Anda di halaman 1dari 11

3/24/2016

DINAMIKA SUNGAI

1. Dinamika Sungai 1. Zona erosi, produksi run-


off dan sumber sedimen
2. Zona Transport sedimen
dan air dan
3. Zona deposisi dan
sedimentasi.

Zona kedua: kondisi


mendekati keseimbangan
antara inflow dan outflow air
dan sedimen. Elevasi dasar
sungai relatif konstan dan
kondisi geometri sungai
terjadi endapan, meander-ing
dsb.
Daerah diatasnya terjadi erosi
dan degradasi saluran..
Sedang daerah dibawahnya
terjadi sedimentasi dan
agradasi.

1
3/24/2016

• Geometri hidrolik dari saluran aluvial


berkaitan dengan karakteristik aliran
yang bervariasi terhadap waktu
• Konsep debit dominan digunakan di bab
sebelumnya berdasarkan pada kondisi
debit penuh atau debit banjir dengan
periode ulang ≈ 1,5 tahun
• Debit sedimen dibagi menjadi washload
dengan fraksi material dasar lebih
kecil/halus dari d10.
• Debit material dasar Qbv berkaitan
dengan ukuran fraksi sedimen dasar
lebih kasar daei d10.
• Debit sedimen dasar merupakan hal
yang paling penting karena ini berkaitan
dengan perubahan dasar sungai yang
mengakibatkan perubahan geometri
hidraulik.

Kondisi keseimbangan Geometri Hidrolik, hubungan antara kemiringan


saluran I, debit dominan Q, ukuran butir sedimen ds dan parameter Shield
θ dapat dinyatakan :
1 5 4 6 m Dimana Q (m3), ds (m) dan S dan τ* tidak
I .Q 23m
 1,24d s
4 6 m
. 5 6 m berdimensi
dimana :
m 1
n12,2h / d s 

Jika Qs proporsional dengan θ maka produk dari kemiringan/slope dan


debit disisisi kiri harus diimbangi dengan produk dari diameter sedimen
dan debit sedimen disisi kanan. Dikenal dengan Formulasi Lane (1955)

Q.I  Qs .d s

• Hubungan kuantitaif antara variabel hidraulik dan sedimen


dimungkinkan setelah diperoleh suatu hubungan angkutan sedimen.
• Debit sedimen dasar penting, karena perubahan dasar sungai
dipengaruhi oleh erosi dan atau sedimentasi material dasar.

2
3/24/2016

Hubungan empiris untuk sediment transport digunakan pendekatan pertama:


3
qbv  18 g d s 2 . 2

Jika debit sedimen dasar dinyatakan dalam volume : Qbv = qbv.W , maka
persamaan menjadi:
6 4 m 2 , 5 5 m 7 10 m dimana :

Qbv  0,77Q 5 6 m .d s 5 6 m .I 5 6 m m 1
n12,2h / d s 

Untuk m=1/6 , menjadi:

Qbv d S0, 28  0,77Q1,11.I 1, 44


Q = debit (m3/dt)
Qbv = debit sedimen dasar (m3/dt)
ds = diameter butir (m)
I = kemiringan dasar sungai

Konsentrasi sedimen dalam milligrams per liter, Cmg/l = 106 G Cv = 106 G (Qbv/Q)

Cmg / l  2,65 106 Q 0,11d s0, 28 .I 1, 44

Pengaruh dari debit sedimen Qbv pada geometri hidrolik :

h  0,19Q 0, 46 d s0,13Qbv0,12 dimana :


m 1  1/ 6
n12,2h / d s 
W  1,3Q 0, 62 d s0,15Qbv0,15
V  4Q 0, 08 d s0, 02Qbv0, 27
I  1,2Q 0, 77 d s0,19Qbv0, 69
I  1,2Q 0, 77 d s0,19Qbv0, 69
  0,14Q 0,31d s0,67Qbv0,57

3
3/24/2016

Pengaruh dari konsentrasi sedimen material dasar Cmg/l dikaitkan dengan debit
dominan jika Qbv = 3,8 x 10-7 Cmg/l Q

0 ,12 Pada konsentrasi sedimen < 1000 ppm,


h  1,1Q 0,34d s0,13Qmg /l

konsentrasi sedimen dalam milligrams
per liter Cppm dapat digunakan sebagai
W  12Q 0, 47d s0,15Qmg
 0 ,15
/l pengganti dari Cmg/l

V  0,075Q 0,19d s0, 02Qmg


0 , 27
/l • Perbedaan antara Cmg/l dan Cppm jika
<10% pada konsentrasi < 145.000 ppm.
S  4,4 10 5 Q 0, 08d s0,19Qmg
0 , 69
/l

 *  3 10 5 Q 0, 26d s0,67Qmg


0 , 57
/l

Dari persamaan-2 diatas maka:


Bertambah besarnya debit dominan (Q+) diharapkan menyebabkan
bertambah besar signifikannya lebar saluran penuh (bankfull width ) W+ dan
dan kedalaman h+ , berkurangnya kemiringan S- dan berkurangnya parameter
Shield τ*-

• Suatu peningkatan dalam debit sedimen Qbv+ berkaitan dengan


peningkatan signifikan dari S+ dan Parameter Shield τ*-
• Peningkatan yg relatif kecil dalam kecepatan V+ dan penuruynan yang
relatif kecil dalam lebar saluran W- dan kedalaman aliran h-.
• Pengaruh dari meningkatnya ukuran butir ds+ kurang signifikan, kecuali untuk
menurunnya nilai Parameter Shield τ*-

Q   W  h  S  *
Qbv  S  *V 
d s   *

4
3/24/2016

• Perubahan pada lebar


sungai, kedalaman dan
kecepatan aliran

• Perubahan pada geometri


hidrolik terjadi melalui
bekerjanya aluvial pada
aliran sungai

• Kedalaman aliran bertambah besar


jika terjadi degradasi, kedalaman
berkurang jika terjadi agradasi

• Pelebaran saluran terjadi jika terjadi


erosi, sedang saluran menyempit jika
terjadi pendangkalan atau terjadi
endapan

2. Degradasi Dasar Sungai


• Degradasi dasar sungai secara
umum adalah menurunnya elevasi
dasar sungai disebabkan oleh
proses erosi.
• Jika material dasar sungai berupa
material halus maka degradasi
akan menghasilkan Inkisi yaitu
turunnya dasar sungai berbentuk
cekungan tajam.
• Jika material cukup kasar maka
bisa membentuk tumpukan
/endapan/armor yang bisa
mencegah degradasi lebih lanjut.

5
3/24/2016

a. Inkisi pada Sungai


 Kondisi kemiringan sisi kiri-kanan sungai searah aliran akan
memerlukan kemiringan yang lebih curam atau landai untuk
mencapai keseimbangan antara air yang datang dan pergi serta
debit sedimen.
 Jika beban sedimen yang keluar lebih besar dari pada yang
masuk material dasar sungai akan mengalami scouring dan
terdegradasi.
 Degradasi menimbulkan inkisi saluran dan kemiringan yang lebih
kecil.
 Saluran Inkisi cenderung lebih sempit dan dalam dibandingkan
dengan Kondisi keseimbangannya.
 Inkisi akan terjadi sampai sampai keseimbangan terjadi
 Saluran Inkisi terjadi pada daerah hulu dimana kapasitas
sediment transport bertambah besar kearah hilir.

Contoh suatu bangunan air


dibangun di sungai misalnya
bendung:
 Waduk/bendung cenderung
mengurangi aliran banjir dan
meningkatkan aliran yang kecil.
 Air dari bendungan
mengakibatkan bagian bawah
bendung mengalami degradasi
 Inkisi cenderung terjadi lebih
besar/dalam pada material
pasir dan jika terdapat kerikil
cenderung terjadi armoring.

6
3/24/2016

• Strukur (headcut) dapat menimbulkan masalah ketidak


stabilan pada struktur khususnya pada pondasi dangkal pada
jembatan dan bangunan air lainnya
• Terjadinya selokan/cekungan pada daerah percabangan dapat
mengakibatkan ketidakstabilan tebing dan pelebaran sungai.

b. Armoring pada Dasar Sungai


 Armoring dasar sungai adalah proses menjadi lebih kasarnya ukuran
sedimen dasar sebagai hasil dari degradasi sedimen didasar sungai.
 Merupakan proses seleksi (erosi) thd. material halus terbawa arus,
material yang lebih kasar yang tertinggal akhirnya membentuk proses
dimana material dasar sungai menjadi lebih kasar.
 Jika tegangan geser dasar cukup besar untuk menggerakkan sedimen
dasar yang kasar maka degradasi berjalan terus, jika tegangan geser
dasar tidak dapat menggerakkan material yang lebih besar terjadi
Armoring.
 Lapisan armor menjadi lebih kasar dan makin tebal dan dasar sungai
terdegradasi, sampai lapisan armor cukup tebal untuk mencegah
degradasi lebih lanjut.
 Lapisan Armor merupakan kondisi saluran yang dasarnya stabil dan
hanya dapat digerakkan jika terjadi banjir (dasar saluran seperti di
paving).

7
3/24/2016

c. Kondisi yang menyebabkan terjadinya lapisan Armor


1. Dasar aliran harus mengalami degradasi (kapasitas sedimen
transport lebih besar dari suplai sedimennya sehingga aliran
menggerus dasar)
2. Material dasar sungai harus cukup kasar (dapat diperoleh dengan
Diagram Shield, dimana nilai τ*c ≈ 0,05 sbg permulaan gerak
dimana diameter sedimen minimum) dan jumlahnya harus cukup
banyak.
Dimana:
d sc  10hS dsc
h
= diameter minimum sedimen
= keadlaman air sungai
S = kemiringan dasar sungai kearah memanjang

Dapat diperkirakan kedalaman aliran (h) dengan permulaan gerak


butiran/sedimen

h  d sc / 10 S

Kondisi ke-3
• Kondisi Jumlah material kasar harus relatif cukup banyak, fraksi
material kasar Δpc yang lebih kasar dari pada dsc terdapat
didasar sungai. Jika prosentasenya cukup besar, armor dapat
terbentuk lebih cepat dan degradasi minimal.
• Secara quantitatif dapat diperkirakan bahwa jika lapisan armor
dua kali dari pada diameter butiran akan membuat dasar sungai
stabil
• Kedalaman scouring Δz yang akan membentuk lapisan armor equal
dengan 2dsc, dapat diperkirakan dari formula dibawah:

 1  Δz = kedalaman scouring
z  2d sc   1 Δpc = fraksi material yang lebih kasar dpd dsc.
 p c 

8
3/24/2016

3. Agradasi Dasar Sungai


Agradasi adalah bertambah naiknya elevasi dasar sungai secara
bertahap sebagai akibat sedimentasi sedimen dasar

a. Sungai bercabang-cabang (Braided)


• Ketika debit sediment yang datang melebihi kapasitas sedimen yang
meninggalkan suatu titik/tempat didasar sungai, sungai aluvial ini
cenderung mengendapkan sedimennya pada seluruh area
dibawahnya

Skematik agradasi sungai

9
3/24/2016

b. Braiding dan Meandering


• Diprediksi oleh Lane (1957)
dan Leopold dan Wolman
(1960)
• Diagram sinuositi dari
Schuman (1977)
• Diagram Stabilitas Relatif
dari Schuman (1977)

c. Alluvial dan Delta


• Alluvial ditemui ketika saluran pada gunung yang
terjal/curam mencapai daerah lembahnya.
• Patahan yang tiba2 pada kemiringan
mengakibatkan material dasar digerakkan oleh
aliran dan terdeposit.
• Volume material mengindikasikan kapasitas
angkutan sedimen dari alur sungai melalui waktu
geologis
• Agradsi terjadi didasar sungai dan tebing alami
diantara apex dari alluvial fan dan lembah.

10
3/24/2016

11

Anda mungkin juga menyukai