Anda di halaman 1dari 27

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN

PERUMAHAN BERSUBSIDI STUDI PADA PERUMAHAN BATURAJA INDAH DI


KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
TAHUN 2017

Oleh:
Robianto Cakrahardinata

Abstrak

Skripsi ini membahas tentang terjadinya ketimpangan terhadap pemerataan pemenuhan


kebutuhan perumahan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. terjadinya pertumbuhan
penduduk dengan distribusi yang tidak merata. Sebagai konsekuensi dari kondisi tersebut
mengakibatkan kebutuhan sarana dan prasarana perkotaan semakin meningkat terutama
kebutuhan akan perumahan, sementara pengadaannya masih sangat terbatas. Penulis
mengangkat masalah ini, bagaimana Implementasi Pelaksanaan Pembangunan Perumahan
Bersubsidi Studi pada Perumahan Baturaja Indah di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun
2017.

Kata kunci: Distribusi, konsekuensi, bersubsidi, implementasi.

1.1. Latar Belakang dan peningkatan kualitas generasi

Perumahan dan permukiman mendatang. Setiap orang tentu

merupakan salah satu sektor yang mendambakan dan menginginkan untuk

strategis dalam upaya membangun memiliki rumah, sebagaimana ungkapan

manusia Indonesia yang seutuhnya. dari kata hikmah yang sangat popular, “

Sebagai salah satu kebutuhan mendasar Baitii Jannatii “ yang artinya “ rumahku

manusia, perumahan dan permukiman adalah surgaku “, atau sebagaimana yang

juga mempunyai fungsi yang cukup dikatakan Hillary Rodham Clinton dalam

komplek, diantaranya dalam mendukung bukunya yang berjudul It Taks A Village,

pembinaan dan terselenggaranya “ tak ada tempat seaman rumah.....tak ada

pendidikan keluarga, persemaian budaya yang senyaman rumah “.


Pembangunan perumahan dan pemukiman Penyelenggaraan rumah dan perumahan

merupakan bagian dari proses perjalanan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

panjang suatu bangsa yang rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar

diaktualisasikan secara berkelanjutan manusia bagi peningkatan dan pemerataan

dalam berbagai program yang relevan. kesejahteraan rakyat.

Realisasi terhadap kebijakan Dari pendapat tersebut

pembangunan perumahan yang dimulai menggambarkan bahwa faktor

dari perencanaan, proses pelaksanaan, kelangsungan suatu objek pembangunan

serta hasil-hasil yang telah diperoleh dengan konsep berkelanjutan dari

perlu mendapat perhatian dan penanganan berbagai macam komponen yang sinergis

dari pemerintah. Penempatannya harus sesuai dengan tata ruang wilayah

sesuai dengan kerangka dasar upaya merupakan syarat mutlak yang perlu

peningkatan dan pemerataan kebutuhan diperhatikan. Terciptanya pola

perumahan bagi kesejahteraan pembangunan perumahan dan

masyarakat. Dalam kaitan itu kiranya pemukiman yang lebih ideal harus

perlu diperhatikan pola umum berjalan sesuai dengan konsep Rencana

kebijaksanaan pembangunan, perumahan Umum Tata Ruang (RUTR) perkotaan.

dan pemukiman, baik pertanahan, pembangunan perumahan tidak terlepas

pembiayaan dan kelembagaan serta dari peran dan dukungan pemerintah

unsur-unsur penunjang pembangunan sekaligus merupakan bagian dari tugas

perumahan dan pemukiman lainnya. Pemerintah Daerah karena menyangkut

Menurut Undang-undang Nomor 1 berbagai aspek kehidupan.

Tahun 2011 tentang perumahan dan Fenomena yang menjadi persoalan

kawasan pemukiman, secara jelas diatas adalah masih terjadinya

dinyatakan dalam Pasal 19 (1) ketimpangan terhadap pemerataan


pemenuhan kebutuhan perumahan bagi pemerataan tersebut, maka pengembang/

masyarakat yang berpenghasilan rendah, pemerintah memberikan fasilitas

Untuk memperoleh rumah dengan Pembangunan Perumahan besubsidi di

fasilitas kredit selalu dihadapkan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu.

berbagai macam peraturan administrasi Sesuai dengan amanat Undang-

yang dipersyaratkan, sehingga kegiatan undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang

operasional yang dilakukan oleh pihak, Perumahan dan Kawasan Pemukiman,

bank BTN selaku lembaga pembiayaan maka Pemerintah Kabupaten OKU selaku

pembangunan melalui developer terkesan daerah otonom menindak lanjutinya

kaku dan formal, dari 72 calon penghuni dengan mengeluarkan Peraturan Daerah

rumah/pemohon rumah bersubsidi untuk Kabupaten Ogan Komering Ulu Nomor 9

sementara ada 22 orang calon penghuni Tahun 2016 Pasal 2 huruf (d) tentang

rumah/ pemohon yang disetujui/acc untuk Pembentukan Dinas Perumahan dan

menerima rumah bersubsidi.. Kawasan Permukiman Tipe C

Salah satu bentuk nyata dari menyelenggarakan urusan pemerintahan

fenomena tersebut adalah dalam hal masih bidang perumahan dan kawasan

sulitnya akses kepemilikan para calon permukiman.

penghuni yang dihadapkan dengan Permasalahan

berbagai persyaratan-persyaratan yang Permasalahan yang dihadapi oleh

ketat, disamping proses pendaftaran yang sektor perumahan dan pemukiman di

diatur secara mendetail, sehingga pada Kabupaten OKU pada saat ini dan

tahap untuk dapat mendaftarkan diri mendatang adalah terjadinya pertumbuhan

sebagai calon penghuni perumahan perlu penduduk dengan distribusi yang tidak

melalui proses penyaringan yang cukup merata. Sebagai konsekuensi dari kondisi

berat. Terhadap fenomena ketimpangan tersebut mengakibatkan kebutuhan sarana


dan prasarana perkotaan semakin Tujuan Penelitian

meningkat terutama kebutuhan akan Sesuai dengan masalah penelitian

perumahan, sementara pengadaannya yang dirumuskan diatas, maka yang

masih sangat terbatas. menjadi tujuan penelitian ini adalah

Berawal dari kenyataan tersebut, mengetahui proses pelaksanaan program

maka terhadap pembangunan perumahan pembangunan perumahan Baturaja Indah

di Baturaja Kabupaten OKU dalam di Kabupaten Ogan Komering Ulu.

