan
kebijakan yang berlaku di Paviliun Yanmasum.
6. Jika sudah ada tempat di ruang rawat RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad maka
segera pasien dipindahkan ke RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dan ditempatkan
pada kamar yang sesua.
7. Untuk kasus yang membutuhkan ICU, bila tidak ada tempat di ICU maka boleh
dititipkan di Paviliun Yanmasum dan sesuai dengan kebijakan yang berlaku di
Paviliun Yanmasum.
8. Bila sudah ada tempat di ICU RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad maka segera
pasien dipindahkan ke ICU RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
9. Menitipkan pasien pada kamar lain ataupun ruang rawat lain dengan mengetahui
tertulis dari kepala ruangan. (dituliskan mengetahui kepala ruangan dan diberi
paraf kepala ruangan pada lembar catatan terintegrasi) diluar jam kerja
persetujuan bisa diberikan oleh Perawat Kepala Jaga Koordinator / Jaga Unit.
10. Menitipkan pasien di Paviliun Yanmasum dengan mengetahui tertulis dari Kepala
Rumah Sakit / Dirbinyanmed (mengisi formulir penitipan pasien ke di Paviliun
Yanmasum, formulir tersedia di IGD) diluar jam kerja persetujuan bisa diberikan
oleh Pawas Medik / Perawat Kepala Jaga Koordinator.
11. Jika tidak ada tempat tidur perawatan yang tersedia di RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad maupun di Paviliun Yanmasum maka pasien dirujuk ke RS lain yang
memiliki sarana sesuai kebutuhan pasien dengan prosedur merujuk pasien.
APK.1.1.1
Prosedur Triase
Pengertian :
Sistem pembagian / klasifikasi prioritas pasien berdasarkan tingkat kegawat daruratan
trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan memerlukan
tindakan segera.
Tujuan :
Memilah atau menggolongkan pasien yang datang ke IGD dan menetapkan prioritas
penanganan.
Kebijakan :
Pasien emergensi atau yang memerlukan palayanan segera diberikan prioritas untuk
pemeriksaan dan pengobatan.
Prosedur :
1. Pasien datang diterima di ruang triage IGD.
2. Diruang Triage dilakukan anamnesa dan pemeriksaan singkat dan cepat
(selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh Dokter Jaga / Perawat.
3. Bila jumlah pasien / korban > 20 maka triage dilakukan di dihalaman belakang
IGD (parker ambulance).
4. Pasien dibedakan menurut kegawatannya dengan member kode :
a. Segera-Immediate (merah). Pasien mengalami cedera mengancam jiwa
yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera.
b. Tunda-Delayed (kuning). Pasien memerlukan tindakan definitif tetapi tidak
ada ancaman jiwa segera.
c. Minimal (hijau). Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan
menolong diri sendiri atau mencari pertolongan.
d. Expectant (hitam).Pasien mengalami cedera mematikan dan akan
meninggal meski mendapat pertolongan.
5. Pasien / korban mendapat prioritas pelayanan dengan urutan warna : Merah,
Kuning, Hijau, Hitam.
6. Pasien kategori triage Merah dapat langsung diberikan pengobatan diruang
tindakan IGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut pasien dapat
dipindahkan ke Kamar Operasi atau dirujuk ke RS lain.
7. Pasien kategori triage Kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat
dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien kategori
triage Merah selesai ditangani.
8. Pasien kategori triage Hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan, atau bila
memungkinkan dapat dipulangkan.
9. Pasien kategori triage Hitam jika sudah dinyatakan meninggal maka dipindahkan
ke Kamar Jenazah.
APK.1.1.2
Kebutuhan pasien akan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif.
Penilaian kebutuhan pasien dilakukan pada Asessment Awal untuk menentukan
kebutuhan preventif / paliatif / kuratif / rehabilitative yang sesuai dengan kondisi
pasien. (Prosedur assessment pasien ada di AOP).
APK.1.1.3
Waktu tunggu pelayanan / Penundaan Pelayanan
Pengertian :
Waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dan
rawat inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter.
Lamanya waktu tunggu ditetapkan melalui standar pelayanan minimal. Waktu tunggu
yang lama beresiko menurunkan kepuasan pasien dan dapat menurunkan mutu
pelayanan kesehatan. (Prosedur pemberian informasi tentang penundaan pelayanan
ada di MCI).
