Anda di halaman 1dari 50

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian Keluarga
Menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2004) mendefinisikan bahwa
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterkaitan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga. Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta,
Sayekti (1994) menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup
atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga. Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau
ibu dan anaknya. Ketiga pengertian tersebut mempunyai bahwa dalam keluarga
terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal bersama dalam satu
atap (serumah) dengan peran masing-masing serta keterkaitan emosional.
Menurut Burges (1963) dalam Santun Setiawati dan Agus Citra Dermawan
(2007), memberikan pandangan tentang definisi keluarga yang berorientasi kepada
tradisi, yaitu :
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah
dan ikatan adopsi.
b. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga
atau jika mereka hidup secara terpisah mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-
peran sosial keluarga seperti halnya peran sebagai suami istri, peran sebagai ayah
dan ibu, peran sebagai anak laki-laki dan anak perempuan.
d. Keluarga bersama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu : kultur yang
diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
Menurut Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) keluarga adalah dua atau lebih
dari individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi sama lain di
dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.
2. Tipe Keluarga
Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan Keperawatan
Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus, menyebutkan tipe keluarga terdiri dari :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak ( kandung atau angkat).
2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah, misalnya : kakek, nenek, keponakan, paman,
bibi.
3) Keluarga Dyad, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
4) Single Parent, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian.
5) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seseorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja
atau kuliah).
6) The Childress Family, yaitu keluarga tanpa anak kerena terlambat menikah
dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan
mengejar karir atau pendidikan.
b. Tipe Keluarga non Tradisional
1) The unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara hidup bersamabdalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama.
4) The non marital heterosexual cohibitang family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5) Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
suami-istri (marital partners)
6) Cohibitng couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu
7) Group marriage family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang
saling merasa sudah menikah, berbagai sesuatu termasuk sexual dan
membesarkan anaknya.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetap
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
3. Struktur Keluarga
Menurut Johan R dan Leny R (2010) dalam bukunya Keperawatan Keluarga
menyatakan struktur keluarga yang ada di Indonesia, yaitu :
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2. Matrilineal : keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4. Patrilokal : seseorang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri.
Dalam buku Asuhan Keperawatan Keluarga Suprajitno (2004) menyatakan
tentang struktur keluarga, gambaran keluarga melaksanakan fungsi keluarga di
masyarakat sekitarnya, dan empat elemen struktur keluarga, yaitu :
1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota
keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat atau
peran formal dan informal.
2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan
diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.
3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola
komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan
anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
4. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga
untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah prilaku
keluarga yang mendukung kesehatan.
4. Fungsi Keluarga
Santun Setiawati dan Agus Citra Dermawan (2008) dalam bukunya Penuntun
Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga menyatakan Fungsi keluarga menurut
Friedman (1986) adalah :
a. Fungsi Afektif
Fungsi Afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga.
Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling
menghargai antar anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam
keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk menambah kebutuhan seluruh
anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya
masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
keluarga.
5. Tahap Perkembangan dan Tugas Keluarga
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga
menyebutkan tahapan-tahapan perkembangan keluarga, tahap-tahap perkembangan
kehidupan keluarga yang paling banyak digunakan adalah delapan model
perkembangan siklus kehidupan keluarga, yaitu: :
a. Tahap I : Keluarga pemula (Beginning family)
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru,
keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau
status lajang kehubungan baru yang intim. Tugas-tugas perkembangan
keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua).
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Dimulai dari kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.Biasanya
orang tua tergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka, tapi agak
takut juga. Kekawatiran akan hilang dalam beberapa hari karena ibu dan bayi
mulai saling mengenal.
Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan
keluarga, yaitu :
1) Membentuk unit muda sebagai yang mantap (mengintegrasikan bayi baru
ke dalam keluarga).
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan
kebutuhan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambah
peran-peran orang tua dan kakek serta nenek
c. Tahap III : Keluarga dengan anak prasekolah
Siklus kehidupan dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir
ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga mungkin terdiri dari tiga atau lima
orang, keluarga menjadi lebih majemuk. Tugas-tugas perkembangan keluarga
sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :
1) Memenuhi kebutuhan anggota seperti rumah, ruang bermain, privasi,
keamanan.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak-anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orang tua dan anak).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Tugas-tugas
perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan dimulai.Tahap ini berlangsung selama 6-7 tahun, anak masih
tinggal dirumah hingga berumur 19-20 tahun. Tugas-tugas perkembangan
keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2) Menfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3) Berkomunikasi trbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Tahap VI : Keluarga melepas anak dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong ketika
akhirnya anak terakhir meninggalkan rumah. Tugas-tugas perkembangan
keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru
yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami istri.
g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun. Orang tua memasuki usia 45-55. Tugas-tugas perkembangan siklus
kehidupan keluarga, yaitu :
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
orang tua lansia dan anak-anak.
3) Memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir dari siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau
kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus brlangsung hingga salah satu
pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain yang meninggal.
Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan
keluarga, yaitu :
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan.
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
e. Mempertahankan ikatan antar generasi.
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, proseskeperawatan adalah metode dimana suatu
konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Proses keperawatan terdiri dari lima
tahap yang berhubungan dan berurutan yaitu pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, pengumpulan data dalam proses keperawatan
dilakukan dengan cara :
1. Observasi
Metode pengumpulan data dimana data dikumpulkan melalui observasi
visualmelalui indera yang berlangsung terus-menerus, dimana data yang
dikumpulkan harus obyektif dan harus dicatat apa adanya (bukan penafsiran
sendiri), diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya
ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya.
2. Wawancara
Suatu pembicaraan terarah, percakapan dengan maksud pengumpulan data,
dan dapat dilakukan secara formal dan informal, dimana perlu tekhnik
khusus, dan otoritas yang kita gunakan sesedikit mungkin, misalnya
pemeriksaan fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan
dan sebagainya.
3. Studi dokumentasi
Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi pembahasan
seperti data dari puskesmas, data perkembangan kesehatan anak (KMS),
kartu keluarga dan catatan-catatan kesehatan lainnya
4. Pemeriksaan fisik
Cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
serta pemeriksaan tanda-tanda vital.
Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu terdokumentasi. Secara
terperinci, proses keperawatan yaitu :
1. Pengkajian
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik dinyatakan, pengkajian adalah tahap awal dari
proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar
utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
individu.Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan sesuai
dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosis
keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dari American
Nursing Assosiation (ANA).
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan
Keluarga, menyatakan beberapa hal yang perlu dilakukan pada pengkajian,
yaitu::
a. Membina hubungan yang baik anatara perawat dan klien (keluarga)
merupakan modal utama untuk melaksanakan asuhan keperawatan.
Hubungan tersebut dapat dibentuk dengan menerapkan strategi perawat untuk
memberikan bantuan kepada klien untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya.
1) Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah.
2) Menjelaskan tujuan kunjungan.
3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu
keluarga menyelsaikan masalah kesehatan yang ada.
4) Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan,
dan menjelaskan kepada keluarga tentang tim kesehatan lainnya yang
menjadi jaringan perawat.
b. Pengkajian ini berfokus sesuai data yang diperoleh dari unit layanan
kesehatan.
c. Pengkajian lanjutan, yaitu : tahap pengkajian untuk memperoleh data yang
lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada
pengkajian awal. Disini perawat mengungkapkan keadaan keluarga hingga
penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar.
Menurut suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan
Keluarga, data yang dikajian dalam asuhan keperawatan keluarga yaitu :
a. Berkaitan dengan keluarga
1) Data demografi dan sosiokultural
2) Data lingkungan
3) Struktur dan fungsi keluarga
4) Stres dan koping keluarga yang digunakan keluarga
5) Perkembangan keluarga
b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga
1) Fisik
2) Mental
3) Emosi
4) Sosial
5) Spritual
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, ada tiga metode yang digunakan dalam
pengumpulan data pada tahap pengkajian, yaitu :
a. Komunikasi
Interaksi perawat dengan klien harus berdasarkan komunikasi. Istilah
komunikasi terapeutik adalah suatu tehnik dimana usaha mengajak klien dan
keluarga untuk menukar pikiran dan perasaan.
b. Observasi
Tahap kedua pengumpulan data adalah dengan observasi.Observasi adalah
mengamati perilaku, keadaan klien dan lingkungan.
c. Pemeriksaan fisik
Empat tehnik dalam pemeriksaan fisik, yaitu :
1) Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik.Observasi dilaksanakan dengan menggunakan indra
penglihatan,dan penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan
data.
2) Palpasi adalah suatu tehnik menggunakan indra peraba.Tangan dan jari
adalah suatu instrument yang sensitif yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang : temperatur, tugor, bentuk, kelembaban,
vibrasi, dan ukuran.
3) Perkusi adalah suatu pemeriksaandengan jalan mengetuk untuk
membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan
menghasilkan suara.
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan
Keperawatn Keluarga, hal-hal yang perlu digali dalam pengkajian antara lain :
a. Pengumpulan data
1) Data umum
a) Nama KK, Alamat dan telpon
b) Komposisi keluarga (dilengkapi genogram 3 generasi)
c) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.
d) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan.
e) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
f) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi ditentukan oleh pendapatan baik kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya.Selain itu status
ekonomi keluarga ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