kenyataannya masih dihadapkan pada Signifikansi Teoritis

situasi yang sangat dilematis, baik dari Kegunaan teoritik yang dapat

sisi pemenuhan kebutuhan akan ditarik dari penelitian ini adalah berupa

perumahan maupun dari sisi pemerataan proposisi-proposisi guna pengembangan

dan kepemilikan, sehingga solusi yang dunia akademik, serta dapat menjadi

mengarah kepada penciptaan pola bahan acuan bagi penelitian berikutnya

kebijakan yang lebih responsif khususnya yang berhubungan dengan implementasi

terhadap pemenuhan kebutuhan pelaksanaan program pembangunan

perumahan bagi masyarakat perumahan bersubsidi.

berpenghasilan rendah merupakan suatu Signifikansi Praktis

isu yang dinilai strategis untuk dicari jalan Secara praktis diharapkan berguna

keluarnya secara komprehensif. Dengan bagi kalangan penentu/ pembuat

demikian penulis menganggap perlu kebijakan di Pemerintah Kabupaten

untuk mengadakan penelitian terhadap OKU sebagai masukan yang bersifat

implementasi pelaksanaan program alamiah dalam pengambilan keputusan

pembangunan perumahan bersubsidi di khususnya menyangkut program

Baturaja Indah di Kabupaten OKU. perumahan bersubsidi di Kabupaten

OKU.
Kerangka Teori Artinya, dalam merumuskan kebijakan

Kebijakan Pembangunan Perumahan publik tentunya tidak terlepas dari

Bersubsidi berbagai kepentingan. Hal ini disebabkan

Pertambahan penduduk daerah karena terdapat banyak faktor atau

perkotaan mengakibatkan kebutuhan kekuatan - kekuatan yang berpengaruh

sarana dan prasarana perkotaan semakin terhadap proses pembuatan kebijakan

meningkat terutama kebutuhan negara tersebut.

perumahan. Sementara pengadaan Dalam menentukan pembuatan

perumahan daerah perkotaan sangat suatu kebijakan pada dasarnya

terbatas, sehingga masalah pemenuhan memerlukan suatu pendekatan tertentu,

kebutuhan perumahan sampai saat ini maka model tahapan atau proses dalam

masih sulit dipecahkan, terutama bagi pembuatan kebijakan publik diperlukan

masyarakat berpenghasilan rendah. Untuk untuk memecahkan masalah.

mengatasi akumulasi permasalahan yang Sebagaimana diungkapkan oleh Ripley

semakin kompleks dalam pembangunan (1995) prosesnya adalah (1) Agenda of

perumahan, maka perlu dirumuskan Goverment : masalah yang ada di

secara eksplisit suatu kebijakan yang masyarakat menjadi agenda pemerintah,

pengaturannya menjadi tanggung jawab (2) Formulation and Legitimation of

pemerintah. Goals and Program : pengumpulan

Suatu kebijaksanaan negara dibuat informasi, analisa dan penyebarluasan, (3)

bukan untuk kepentingan politis Program Implementation : proses

(misalnya guna mempertahankan status pencarian dan pengerahan sumber daya

quo pembuat keputusan) tetapi justru untuk mewujudkan tercapainya tujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan hidup yang ditetapkan, (4) Evaluation of

anggota masyarakat secara keseluruhan. Implementation Performance and Impacts


: menilai bagaimana implementasi menciptakan iklim sehingga masyarakat

kebijakan dan dampak yang ditimbulkan, berpenghasilan rendah dapat menjangkau

(5) Decision Absent the Future of Policy dan menikmati hasil-hasil pembangunan

and Program : menentukan apakah perumahan dan pemukiman. Hal ini

program atau kebijakan tersebut dilatarbelakangi oleh meski perumahan

dianjurkan dengan berbagai perbaikan memiliki fungsi yang penting, tapi

atau dibatalkan6. sebagian besar masyarakat tidak mudah

Untuk merumuskan kebijakan untuk mendapatkannya. Ada kesenjangan

umum perumahan dan pemukiman, perlu yang cukup lebar antara daya beli

ditentukan dengan tegas kelompok masyarakat dengan harga jual rumah,

sasaran (target group). Hal ini disebabkan dengan kenaikan harga jual rumah jauh

karena permasalahan umum perumahan lebih cepat ketimbang peningkatan

adalah meningkatnya dengan pesat pendapatan masyarakat. Maka dari itu,

kebutuhan perumahan di perkotaan dibutuhkan kerjasama dan dukungan

khususnya bagi masyarakat berbagai pihak, khususnya dari sektor

berpenghasilan rendah, dan makin perbankan untuk membantu membiayai

mahalnya biaya pembangunan perumahan pembelian rumah. Pada tataran lain,

dan pemukiman. perubahan sosial ekonomi yang cepat dan

Aspek lain yang mendukung proses beragam di seluruh Indonesia, menuntut

pembangunan perumahan adalah adanya peninjauan kembali sistem

perumusan kebijakan pembiayaan kelembagaan pemerintah dalam penataan

perumahan diarahkan guna mengatasi dan pembangunan perumahan dan

permasalahan tidak terjangkaunya harga pemukiman baik di tingkat pusat maupun

rumah oleh golongan masyarakat daerah. Keanekaragaman permasalahan

berpenghasilan rendah dan ditujukan guna pembangunan perumahan dan


permukiman yang muncul di diperlukan dengan pertimbangan

kabupaten/kota cenderung mengharapkan bahwa pembangunan perumahan dan

adanya penanganan secara desentralisasi, pemukiman merupakan kegiatan yang

yaitu pembentukan kelembagaan bersifat lintas sektoral yang mencakup

perumahan di daerah tingkat II yang dapat lingkup permasalahan yang besar dan

menangani langsung berbagai ditangani secara terpadu dan

kebijaksanaan pembangunan perumahan berkelanjutan. Terlepas dari itu semua,

dan pemukiman. Pembentukan peran dan dukungan Pemda bagi

kelembagaan ini dipekirakan akan bisa pembangunan perumahan memang

memperlancar proses pengurusan belum efektif dan maksimal mengingat

perizinan pembangunan dan makin bisa berbagai kendala intern yang ada.