APK.1.2
General Concent / Persetujuan Umum
Pedoman pemberian General Concent / Persetujuan Umum :
1. Pemberian informasi mengenai persetujuan umum di lakukan pada saat
mendaftar di loket rawat inap.
2. Penjelasan Informasi Umum dilakukan oleh petugas Rekam Medis.
3. Setelah diberikan penjelasan pasien / keluarga menandatangani tanda telah
mengerti dan memahami.
4. Petugas yang memberikan penjelasan juga harus menandatanganinya.
5. Orang yang dianggap memiliki tanggung jawab orangtua/ pengganti pemberi
persetujuan dalam keadaan pasien tidak kompeten:
a. Orang tua si anak, bila si anak lahir sebagai anak dari pasangan suami isteri
yang sah.
b. Ibu si anak, bila si anak lahir dari pasangan yang tidak sah hubungan perdata
dg si ibu.
c. Wali: orang tua angkat, atau Lembaga Pengasuh yang sah berdasarkan UU
Nomor 23 Tahun 2004 tentang Perlindungan Anak.
d. Orang yang secara adat/budaya dianggap sebagai wali si anak, dalam hal tidak
terdapat yang memenuhi a, b dan c.
e. Dokter tidak dibebani kewajiban untuk membuktikan hal-hal di atas, bila ragu
ragu maka dokter dapat meminta keterangan kepada pihak-pihak yang
berwenang
Lampiran :
Formulir General Concern / Persetujuan Umum.
APK.1.1.3
Mengatasi hambatan dalam penerimaan pasien
Pengertian :
Upaya yang dilakukan oleh rumah sakit untuk mengatasi adanya kendala dalam
memberikan pelayanan tertutama saat penerimaan pasien.
Tujuan :
Didalam proses penerimaan pasien kendala yang mungkin terjadi telah diantisipasi
terlebih dahulu.
Kebijakan :
Dalam memberikan pelayanan rumah sakit berusaha mengurangi kendala fisik,
bahasa dan budaya serta penghalang lainnya yang dapat mengganggu atau
menimbulkan permasalahan dalam proses penerimaan pasien.
Prosedur :
1. Upaya mengurangi kendala fisik:
a. Menyediakan kursi roda yang bisa digunakan oleh pasien jika ingin berobat
pada lobby rumah sakit.
b. Memberikan lampu penerangan pada area loket pendaftaran.
c. Koridor rumah sakit yang cukup lebar.
2. Upaya mengurangi kendala bahasa dan budaya :
a. Daftar nama penterjemah bahasa asing dan bahasa daerah.
b. Daftar nama petugas yang mampu berbahasa isyarat untuk pasien tuna
rungu.
3. Upaya mengurangi kesalahan arah tempat tujuan :
a. Penunjuk arah yang mudah dibaca.
b. Adanya penunjuk arah disetiap persimpangan.
c. Pemberian warna gedung.
Lampiran :
Daftar nama Penterjemah Bahasa Asing
Daftar warna gedung
APK.1.4
Kriteria Masuk / Pindah ICU
Kriteria masuk ICU harus disusun berdasarkan masalah klinis, harapan untuk pulih
kembali dan keuntungan terapi intensif. Dokter perujuk atau pemilik pasien
bertanggung jawab untuk meminta perawatan intensif dan segera memindahkan
pasien ke ruang perawatan lain jika telah memenuhi kriteria pindah. Semua pasien
yang dirawat di ruang ICU harus sesuai dengan indikasi dan kriteria yang telah
ditetapkan.
Bila pasien dirawat bersama oleh beberapa dokter dari berbagai disiplin ilmu
harus segera ditunjuk seorang DPJP utama dan satu atau lebih DPJP tambahan
sesuai dengan bidang penyakit yang terkait menangani pasien tersebut.
Pasien yang pindah / alih rawat ke ruang perawatan lain DPJP bisa saja tidak
berubah tetapi Case Manager berubah terjadi peralihan Case Manager sesuai dengan
ruang rawat tempat pasien berada.
Lampiran :
Pedoman Penyelenggaraan dan Penerapan DPJP.
Uraian Tugas Case Manager.
Formulir DPJP dan Case Manager
BAB III
PEMULANGAN PASIEN
Pemulangan Pasien
Pengertian :
Tujuan :
Prosedur pemulangan pasien yang sudah tidak memerlukan perawatan di rumah
sakit.
Kebijakan :
Pasien dinyatakan oleh pulang apabila keadaan pasien sudah memenuhi kriteria
pasien pulang sesuai SPM
Prosedur :
1. Dokter menginformasikan kepada pasien bahwa pasien boleh pulang
2. Dokter menginstruksikan kepada perawat bahwa pasien boleh pulang dan
melengkapi :
a. Resume pulang medis
b. Surat istirahat sakit
c. Resep obat yang dibawa pulang
3. Perawat membuat resume pulang keperawatan dan melengkapi formulir yang
telah dibuat oleh dokter yang merawat.
4. Perawat melakukan pengecekan ulang mengenai tindakan-tindakan pelayanan
yang telah dilakukan.
5. Perawat melakukan pengecekan ulang mengenai tindakan-tindakan pelayanan
yang telah dilakukan.
6. Untuk pasien dinas : tidak perlu mengurus administrasi bisa langsung pulang.
Administrasi dilaporkan ke bagian administrasi langsung oleh petugas ruang rawat
inap.
7. Untuk pasien askes :
a. Perawat membuat perincian dan menginformasikan pelayanan yang telah
dilakukan kepada petugas administrasi
b. Pihak administrasi verifikasi data dan jaminan pasien
c. Keluarga menyelesaikan administrasi dengan petugas askes.
d. Menyerahkan bukti penyelesaian administrasi askes kepada perawat
yang bertugas
8. Untuk pasien swasta :
a. Perawat membuat perincian dan menginformasikan pelayanan yang
telah dilakukan kepada petugas administrasi
b. Pihak administrasi verifikasi data.
c. Petugas administrasi menginformasikan total biaya rawat inap kepada
pasien/keluarga pasien
d. Keluarga pasien mengurus pembayaran di kasir
e. Keluarga menyelesaikan administrasi dengan petugas askes.
f. Menyerahkan bukti pembayaran kepada perawat yang bertugas
9. Perawat memberikan surat pulang, obat, dan edukasi kepada pasien.
10. Perawat mengantar pasien sampai ke tempat penjemputan
Suatu bagian dari rekam medis yang merangkum sebab pasien masuk rumah sakit,
temuan significant, prosedur yang dijalankan, pengobatan yang diberikan, kondisi
pasien saat pulang dan instruksi-instruksi khusus lainnya yang diberikan kepada
pasien atau keluarga pasien.
Tujuan :
1. Menjamin kontinuitas perawatan dan meningkatkan kemandirian pasien.
2. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan.
3. Meningkatkan keamanan untuk menjaga keselamatan pasien.
4. Mempertahankan mutu pelayanan.
Kebijakan :
Semua pasien yang pulang perawatan dari RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad sudah
dibuatkan resume.
Prosedur :
1. Resume tentang perawatan pasien disiapkan ketika keluar rumah sakit.
2. Setiap orang yang berwenang dapat menyusun resume medis pasien pulang,
misalnya dokter, petugas medis atau karyawan.
3. Salinan resume medis pasien pulang disimpan dalam catatan pasien.
4. Satu salinan diberikan kepada pasien, bila sesuai, keluarganya, dan bila sejalan
dengan kebijakan rumah sakit atau kebiasaan umum yang sejalan dengan
kebijakan rumah sakit atau kebiasaan umum yang sejalan dengan hukum san
budaya yang berlaku.
5. Salinan resume medis pasien pulang juga diberikan kepada praktisi yang
bertanggung jawab atas perawatan pasien selanjutnya atau proses tindak
lanjutnya.
6. Resume medis harus mempedomani hal-hal berikut ini :
Resume medis pasien pulang disiapkan oleh individu yang berwenang.
Salinan resume medis pasien pulang disimpan dalam catatan medis pasien.
Pasien diberi salinan resume medis pasien pulang, kecuali jika bertentangan
dengan kebijakan rumah sakit, hukum atau budaya setempat.
Salinan resume medis pasien pulang diberikan kepada praktisi yang
bertanggung jawab atas perawatan lanjutan atau proses tindak-lanjut pada
pasien.
Ada kebijakan dan prosedur yang menentukan kapan resume medis pasien
pulang harus dilengkapi dan disimpan.
Tujuan :
Adanya pernyataan tertulis tentang penolakan perawatan yang diberikan untuk
menghindari tuntutan hukum terhadap rumah sakit.
Kebijakan :
Semua pasien yang pulang atas permintaan sendiri tetap diberikan informasi
mengenai penyakitnya, perawatan dan pengobatan serta alternatif tindakan yang
diperlukan.