g) Aktivitas rekreasi keluarga


Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton TV dan mendengar radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga tertinggi saat ini dicapai oleh
keluarga, misalnya anggota keluarga terdiri dari lansia, remaja,
balita, maka tahap perkembangan keluarga saat ini adalah lansia
(bila lansia ikut dengan keluarga) tetapi bila tidak maka
tahapannya adalah keluarga dengan remaja.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga serta kendala.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, pencegahan penyakit, pelayanan
kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Meliputi data-data tentang riwayat orang tua dari pihak suami
maupun isteri. Lingkungan
e) Karateristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic
tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah.
f) Karateristik tetangga dan komunitas RT
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat.
g) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
h) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga berinteraksi dengan masyarakat.
i) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan.Fasilitas mencakup fasilitas
fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
3) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
b) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk merubah perilaku.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
d) Nilai dan norma keluarga
Meliputi data tentang nilai-nilai, norma yang dianut keluarga,
misalnya keluarga menerapkan aturan agar setiap anggota keluarga
sudah berada dirumah sebelum magrib.
4) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Gambarananggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya.
b) Fungsi sosialis
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.
c) Fungsi keperawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit.Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat-
sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan
lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan, mengambilkeputusan untuk melakukan
tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
dilingkungan setempat.
d) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak, bagaimana
keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang
digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota
keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan, sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
5) Stres dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang
(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
(2) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Hal yang eprlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi/stressor.
c) Strategi koping
Strategi apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga apabila menghadapi permasalahan.
6) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
7) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
b. Analisa data
Bailon dan Maglay (1989) dalam bukunya Perawatan Kesehatan Keluarga
menyatakan tiga norma perkembangan kesehatan, yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
3) Karateristik keluarga
2. Diagnosis Keperawatan
Menurut Sprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan
Keluarga, perumusan diagnosis keperawatan menggunakan aturan yang telah
disepakati, terdiri dari :
a. Masalah (P) adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan
klien secara jelas dan sesingkat mungkin.
b. Penyebab (E) atau etiologi adalah faktor klinik dan personal yang dapat
merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah.
c. Tanda atau gejala (S) adalah data-data subjektif dan objektif yang
ditemukan sebagai komponen pandukung terhadap diagnosis keperawatan
actual dan risiko.
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2001) adalah suatu
pernyataan yang menjelaskan respon manusia dari individu atau kelompok
dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, membatasi, mencegah
dan merubah.
a. Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan menurut Bailon dan Maglaya
(1978) sebagai berikut :

NO KRITERIA SCORE
BOBOT
P Sifat Masalah :
Tidak/kurang sehat 3
r 1 Ancaman kesehatan 2
Krisis atau keadaan sejahtera 1
1
o Kemungkinan masalah dapat diubah :
s 2 Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
2
e Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk dicegah :
s Tinggi 3
3
Cukup 2
1
Rendah 1
s Menonjolkan masalah :
Masalah berat, harus segera ditangani 2
k 4 Ada masalah, tetapi tidak segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 1
o 0
Skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
1) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
2) Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
Skor𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
x Bobot
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

3) Jumlahkan skor untuk semua criteriaskor tertinggi adalah 5.