menampung dan menyalurkan aspirasi Mengingat sektor perumahan

masyarakat. penanganannya datang dari berbagai

Pemerintah daerah propinsi dan disiplin, maka perkuatan yang hanya

kota/kabupaten mempunyai peran dan dilakukan secara struktural tidak

keterkaitan yang besar dalam sepenuhnya dapat mengatasinya, apalagi

pembangunan perumahan dan dikaitkan dengan kemampuan pemerintah

pemukiman. Bahkan sesungguhnya yang ada dewasa ini. Sebagai upaya untuk

pembangunan perumahan dan mendukung fungsi struktural yang ada,

permukiman merupakan salah satu tugas, maka jaringan fungsional dari tingkat

dan kewajiban Pemda dalam upaya pusat sampai ke tingkat penyelenggaraan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. di lapangan, sangat di perlukan dengan

Sebagaimana Kebijakan pembentukan maupun perkuatan lembaga-

Kementerian Perumahan Rakyat RI lembaga koordinasi yang telah ada. Untuk

bahwa perangkat kelembagaan memudahkan pemerintah daerah dalam


melaksanakan program pembangunan bahwa rencana kota komprehensif atau

perumahan RS dan RSS, pemerintah pusat rencana induk, harus, pertama; merupakan

menyerahkan sebagian urusan suatu rancangan umum yang seimbang

pemerintahan di bidang Pekerjaan Umum dan menarik yang paling sesuai dengan

kepada daerah. Hal ini dimaksudkan agar kebutuhan saat ini dan mungkin masa

pemda kabupaten/kota menyusun rencana depan, kedua; sebanding dengan sumber-

teknik ruang, penyiapan ruang dan sumber keuangannya, saat ini dan

pengendalian pemanfaatan ruang untuk prospeknya. Pemenuhan kriteria di atas

satuan pemukiman yang wilayahnya menuntut penerapan yang sungguh-

merupakan sebagian wilayah sungguh dari semua pihak, untuk

(kabupaten/kota) yang berlainan, kecuali menghasilkan suatu rencana kota yang

satuan pemukiman yang mempunyai berbentuk menarik, dengan keseimbangan

kepentingan nasional. Ini berarti bahwa dan perincian yang menyenangkan,

pembangunan perumahan tidak bisa lepas disesuaikan dengan kegiatan ekonomi dan

dari tugas pemerintah dan dukungan sosial daerah tersebut.

Pemda karena menyangkut berbagai

aspek kehidupan. Implementasi Kebijakan Pembangunan

Dari apa yang telah diuraikan, Bersubsidi

penulis berkesimpulan bahwa banyak Kebijakan pembangunan perumahan

aspek yang saling berkaitan untuk Rumah Sederhana/Rumah Sangat

mensukseskan program pembangunan Sederhana (RS dan RSS), merupakan

perumahan sehingga dibutuhkan integrasi upaya pemerintah untuk mempercepat

dari semua komponen yang terhimpun terciptanya iklim pembangunan yang

dalam suatu perencanaan komprehensif. mendorong dan memberikan kemudahan

Sebagaimana Gallion (1994) mengatakan bagi masyarakat khususnya yang


berpenghasilan rendah/ tidak tetap untuk untuk menjaga agar tidak terjadi

memenuhi kebutuhan perumahan mereka. penyimpangan dari tujuan kebijakan13.

Pada sisi lain, Van Mater dan Van Berdasarkan pendapat di atas, dapat

Horn (2005) , mengatakan bahwa “ policy disimpulkan bahwa implementasi

implementation encompasses those action kebijakan pada prinsipnya tidak hanya

by public and private individuals (and terbatas pada proses pelaksanaan suatu

groups) that are directed at the kebijakan namun juga melingkupi

achievement of goals and objectives set tindakan-tindakan atau prilaku individu-

forth in prior policy decisions” makna individu dan kelompok pemerintah dan

yang bisa ditangkap dari pernyataan itu swasta , serta badan-badan administratif

adalah bahwa implementasi kebijakan atau unit birokrasi yang bertanggung

adalah tindakan-tindakan yang jawab untuk melaksanakan program

dilaksanakan oleh individu-individu dan dalam mencapai tujuan, akan tetapi juga

kelompok-kelompok pemerintah dan mencermati berbagai kekuatan politik,

swasta, yang diarahkan pada pencapaian sosial, ekonomi yang mempunyai

tujuan dan sasaran yang menjadi prioritas pengaruh terhadap sasaran yang ingin

dalam keputusan kebijakan12. dicapai. Dengan demikian, implementasi

Secara sederhana dapat dikatakan kebijakan dimaksudkan untuk memahami

bahwa implementasi kebijakan meliputi apa yang terjadi setelah suatu program

semua tindakan yang berlangsung antara dirumuskan, serta apa dampak yang

pernyataan atau perumusan kebijakan dan timbul dari program kebijakan itu.

dampak aktualnya. Sedangkan menurut Berangkat dari beberapa konsep

pendapat Bardac (1997) mengatakan implementasi yang telah dijelaskan di

bahwa implementasi kebijakan atas, maka kajian implementasi

merupakan suatu sistem pengendalian merupakan suatu proses mengubah


gagasan atau program menjadi tindakan sebagai aktor kunci dalam

dan bagaimana kemungkinan cara implementasi kebijakan.

menjalankan perubahan tersebut agar bisa 2. Dapat memberi bantuan dalam

mencapai sasaran. Untuk menganalisis melakukan penilaian terhadap efektivitas

bagaimana proses implementasi kebijakan pelaksanaan kebijakan.

pembangunan RS dan RSS bisa Tujuan utama pendekatan ini adalah

berlangsung secara efektif, penulis untuk mengetahui pencapaian tujuan-

menggunakan model implementasi top tujuan kebijakan yang telah ditentukan

down dan button up Mazmanian dan secara legal. Dapat mengungkapkan

Sabatier, yang masing-masing model kelemahan-kelemahan program yang

tersebut memiliki karakter kelebihan dan dilaksanakan sehingga aktor yang terlibat

kelemahan. dapat menciptakan strategi baru pada

Menurut pendapat Sabatier (1986) saat implementasi kebijakan masih

mengatakan bahwa kelebihan yang berlangsung.

dimiliki oleh model pendekatan top down Sementara itu beberapa kelemahan

ini adalah : yang juga dimiliki oleh model top down

1. Pemahaman akan dapat diperoleh, baik ini sebagaimana menurut pendapat

mengenai berapa besar pengaruh dari Sabatier (1986) adalah sebagai berikut :

cara kerjanya instrumen-instrumen 1. Metode yang menggiring para

legal seperti undang-undang dan pengikutnya mengasumsikan para

peraturan pemerintah yang legal decision maker adalah aktor utama,

lainnya. Pada pendekatan ini sedangkan lainnya dianggap sebagai

memfokuskan perhatian kepada penghalang dalam implementasi

pendukung program yang dianggap kebijakan.


