DASAR PERBANKAN
BADAN HUKUM, KERAHASIAAN, & SUMBER DANA BANK
X AKUNTANSI 6
Kelompok : 4
Anisa Rahma Sari
Fahmi Syaepurohman
Ratih Latifah
Nahla Rifatul Fatihah
Shinta Permatasari
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan
kenikmatan serta kesehatan kepada kita semua dan sholawat serta salam kita curahkan kepada
nabi Muhammad S.A.W beserta keluarga dan para tabi’in-tabi’nnya. Alhamdulillah berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami mampu membereskan tugas yang menjadi tanggung jawab
kami yaitu dapat menyelsaikan laporan Book Rapotini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi yang membacanya.
Saat ini, kita telah memasuki dan hidup dalam era globalisasi, yang penuh dengan
tantangan serta rintangan. Di zaman seperti sekarang ini, orang yang tidak kuat pada
keimanya akan sangat terpengaruh oleh budaya luar yang sekarang ini semakin mencuat di
masyarakat
Makalah ini berisi tentang dasar perbankan khususnya badan hukum perbankan,
kerahasiaan perbankan, dan sumber-sumber dana bank. Makalah ini memang jauh dari kata
sempurna namun kami selaku pelajar berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan
makalah ini. Maka dari itu saran dari Bapak/Ibu guru sangat kami harafkan untuk
memperbaiki kesalahan dalam makalah ini.
…………………………..
Kelompok 4
Daftar isi
Kata
pengantar................................................................................................................................................... i
Daftar isi............................................................................................................................................................. ii
Pendahuluaan
.................................................................................................................................................... iii
Latar
Belakang.................................................................................................................................................... i
Rumusan
Masalah............................................................................................................................................... iv
Badan
Hukum..................................................................................................................................................... 1
A. Pengertian
Bab 1
1.1 PENDAHULUAN
1.2 LATAR BELAKANG
Pada kurikulum 2013 kini, siswa dituntut untuk lebih aktif dan mencari materi ajar
sendiri, begitupun dengan kami sebagai pelajar. Pada mata pelajaran dasar perbankan
kelompok kami mencari materi ajar mengenai badan hukum, kerahasiaan bank, dan
sumber-sumber dana bank. Disini kami mencari dari berbagai sumber termasuk dalam buku
mengenai bank. Semakin banyak referensi yang kami peroleh maka besar kemungkinan
pengetahui juga akan lebih luas, dan pemahamannya akan mendalam lagi.
Selain mencari sumber dari buku kami juga mencari sumber dari internet, sebab
pada jaman digital ini hampir semua informasi dapat kita peroleh melalui internet, selain
lebih mudah, hemat, juga efesien dalam mencari materi. Dengan materi yang kami cari
semoga bisa bermamfaat bagi kami maupun bagi teman-teman kami sebab kurikulum 2013
juga dituntut untuk lebih banyak mempresentasikan sehingga bukan hanya kami yang akan
mendapatkan informasi lebih banyak tapi juga teman-teman kami yang mendengarkan kami
pada saat persentasi nanti.
Dasar perbankan adalah materi ajar pokok pada jurusan akuntasi sebab akuntasi
tidak bisa terlepas dengan yang namanya bank, maka dari itu sangat perlu untuk
mengetahui seluk beluk mengenai bank. Berbicara tentang bank pasti kebanyakan orang
berfikir bahwa kesehariaan nya bertem dengan uang. Tapi persepsi itu tidak benar 100%
sebab tak semua bidang dalam perbankan yang berurusan dengan uang. Ada dalam
pencataan, dalam pembukuan dan sebagainya.
Semoga makalah ini bisa menjadi acuan kami untuk memenuhi tugas dari dasar
perbankan, kami mengharapkan ada saran dari Bapak/Ibu guru untuk menyempurnakan
makalah kami
1.4 TUJUAN
1. Sebagai bahan dasar referensi dalam pembelajaran dasar perbankan.
2. Sebagai pengetahuan tambahan di samping modul yang ada.
1
Badan Hukum Bank
A. Pengertian Badan Hukum
Badan hukum dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai organisasi atau perkumpulan
yang didirikan dengan akta yang otentik dan dalam hukum diperlakukan sebagai orang yang
memiliki hak dan kewajiban atau disebut juga dengan subyek hukum. Subyek hukum dalam
ilmu hukum ada dua yakni, orang danbadan hukum. Disebut sebagai subyek hukum oleh
karena orang danbadan hukummenyandang hak dan kewajiban hukum.
Sebagai subyek hukum, badan hukumjuga memiliki kewenangan untuk melakukan
perbuatan hukum sebagaimana subyek hukum orang atau individu. Namun, oleh karena
bentuk badan hukumyang merupakan himpunan dari orang-orang, maka dalam
pelaksanaan perbuatan hukum tersebut, suatu badan hukum diwakili oleh pengurusnya.