Prosedur :
1. Perawat menerima permintaan pulang dari pasien.
2. Perawat menghubungi DPJP dan memberitahukan bahwa pasien atau keluarga
mempunyai keinginan untuk pulang atas keinginan sendiri.
3. Jika diluar jam kerja maka yang dihubungi adalah Dokter jaga.
4. Pasien / keluarga diberikan penjelasan tentang kondisi pasien serta risiko yang
terjadi apabila pasien diajak pulang sebelum diijinkan oleh dokter yang merawat.
5. Penjelasan dilakukan oleh DPJP / Dokter Jaga dengan didampingi oleh perawat
yang bertugas pada saat itu di ruangan.
6. Pasien / keluarga yang berwenang mengisi surat penolakan tindakan yang isinya
penolakan terhadap perawatan di rumah sakit dan dengan jelas menuliskan
alasan penolakan pada tempat yang tersedia.
7. DPJP / Dokter Jaga memberikan penjelasan bahwa pasien tetap bisa kembali
untuk melanjutkan perawatan ataupun kontrol ke RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad
8. Mempersiapkan administrasi pasien yang dilakukan oleh petugas administrasi
rumah sakit.
9. DPJP membuat resume pulang dan menyerahkannya kepada keluarga pasien.
10. Perawat melepaskan semua peralatan medis yang masih dipakai pasien setelah
pasien (keluarga) menyerahkan bukti pembayaran administrasi;
11. Perawat menggunting gelang pasien dan membuangnya.
Pemulangan pasien diluar jam kerja adalah Pasien rawat inap yang pulang atau
terpaksa dipulangkan baik karena alasan medis telah Meninggal dunia, ataupun bisa
dinyatakan pulang yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter tetapi diluar jam
kerja normal seperti :
Prosedur :
1. Pada saat pasien akan pulang, perawat membuat perincian yang berisi semua
data tindakan dan jumlah tagihan yang dikenakan terhadap pasien,
2. Penanggung jawab Shift melengkapi : Resume pulang dan resume keperawatan.
3. Untuk pasien dinas : bisa langsung pulang setelah mendapat ijin dan menerima
resume pulang.
4. Untuk pasien Askes (Jaminan) dan Swasta : keluarga meninggalkan surat jaminan
rawat ke ruang perawat serta deposit sejumlah uang dibagian administrasi
5. Keluarga menyelesaikan administrasi pada hari kerja.
Cuti Perawatan
Pengertian :
Tujuan :
4. Memenuhi hak pasien.
5. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk beradaptasi dan berinteraksi
dengan lingkungan di luar rumah sakit.
Kebijakan :
Pasien diperlakukan sebagai subyek hukum yang mempunyai kepentingan
kemanusiaan.
Prosedur :
1. Perawat menerima formulir permintaan dari pasien untuk keluar rumah sakit
dalam waktu sementara / cuti perawatan dengan didampingi oleh
penanggungjawabnya.
2. Perawat memeriksa formulir permintaan cuti perawatan.
3. Perawat melaporkan pada DPJP tentang permintaan pasien / keluarga.
4. Dokter DPJP memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai ijin
sementara karena masih perlu perawatan lanjut
5. Dokter DPJP memastikan bahwa kondisi pasien tersebut layak untuk keluar RS
sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
6. Dokter melengkapi catatan medis tentang kondisi terakhir pasien dengan disertai
contact person.
7. Pasien atau keluarga melakukan deposit sebesar perkiraan biaya perawatan
sebelumnya serta biaya ambulance selama ijin pulang sementara. (jika pasien
swasta).
8. DPJP dan Kepala Ruangan menandatangani surat cuti perawatan.
9. Formulir permohonan cuti dari pasien / keluarga disimpan dalam rekam medis
pasien.
11. Apabila setelah batas waktu yang ditentukan, pasien belum kembali ke RS, maka
perawat menghubungi pasien melalui contact person dan memberikan KIE
kepada pasien/ yang bertanggung jawab terhadap pasien.
12. Apabila setelah diberi KIE oleh perawat tetapi pasien tetap tidak bersedia kembali
ke RS maka perawat menghubungi dokter DPJP (via telpon)
13. DPJP memberi KIE kepada pasien / yang bertanggung jawab terhadap pasien.
(via telpon)
14. Setelah diberikan KIE oleh DPJP, kalau pasien / yang bertanggung jawab
keluarga tetap menolak kembali ke RS, maka pasien diminta untuk
menandatangani form penolakan tindakan ( melanjutkan perawatan ) dinyatakan
pulang atas permintaan sendiri.