2. Penerapan pada lembaga pemerintah Adapun kelebihan dari pendekatan

yang terlalu banyak akan mengalami model buttom up ini, sebagaimana

kesulitan, begitu juga terhadap aktor- menurut pendapat Sabatier (1986) adalah

aktor lain yang terlibat dalam proses sebagai berikut :

implementasi kebijakan. 1. Akan memperoleh pemahaman yang

3. Strategi yang digunakan oleh jelas tentang proses interaksi antara

kelompok-kelompok bawah dan aktor yang terlibat dalam tahap

kelompok sasaran kurang menjadi implementasi kebijakan.

perhatian. 2. Mempermudah dalam meralivisir

Selain pendekatan model top down, pentingnya program pemerintah dalam

dikembangkan pula pendekatan model memecah masalah.

buttom up yang lebih lanjut menurut 3. Dapat memperlihatkan konsekuensi -

pendapat Sabatier (1986) mengatakan konsekuensi yang ditimbulkan dari

bahwa analisis yang digunakan pada program - program pemerintah.

model button up dengan cara Sementara itu beberapa kelemahan

mengidentifikasikan jaringan aktor-aktor yang juga dimiliki oleh model buttom up

yang terlibat dalam satu atau lebih dari ini, sebagaimana menurut pendapat

wilayah lokal dan mempertanyakan Sabatier (1986) adalah sebagai berikut :

tujuan-tujuan dan hubungan diantara 1. Fokus perhatiannya pada tujuan-tujuan

mereka yang terlibat didalam para aktor, sehingga mudah terjebak

perencanaan, pembiayaan dan untuk mengabaikan pengaruh pusat

pelaksanaan program pemerintah yang mempengaruhi sturktur

disamping memfokuskan persoalan pada kelembagaan dimana aktor tersebut

interaksi yang terjadi diantara berbagai beroperasi.

aktor dalam suatu jaringan kebijakan.


2. Melihat sumber daya para aktor Selanjutnya rangkaian proses

sebagai suatu keputusan kebijakan implementasi kebijakan akan terlihat

tanpa adanya upaya penyelidikan dalam skema berikut :

tersebut beroperasi.

3. Keterlibatan para aktor sebagai suatu

keputusan kebijakan tanpa disertai

penjelasan mengenai upaya-upaya Apabila skema di atas dikaitkan

sebelumnya yang dilakukan. dengan kebijakan pembangunan

Berdasarkan beberapa konsep perumahan Bersubsidi (RS dan RSS),

implementasi kebijakan diatas, maka maka proses implementasi kebijakan di

kebijakan pembangunan perumahan RS mulai dari output kebijakan pemerintah

dan RSS perlu dilaksanakan dengan baik pusat berupa undang-undang tentang

oleh pelaksana kebijakan agar dapat perumahan dan pemukiman, kemudian

mencapai tujuan kebijakan tersebut. menuju kepada ketersediaan kelompok

Aspek pelaksanaan mulai tahap sasaran (masyarakat berpenghasilan

perencanaan, implementasi sampai pada rendah yang belum memiliki rumah)

tahap evaluasi program, sangat penting untuk mematuhi ketentuan sesuai dengan

untuk diperhatikan. Bila terjadi belum perundang - undangan tersebut.

optimalnya hasil yang diharapkan setelah Setelah itu menghasilkan dampak

kebijakan pembangunan perumahan RS nyata output kebijakan berupa

dan RSS di implementasikan. Ini berarti ketersediaan perumahan bagi masyarakat

kebijakan pembangunan perumahan RS rendah. Hasil yang sudah dicapai tersebut

dan RSS di Baturaja, Kabupaten OKU dibandingkan dengan hasil yang

belum sepenuhnya dilaksanakan dengan dipersepsikan yaitu pemerataan

baik. pembangunan perumahan bagi


masyarakat berpenghasilan rendah, 3. Memberi sumbangan pada aplikasi dan

sehingga dapat dilakukan penilaian metode analisis kebijakan lainnya,

terhadap temasuk perumusan masalah dan

Kebijakan publik dalam realisasinya rekomendasi.

perlu dianalisa secara cermat agar Keberhasilan atau kegagalan suatu

diketahui sampai berapa jauh memberikan kebijakan untuk mencapai tujuan dan

manfaat bagi publik. Pengertian Analisa sasaran yang telah ditetapkan, merupakan

Publik adalah “Disiplin ilmu sosial ukuran dalam penilaian kebijakan

terapan yang menggunakan berbagai tersebut. Namun kebijakan publik apapun

pengkajian multiple dalam konteks sebenarnya mengandung resiko untuk

argumentasi dan debat politik untuk gagal. Hogwood dan Gunntelah membagi

menciptakan, secara kritis menilai dan pengertian kegagalan kebijakan (policy

mengkomunikasikan pengetahuan yang failure) ini dalam 2 (dua) kategori, yaitu

relevan dengan kebijakan”. Berhasil non implementation (tidak

tidaknya suatu kebijakan dapat diketahui terimplementasikan) dan unsuccesfull

melalui evaluasi kebijakan dengan yang implementation (implementasi yang tak

memiliki fungsi sebagai berikut : berhasil).

