R
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku Bangsa : Sunda
Status Perkawinan : menikah
Agama : Islam
Diagnosa Medis : CKD
Sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh mual setiap kali makan. Keluhan
disertai panas badan tinggi hilang timbul. Riwayat hipertensi diketahui 1 minggu terakhir. Tidak
ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. Pasien bekerja sebagai
satpam sebuah kantor swasta. Pasien tinggal bersama istri yang bekerja sebagai pemilik kantin.
Penghasilan pasien sebagai satpam rata-rata Rp. 1.500.000,- per bulan. Pasien jarang berolahraga
dan tidak pernah merokok.
Pola makan pasien 3 kali sehari
- Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi (200-250 gram) yang
dikonsumsi 3 kali per hari dan mie (80 gram) dikonsumsi 1-2 kali per minggu
- Lauk hewani yang sering dikonsumsi adalah ayam (50 gram), hati (25 gram).
Ikan tongkol (50 gram), telur dan daging (50 gram) masing-masing dikonsumsi 1
kali per minggu
- Lauk nabati yang sering dikonsumsi adalah tempe (25 gram) dan tahu (50 gram)
dikonsumsi 3-4 kali per minggu
- Sayur biasa dikonsumsi 2-3 kali per hari sebanyak ½ mangkok per hari. Sayur
yang biasa dikonsumsi adalah wortel (50 gram), (75 gram), kol (50 gram),
kangkung (50 gram)
- Buah yang biasa dikonsumsi adalah pisang sebanyak 3-4 kali per minggu
- Tidak pernah konsumsi kopi
- Pasien belum pernah mendapat edukasi gizi
- Rata-rata asupan makan sehari saat sehat:
Energi : 1822,2 kkal
Protein : 61,9 gram
Lemak : 66,2 gram
Karbohidrat : 249,4 gram
Sejak dirawat di rumah sakit, pasien masih mengeluh nafsu makan menurun. Tidak ada keluhan
mengunyah dan menelan makanan. Rata-rata asupan makan pasien selama di rumah sakit:
Energi : 867 kkal (.....%) energi yang diasup/energi kebutuhan x 100%
=867/1700 = 51%
Protein : 31,6 gram (...%) protein yang diasup/kebutuhan protein x 100%
Lemak : 28,4 gram (...%) lemak yang diasup/kebutuhan lemak x 100%
Karbohidrat : 120,8 gram (...%) dst
A. DIAGNOSA GIZI
- NC-2.2
2. Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus disebabkan karena gangguan
fungsi ginjal ditandai ureum, kreatinin dan tekanan darah tinggi
- NI-2.1
1. Kekurangan intake makanan oral disebabkan karena mual dan nafsu makan turun
ditandai hasil recall energi 771,5 kkal (45,1%), protein 28,6 gram (62,7%), lemak
23,3 gram (51,1%), karbohidrat 109 gram (40,1%), natrium 462,6 mg (23,13%) dan
kalium 507,4 mg (25,37%)
B. INTERVENSI GIZI
1. Rencana Gizi
a. Tujuan :
- Memberikan makanan yang adekuat sesuai kondisi ginjal pasien
- Memberikan makanan sesuai kondisi pasien yang dilakukan secara bertahap untuk
meningkatkan asupan makan diet rendah protein
- Menjawab diagnosis gizi no. 2 memberikan makanan yang adekuat untuk
membantu menormalkan kadar ureum dan tidak memperberat kerja ginjal atau
mencegah komplikasi lanjut, dst....
b. Prinsip dan Syarat :
- Energi diberikan sebesar 30 kkal/kg BB = 30 x 57= 1700 kkal.....ds
- Protein diberikan sesuai dengan kondisi pasien yaitu sebesar 0,7 g/kg BB,
diutamakan protein dengan nilai biologis tinggi. 0,7 x 57 = 40 gram protein
setara dengan 40 x 4 = 160 kkal (160/1700 x100% = 9%)
- Lemak diberikan sesuai kondisi pasien yaitu sebesar 25% dari total kebutuhan =
25% x 1700 =425/9 = 47 gram lemak
- KH = sisa perhitungan lemak dan protein = 100 - (25+9) = 66% =66 % x
1700=1122/4= 280 gram KH
- dengan mengutamakan jenis lemak tak jenuh ganda
- Karbohidrat diberikan sebagai sisa dari perhitungan protein dan lemak.
- Natrium dibatasi 2000 mg/hari, hal ini penting bila terdapat hipertensi, edema dan
bendungan paru
- Kalium dibatasi (50-100 mEq) atau sama dengan 2000-4000 mg, apabila terjadi
hiperkalemia (kalium darah > 5,5 mEq), oliguria, atau anuria.
- Bila ada oliguria, cairan yang diperbolehkan biasanya 400-500 ml (untuk
menghitung kehilangan rutin) ditambah volume yang hilang lainnya seperti urin,
diare, dan muntah selama 24 jam terakhir.
- Jenis diet : Rendah Protein
- Bentuk makanan : biasa (nasi)
- Route pemberian : per oral