b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan proritas
1) Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau
kurang sehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut
memerlukan tindakan yang segera dan biasanya masalahnya dirasakan
atau disadari oleh keluarga.
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor
kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah :
a) Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan
untuk menangani masalah
b) Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk fisik,
keuangan atau tenaga
c) Sumber-sumber dari perawatan, misal dalam bentuk pengetahuan,
ketrampilan, dan waktu
d) Sumber-sumber di masyarakat, dan dukungan sosial masyarakat
3) Potensi masalah dapat dicegah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor kriteria
potensi masalah bisa dicegah adalah sebagai berikut :
a) Kepelikan dari masalah, berkaitan dengan beratnya penyakit atau
masalah, prognosis penyakit atau kemungkinan mengubah
masalah. Umumnya makin berat masalah tersebut makin sedikit
kemungkinan untuk mengubah atau mencegah sehingga makin
kecil potensi masalah yang akan timbul
b) Lamanya masalah, hal ini berkaitan dengan jangka waktu
terjadinya masalah tersebut. Biasanya lamanya masalah
mempunyai dukungan langsung dengan potensi masalah bisa
dicegah
c) Kelompok risiko, adanya kelompok risiko tinggi atau kelompok
yang peka atau rawan, hal ini menambah masalah bisa dicegah
4) Menonjolnya masalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai
masalah mengenai beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk
diatasi. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam memeberikan skor pada
cerita ini, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
tersebut menilai masalah dan perlu untuk menangani segera, maka
harus diberi skor tinggi.
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2008) dalam bukunya
Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik dapat
dibedakan menjadi 5 kategori yaitu :
a. Aktual yaitu menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data
klinik yang ditemukan.
b. Risiko yaitu menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi
jika tidak dilakukan intervensi.
c. Potensial yaitu menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk
memastikan masalah keperawatan kemungkinan. Pada keadaan ini
masalah dan faktor pendukung belum ada tapi sudah ada faktor yang
dapat menimbulkan masalah.
d. Diagnosis keperawatan (Wellness) adalah keputusan klinis tentang
keadaan individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat
sejahtera yang lebih tinggi.
e. Diagnosis keperawatan (Syndrome) adalah diagnosis yang terdiri dari
kelompok diagnosis keperawatan aktual dan risiko tinggi yang
diperkirakan akan muncul atau timbul karena suatu kejadian atau
situasi tertentu.
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan
Keluarga menyatakan bahwa tipologi diagnosis keperawatan keluarga
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami
oleh keluarga dan memperlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
b. Diagnosis risiko atau risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang
belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual
dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan
perawat.
c. Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika
keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan
mempunyai sumber penunjang kesehatan.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menurut Suprajitno
(2004) menggunakaan aturan yang telah disepakati, terdiri dari :
a. Masalah (P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b. Penyebab adalah (E) suatu pernyataaan yang dapat menyebabkan
masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga, yaitu mengenal
masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,
memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanaan
kesehatan.
c. Tanda atau gejalan (S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif
yang diperolehperawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang
mendukung masalah dan penyebab.
Rumusan problem pada diagnosis keperawatan yang mungkin
muncul pada pasien Ca Mamae yang mengacu pada buku Rencana Asuhan
Keperawatan Doenges edisi 3 adalah :
a. Menagement regimen teraupetik tidak efektif
b. Cemas
c. Nyeri akut
d. Kurang pengetahuan
e. Risiko tinggi infeksi
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), etiologi pada diagnosis
keperawatan keluarga menggunakan lima sekala ketidak kemampuan
keluarga dalam melaksanakan tugaskesehatan dan keperawatan, yaitu :
- Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
disebabkan karena :
1) Kurang pengetahuan atau ketidaktahuan fakta
2) Rasa takut akibat masalah yang diketahui
3) Sikap dan falsafah hidup
- Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk
melaksanakan tindakan, disebabkan karena :
1) Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah
2) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
3) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang
pengetahuan, dan kurangnya sumber daya keluarga
4) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
5) Ketidakcocokan pendapat dari keluarga
6) Tidak mengetahui fasilitas kesehatan yang ada
7) Takut dari tindakan yang dilakukan
8) Sikap negatif terhadap tindakan petugas atau lembaga kesehatan
9) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang dilakukan
- Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit, disebabkan karena :
1) Tidak mengetahui keadaan penyakit
2) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawat yang
dibutuhkan
3) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
4) Tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga
5) Sikap negatif terhadap penyakit
6) Konflik individu dalam keluarga
7) Sikap dan pandangan hidup
8) Perilaku yang mementingkan diri sendiri
- Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang
kondusif yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan
pribadi anggota keluarga, disebabkan karena :
1) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan,
tanggung jawab atau wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak
memenuhi syarat
2) Kurang dapat mellihat untung dan manfaat pemeliharaan
lingkungan rumah
3) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan
4) Konflik personal dalam keuarga
5) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
6) Sikap dan pandangan hidup
7) Ketidakkompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri,
tidak ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang
mempunyai masalah
- Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan sumber dimasyarakat guna
memelihara kesehatan, disebabkan karena :
1) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
2) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
3) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan atau lembaga kesehatan
4) Pengalaman yang kurang baik dari petugas
5) Rasa takut pada akibat tindakan
6) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
7) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat
3. Perencanaan
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik,perencanaan meliputi pengembangan strategi
desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi maslah-masalah yang
diidentifikasikan pada diagnosis keperawatan.Tahap ini dimulai setelah
menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan rencana
dokumentasi.Kualitasrencana keperawatan dapat menjamin sukses dan
keberhasilan rencana keperawatan, yaitu :
a. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan
kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah.
b. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan
apa yang diharapkan.
c. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan.
d. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam:
1) Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga.
2) Menentukan prioritas masalah.
3) Memilih tindakan yang tepat.
4) Pelaksanaan tindakan.
5) Penilaian hasil tindakan.
e. Dibuat secara tertulis.
Menurut Friedman dalam Bailon dan Maglaya (1978) proses dalam
pengembangan rencana keperawatan keluarga menyangkut penggunaan metode
solving atau pemecahan masalah yang terdiri dari beberapa bagian :
a. Menentukan masalah
b. Sasaran dan tujuan
c. Rencana tindakan
d. Rencana untuk mengevaluasi perawatan.
4. Implementasi
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan
Keperawatn Keluarga, menyebutkan tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-
hal berikut, yaitu :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang
sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan
cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan tindakan,
mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan
konsekuensi setiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan
fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan yang
menjadi sehat dengan cara menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan
keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungklin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara
mengendalikan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan
membantu keluarga menggunakan fasilitas tersebut.
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan
Keperawatn Keluarga, menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
melakukan tindakan keperawatan keluarga antara lain :
a. Partisipasi keluarga, mengikutsertakan anggota keluarga dalam sesi-sesi
konseling, suportif, dan pendidikan kesehatan.
b. Penyuluhan, upaya-upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
terciptanya suatu kondisi bagi perorangan, kelompok atau masyarakat untuk
menerapkan cara-cara hidup sehat.
c. Konseling, yaitu pembimbingan dalam proses memberikan dukungan bagi
anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
d. Kontrak, persetujuan kerja antara kedua belah pihak yaitu kesepakatan antara
keluarga dan perawat dalam kesepakan dalam asuhan keperawatan.
e. Managment kasus yaitu strategi dan proses pengambilan keputusan melalui
langkah pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (rujukan, koordinasi dan
advokasi)
f. Kolaburasi, kerjasama perawat bersama tim kesehatan yang lain dan
merencanakan perawatan yang berpusat pada keluarga.
g. Konsultasi, merupakan kegiatan untuk memberikan pendidikan kesehatan
Menurut Nursalam (2008) asuhan keperawatan dibedakan berdasarkan
kewenangan dan tanggung jawab perawat secara prefesional sebagaimana terdapat
dalam standar praktik keperawatan, yaitu :
a. Independen. Asuhan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan interaksi dari dokter atau profesi
lain.
b. Interdependen. Asuhan keperawatan interdependen menjelaskan kegiatatan
yang memperlukan kerja sama dengan profesi kesehatan lain, seperti ahli gizi,
fisioterapi, atau dokter.
c. Dependen. Asuhan keperawatan dependen berhubungan dengan pelaksanaan
secara tindakan medis. Cara tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan
medis dilakukan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat
untuk memonitor “kealfaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan dan pelaksanaan tindakan Nursalam (2008).
Dalam Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, dinyatakan evaluasi sebagai sesuatu yang
direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status kesehatan klien.
Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan, maka
perawat bisa menentukan efektifitas tindakan keperawatan. Evaluasi kualitas
asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan :.
a. Evaluasi proses, fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi
proses harus segera dilaksanakan setelah perencanaan keperawatan
diimplementasikan untuk membantu menilai efektifitas interfrensi tersebut.
b. Evaluasi hasil, fokus efaluasi hasil adalah prubahan prilaku atau status
kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan, bersifat objektif, feksibel, dan
efesiensi.
6. Dokumentasi
Menurut Nursalam 2008 dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, perawat mendokumentasikan hasil yang telah
atau belum dicapai pada “medical record“. Penggunaan istilah yang tepat perlu
ditekankan pada penulisannya, untuk menghindari salah persepsi dan kejelasan
dalam menyusun tindakan keperawatan lebih lanjut. Dokumentasi keperawatan
merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam
melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan
tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi
yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat. Kegunaan
dokumentasi adalah :
a. Sebagai alat komunikasi antar anggota keperawatan dan antar anggota tim
kesehatan lainnya.
b. Sebagai dokumentasi resmi dalam system pelayanan kesehatan.
c. Dapat digunakan alat bahan penelitian dalam bidang keperawatan.
d. Sebagai alat yang dapat digunakan dalam bidang pendidikan keperawatan.
e. Sebagai alat pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan asuhan keperawatan
yang diberikan terhadap pasien.
Keterampilan standar dokumentasi merupakan ketrampilan untuk dapat
memenuhi dan melaksanakan standar dokumentasi yang telah ditetapkan dengan
tepat. Keterampilan tersebut antara lain keterampilan dalam memenuhi standar
dokumentasi pengkajian, diagnosis, rencana, pelaksanaan, dan evaluasi
keperawatan.
C. Konsep Penyakit Asma
1. Definisi
Menurut Global initiatif for Asthma (2016), Asma adalah suatu masalah
kesehatan dunia yang dapat berpengaruh pada semua usia. Penyakit ini adalah
penyakit heterogen yang ditandai inflamasi kronik seluran napas, dengan gejala
sesak napas, mengi, dada terasa berat, batuk semakin memberat dan keterbatasan
aliran udara ekspirasi.
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran napas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan
peradangan; penyempitan ini bersifat berulang namun reversible (Sylvia A.Price
dalam buku NANDA NIC-NOC 2015).
Menurut Manjoer, A (2009) asma merupakan gangguan inflamasi kronik
jalan napas yang melibatkan berbagai sel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah
hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat, obstruksi jalan napas, dan gejala
pernapasan (mengi dan sesak).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa asma merupakan suatu keadaan dimana
saluran napas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan
tertentu yang ditandai adanya inflamasi kronik seluran napas, sifatnya berulang
namun reversible.
2. Etiologi
Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma belum diketahui
dengan pasti, akan tetapi hanya menunjukkan dasar gejala asma yaitu inflamasi
dan respons saluran napas yang berlebihan, seperti adanya kalor, tumor, dolor dan
function laesa (Sudoyo Aru dkk dalam Buku Nanda NIC-NOC 2015).
Menurut Smeltzer & Bare (2002) rangsangan atau faktor pencetus yang
sering menimbulkan Asma adalah:
a. Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen atau
alergen yang dikenal seperti debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang.
b. Faktor intrinsic (non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen, seperti
common cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan
lingkungan dapat mencetuskan serangan.
c. Asma gabungan. Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai
karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.
3. Klasifikasi
Pembagian derajat asma menurut GINA (Global initiatif for Asthma) :
a. Intermitten
Gejala kurang dari 1 kali/minggu dan serngan singkat.
b. Persisten Ringan
Gejala lebih dari 1 kali/minggu tapi kurang dari 1 kali/hari.
c. Persisten Sedang
Gejala terjadi setiap hari.
d. Persisten Berat
Gejala terjadi setiap hari dan serangan sering terjadi.
4. Manifestasi Klinis
Menurut sumber National Asthma Educational and Prevention Program
(dalam Buku Nanda NIC-NOC 2015), tanda dan gejala asma bervariasi sesuai
dengan derajat bronkospasme, yaitu :
Gagal napas
Tanda dan Gejala Ringan Sedang Berat yang mungkin
terjadi
Gejala
Dispnea Sakit beraktivitas Saat berbicara Saat istirahat Saat istirahat
Bicara Dalam kalimat Dalam frasa Dalam kata-kata diam
Tanda
Mampu Lebih suka Tidak mampu Tidak mampu
Posisi tubuh
berbaring duduk berbaring berbaring
Frekuensi
Sering kali >30
pernapasan meningkat meningkat >30 kali/menit
kali/menit
(kali/menit)
Gerakan
Penggunaan obat Biasanya tidak
Umumnya ada Biasanya ada torakoabdominal
bantu pernapasan ada
paradoksal
Mengi sedang
Mengi keras saat Gerakan udara
pada pertengahan Mengi keras
Suara napas inspirasi dan sedikit tanpa
sampai akhir selama ekspirasi
ekspirasi mengi
ekspirasi
Frek. Jantung
<100 100-120 >120 Bradikardi relatif
(kali/menit)
Pulsus
Sering kali tidak
paradoksus (mm <10 10-25 Sering >25
ada
Hg)
Bingung atau
Status mental Mungkin agitasi Biasanya agitasi Biasanya agitasi
mengantuk
Pengkajian fungsional
PEF (% yang <50 / respons
diprediksi atau terhadap terapi
>80 50-80 <50
terbaik secara berlangsung <2
personal) jam
SaO2 (%, udara
>95 91-95 <91 <91
ruangan)
PaO2 (mm Hg, Normal >60 <60 <60
udara rungan)
PaCO2 (mm Hg) <42 <42 ≥42 ≥42
Sumber : National Asthma Educational and Prevention Program (Keperawatan Kritis)
5. Patofisiologi