1. Memberi informasi yang valid dan Keberhasilan atau kegagalan suatu

dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan untuk mencapai tujuan sasaran

kebijakan yaitu seberapa jauh merupakan ukuran dalam penilaian

kebutuhan, nilai dan kesempatan telah kebijakan. Pengukuran dimaksud

dapat dicapai melalui tindakan publik. sebagaimana pendapat Van Meter dan

2. Memberi sumbangan pada klarifikasi Van Horn (1975) adalah bahwa : Suatu

dan kritik terhadap nilai-nilai yang kebijakan tentulah menegaskan standar

mendasari pemikiran tujuan dan target. dan sasaran tertentu yang harus dicapai
oleh para pelaksana kebijakan, kegiatan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

kebijakan pada dasarnya merupakan Implementasi Kebijakan

penilaian atas tingkat ketercapaian standar Dalam menganalisis proses

dari sasaran tersebut. implementasi kebijakan perumahan

Menurut Martin dan Kettner (1996) Bersubsidi (RS dan RSS) di Baturaja

bahwa ukuran pelaksanaan kebijakan Kabupaten OKU, maka seperti diketahui,

mengkombinasikan tiga perspektif keberhasilan program dapat dikaji dari

pertanggungjawaban yaitu : (1) perspektif dua perspektif yang berbeda, yaitu dari

efisiensi (efficiency perspective), (2) sudut proses (implementasi) dan hasil

Perspektif kualitas (quality perspective), (outcomes). Perspektif yang pertama

(3) Perspektif efektifitas (effectiveness menekankan pada konsistensi antara

perspective).Secara lebih rinci dapat pelaksanaan program dan kebijakan

dikemukakan bahwa di dalam perpektif dengan policy guidelines. Menurut

policy outcomes itu sendiri terdiri atas : perspektif ini, suatu program pemerintah

(1) economic benefit, (2) subject well dikatakan berhasil kalau pelaksanaan

being, (3) equity, dan (4) integration program itu sesuai dengan policy

social. Keempat perspektif indikator guidelines yang telah ditentukan. Dari

pengukuran tersebut perlu diperhatikan di tinjauan outcomes, suatu program dapat

dalam kebijakan publik. Namun bukan dinilai berhasil kalau program itu

berarti keempat perspektif tersebut diukur menghasilkan dampak seperti yang

atau digunakan secara bersamaan, akan diinginkan.

tetapi dipilih sesuai dengan tingkat Sedangkan faktor-faktor yang

kebutuhan dalam penelitian. mempengaruhi proses implementasi

kebijakan pembangunan perumahan RS

dan RSS di Baturaja Kabupaten OKU


diperoleh dari model yang dikembangkan Dalam konstelasi faktor yang

oleh Sabatier dan Masmanian (Wahab, dominan mempengaruhi proses

2001) yang mengidentifikasikan faktor- implementasi kebijakan tersebut adalah

faktor yang mempengaruhi pencapaian faktor isi kebijakan dalam konteks

tujuan-tujuan formal dari keseluruhan kebijakan seperti tersedianya sumber

proses implementasi kebijakan yaitu: (1) daya, karakteristik pelaksana kebijakan,

Karakteristik masalah seperti ketersediaan karakteristik administrasi dan organisasi,

teknologi dan teori teknis, keragaman serta aspek waktu seperti servicedelivery

perilaku kelompok sasaran, prosentase dan complience, disamping peristiwa atau

kelompok sasaran dibanding jumlah kejadian tertentu pada saat implementasi

penduduk, ruang lingkup perubahan kebijakan mempengaruhi asumsi

perilaku yang diinginkan, (2) kemampuan kontinuitas, baik karakteristik kegiatan

kebijakan untuk menstrukturkan proses kebijakan, administrasi dan pelaksana

implementasi, seperti kejelasan dan dalam menjalankan tujuan dari

konsistensi tujuan, teori kausal yang kebijakan sebagai mandat yang harus

memadai, sumber keuangan yang dipertanggung jawabkan. Dalam kaitan itu

mencukupi, integrasi organisasi terhadap kelima variabel tersebut dapat

pelaksana, diskresi pelaksana, rekruitmen diasumsikan sebagai faktor yang sangat

pejabat pelaksana, akses formal pihak potensial berpengaruh dalam pencapaian

luar. keberhasilan implementasi kebijakan di

(3) Faktor-faktor yang diluar peraturan lapangan.

seperti kondisi sosial ekonomi, dukungan Oleh karenanya penjelasan atas

publik, sikap dan sumber daya, dukungan turunan penetapan dari variabel-variabel

kewenangan, komitmen dan kemampuan tersebut lebih lanjut dapat dijelaskan

pejabat pelaksana. sebagai berikut :


1. Kejelasan/konsistensi tujuan. sekali.Kondisi tersebut memerlukan daya

Dalam konteks kejelasan / penentu atau daya dukung kebijakan dari

konsistensi tujuan, dapat dikatakan bahwa struktur tujuan, yang tergantung pada

semakin mampu suatu peraturan beberapa faktor, yaitu ;

memberikan petunjuk-petunjuk yang a. Sifat kabur dan umum ataupun


cermat dan disusun menurut urutan ketepatan dan keterperincian dari tujuan
kepentingannya bagi para pejabat dan prioritas-prioritas yang dikhususkan.

pelaksana dan aktor-aktor lainnya, Bila ini bersifat sangat kabur maka akan

semakin besar pula kemungkinan bahwa mengakibatkan daya penentu/daya

output kebijakan dari badan-badan dukung kebijakan yang kecil. Dalam hal

pelaksana, dan pada gilirannya prilaku itu ada suatu kelonggaran yang luas bagi

kelompok-kelompok sasaran, akan sejalan pengisian kebijakan dan pelaksanaan baik

dengan petunjuk-petunjuk tersebut. Hal dalam sub tujuan maupun sarana, aktifitas

lain yang perlu diperhatikan adalah dan waktu. Jika sebaliknya dirumuskan

peraturan yang akan diimplementasikan dengan jelas dan terperinci, maka akan

oleh lembaga-lembaga yang ada harus dapat mengakibatkan suatu daya dukung

menunjukkan secara jelas bahwa kebijakan yang kuat.

ketentuan-ketentuan baru tersebut b. Kuasa politik dari penentu kebijakan.

merupakan prioritas utama dalam Jika ini kecil umpamanya karena

program-program yang dijalankan oleh pemerintah bersandar atas mayoritas kecil

lembaga-lembaga tersebut. Sebab, bukan interen sangat terpecah-pecah, maka

mustahil ketentuan-ketentuan baru tadi kemungkinannya untuk mengembangkan

akan tertunda pelaksanaannya lantaran lebih lanjut tujuan-tujuan yang penting

dianggap menempati urutan priotitas yang dan melaksanakannya akan kecil pula.