BAB IV
TRANSFER PASIEN
2) Pasien dirujuk oleh DPJP atau dokter lain yang ditunjuk sesuai
ketentuan
Lampiran :
Formulir SBAR
Formulir Merujuk Pasien
Formulir Observasi Pasien
Formulir Konsultasi
BAB V
TRANSPORTASI
Permintaan Ambulans
Pengertian :
Keinginan untuk mendapatkan pelayanan ambulans dalam satu waktu tertentu.
Tujuan :
1. Mendapatkan alat transportasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien.
2. Adanya tertib administrasi dalam pelayanan ambulans.
3. Penggunaan ambulans sesuai dengan prosedur dan tepat sesuai kebutuhan
pasien
Kebijakan :
Rumah sakit bertanggung jawab terhadap transportasi yang digunakan oleh pasien,
pemakaian alat transportasi sesuai dengan kebutuhan pasien.
Prosedur :
A. Permintaan internal rumah sakit :
1. Mengisi formulir permintaan ambulans.
2. Menyerahkan kepada penanggung jawab ambulans.
3. Petugas ambulans / perawat IGD memberikan penjelasan kepada keluarga
pasien mengenai :
Orang yang boleh ikut serta dalam ambulans.
Jumlah penyerta dalam ambulans.
Selama dalam transportasi pasien akan berada dalam pengawasan
petugas.
Jika terjadi kondisi emergensi terhadap pasien petugas akan melakukan
pertolongan pertama di dalam mobil ambulance.
4. Mengisi lembar persetujuan tindakan.
B. Permintaan eksternal rumah sakit :
1. Dapat menghubungi langsung pelayanan ambulans IGD RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad. No. Telp : ......
2. Petugas yang menerima telepon mencatat :
identitas orang yang meminta pelayanan ambulance(nama, alamat, no.
Telp).
Mencatat alamat yang akan dituju.
3. Petugas IGD menyerahkan data tsb ke penanggung jawab ambulans.
4. Penangung Jawab ambulans melakukan konfirmasi dengan menghubungi
kembali dengan menghubungi no telp yang telah diberikan.
5. Penangung Jawab ambulans memberikan penjelasan lewat telp tentang :
Orang yang boleh ikut serta dalam ambulans.
Jumlah penyerta dalam ambulans.
Selama dalam transportasi pasien akan berada dalam pengawasan
petugas.
Jika terjadi kondisi emergensi terhadap pasien petugas akan melakukan
pertolongan pertama di dalam mobil ambulance.
Mencatat hal yang telah dijelaskan dan nama serta hubungan dengan
pasien, orangyang menerima penjelasan.
Pemeliharaan Ambulance RS
Pengertian :
Prosedur untuk menjaga kualitas kendaraan transport yang dimiliki rumah sakit agar
terjamin keamanan dalam memberikan pelayanan.
Tujuan :
1. Menjaga kualitas ambulans yang digunakan.
2. Selalu tersedia ambulans yang siap pakai.
Kebijakan :
1. Pemeliharaan dan perawatan ambulans menjadi tanggung jawab rumah sakit
dalam memberikan pelayanan transportasi yang aman.
2. Pemeliharaan ambulance menjadi tanggung jawab bersama IGD dengan bagian
angkuta rumah sakit.
Prosedur :
1. Pengecekan dilakukan setiap hari, menggunakan format checklist yang sudah
ada.
2. Pengecekan dilakukan oleh penanggung jawab ambulans.
3. Service berkala mesin kendaraan dilakukan rutin sesuai jadwal yang ada.
4. Service mesin kendaraan dilakukan oleh bagian angkutan.
5. Maintenance ambulance dibuatkan rencana program selama satu tahun dan
pelaksanaan disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat ataupun sesuai
kondisi (jika ada hal yang segera untuk diperbaiki).
6. Pemeliharaan yang dilakukan harian :
Bensin dan oli kendaraan
Radiator
Battery / accu
Rem
Roda (termasuk roda cadangan)
Lampu depan dan lampu rem
Turns signal / lampu belok / sen
Emergency warning lights / lampu rotator
Wipers
Horn / bell dan sirene
Pintu kanan, kiri dan belakang
Alat komunikasi / system komunikasi
Air conditioning
Ventilation system