Menurut Smeltzer & Bare (2002), Suatu serangan Asma merupakan akibat
obstruksi jalan napas difus reversible. Obstruksi ini disebabkan oleh timbulnya
tiga reaksi utama yaitu kontraksi otot-otot polos baik saluran napas,
pembengkakan membran yang melapisi bronki, dan pengisian bronki dengan
mukus yang kental. Selain itu, otot-otot bronki dan kelenjar mukusa membesar,
sputum yang kental, banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan
udara terperangkap didalam jaringan paru. Antibodi yang dihasilkan (IgE)
kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang terhadap antigen
mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi, menyebabkan pelepasan produk
sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamine, bradikinin, dan prostaglandin
serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi lambat (SRS-A). Pelepasan mediator
ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan napas,
menyebabkan bronkospasme, pembengkakan membran mukosa, dan pembentukan
mucus yang sangat banyak. Selain itu, reseptor α- dan β- adrenergik dari sistem
saraf simpatis terletak dalam bronki. Ketika reseptor α- adrenergik dirangsang,
terjadi bronkokonstriksi, bronkodilatasi terjadi ketika reseptor β- adrenergik yang
dirangsang. Keseimbangan antara reseptor α- dan β- adrenergik dikendalikan
terutama oleh siklik adenosine monofosfat (cAMP). Stimulasi reseptor α-
mengakibatkan penurunan cAMP, yang mengarah pada peningkatan mediator
kimiawi yang dilepaskan oleh sel-sel mast bronkokonstriksi. Stimulasi reseptor β-
mengakibatkan peningkatan tingkat cAMP yang menghambat pelepasan mediator
kimiawi dan menyebabakan bronkodilatasi. Teori yang diajukan adalah bahwa
penyekatan β- adrenergik terjadi pada individu dengan Asma. Akibatnya, asmatik
rentan terhadap peningkatan pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot
polos.
6. Pathway
Ekstrinsik (Inhaled energi) Intrinsik (infeksi, psikososial, stress)

Bronkhial mukosa Penurunan stimuli reseptor terhadap


menjadi sensitif oleh Ig E iritan pada trakheobronkhial

Peningkatan sel mast Hiperaktif non spesifik stimuli


pada trakheobronkhial penggerak dari cell mast

Perangsang reflek reseptor


Stimulasi reflek reseptor Pelepasan histamin terjadi
tracheobronkhial
syarat parasimpatis pada stimulasi pada bronkial
mukosa bronkhial smooth sehingga terjadi
kontraksi bronkus Stimuli bronchial smooth dan
kontraksi otot bronkhiolus
Peningkatan permiabilitas
vaskuler akibat kebocoran
protein dan cairan dalam
jaringan

Perubahan jaringan, peningkatan Ig E dalam serum

Respon dinding bronkus

Bronkospasme Udema Mukosa Hipersekresi mukosa

Bronkus menyempit Penumpukan sekret kental


Wheezing

Ventilasi terganggu Sekret tidak keluar


Ketidakefektifan
pola napas

Hipoksemia Bernapas Batuk tidak


Gangguan melalui mulut efektif
pertukaran gas
Gelisah Intoleransi Mukosa kering Ketidakefektifan
aktivitas bersihan jalan

Risiko infeksi
Gangguan Pola Tidur Ansietas

Sumber :Somantri (2008), Muttaqin (2008), Sundaru H (2008)


7. Komplikasi
Menurut Mansjoer, A (2009) beberapa komplikasi yang mungkin dapat
timbul adalah :
a. Pneumothoraks
Pneumothoraks adalah keadaan adanya udara di dalam rongga pleura
yang dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan dada. Keadaan ini dapat
menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi dapat menyebabkan kegagalan
napas.
b. Pneumomediastinum
Pneumomediastinum dari bahasa Yunani pneuma “udara”, juga dikenal
sebagai emfisema mediastinum adalah suatu kondisi dimana udara hadir di
mediastinum. Pertama dijelaskan pada 1819 oleh Rene Laennec, kondisi ini
dapat disebabkan oleh trauma fisik atau situasi lain yang mengarah ke udara
keluar dari paru-paru, saluran udara atau usus ke dalam rongga dada .
c. Atelektasis
Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat
penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat
pernafasan yang sangat dangkal.
d. Aspergilosis
Aspergilosis merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh
jamur dan tersifat oleh adanya gangguan pernapasan yang berat. Penyakit ini
juga dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lainnya, misalnya pada otak
dan mata. Istilah Aspergilosis dipakai untuk menunjukkan adanya infeksi
Aspergillus sp.
e. Gagal napas
Gagal napas dapat tejadi bila pertukaran oksigen terhadap
karbodioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen
dan pembentukan karbondioksida dalam sel-sel tubuh.
f. Bronkhitis
Bronkhitis atau radang paru-paru adalah kondisi di mana lapisan bagian
dalam dari saluran pernapasan di paru-paru yang kecil (bronkhiolis) mengalami
bengkak. Selain bengkak juga terjadi peningkatan produksi lendir (dahak).
Akibatnya penderita merasa perlu batuk berulang-ulang dalam upaya
mengeluarkan lendir yang berlebihan, atau merasa sulit bernapas karena
sebagian saluran udara menjadi sempit oleh adanya lendir.
g. Fraktur iga

A. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian secara umum :
a) Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur,
Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku,
Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi.
b) Riwayat atau adanya factor resiko
1) Riwayat garis keluarga tentang Asma
2) Penggunaan obat yang memicu kekambuhan asma
3) Alergi
b) Aktivitas / istirahat
1) Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.
2) Frekuensi jantung meningkat
3) Perubahan irama jantung
4) Takipnea
c) Integritas ego
1) Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah
kronik.
2) Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan
dengan pekerjaan).
d) Makanan dan cairan
1) Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan sifatnya dingin, panas,
2) Mual, muntah.
3) Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).
e) Nyeri atau ketidak nyamanan
1) Angina / dada (penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung)
2) Nyeri hilang timbul pada tungkai.
3) Nyeri abdomen
Pengkajian Persistem :
a. Sirkulasi
1) Riwayat penyakit jantung
2) Hipotensi akibat posisi tubuh
b. Eleminasi
1) Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau
riwayat penyakit ginjal masa lalu.
c. Neurosensori
1) Keluhan pusing.
2) Berdenyut, merasa lemah
d. Pernapasan
1) Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
2) Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
3) Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
4) Riwayat merokok
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan bronkospasme otot
pernapasan
b. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan
akumulasi secret
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksemia
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksemia
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gelisah
BAB II
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian

Oleh : Muhammad Suryani


NIM : P2722 0016 222
Hari/tanggal : Senin /
Jam : 09.00 WIB
Sumber Data : Pasien, keluarga Pasien
Metode : Wawancara, Observasi, Pemeriksan Fisik, Studi Dokumentasi

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


1. Identitas Kepala Keluarga
a. Nama : Tn.S
b. Umur : 57 th
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Katolik
e. Pendidikan Terakhir : SMP
f. Pekerjaan : Buruh
g. Alamat : DK Rogobayan RW XI RT 02 Ngering Klaten
h. Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
i. Jumlah anggota keluarga :2
2. Daftar Anggota Keluarga
No Nama Umur Agama L/P Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket
1. Ny.S 64 Th Katolik P Istri SD IRT
3. Anggota Keluarga Yang Meninggal Dalam 6 Bulan Terakhir
Keluarga Tn.S mengatakan dalam enam bulan terahir tidak ada anggota keluarga
yang meninggal dunia.
4. Tempat tinggal Masing-masing Anggota Keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan dirinya berserta istri tinggal dalam satu rumah.
5. Struktur dan Tipe Keluarga
a. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga Tn.S berlangsung baik dan dilakukan tiap hari.
biasanya membicarakan tentang masalah pekerjaan. Dalam
berkomunikasi bahasa yang digunakan menggunakan bahasa Jawa dan
tidak mengalami hambatan dalam berkomunikasi.
2) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn.S saling menyayangi dan saling mendukung sebagai
kekuatan dan kekompakan dalam membantu pengobatan dan kebutuhan
terutama istrinya. Ny.I mengatakan setiap ada masalah dalam keluarga
selalu dibicarakan secara bersama-sama, dan pengambilan keputusan
juga selalu bersama-sama.
3) Struktur peran keluarga
Tn.S sebagai kepala rumah tangga bekerja sebagai buruh lepas
sedangkan Ny.I bekerja sebagai ibu rumah tangga.
4) Nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn.S menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama
dan kepercayaan yang dianut oleh keluarganya.
b. Tipe Keluarga
Keluarga ini termasuk dalam tipe keluarga Dyad, yaitu suatu rumah tangga
yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
6. Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Keluarga lansia dimana tahap terakhir dari siklus kehidupan keluarga
dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa penuaan,
terus brlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan
pasangan lain yang meninggal. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai
dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :
b. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah memiliki rumah
sendiri.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Perawatan Keluarga
1) Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S terdiagnosa Asma sejak 10 tahun
yang lalu. Keluarga Tn.S mengatakan bahwa penyakit asma
merupakan suatu masalah dan penyakit keturunan yang bisa kapan
saja kambuh. Keluarga Tn.S mengatakan bila istrinya (Ny.S)
kecapekan atau menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh.
Keluarga Tn.S mengatakan belum tahu pengertian, tanda dan gejala,
penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta
lingkungan yang sehat untuk penderita asma. Jenis makanan yang
dikonsumsi Ny.S sama dengan anggota keluarga yang lain. Keluarga
Tn.S tampak menggelengkan kepala saat ditanya tentang pengertian,
tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan, dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma.
2) Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S dulu tidak pernah atau jarang untuk
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan secara rutin, hanya kalau
merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung diperiksan ke
dokter. Tn.S mengatakan sering menyarankan periksa ke pelayanan
kesehatan agar tidak terjadi lagi kekambuhan pada asma Ny.S tetapi
Ny.S sulit dikasih tahu dan kadang tidak mau, tetapi akhir-akhir ini
Ny.S sudah mulai mau memeriksakan atau control penyakit asmanya
ke Pelayanan kesehatan Balkesmas.
3) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit
Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S paling sering mengkonsumsi nasi,
sayur bayam dengan lauk telur. Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S
paling senang makan telur. Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S tidak
pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma sedikit. Keluarga Tn.S
mengatakan Ny.S minum obat hanya kalau sakit yaitu salbutamol 3 x
sehari. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbutamol
dari dokter disuruh untuk berhenti. Obat Ny.S masih tampak belum
habis. Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S tidak rutin kontrol, terakhir
kali memeriksakan pada bulan Februari 2018 dan sekarang Ny.S baru
memulai control lagi dibulan April karena kemaren asmanya kambbuh
dan takut akan menjadi parah. Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S lebih
sering berdiam dirumah dan aktivitas Cuma disekitar rumah sebagai
IRT walau kadang Ny.S juga berolahraga pada pagi hari tetapi tidak
rutin.
4) Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif
Keluarga Tn.S mengatakan Tn.S adalah seorang perokok aktif dan
sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu
bungkus. Disamping itu, keluarga Tn.S juga mengatakan kebersihan
lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih
kurang sehat seperti kurang ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga
tidak memiliki jendela hanya kaca rumah saja sehingga cahaya
matahari tidak langsung masuk ke rumah.
5) Ketidamampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Tn.S mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit
langsung periksa ke dokter. Keluarga Tn.S mengatakan keluarganya
sudah memiliki Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
b. Fungsi Biologis
Tn.S berusia 57 tahun dan Ny.S berusia 64 tahun merupakan usia yang
sudah tidak produktif lagi. Mereka memiliki seorang anak laki-laki tetapi
sudah berkeluarga sendiri. Keluarga Tn.S mengatakan tidak pernah
menggunakan KB.
c. Fungsi Ekonomis
Keluarga Tn.S mengatakan dirinya bekerja sebagai buruh lepas dan
istrinya sebagai ibu rumah tangga, untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Keluarga Tn.S mengatakan penghasilan Tn.S tidak menentu.
d. Fungsi Psikologis
Keluarga Tn.S mengatakan walaupun kehidupan keluarganya kurang
mencukupi tetapi masing-masing anggota keluarga merasa nyaman, saling
perhatian, dan saling menyayangi.
e. Fungsi Pendidikan
Keluarga Tn.S mengatakan keluarganya sudah menjalankan fungsi
pendidikan dengan menyekolahkan anaknya sampai menjadi sarjana dan
sekarang sudah bekeluarga sendiri.
f. Fungsi Agama
Keluarga Tn.S mengatakan seluruh anggota keluarganya beragama
Katolik.
g. APGAR keluarga
Hasil pengkajian APGAR keluarga bernilai 7. Nilai 7-10 mengindisikan
bahwa keluarga memiliki fungsi yang baik.
8. Sistim Pendukung Keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan jumlah anggota keluarga yang sehat berjumlah 1
orang. Keluarga Tn.S mengatakan jarak antara rumah dengan Puskesmas ± 3
kilometer dan dapat ditempuh dengan sepeda motor.
9. Genogram
stroke Liver

64 th asma

Keterangan
: laki-laki : klien

: perempuan : garis pernikahan

: laki-laki meninggal : garis keturunan

: perempuan meninggal : tinggal serumah

10. Status Kesehatan Keluarga Inti


a. Status kesehatan anggota keluarga
Pada saat dilakukan pengkajian hari senin, April 2018 didapatkan data
kesehatan:
1) Tn.S
Kepala Tn.S berbertuk mesochepal, rambut lurus, kulit kepala tidak
berketombe, visus 6/6, tidak menggunakan kaca mata, konjungtiva
tampak berwarna merah, sclera tampak berwarna putih, hidung antara
kiri dan kanan simetris, tidak ada secret yang keluar, murkosa bibir
tidak ada stomatitis, bibir tampak lembab, telinga simetris antara kiri
dan kanan, tidak ada serum yang keluar dari telinga, tidak teraba
pembesaran kelenjar tyroid dan limfe. Terlihat pergerakan dinding
dada. Tidak tampak ketinggalan gerak saat bernafas, tidak teraba nyeri
tekan, perkusi terdengar sonor, auskultasi bunyi nafas terdengar
vesikuler. Tidak tampak edema pada ekstremitas atas dan bawah.
Kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 5, kaki kanan 5, kaki kiri 5.
Tn.S pada saat ini dalam keadaan sehat.
Tanda-tanda vital saat pengkajian:
TD : 120/80 mmHg TB : 170 cm=1,7 m
Nadi : 80 x/menit BB : 68
68
Suhu : 36,2°C IMT :(1,7)² = 23,5

RR : 20 x/menit Status Gizi Baik


2) Ny.S
Kepala berbertuk mesochepal, rambul ikal, kulit kepala tidak
berketombe, rambut tampak rontok, rambut kering, visus 6/6 dan tidak
menggunakan kaca mata, sclera tampak berwarna putih, konjungtiwa
tampak pucat, tidak tampak cloasma gravidarum, hidung antara kiri dan
kanan simetris, tidak ada secret yang keluar, mukosa bibir tidak ada
stomatitis, bibir kering, gigi tidak ada yang tanggal, telinga simetris
antara kiri dan kanan, tidak ada serum yang keluar dari telinga, tidak
teraba pembesarn kelenjar tyroid dan limfe, Terlihat pergerakan dinding
dada. Napas tampak sesak sesaat, dan kadang terengal-engal saat
berbicara, tidak tampak ketinggalan gerak saat bernafas, tidak teraba
nyeri tekan, perkusi terdengar sonor, auskultasi bunyi nafas terdengar
whezing. Suara jantung S1 S2 tunggal. Tidak tampak kelemahan pada
kedua anggota gerak. Tanda-tanda vital saat pengkajian:
TD : 130/80 mmHg TB :148 cm=1,48 m
Nadi : 82 x/menit BB : 46 kg
46
RR : 26 x/menit IMT :(1,48)² = 21,9

Status gizi Normal

b. Penyakit yang diderita


Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S menderita Asma sejak 10 tahun yang lalu.
c. Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan
Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S kalau dari keluarga sendiri tidak ada yang
memiliki penyakit seperti yang Ny.S alami saat ini. Keluarga Tn.S
mengatakan di dalam keluarganya memang ada memiliki penyakit seperti
penyakit stroke.
d. Anggota keluarga yang menderita cacat
Keluarga Tn.S mengtakan di dalam keluaganya tidak ada yang menderita
cacat baik psikis maupun fisik.
e. Adakah anggota keluarga yang berpenyakit kronis/menular
Keluarga Tn.S mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti kusta, TBC, Hepatitis.
f. Perilaku pencarian pengobatan/pelayanan kesehatan
Keluarga Tn.S mengatakan apabila keluarganya ada yang sakit langsung
periksa ke dokter. Keluarga Tn.S mengatakan keluarganya tidak rutin
periksa ke dokter hanya waktu sakit saja baru periksa. Keluarga Tn.S
mengatakan saat Ny.S sakit baru minum obat dan diberikan secara teratur
sesuai anjuran dokter. Keluarga Tn.S mengatakan tidak berani memberikan
obat warung saat keluarganya sakit.
11. Hobby Masing-masing Anggota Keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mmempunyai
hobby khusus.
12. Hubungan Antar Anggota Keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan hubungan dengan suami, anak, dan anggota keluarga
yang lain terjalin harmonis.
13. Anggota Keluarga Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan Keputusan
Keluarga Tn.S mengatakan bila dalam keluarganya ada masalah diselesaikan
dengan jalan musyawarah bersama, tetapi paling banyak pengambil keputusan
diambil oleh dirinya selaku kepala keluarga.
14. Kebiasaan Anggota Keluarga
a. Kebutuhan Nutrisi dalam keluarga
 Tn.S
Tn.S makan 2 kali/hari , waktu makan teratur, porsi satu piring penuh.
Jenis makanan yang dimakan nasi, sayur, lauk-pauk.Tn.S tidak memiliki
alergi terhadapa makanan.
 Ny.S
Ny.I makan 2 kali/hari mengabiskan satu piring.Ny.I tidak mempunyai
alergi makanan ataupun makanan pantangan. Ny.S mengatakan setiap
hari membeli sayur yang sudah siap untuk dimakan. Ny.S menyimpan
makanan di atas meja dalam keadaan tertutup dengan tudung saji.
b. Minum keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan secara rutin mengkonsumsi air putih sebanyak 8
gelas per hari, air putih tersebut diperoleh dari sumur gali dan direbus hingga
masak sebelumya.
c. Pola istirahat
Keluarga Ny.S mengatakan tidur dari jam 21.00 wib - 04.00 WIB. Keluarga
Tn.S mengatakan memang sering Ny.S tidur siang sekitar 2 jam. Keluarga
Tn.S mengatakan kalau siang hari selesai kegiatan dirumah beres beres
biasanya Ny.S nonton TV dan tidur. Keluarga mengatakan tidak ada
masalah pada pola istirahat anggota keluarga Tn.S yang lain.
d. Rekreasi
Keluarga Tn.S mengatakan tidak merencanakan waktu khusus untuk rekreasi
karena Tn.S bila ada waktu libur lebih dimanfaatkan untuk istirahat.
e. Pemanfaatan waktu senggang
Keluarga Tn.S mengatakan waktu senggang di gunakan untuk istirahat dan
nonton televisi bersama keluarga.
f. Pola eliminasi
Masing-masing anggota keluarga BAB 1x/hari, keluarga Tn.S tidak
mengeluhkan masalah pada pola BAB. BAK masing-masing anggota
keluarga kurang lebih 5 hingga 6 kali/hari. Keluarga Tn.S tidak ada yang
mengeluhkan masalah pada pola BAK.
g. Higine perorangan
Keluarga Tn.S mengatakan semua anggota keluarga mandi 2 kali sehari,
menggunakan sabun mandi, setiap anggota keluarga rutin menggosok gigi 2
kali sehari pada saat mandi. Kebiasaan keluarga mencuci rambut 2 kali
dalam seminggu.
h. Kebiasaan anggota keluarga yang merugikan kesehatan
Keluarga Tn.S mengatakan Tn.S mempunyai kebiasaaan merokok.