rendah atau bahkan diabaikan sama


c. Realisme tujuan-tujuan. Jika ini dirumuskan secara terperinci, cermat

didasarkan atas taksiran yang tidak tepat dan jelas.

dari kemungkinan merefleksikannya dan 2. Ketersediaan tanah/lahan.

kemungkinannya dicapai secara politis Sumber daya merupakan unsur pokok

dan berdasarkan keuangan, maka daya dalam proses implementasi kebijakan

dukung akan lebih kecil (minim) . publik. Unsur pokok sumber daya adalah

Berdasarkan uraian di atas, bahwa input-input finansial, fisik, kemanusiaan

syarat agar suatu kebijakan akan dan teknologi. Dengan demikian, sumber

mempunyai daya dukung terhadap proses daya memiliki perpaduan yang erat antara

implementasi adalah tujuan resmi harus satu dengan lainnya sehingga kekurangan

dirumuskan secara terperinci, cermat dan salah satu sumber daya akan

jelas. Tujuan hendaknya tidak dirumuskan mempengaruhi proses implementasi suatu

secara kabur dan bersifat umum. Berawal kebijakan.

dari pemikiran tersebut , maka yang Sumber daya terpenting sebagai daya

dijadikan indikator dalam variabel dukung terhadap proses implementasi

kejelasan/konsistensi tujuan adalah : pembangunan perumahan RS dan RSS

a. Kejelasan rumusan tujuan kebijakan adalah sumber daya tanah. Hal ini

adalah kekhususan dari rumusan tujuan diperkuat oleh pernyataan Harvey Z.

kebijakan yang dijadikan acuan dasar Rabinovitz (Catanese, 2006) bahwa segi

tujuan-tujuan formal bagi badan-badan ekonomi dari pendapatan dan

pelaksana untuk melihat keberhasilan pengembangan tanah merupakan

implementasi suatu kebijakan. pengaruh yang kuat terhadap intensitas

b. Konsistensi dari rumusan tujuan pembangunan.Masalah tanah dalam

dengan intrumen kebijakan yaitu daya pembangunan perumahan, terutama yang

dukung terhadap tujuan kebijakan yang bersifat massal sangat terkait dengn aspek
peruntukan (fungsi) tanah pada area (supply side) dan sisi permintaan (demand

tertentu, sebab penggunaan tanah di side) .

perkotaan harus memperhatikan aspek Sehubungan dengan pengertian di

Rencana UmumTata Ruang Kota atas, maka harga tanah yang dimaksud

(RUTRK) yang telah mengatur dalam kajian ini adalah harga tanah yang

peruntukan tanah pada setiap bagian kota, mengikuti mekanisme pasar. Sebab para

sesuai dengan arah pengembangan kota pengembang biasanya langsung

itu sendiri. Selain itu proses pembebasan berhadapan dengan masyarakat pemilik

lahan serta harga tanah juga merupakan tanah dalam membebaskan lahan untuk

bagian penting dari faktor ketersediaan mengembangkan perumahan, sehingga

tanah untuk pembangunan perumahan. dengan mengetahui harga riil tanah pada

Harga tanah sebagai refleksi dari waktu pembebasan lahan, maka tanah

nilai tanah dapat digolongkan menjadi sebagai sebuah komponen dalam

harga tanah pemerintah (government land pengembangan perumahan dapat

price) dan harga tanah pasar (market land menggambarkan berapa besar kontribusi

price). Kedua harga tanah tersebut tanah (harga tanah) yang dipakai untuk

merupakan harga estimasi disuatu lokasi satu satuan unit rumah RS dan RSS.

yang berlaku (Sarah, 1985). Artinya, Kenaikan harga tanah pada suatu lokasi /

harga tanah yang sebenarnya pada lokasi wilayah perencanaan pengembangan

tertentu bisa jadi berbeda dengan kedua perumahan akan menjadi salah satu

jenis harga di atas. petimbangan penting bagi investor

Sebab realitas yang ada, harga tanah /developer untuk melakukan /melanjutkan

mengikuti mekanisme pasar yang pembangunan rumah bersubsidi.

mengkaitkan antara sisi penawaran Kenaikan harga tanah akan berimplikasi

pada penentuan harga satuan/unit rumah


bersubsidi. Sedang, penetapan harga Berdasarkan penjelasan tersebut,

rumah RS dan RSS harus memperhatikan dapat ditarik kesimpulan bahwa dana

aspek keterjangkauan konsumen. merupakan salah satu faktor penentu

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam implementasi suatu kebijakan atau

yang dijadikan indikator dalam variabel program apapun yang dijalankan oleh

ketersediaan lahan/tanah adalah : pemerintah. Selain itu dalam program-

a. Peruntukan tanah (fungsi tanah) yaitu program regulatif, dana juga diperlukan

fungsi peruntukan tanah pada area untuk membuat peraturan/ regulasi

tertentu. Melihat apakah tanah cukup tersebut, mengadministrasikan program

tersedia (sesuai dengan RUTRK) dalam perizinan dan memonitor pelaksanaannya

jumlah yang memadai untuk melakukan agar suatu program dapat dimulai dengan

pembangunan perumahan rumah cepat dan lancar dalam implementasinya.

bersubsidi yang relatif banyak/massal. Berdasarkan uraian di atas, maka

b. Harga tanah yaitu harga tanah yang dijadikan indikator dalam variabel

yang mengikuti harga pasar. sumber daya finansial adalah :

3. Sumber Daya Finansial. a. Sumber-sumber dana untuk

Pengertian finansial menurut pembangunan perumahan rumah

Soerjadi (1993) sebagai biaya atau cost bersubsidi.

dan anggaran atau budget. Biaya b. Jumlah dana yang dialokasikan oleh

merupakan sejumlah uang yang pemerintah (khusus fasilitas KPR) untuk

disediakan dan dipergunakan secara pembangunan perumahan RS dan RSS.

langsung untuk mencapai tujuan kegiatan

di dalam suatu proses kelembagaan.