Sebagai konsekuensinya, maka subyek hukum juga dapat dianggap bersalah
melakukan perbuatan melawan hukum. Dalam hukum perdata, perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh badann hukum menjadi tanggung jawab badann hukum tersebut yang
dalam pelaksanaannya juga diwakili oleh pengurusnya.
Badan hukum publik dan badan hukum privat
Dalam pasal 1653 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata disebutkan mengenai
adanya 3 jenis badan hukum, yaitu:
1. Yang diadakan oleh kekuasaan atau pemerintah atau negara;
2. Yang diakui oleh kekuasaan;
3. Yang diperkenankan dan yang didirikan dengan tujuan tertentu yang tidak bertentangan
dengan Undang-Undang atau kesusilaan biasa juga disebut dengan badan hukum dengan
konstruksi keperdataan.
Secara umum badan hukum dapat dibedakan dalam dua jenis lagi, yaitu badan hukum
publik dan badan privat. Badann hukum publik adalah badann hukum yang didirikan
berdasarkan hukum publik atau orang banyak atau menyangkut kepentingan negara
sedangkan badann hukum privat adalah badan hukum yang didirikan atas dasar hukum
perdata atau hukum sipil yang menyangkut kepentingan orang atau individu-individu yang
termasuk dalam badann hukum tersebut.
Perbedaan antara kedua badan hukum tersebut diatas dapat dilihat dari cara
didirikannya. Badan hukum perdata didirikan oleh individu-individu atau sekelompok
masyarakat sedangkan publik didirikan oleh kekuasaan atau negara. Meskipun demikian,
ada juga yang menyatakan bahwa perbedaan antara badann hukum perdata dan publik
dapat dilihat dari kekuasaan yang dimilikinya. Dengan kata lain, badann hukum publik
memiliki kewenangan yang lebih luas daripada perdata oleh karena dapat membuat
keputusan atau peraturan yang mengikat orang lain yang tidak tergabung dalam badann
hukum tersebut.
Secara umum pembedaan antara badan hukum publik dan perdata di Indonesia
dilakukan berdasarkan cara terjadinya dan lapangan kegiatan (berkaitan dengan
kepentingan umum atau tidak). Hampir sama dengan pengertian yang diberikan diatas.
Soenawar Soekowati memberikan pendapat yang menggabungkan keseluruhan cara
pandang diatas. Dalam pandangan Soenawar Soekowati, dasar untuk melakukan
pembedaan diatas adalah saling melengkapi satu sama lain. Hal ini disebabkan badan
hukum yang didirikan dengan konstruksi publik belum tentu juga merupakan badann hukum
publik belum tentu juga memiliki kewenangan publik dan demikian pula sebaliknya.
Dengan demikian, pembedaan tersebut diatas sebaiknya menggunakan kriteria sebagai
berikut:
Pertama: Dari cara pendiriannya dapat dilihat bahwa apakah badann hukum tersebut
didirikan dengan konstruksi publik atau perdata.
Kedua: Dari lingkungan kerjanya dapat dilihat apakah badann hukum tersebut
memiliki kedudukan yang sama dengan publik yang berarti termasuk badan hukum perdata
atau tidak yang berarti termasuk dalam kategori badann hukum publik.
Ketiga: Dari wewenang yang dimilikinya dapat dilihat apakah badann hukum
tersebut diberikan wewenang oleh penguasa untuk membuat keputusan atau wewenang
yang mengikat terhadap publik atau tidak.
Dengan demikian, ketiga indikator untuk membedakan jenis badan hukum publik atau
perdata dapat digunakan karena saling mendukung dan melengkapi.
Bab 2
Kerahasiaan Bank
A. PENGERTIAN
Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai
nasabah penyimpan dan simpanannya (Pasal 1 angka 28 UU No.10 Tahun 1998 tentang
Perbankan). Yang dimaksud dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan
mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya meliputi segala keterangan tentang orang
dan badan yang memperoleh pemberian layanan dan jasa dalam lalu lintas uang, baik
dalam maupun luar negeri, meliputi :
1. Jumlah kredit;
2. Jumlah dan jenis rekening nasabah (Simpanan Giro, Deposito, Tabanas, Sertifikat, dan surat
berharga lainnya);
3. Pemindahan (transfer) uang;
4. Pemberian garansi bank;
5. Pendiskontoan surat-surat berharga; dan
6. Pemberian kredit.
Rahasia bank diatur dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Menurut
ketentuan pasal tersebut :
Ayat (1)
“Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41A, Pasal
42, Pasal 43, Pasal 44, dan Pasal 44A.”
Ayat (2)
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi pihak terafiliasi.
Berdasarkan ketentuan diatas, jelas bahwa yang wajib dirahasiakan oleh pihak Bank/Pihak
terafiliasi hanya keterangan mengenai nasabah Penyimpan dan simpanannya. Apabila
Nasabah Bank adalah Nasabah Penyimpan yang sekaligus juga sebagai Nasabah debitur,
bank tetap wajib merahasiakan keterangan tentang nasabah dalam kedudukannya sebagai
nasabah penyimpan. Artinya jika nasabah itu hanya berkedudukan sebagai nasabah debitur
maka keterangan tentang nasabah debitur dan hutangnya tidak wajid dirahasiakan oleh
bank/pihak terafiliasi. Dengan demikian, lingkup rahasia bank hanya meliputi keterangan
mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya, keterangan selain itu bukan rahasia bank.
Yang dimaksud Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya
di Bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian Bank dengan nasabah yang
bersangkutan (Pasal 1 angka (17) UU No.10 Tahun 1998).
Sedangkan yang dimaksud dengan Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh
masyarakat kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk Giro,
Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu (Pasal 1 angka (5) UU No.10 Tahun 1998).
Bab 3
Sumber - Sumber Dana Bank
A. Pengertian
Pengertian sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari
masyarakat perolehan ini tergantung pada bank itu sendiri, apakah dari simpanan
masyarakat atau dari lembaga lainnya. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar
kecilnya biaya yang ditanggung.oleh karena itu pemilihan sumber dana harus dilakukan
secara tepat.
Secara garis besar sumber dana bank dapat di peroleh dari:
a) Dari bank itu sendiri
b) Dari masyarakat luas
c) Dan dari lembaga lainnya
1. Jenis Sumber Dana
a. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana
yang diperoleh dari dana bank salah satu jenis dana yang bersumber dari bank itu sendiri
adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah dana yang berasal dari
para pemegang saham bank atau pemilik saham.
Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:
1. Setoran modal dari pemegang saham yaitu merupakan modal dari para pemegang saham
lama atau pemgang saham yang baru. Dana yang disetor secara efektif oleh para
pemegang saham pada waktu bank berdiri. Pada umumnya modal setoran pertama dari
pemilik bank sebagian digunakan untuk sarana perkantoran, pengadaan peralatan kantor
dan promosi untuk menarik minat masyarakat.
2. Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun di cadangkan oleh bank dan
sementara waktu belum digunakan. Cadangan laba yaitu sebagian dari laba bank yang
disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang akan dipergunakan
untuk menutupi timbulnya resiko di kemudian hari. Cadangan ini dapat diperbesar apabila
bagian untuk cadangan tersebut ditingkatkan atau bank mampu meningkatkan labanya.
3. Laba bank yang belum di bagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan kepada
para pemegang saham.
Semakin besar modal yang dimiliki oleh suatu bank, berarti kepercayaan masyarakat
bertambah baik dan bank tersebut akan diakui oleh bank-bank lain baik di dalam maupun di
luar negeri sebagai bank yang posisinya kuat.
b. Dana yang bersumber dari masyarakat luas
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan
merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana
ini. Adapun Dana masyarakat adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik
perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh dari bank dengan menggunakan berbagai
instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank.
Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam
jenis simpanan (rekening). Masing-masing jenis simpanan memiliki keunggulan tersendiri,
sehingga bank harus pandai dalam menyiasati pemilihan sumber dana.Sumber dana yang
dimaksud adalah:
1. Simpanan giroadalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran yang hampir
merupakan kebalikan dari sistem cek. Suatu cek diberikan kepada pihak penerima
pembayaran (payee) yang menyimpannya di bank mereka, sedangkan giro diberikan oleh
pihak pembayar (payer) ke banknya, yang selanjutnya akan mentransfer dana kepada bank
pihak penerima, langsung ke akun mereka.
2. Simpanan tabunganadalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan
disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek.
Faktor-faktor tingkat Tabungan, antara lain:
Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
Tinggi rendahnya suku bunga bank
adanya tingkat kepercayaan terhadap bank
Referensi
1. ^ a b c d e f g h i j k Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia since c.1300, 2nd Edition. London:
2. ^ Taylor, Jean Gelman (2003). Indonesia: Peoples and Histories. New Haven and London: Yale University Press.
3. ^ http://gernot-katzers-spice-pages.com/engl/spice_geo.html#asia_southeast
4. ^ a b c Raden Abdulkadir Widjojoatmodjo (November 1942). "Islam in the Netherlands East Indies". The Far Eastern
7. ^ Azra, Azyumardi (2006). Islam in the Indonesian world: an account of institutional formation. Mizan Pustaka. hlm. 169.
8. ^ Damais, Louis-Charles, 'Études javanaises, I: Les tombes musulmanes datées de Trålåjå.' BEFEO, vol. 54 (1968), pp.
567-604.
9. ^ Ma Huan’s, Ying-yai Sheng-lan: The overall survey of the ocean's shores' (1433). Ed. and transl. J.V.G. Mills.
10. ^ Martin van Bruinessen (1995). "Shari`a court, tarekat and pesantren: religious institutions in the sultanate of