B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA


1. Penghasilan
a. Penghasilan utama
Keluarga Tn.S mengatakan sumber penghasilan utama diperoleh dari Tn.S
yang bekerja sebagai buruh lepas dengan penghasilan rata-rataRp. 500.000 per
bulan. Sedangkan Ny.S bekerja sebagai ibu rumah tangga.
b. Penghasilan sampingan/tambahan
Keluarga Tn.S mengatakan keluarganya memiliki penghasilan tambahan yang
diberi oleh anaknya Rp 200.000 – 500.000 / bulan tapi kadang tidak menentu.
c. Jumlah penghasilan dalam keluarga
Jumlah penghasilan dalam keluarga Rp500.000,00-Rp1.000.000,00.
2. Pemanfaatan/penggunaan dana keluarga per bulan
a. Biaya kebutuhan pokok : Rp 500.000,00
b. Biaya kesehatan : Rp ……-……….
c. Biaya pakaian : Rp …… -…………
d. Biaya rekreasi : Rp ……-…………
e. Biaya perbaikan rumah : Rp ……-…………
f. Tabungan : Rp 20.000,00
g. Biaya tak terduga : Rp ……-…………

3. Kecukupan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari


Keluarga Tn.S mengatakan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dicukup-cukupkan.
4. Pengelolaan keuangan dalam keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan pengelolaan keuangan dalam keluarga dipegang oleh
istrinya yaitu Ny.S mengatakan setiap harinya dijatah Rp.20.000,00 untuk
ditabung.
5. Keadaan ekonomi
Pendapatan ekonomi keluarga Tn.S sangatlah kurang. Ny.S mengatakan sudah
tidak membeli beras karena sudah mendapat dari hasil buruh disawah. Barang-
barang yang dimiliki Keluarga Tn.S adalah sebuah sepeda motor, TV, tabungan.
6. Hubungan anggota keluarga dengan masyarakat
Ny.S mengatakan sebelum mempunyai sakit seperti sekarang dirinya aktif salam
kegiatan PKK. Tetapi semenjak sakit asma sering kambuh dirinya sudah tidak bisa
ikut rutin kegiatan PKK. Keluarga Tn.S mengatakan hubungan keluarga dengan
ketua RT, ketua KK LKMD, ketua RW, dan anggota masyarakat terjalin
harmonis. Keluarga Tn.S mengatakan Tn.S aktif ikut kegiatan Ronda. Fasilitas
untuk pertemuan masyarakat sering dilakukan di rumah tokoh masyarakat.
7. Pendidikan

Nama Tamat/belum
Pendidikan Pendidikan Non
No Anggota tamat/tidak Ket
Formal Formal
Keluarga tamat
1. Tn.S SMP - Tidak Tamat -
2. Ny.S SD - Tidak Tamat -

8. Budaya
Keluarga Tn.S mengatakan dirinya asli keturunan jawa. Keluarga Tn.S
mengatakan tidak adat istiadat dari masing-masing kebudayaan yang bertentangan
dengan kesehatan. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Jawa.
Disekitar tempat tinggal Tn.S kebanyakan berasal dari suku Jawa.
9. Agama/Spiritual Keluarga
Keluarga Tn.S mengaku beragama Katolik dan taat beribadah. Keluarga Tn.S
mengatakan tidak ada mitos-mitos ataupun kepercayaaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
C. FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN
1. Rumah
a. Luas pekarangan dan bangunan
Keluarga Tn.S mengatakan tidak memiliki pekarangan. Luas bangunan rumah
16 m².
b. Status kepemilikan : milik sendiri
c. Jenis rumah : dipetak-petak
d. Jenis bangunan : permanen
e. Atap rumah : genteng
f. Langit-langit : ternit
g. Lantai rumah : keramik
h. Ventilasi : ada
i. Jendela : tidak mempunyai jendela.
j. Pencahayaan : sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
k. Penerangan malam hari : sumber penerangan dari lampu PLN
l. Pembagian ruang : - kamar tidur :
- dapur :
- WC :
m. Denah rumah

U
dapur

WC 4 meter
Sumur gali kamar

4 meter
2. Perabot rumah
Keluarga Tn.S mengatakan alat-alat masak menggunakan kompor gas. Keluarga
Tn.S mengatakan tempat penyimpanan peralatan dapur diletakkan di rak kecil.
Perabot rumah tangga sudah tertata rapi.
3. Pengelolaan Sampah
Keluarga Tn.S mengatakan cara pembuangan sampah langsung di tempat
kantongan plastic yang nantinya akan dibakar, keluarga Tn.S mengatakan
sampah-sampah yang dibakar di masukkan tempat pembuangan sampah
sementara (plastic) yang terletak di depan rumah. Jarak tempat pembuangan
sampah dengan sumber air minum ± 2 meter.
4. Sumber Air
Sumber air keluarga Tn.S berasal dari sumur gali. Jarak sumber air minum dengan
bak penampungan limbah (septic tank) ± 5 meter. Tidak tampak pencemaran air,
kualitas air jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
5. Jamban Keluarga
Keluarga Tn.S memiliki jamban keluarga dengan jenis jamban angsa latrine.
Letak jamban berada didalam rumah. Jarak jamban dengan sumber air minum
kurang dari 5 meter dan terawat.
6. Pembuangan air limbah
Jenis air limbah adalah limbah rumah tangga dan di tempatkan pada bak
penampungan limbah. Jarak bak penampungan air limbah dengan sumber air
minum kurangg dari 5 meter. Letak di belakang rumah.
7. Kandang Ternak
Keluarga Tn.S mengatakan tidak memiliki kandang ternak.
8. Kamar mandi
Keluarga Tn.S memiliki kamar mandi sebanyak satu kamar mandi, terletak di
dalam rumah, tempat penampungan air menggunakan ember dengan kondisi
terbuka dan dikuras tiap hari.
9. Halaman rumah
Keluarga Tn.S tidak memiliki halaman rumah.
10. Lingkungan rumah
Rumah keluarga Tn.S berada desa. Jarak dengan tetangga berhimpitan, suasana
ramai, lokasi dekat rumah.
11. Fasilitas sosial, pendidikan dan kesehatan
a. Fasilitas pendidikan : SD
Jarak dari rumah : 2 km
b. Fasilitas perdagangan : warung
Jarak dari rumah 500 m
c. Fasilitas kesehatan : Puskesmas
Jarak dari rumah :± 3 km
d. Fasilitas peribadatan : gereja
Jarak dari rumah : ±5 km
e. Fasilitas lainnya : terminal
Jarak dari rumah :± 5 km

D. KESEHATAN IBU DAN ANAK


1. Keluarga Berencana
Keluarga Tn.S merupakan pasangan lanjut usia. Umur Tn.S saat ini 57 tahun,
sedangkan Ny.S berumur 64 tahun.Keluarga Tn.S mengatakan tidak pernah
menggunakan KB.
E. RIWAYAT KESEHATAN MENTAL DAN PSIKOSOSIAL
1. Memenuhi kebutuhan jiwa
Keluarga Tn.S menggatakan nyaman berada di tempat tinggalnya saat ini,dan merasa
bahagia dengan kondisi keluarga merasa aman dan tenang.
2. Pemenuhan status social
Keluarga Tn.S mengatakan diterima baik oleh masarakat sekitar, dan keluarga selalu
aktif dalam kegiatan masyarakat.
3. Riwayat kesehatan mental keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa.
4. Gangguan mental pada anggota keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang merasa bersalah,
gagal, kecewa atau tertekan.
5. Penampilan/tingkah laku keluarga yang menonjol
Keluarga Tn.S mengatakan bahwa tidak ada yang menonjol seperti agresif, ekstrim,
peminum alkohol, suka melamun, suka menyendiri, senang pergi tanpa tujuan, suka
menangis tanpa sebab, ataupun suka mencuri tanpa sengaja.
6. Tanggapan/harapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang ada
Keluarga Tn.S berharap dengan adanya petugas kesehatan yang berkunjung ke
rumah dapat membagi ilmu dan pengetahuan bagaimana merawat anggota keluarga
yang menderita asma.
F. PERSEPSI DAN TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP MASALAH
1. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi
Keluarga Tn.S menyadari bahwa ada salah satu anggota keluarga yang menderita
Asma yaitu Ny.S. Keluarga mengatakan Asma dapat mengancam jiwa. Keluarga
beranggapan bahwa asma merupakan penyakit keturunan yang sewaktu-waktu bisa
kambuh dan berbahaya sehingga harus ditangani segera. Keluarga Tn.S mengatakan
tidak ada masalah jika tidak mempunyai jendela ataupun ventilasi, karena dulu
pernah dibuat ventilasi di atas rumah, tetapi suhu di dalam rumah terasa panas
sehingga sekarang ditutup lagi.
2. Tanggapan/mekanisme coping keluarga terhadap masalah
Keluarga Tn.S mengatakan menerima keadaan Ny.S yang sakit asma, tetapi Ny.S
juga berusaha untuk meningkatkan status kesehatan dengan cara memanfaatkan
sumber-sumber kesehatan yang ada.
II. ANALISA DATA
DATA MASALAH PENYEBAB