4. Faktor Komitmen. menentukan berhasil tidaknya dalam

Penerapan kebijakan akan dapat mengimplementasikan kebijakan tersebut.

berhasil dengan baik apabila dilaksanakan Oleh karena itu para pelaksana kebijakan

secara efektif, maka dari itu para dituntut secara profesional untuk memiliki

pelaksana tidak saja terlebih dahulu harus komitmen terhadap program kebijakan

mengetahui kemampuan untuk yang dia terima sebagai mandat dari visi

menerapkannya, tetapi juga harus dan misi organisasi yang bersangkutan.

mempunyai kombinasi yang kuat untuk Lebih jauh Thompson dan Stricland

menjalankan kebijakan tersebut dengan (2012) mengatakan bahwa kunci sukses,

rasa penuh tanggung jawab. Berkaitan implementasi kebijakan adalah dapat

dengan penyusunan struktur organisasi menyatukan organisasi secara total untuk

yang sesuai dengan sasaran yang mendukung dan melihat apakah setiap

dikehendaki, pendelegasian wewenang, tugas administratif dan aktifitas dilakukan

pengambilan keputusan dan perhatian menurut cara yang memadukan secara

kepada kultur organisasi. Sedangkan tepat semua persyaratan, sehingga

menurut Wernham (Salusu, 1998) pelaksanaan dari implementasi kebijakan

mengatakan bahwa komitmen itu dapat dinikmati. Ini mengandung

menyangkut keyakinan dan antusiasme tuntutan akan adanya komitmen, maka

yang harus ditampakkan oleh para hanya dengan komitmen dari semua

karyawan dengan menggambarkan siapa jajaran pimpinan dan para pelaksana,

melaksanakan apa, bagaimana dan kapan keinginan itu dapat direalisasikan.

pekerjaan itu diselesaikan.

Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa komitmen dari para

pelaksana suatu kebijakan sangat


Metodologi Penelitian Perumahan Bersubsidi di Kabupaten

A. Perspektif Pendekatan Penelitian Ogan Komering Ulu.

Tujuan dari penelitian ini adalah Maka direncanakan proses

untuk mengetahui bagaimana penelitian yang bersifat kualitatif, yaitu

Implementasi Pembangunan Perumahan dalam hal ini penjelasan akan dilakukan

Bersubsidi di Kabupaten Ogan Komering secara naratif atau uraian-uraian yang luas

Ulu serta faktor-faktor yang dan mendalam.Penelitian yang judul

mempengaruhinya. tentang Implementasi Pelaksanaan

Untuk mempermudah peniliti dalam Program Pembangunan Perumahan

memperoleh gambaran yang mendalam Bersubsidi di Kabupaten Ogan Komering

tersebut maka dalam penelitian ini peneliti Ulu Tahun 2017 adalah penelitian yang

menggunakan pendekatan diskriptif bertujuan untuk menilai sejauh mana

kualitatif. tingkat keberhasilan program

Secara teoritis peneliti kualitatif Pembangunan Perumahan Bersubsidi

dianggap melakukan pengamatan melalui Baturaja Indah di Kabupaten OKU.

lensa-lensa lebar, mencari pola-pola


B. Sumber Data dan Informasi
hubungan antara konsep yang sebelumnya
Wilayah Implementasi kebijakan
tidak ditentukan.
pembangunan perumahan Bersubsidi
Peneliti harus menggunakan diri
adalah Kecamatan Baturaja Timur..Hal ini
sendiri sebagai instrumen, mengikuti
disebab kan karena baru kecamatan
asumsi-asumsi kultural sekaligus
tersebut yang sudah ada pelaksanaan
mengikuti data, dalam upaya mencapai
pembangunan perumahan Bersubsidi,
wawasan-wasasan imajinatif ke dalam
yang dalam hal ini Perumahan Baturaja
memperoleh gambaran yang jelas tentang
Indah, dengan pihak pengembangnya PT.
Pelaksanaan Program Pembangunan
Bukit Juvi Permata. Informan yang dipilih
dalam penelitian untuk diwawancarai Pembangunan Perumahan Bersubsidi.

sebagai narasumber ( key informan ) Dalam menggali informasi ini, posisi

adalah: (1). Unsur Dinas Perumahan dan peneliti sebagai the known investigator,

Kawasan Permukiman Kab. OKU; (2). karena yang dihadapi adalah informan

Unsur Pengembang (Developer) PT. formal, sehingga peneliti terlebih dahulu

Bukit Juvi Permata; (3) Pelanggan atau menyampaikan maksud dan tujuan

Penghuni Rumah Perumahan Baturaja penelitiannya agar tidak menimbulkan

Indah. kecurigaan bagi para informan.

Tehnik Pengumpulan Data  Teknik observasi dilakukan untuk

Dalam penelitian ini teknik memperoleh data dan informasi

pengumpulan data peneliti menggunakan mengenai output dan outcome

gabungan antara wawancara mendalam, kebijakan untuk dapat memperoleh

observasi dan dokumentasi. Adapun gambaran tentang terlaksananya

teknik-teknik tersebut dilakukan sebagai kebijakan yang berkaitan dengan

berikut : Pelaksanaan Program Pembangunan

 Teknik wawancara mendalam Perumahan Bersubsidi.

dilakukan dengan pertanyaan terbuka  Teknik dokumentasi, data diperoleh

yang dilakukan secara fleksibel, dari dokumen resmi, arsip atau laporan

dengan tujuan untuk dapat menggali yang berasal dari instansi terkait.

dan menangkap interpretasi informan


Tehnik Analisa Data
terhadap kebijakan publik secara jujur
Teknik analisa data yang
dan benar.
digunakan dalam penelitian ini adalah
Hal ini ditujukan kepada informan yang
analisis dengan menggunakan model
berasal dari instansi yang berkaitan
interaktif dari Miles dan Huberman.
dengan Pelaksanaan Program
Dalam model jenis ini terdapat 3 (tiga)
komponen analisis, yaitu : reduksi, sajian menghubungkan dengan literatur yang

data, penarikan kesimpulan. Selanjutnya ada dan menyatukan tema ke dalam suatu

analisis dilakukan dengan memadukan konsep (integration of concepts)

(secara interaktif) ketiga komponen utama sebagaimana yang dikemukakan.

