2017
Theresia, Yohani
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3849
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN LUARAN
BERAT BADAN BAYI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
SKRIPSI
Oleh :
YOHANI THERESIA
140100128
SKRIPSI
Oleh :
YOHANI THERESIA
140100128
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kasih dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul „Hubungan Antara Preeklampsia
dengan Luaran Berat Badan Bayi di RSUP H. Adam Malik Medan”. Penelitian ini
dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai gelar
Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Kiranya
tulisan ini dapat menambah pengetahuan bagi kita semua.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan dalam penulisan penelitian ini, di antaranya :
1. Kepada Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara
2. Kepada dosen pembimbing dalam penelitian ini, dr. Riza Rivany, Sp.OG
(K), yang telah meluangkan waktu serta pemikirannya untuk membimbing
penulis dengan tulus dan sabar, mulai dari awal penyusunan penelitian
hingga selesainya laporan hasil penelitian ini
3. Kepada dr. M. Oky Prabudi, Sp.OG selaku ketua penguji seminar proposal
dan seminar hasil yang telah memberikan saran dan masukan yang
membangun untuk penelitian ini
4. Kepada dr. Hilfan Ade Putra Lubis, Sp.JP selaku anggota penguji seminar
proposal dan seminar hasil yang telah memberikan saran dan masukan
yang membangun untuk penelitian ini
5. Kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Rusli, SE dan Ibunda Nani,
serta adik saya terkasih Yohanes Theodorus yang tiada henti-hentinya
mendoakan, mendukung, dan memberikan bantuan dalam menyelesaikan
laporan hasil penelitian ini.
6. Kepada sahabat seperjuangan penulis, Winnie Carey dan Vincent Jimanto,
yang selalu memberi arahan dan motivasi sepanjang proses penyusunan
penelitian ini.
ii
Penulis
Yohani Theresia
Halaman
iv
vii
viii
ix
Latar Belakang. Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan
adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan
aktivasi endotel dan koagulasi. Preeklampsia tidak hanya berdampak pada ibu, tetapi juga pada
bayi yang dilahirkan. Kelainan ini merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya
insufisiensi plasenta yang dapat mengakibatkan hipoksia, pertumbuhan janin terhambat, dan
persalinan prematur sehingga dapat menyebabkan penurunan berat lahir. Dari uraian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa preeklampsia dapat menyebabkan beberapa dampak buruk pada bayi
yang dilahirkan, khususnya yang berhubungan dengan luaran berat badan bayi, oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada dan melihat
kesesuaian antara teori dengan kenyataan di lapangan. Tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara preeklampsia dengan luaran berat badan bayi di RSUP H. Adam
Malik Medan. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik dengan
pendekatan cross sectional (potong lintang) dan dilakukan secara retrospektif menggunakan
pengumpulan data rekam medis ibu yang melahirkan di RSUP H. Adam Malik Medan. Hasil
penelitian ini kemudian akan diolah menggunakan uji statistik Mann-Whitney. Hasil. Dari 238
ibu, 80 (33,6%) di antaranya menderita preeklampsia, dan dari 80 ibu tersebut, 45 (56,3%) di
antaranya melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, 34 (42,5%) di antaranya melahirkan bayi
dengan berat lahir normal, dan 1 (1,3%) lainnya melahirkan bayi dengan berat lahir besar.
Berdasarkan hasil uji analisis statistik menggunakan uji Mann-Whitney, didapatkan nilai p <
0,001. Nilai p yang didapat lebih kecil dibandingkan dengan nilai α (0,05) yang berarti hipotesis
nol ditolak. Uji Mann-Whitney membandingkan peringkat (ranking) antar kelompok dan dari
penelitian ini didapatkan bahwa preeklampsia mempunyai peringkat yang lebih tinggi
dibandingkan yang tidak preeklampsia, yaitu nilai preeklampsia sebesar 149,51 dan tidak
preeklampsia sebesar 104,31. Kesimpulan. Terdapat hubungan antara preeklampsia dengan
luaran berat badan bayi, dan hubungan yang dimaksud adalah preeklampsia menunjukkan
kecenderungan lebih tinggi untuk terjadinya BBLR dibandingkan dengan yang tidak preeklampsia.
xi
xii
PENDAHULUAN
1.4 HIPOTESIS
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PREEKLAMPSIA
2.1.1 DEFINISI
2.1.2 PREVALENSI
ibu (18%) dan 3.000 kematian bayi per tahun (Smith, 2008). Menurut POGI
(2016), prevalensi preeklampsia di negara maju adalah 1,3% - 6%, sedangkan di
negara berkembang adalah 1,8%-18%. Hal ini didukung dengan temuan
preeklampsia di Inggris yaitu sekitar 3 juta ibu dan di Amerika yaitu sekitar 15
juta. Insiden preeklampsia di Indonesia sendiri adalah 128.273 per tahun atau
sekitar 5,3%.
Preeklampsia merupakan kondisi yang diturunkan yaitu sekitar 55%. Hal ini
disebabkan oleh gen ibu yang diturunkan pada bayi. Wanita yang pernah
menderita preeklampsia memiliki resiko 4 kali lipat lebih besar untuk mendapat
penyakit kardiovaskular di kemudian hari serta 2 kali lipat resiko untuk
mengalami penyakit jantung iskemik dan stroke pada 10-15 tahun setelah
kehamilan (Davis et al., 2012).
Sampai saat ini, etiologi dari preeklampsia atau eklampsia masih belum
diketahui secara pasti, namun genetik, endokrin/metabolik (termasuk perubahan
prostaglandin), iskemia uteroplacental, dan gangguan imunologi diduga dapat
menyebabkan preeklampsia (Smith, 2008). Ada beberapa teori yang ditulis oleh
Saxena (2010)untuk mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari penyakit ini,
yaitu sebagai berikut:
1. Invasi trofoblas yang tidak adekuat
Pada kehamilan normal, vili-vili cytotrophoblast akan menginvasi
miometrium dan arteri spiralis akan kehilangan endotelium serta serat-
serat ototnya. Modifikasi struktural ini diikuti dengan perubahan fungsi,
yaitu resistensi arteri spiralis menjadi lebih rendah dan sensitivitasnya
berkurang atau bahkan tidak sensitif sama sekali terhadap substansi
vasokontriktif.
Pada preeklampsia, mekanisme ini mengalami gangguan, sehingga yang
terjadi adalah yang sebaliknya, yaitu peningkatan resistensi arteri uterine
dan peningkatan sensitivitas terhadap vasokontriktor sehingga
menyebabkan iskemia plasenta kronik dan stres oksidatif. Iskemia plasenta
7. Masalah nutrisi
Insufisiensi protein maupun kelebihan protein, kurangnya konsumsi buah
dan sayuran segar yang berfungsi sebagai antioksidan.
8. Faktor genetik
Gen spesifik penyebab preeklampsia masih belum diidentifikasi, namun
beberapa bukti menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian
preeklampsia dan eklampsia antara lain:
Preeklampsia hanya terjadi pada manusia
Terdapat kecenderungan angka kejadian yang meningkat pada anak
dan cucu dari ibu yang menderita preeklampsia atau eklampsia.
Berikut ini merupakan hal-hal yang dapat menjadi faktor resiko preeklampsia
berat, yaitu:
1. Usia ibu
Usia yang dianggap beresiko yaitu di bawah 20 tahun atau di atas 35
tahun, sedangkan usia 20-35 tahun merupakan usia reproduksi yang
terbaik untuk hamil.
Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan
darah dan tidak memperhatikan kehamilannya didukung dengan psikisnya
yang belum siap menghadapi kehamilan sehingga menyebabkan
peningkatan tekanan darah.
Ibu yang usianya di atas 35 tahun beresiko tinggi baik dari sisi kehamilan
maupun persalinannya, hal ini disebabkan oleh perubahan-perubahan di
dalam tubuhnya akibat penuaan organ, kemudian terjadi penurunan
kondisi fisik secara keseluruhan seperti penurunan fungsi ginjal, fungsi
hati, peningkatan tekanan darah, dan diabetes melitus sehingga
kemungkinan untuk mendapat penyakit dalam masa kehamilan seperti
preeklampsia akan meningkat (Utama, 2008).
2. Riwayat penyakit
1. Hipertensi
Pada kehamilan normal, tahanan pembuluh darah sistemik akan menurun
dikarenakan vasodilatasi, sehingga tekanan darah sistolik dan diastolik pun
ikut menurun. Relaxin, yang dikeluarkan dari ovarium di bawah pengaruh
HCG, akan meningkatkan jumlah enzim nitrit oksida sintase, yaitu enzim
yang membentuk nitrit oksida dari arginin. Pada preeklampsia, kekacauan
faktor vasoaktif diperkiraan terjadi karena dominasi substansi
vasokonstriktor (misalnya endotelin dan tromboksan A2), dibandingkan
dengan vasodilator (misalnya nitrit oksida dan prostasiklin).
2. Penurunan laju filtrasi glomerulus
Wanita hamil yang sehat menunjukkan peningkatan bermakna dari filtrasi
ginjal. Hal ini terjadi karena adanya penurunan dari tekanan onkotik
plasma di kapiler glomerulus. Penurunan ini dapat disebabkan oleh 2
fenomena. Pertama, hemodilusi yang dicetus oleh hipervolemia sehingga
menurunkan konsentrasi protein plasma yang masuk ke mikrosirkulasi
glomerulus. Kedua, adanya peningkatan laju aliran plasma ginjal yang
menyebabkan hiperperfusi glomerulus. Pada preeklampsia, insufisiensi
ginjal berhubungan dengan lesi glomerulus, yaitu glomerular
endotheliosis.
3. Proteinuria
2.1.7 DIAGNOSA
Selain prosedur diagnostik yang telah dipaparkan di atas, ada kriteria minimal
untuk menegakkan diagnosis preeklampsia menurut POGI (2016), yaitu sebagai
berikut:
Hipertensi (sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan
lengan yang sama) dan proteinuria
Jika tidak didapatkan proteinuria, hipertensi dapat diikuti salah satu
keadaan di bawah ini, yaitu:
o Trombositopenia : Trombosit <100.000/µL
o Gangguan ginjal : Kreatinin serum di atas 1,1 mg/dL atau
didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya
pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
o Gangguan hati : Peningkatan konsentrasi enzim trans-
aminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik
o Edema paru
o Gejala neurologis : Stroke, nyeri kepala, gangguan visus
o Gangguan sirkulasi uteroplasenta: Oligohidramnion,
pertumbuhan janin terhambat
2.1.9 TATALAKSANA
2.1.10 KOMPLIKASI
Sepsis
Pendarahan intraserebral
Hipertensive retinopathy
Kematian
b. Jangka panjang (Williams, 2011)
Hipertensi kronik
Diabetes melitus
Gagal ginjal kronik
Kelainan arteri koroner
Defisit neurologis
Kematian
2. Komplikasi pada janin (Liu et al., 2008)
Malnutrisi janin
Pertumbuhan janin terhambat
Kelahiran preterm
Kematian neonatus
Kematian janin dalam rahim
BBLR (O‟toole, 2012)
BADAN BAYI
(Fikawati et al., 2012). Selain itu, ada pula terminologi lain yang masih
berhubungan dengan berat lahir, yaitu bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)
dengan definisi bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram (Marcdante et al.,
2014).
Marcdante et al. (2014) menyatakan bahwa bayi berat lahir rendah merupakan
komponen terbanyak dari angka kematian neonatal dan bayi. Walaupun kejadian
BBLR hanya 6% sampai 7% dari seluruh kelahiran, namun telah menyumbang
lebih dari 70% kematian neonatal. Pramono dan Putro (2009) mencatat bahwa di
seluruh dunia lahir sekitar 20 juta bayi dengan berat lahir rendah dan 19 juta di
antaranya lahir di negara berkembang dengan angka kejadian antara 11% sampai
31%. Pertumbuhan janin terhambat (PJT) merupakan penyebab utama BBLR di
negara berkembang, sementara penyebab utama di negara maju adalah
prematuritas.
Menurut penelitian yang dilakukan di RSUD Undata Palu oleh Mallisa dan
Towidjojo (2014), terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara
preeklampsia dengan kejadian BBLR, yaitu preeklampsia meningkatkan kejadian
BBLR sebesar 2,48 kali dibandingkan ibu yang tidak menderita preeklampsia.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Lestariningsih dan Duarsa (2013) di RSUD
Jendral Ahmad Yani, dan menunjukkan bahwa ibu hamil dengan preeklampsia
kemungkinan 12,69 kali lebih beresiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah
dibandingkan ibu hamil yang tidak preeklampsia.
Selain itu, semakin berat preeklampsia, maka kemungkinan untuk terjadinya
BBLR akan semakin besar. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan di
Tasikmalaya (Nurliawati, 2014) dengan hasil ibu dengan riwayat kehamilan
preeklampsia berat mempunyai resiko 86,7 kali lebih besar untuk melahirkan bayi
berat lahir rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat
preeklampsia berat.
Preeklampsia
Sirkulasi darah ke
janin menurun
Janin kekurangan
oksigen dan nutrisi
BBLB
METODE PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melahirkan di RSUP H.
Adam Malik Medan.
22
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil
dari rekam medis departemen Obstetri dan Ginekologi di RSUP H. Adam Malik
Medan. Cara pengambilan data dengan menggunakan rekam medis ibu hamil
yang melahirkan di RSUP H. Adam Malik Medan dan mencatat nomor rekam
medis, umur, status paritas, pekerjaan, riwayat preeklampsia, dan berat bayi yang
dilahirkan.
3.5.1 PREEKLAMPSIA
Pada penelitian ini, data yang diperoleh diolah dan dianalisa dengan
menggunakan program SPSS sehingga data tersebut dapat ditarik kesimpulannya.
Pengolahan dan analisis univariat digunakan untuk mengetahui tekanan darah
pada ibu hamil dan gambaran luaran berat badan bayi di RSUP H. Adam Malik
Medan dengan menggambarkan masing-masing variabel independen dan variabel
dependen yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik distribusi
frekuensi. Analisis bivariat untuk menilai hubungan antara kedua variabel, yaitu
hubungan antara preeklampsia dengan luaran berat badan bayi di RSUP H. Adam
Malik Medan. Analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan antara
variabel independen terhadap variabel dependen adalah dengan menggunakan uji
statistik Mann-Whitney.
Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan September
sampai dengan bulan Oktober 2016 di RSUP H. Adam Malik Medan. Sampel
pada penelitian ini berjumlah 238 data rekam medis. Berdasarkan data yang telah
dikumpulkan dan dianalisis tersebut, maka dapat disimpulkan hasil penelitian
dalam paparan di bawah ini.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan atau sering disingkat RSUP HAM. Rumah sakit ini mulai berfungsi sejak
tanggal 17 Juni 1991, namun baru beroperasi secara total sejak tanggal 21 Juli
1993 yang diresmikan oleh mantan Presiden RI, H. Soeharto. RSUP H. Adam
Malik beralamat di Jalan Bunga Lau No. 17, Medan, Kelurahan Kemenangan,
Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia.
Rumah Sakit ini merupakan rumah sakit rujukan tipe A sesuai dengan SK
Menkes No. 355/Menkes/SK/VII/1990 untuk daerah Sumatera Utara, Sumatera
Barat, dan Riau. Selain itu, rumah sakit ini juga merupakan rumah sakit
pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/Menkes/IX/1991.
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melahirkan di RSUP
H. Adam Malik Medan dari tahun 2016-2017 dan memenuhi kriteria inklusi.
Karakteristik dasar sampel yang dikumpulkan mencakup umur ibu, usia
kehamilan, tekanan darah ibu, dan berat lahir bayi yang dilahirkan.
Untuk mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik tersebut dapat
dilihat sebagai berikut:
25
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kelompok sampel dengan distribusi paling
banyak berdasarkan kelompok umur adalah kelompok umur 20-35 tahun, yaitu
sebanyak 186 orang (78,2%), lalu diikuti kelompok umur >35 tahun sebanyak 45
(18,9%) orang, dan yang paling sedikit adalah kelompok umur <20 tahun
sebanyak 7 orang (2,9%).
Dari tabel 4.2 dan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa ibu dengan usia kehamilan
aterm sebanyak 168 orang (70,6%), dimana 38 (22,6%) di antaranya menderita
preeklampsia dan 130 (77,4%) lainnya tidak menderita preeklampsia. Sedangkan
ibu dengan usia kehamilan preterm sebanyak 70 orang (29,4%), dimana 42 (60%)
di antaranya menderita preeklampsia dan 28 (40%) lainnya tidak menderita
preeklampsia.
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa bayi dengan berat lahir normal memiliki
jumlah terbanyak yaitu sebanyak 159 orang (66,8%), kemudian diikuti bayi
dengan berat lahir rendah sebanyak 74 orang (31,1%), dan yang terakhir bayi
dengan berat lahir besar sebanyak 5 orang (2,1%).
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari segi umur ibu yang menderita
preeklampsia, 3 (3,8%) di antaranya berusia <20 tahun, 58 (72,5%) di antaranya
berusia 20-35 tahun, dan 19 (23,8%) lainnya berusia >35 tahun, dengan nilai rata-
rata umur ibu adalah 31,2 tahun dimana jumlah sampel tertinggi ditemukan pada
kelompok usia 27 tahun, 30 tahun, dan 34 tahun. Sedangkan bila dilihat dari usia
kehamilan, 38 (47,5%) ibu melahirkan dengan usia kehamilan aterm dan 42
(52,5%) lainnya melahirkan dengan usia kehamilan preterm, dengan rata-rata usia
kehamilan ibu adalah 36 minggu dimana jumlah sampel tertinggi ditemukan pada
kelompok usia kehamilan 39 minggu. Apabila ditinjau dari berat lahir bayi yang
dilahirkan, 45 (56,3%) di antaranya BBLR, 34 (42,5%) di antaranya BBLN, dan 1
(1,3%) lainnya BBLB, dengan nilai rata-rata berat lahir bayi adalah 2389 gram
dimana jumlah sampel tertinggi ditemukan pada kelompok berat lahir 2100 gram.
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada tekanan darah sistol, nilai rata-rata
tekanan darah sistol adalah 152,79 mmHg, dengan nilai tengah 150 mmHg, dan
jumlah sampel tertinggi berada di kelompok tekanan darah >160 mmHg yaitu
sejumlah 35 (43,8%) sampel. Sedangkan pada tekanan darah diastol, nilai rata-rata
tekanan darah diastol adalah 97,65 mmHg, dengan nilai tengah 95 mmHg, dan
jumlah sampel tertinggi berada di kelompok tekann darah 90-109 mmHg yaitu
sejumlah 65 (81,3%) sampel.
Dari hasil yang didapatkan secara distribusi frekuensi, maka dilakukan analisis
untuk mengetahui hubungan antara preeklampsia dengan luaran berat badan bayi
di RSUP H. Adam Malik Medan. Untuk mengetahui hubungan tersebut, peneliti
menggunakan uji statistik Mann-Whitney. Hasil uji Mann-Whitney dapat dilihat
melalui tabel di bawah ini:
Tabel 4.8 Hubungan antara preeklampsia dengan luaran berat badan bayi di RSUP H. Adam Malik
Medan.
Luaran Berat Badan Bayi
Nilai p
BBLB BBLN BBLR
N % N % N %
PE 1 1,3 34 42,5 45 56,3
Tidak 0,000
4 2,5 125 79,1 29 18,4
PE
Total 5 2,1 159 66,8 74 31,1
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari seluruh ibu hamil yang
melahirkan di RSUP H. Adam Malik Medan dan menderita preeklampsia, 45
orang (56,3%) di antaranya melahirkan bayi dengan berat lahir yang rendah, 34
orang (42,5%) melahirkan bayi dengan berat lahir normal, dan 1 orang lainnya
(1,3%) melahirkan bayi dengan berat lahir yang besar. Sedangkan ibu hamil yang
melahirkan di RSUP H. Adam Malik Medan dan tidak menderita preeklampsia,
29 orang (18,4%) di antaranya melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, 125
orang (79,1%) melahirkan bayi dengan berat lahir normal, dan 4 orang lainnya
(2,5%) melahirkan bayi dengan berat lahir yang besar.
Dari hasil analisis dengan uji Mann-Whitney, didapatkan nilai p < 0,001. Oleh
karena p < 0,05, maka secara statistik terdapat hubungan antara preeklampsia
dengan luaran berat badan bayi. Uji Mann-Whitney membandingkan peringkat
(ranking) antar kelompok dan dari penelitian ini didapatkan bahwa preeklampsia
mempunyai peringkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak
preeklampsia, dengan nilai preeklampsia sebesar 149,51 dan tidak preeklampsia
sebesar 104,31. Karena kode untuk BBLB adalah 1, BBLN adalah 2, dan BBLR
adalah 3, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan yang dimaksud adalah
preeklampsia menunjukkan kecenderungan yang lebih tinggi untuk terjadinya
BBLR.
Menurut literatur, preeklampsia merupakan salah satu faktor penyebab BBLR,
karena pada preeklampsia terjadi plasentasi abnormal, iskemik plasenta kronis,
spasme pembuluh darah, dan penurunan perfusi uteroplasenta, kemudian sirkulasi
darah ke janin akan menurun sehingga janin mengalami kekurangan oksigen dan
nutrisi (Siddiqui et al., 2010). Hal tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat (PJT) yang salah satu manifestasinya adalah BBLR (Nurliawati, 2014).
Teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu preeklampsia berhubungan
dengan luaran berat badan bayi, dimana ibu dengan preeklampsia memiliki
kecenderungan lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat lahir yang rendah.
Penelitian ini mendapatkan hasil yang serupa dengan penelitian yang
sebelumnya telah dilakukan oleh Mallisa dan Towidjojo (2014) di RSUD Undata
Palu, dimana terdapat hubungan antara preeklampsia dengan kejadian BBLR
dengan nilai p sebesar 0,003. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Lestariningsih
dan Duarsa (2013) di RSUD Jendral Ahmad Yani dan memberikan hasil yang
sama, dengan nilai p sebesar 0,000. Pada tahun 2016, terdapat sebuah penelitian
yang dilakukan oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang bekerja sama
dengan RSUD Ende yang mendapatkan hasil bahwa bayi yang lahir dari wanita
preeklampsia memiliki berat lahir, panjang lahir, dan lingkar kepala lebih rendah
daripada wanita normal dengan nilai p sebesar 0,000 (Irwinda et al., 2016). Selain
penelitian di dalam negeri, di Taiwan juga pernah dilakukan penelitian serupa dan
mendapatkan hasil bahwa ibu dengan preeklampsia berat cenderung memiliki bayi
yang mengalami PJT dengan nilai p sebesar 0,026 (Liu et al., 2008).
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
32
2. Diharapkan untuk memberikan penanganan yang tepat dan adekuat pada ibu
yang menderita preeklampsia untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
komplikasi khususnya yang berhubungan dengan luaran berat badan bayi
3. Perlu dilakukan pencatatan rekam medis yang lengkap dan benar oleh
petugas kesehatan di rumah sakit sehingga peneliti-peneliti selanjutnya yang juga
ingin menggunakan rekam medis sebagai bahan penelitian dapat memperoleh data
yang optimal dan akurat serta memberikan hasil yang lebih representatif
34
Lampiran A.
Lampiran B.
Lampiran C.
Lampiran D.
Lampiran E.
Lampiran F.
Mann-Whitney Test
Lampiran G.
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter pada
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil
karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya
orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara
jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penelitian ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini
bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu,
penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis
sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Yohani Theresia
140100128