DS: Ketidakefektifan Ketidakmauan


- Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S Manajemen dalam
terdiagnosa Asma sejak 10 tahun Regimen memanfaatkan
yang lalu Terapeutik fasilitas layanan
- Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S Asma pada kesehatan
minum obat hanya kalau sakit yaitu Ny.S di
salbutamol 3 x sehari. Dan apabila keluarga Tn.S
serangan asmanya sudah sembuh
obat salbutamol dari dokter disuruh
untuk berhenti.
DO:
- Terapi yang sudah diberikan
salbutamol 3 x sehari
- Nadi : 85 x/menit, Respirasi : 25
x/menit,
- Status Gizi Baik
DS: Ketidakmampuan
- Keluarga Tn.S mengatakan bila keluarga Tn.S
Ny.S kecapekan atau menderita mengenal
batuk pilek asmanya langsung penyakit asma
kambuh pada Ny.S
- Keluarga Tn.S mengatakan belum
tahu pengertian, tanda dan gejala,
penyebab, makanan yang dianjurkan
dan tidak dianjurkan serta
lingkungan yang sehat untuk
penderita asma. Jenis makanan yang
dikonsumsi Ny.S sama dengan
anggota keluarga yang lain.
DO:
- Keluarga Tn.S tampak
menggelengkan kepala saat ditanya
tentang pengertian, tanda dan gejala,
penyebab, makanan yang dianjurkan
dan tidak dianjurkan, dan
lingkungan yang sehat untuk
penderita asma.

DS: Ketidakmampuan
- Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S keluarga Tn.S
tidak diperiksakan ke pelayanan mengambil
kesehatan secara rutin, hanya kalau keputusan pada
merasa sakit atau mendapat serangan Ny.S
asma langsung diperiksan ke dokter
dan tidak berani memberikan obat
bebas.
DO:
- Terakhir periksa bulan februari 2018
- Asma sering sering kambuh
DS: Ketidakmampuan
- Keluarga Tn.S mengatakan Tn.S keluarga
adalah seorang perokok aktif dan menciptakan
sering merokok di dalam rumah. lingkungan yang
Dalam sehari tidak habis satu kondusif bagi
bungkus. Ny.S
- Disamping itu, keluarga Tn.S juga
mengatakan kebersihan lingkungan
sangat mendukung kesehatan, akan
tetapi rumah masih kurang sehat
seperti tidak memiliki ventilasi
sehingga terasa pengap, dan juga
tidak memiliki jendela sehingga
cahaya matahari tidak langsung
masuk ke rumah.
DO:
- Luas bangunan rumah 12 m²
- Ventilasi tidak ada
- Tidak mempunyai jendela
- Sinar matahari tidak masuk ke
dalam rumah
III. SKALA PRIORITAS
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada Ny.S di keluarga Tn.S
NO KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN

1. Sifat Masalah: 3/3 x1 1 - Keluarga Tn.S


Deficit mengatakan Ny.S
terdiagnosa Asma sejak
10 tahun yang lalu
- Keluarga Tn.S
mengatakan Ny.S minum
obat hanya kalau sakit
yaitu salbutamol 3 x
sehari. Dan apabila
serangan asmanya sudah
sembuh obat salbutamol
dari dokter disuruh untuk
berhenti.

2. Kemungkinan 1/2 x2 1 Factor pendukung:


masalah dapat - Jarak puskesmas dengan
diubah: sebagian rumah ± 3 kilometer
- ada yang mengantar
Ny.S ke tempat
pelayanan kesehatan
- keluarga Tn.S
mempunyai sepeda
motor.
- Pendidikan terakhir
keluarga Tn.S adalah
SMP sehingga
mempengaruhi
penyerapan informasi
3 Kemungkinan 3/3 x 1 1 - Dengan mengurangi
masalah dapat factor pencetus serangan
dicegah: tinggi asma seperti kelelahan,
terhindar dari batuk
pilek, rumah tidak
berdebu, tidak ada yang
merokok di dalam
rumah diharapkan Asma
tidak kambuh lagi
- Dengan mengkonsumsi
makanan yang sehat
untuk penderita asma,
diharapkan asma dapat
terkontrol
4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga beranggapan
masalah : masalah bahwa asma merupakan
berat, harus segera penyakit keturunan yang
ditangani sewaktu-waktu bisa kambuh
dan berbahaya sehingga
harus ditangani segera

Jumlah 4

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada Ny.S di keluarga Tn.S
berhubungan dengan:
a. Ketidakmampuan keluarga Tn.S mengenal penyakit asma pada Ny.S ditandai
dengan:
DS:
- Keluarga Tn.S mengatakan bila Ny.S kecapekan atau menderita batuk
pilek asmanya langsung kambuh, sedangkan suaminya bila terlalu
kecapekan juga langsung kambuh.
- Keluarga Tn.S mengatakan belum tahu pengertian, tanda dan gejala,
penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta lingkungan
yang sehat untuk penderita asma. Jenis makanan yang dikonsumsi Ny.S
sama dengan anggota keluarga yang lain.

DO:
KeluargaTn.S tampak menggelengkan kepala saat ditanya tentang pengertian,
tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan,
dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma.
b. Ketidakmampuan keluarga Tn.S mengambil keputusan pada Ny.S ditandai
dengan:
DS:
- Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S tidak diperiksakan ke pelayanan kesehatan
secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung
diperiksan ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas.
DO:-
c. Ketidakmampuan keluarga Tn.S merawat Ny.S yang sakit asma ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S paling sering mengkonsumsi nasi, sayur
bayam dengan lauk telur.
- Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S paling senang makan telur.
- Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S tidak pernah jajan es, kalaupun jajan ya
sedikit.
- Keluarga Tn.S mengatakan Ny.S minum obat hanya kalau sakit yaitu
salbutamol 3 x sehari. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat
salbutamol dari dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.S mengatakan
Ny.S tidak rutin kontrol, terakhir kali februari 2018
DO:
- Obat Ny.S masih tampak belum habis
d. Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi Ny.S
ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.S mengatakan Tn.S adalah seorang perokok aktif dan sering
merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus.
- Disamping itu, keluarga Tn.S juga mengatakan kebersihan lingkungan
sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat
seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak
memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke
rumah.
DO:
- Luas bangunan rumah 16 m²
- Ventilasi tidak ada
- Tidak mempunyai jendela
- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
DAFTAR PUSTAKA

Bailon & Maglaya 1978, Perawatan Kesehatan Keluarga, Jakarta


Doengoes, Marilynn E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan pasien, EGC : Jakarta
Jhonson & Leny, 2010, Keperawatan Keluarga, Muha Medika : Yogyakarta
Mansjoer, Arif dkk.2009.Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3.Jakarta;Media Aeculapius
Muttaqin, Arif.2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan.Jakarta: Salemba Medika
Nurarif, A.H dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta;MediAction
Nursalam, 2008, Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktik. Edisi 2,
Salemba Medika : Jakarta
NIC. Bulechek,et.al. 2016. Nursing Interventions Classification. Edisi Enam. Elsevier.
NOC. Bulechek,et.al. 2016. Nursing Interventions Classification. Edisi Enam. Elsevier
PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Smeltzer, S.C dan Bare, B.G.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal-bedah
Vol.1.Jakarta;EGC
Reevers, Charlene J, et all (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba medica.
Soemantri, Irman.2008.Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan Pasien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan.Jakarta: Selemba Medika
Sundaru, Heru.2008.Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. FKUI
FitzGerald, J Mark et.al.2016.Global Strategy for Asthma Management and Preventation
Pangestu, M Marliando Satria dkk.2016.Hari Asma Sedunia: You Can Control Your
Asthma.ISMKI Wilayah 1.
Wibowo, Setiyo Ari dkk.2010.Realisasi Sensor Piezoelektrik untuk Pengukuran Respiration
Rate Berbasis PC.Telkom University.

Anda mungkin juga menyukai