tersebut. Adapun penyajian data dilakukan

Reduksi data sebagai proses dengan cara mendeskripsikan data yang

pemilihan tema-tema relevan, dipusatkan secara sederhana, rinci, utuh dan

pada simplifikasi dan transformasi data integratif yang digunakan sebagai pijakan

kasar (raw data) yang diperoleh dari untuk menentukan langkah berikutnya,

catatan tertulis dilapangan. Hal ini apakah peneliti sudah dapat menarik

terutama dimaksudkan untuk kesimpulan dari data yang ada ataukah

menyederhanakan data yang saling peneliti masih perlu melakukan

terpisah dan tersebar dalam jumlah yang penelusuran kembali sebelum menarik

cukup besar ke dalam tema-tema, agar kesimpulan. Berhubungan dengan itu

tema-tema yang cukup beragam itu dapat penyajian data secara naratif juga

dilihat keterkaitan hubungan diantara mencakup interprestasi data, yang tetap

tema-temanya dalam upaya menyusun berpedoman pada fokus penelitian agar

tema yang secara sistematis mengarah penyajian tidak menyimpang dari arah

pada penarikan kesimpulan. penelitian.

Proses pemilihan itu sendiri Pada akhirnya penarikan

dilakukan melalui penajaman, kesimpulan dilakukan secara tentatif yang

penggolongan, pengarahan, pembuangan diverifikasi melalui serangkaian kegiatan

dan pengorganisasian data dengan cara peninjauan ulang atas penyajian data.

mengembangkan tema, menelusuri tema, Peninjauan ulang tidak hanya dilakukan

memberikan kode, membuat ringkasan, atas catatan


tertulis dilapangan, tetapi juga dilakukan kebijakan itu. Hal ini disebabkan adanya

terhadap peran informan untuk menguji peraturan-peraturan yang ketat tentang

kebenaran data, kecocokan data dan batas besarnya pendapatan, pembayaran

kekokohan makna yang lahir dari data uang muka dan adanya denda untuk

hasil penelitian lapangan. Lebih lanjut keterlambatan pembayaran angsuran,

penarikan kesimpulan dilakukan terutama selain pertimbangan resiko yang menjadi

setelah data yang dikumpulkan kriteria utama dari analis lembaga

mengalami kejenuhan, karena informan perbankan. Kondisi itu dialami oleh

telah habis atau karena data telah masyarakat umum yang berpenghasilan

menunjukkan tema yang sama secara rendah karena keterbatasan penghasilan

berulang-ulang. Penarikan kesimpulan membuat kesempatan mereka untuk

secara tentatif itu sendiri dimaksudkan memperoleh fasilitas kredit perumahan

agar peneliti bertindak netral dan obyektif pun menjadi semakin terbatas.

atas data hasil penelitian di lapangan. Mencermati kondisi pelaksanaan

Kesimpulan kebijakan di atas, maka hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil penelitian dan belum sesuai dengan tujuan. Bila ditinjau

analisis data sebagaimana yang telah dari sisi tersedianya perumahan bagi

diuraikan dalam Bab III, maka dapat masyarakat berpenghasilan rendah,

disimpulkan bahwa pelaksanaan produktifitas developer selaku

kebijakan pembangunan Perumahan pengembang pembangunan perumahan

Bersubsidi dan diantaranya Perumahan masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan

Baturaja Indah di Kawasan Perkotaan karena secara umum ketersediaan

Baturaja Kabupaten OKU belum perumahan khususnya bagi masyarakat

mencerminkan pemerataan, karena belum berpenghasilan rendah, tergantung pada

semua lapisan masyarakat tersentuh oleh pihak pengembang yang juga mengalami
keterbatasan modal .Terlebih lagi dengan Perumahan RS dan RSS di Baturaja

kondisi ekonomi, sosial politik yang krisis Kabupaten OKU, berkaitan dengan

berkepanjangan menyebabkan program beberapa faktor yang mempengaruhi

pembangunan perumahan banyak implementasi kebijakan tersebut, yaitu

mengalami hambatan. Sementara dari sisi (1). Konsistensi/Kejelasan tujuan, (2).

peningkatan pemerataan kebutuhan Ketersediaan tanah/lahan, (3). Sumber

perumahan, implementasi kebijakan daya finansial, (4). Komitmen dan (5).

tersebut sangat tergantung pada Subsidi Prinsip kesanggupan untuk membayar.

Perumahan. Disinilah membuktikan

pentingnya kebijakan subsidi terhadap

pembangunan perumahan yang khusus

diperuntukkan bagi masyarakat

berpenghasilan rendah.

Belum berhasilnya proses

implementasi kebijakan pembangunan


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Apit Purnatri Wahyono, 2012. Tinjauan Yuridis Prosedur Pelaksanaan Perjanjian Kredit

Pemilikan Rumah (Studi Kasus PT. Bank Tabungan Negara Tbk. Cabang Surakarta).

(Skipsi tidak diterbitkan), Surakarta.

Badjuri, Abdulkahar dan Teguh Yuwono. 2003. Kebijakan Publik : Konsep dan Strategi.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Brannen, Julia, 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Fakultas

Tarbiyah, IAIN Antasari, Samarinda.

Carney, John H., Joseph F Joiner and Helen Trogue, 1997. “Categorizing Coding, and

Manipulating Qualitatif Data Using The Word Perpfect, Word Processor’ The

Qualitative Report, Vol. 3 (1), 26-30.

Edward III, George C. 1980. Implementing Public Policy, Congressional Quarterly

Press:Washington.

Komarudin, 1996. Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Permukiman. Yayasan REI-PT.

Rakasindo. Jakarta.

Mardjoned, H.Ramlan. 2003. Keluarga Sakinah Rumahku Surgaku. Jakarta: Media Da`wah.

Milles, Matthew B & A.M. Huberman, 1984. Analisa Data Kualitatif. diterjemahkan TR.

Rohidi, UI Press, Jakarta.


Nawawi, Ismail. 2009. Public Policy, Analisis,Strategi Advokasi Teori dan Praktek.

Surabaya: PMN.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman

Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Nomor 9 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Skripsi

Skripsi dari Ni Made Ayu Suderti Tahun 2016 yang berjudul Pelaksanaan Kebijakan Program

Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Di Kota Bandar Lampung.

Skripsi dari Rizki Amalia FN Tahun 2015 yang berjudul Implementasi Peraturan Daerah

Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Tata Ruang Wilayah Dalam Mewujudkan Pembangunan Yang

Berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai