Anda di halaman 1dari 12

c  

      
Kumpulan Artikel - 106 - Energi Laut (Ombak/Gelombang/Arus)

‘‘
Energi Gelombang Laut

Salah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak diketahui masyarakat umum adalah potensi energi laut dan
samudra untuk menghasilkan listrik. Negara yang melakukan penelitian dan pengembangan potensi energi samudra
untuk menghasilkan listrik adalah Inggris, Francis dan Jepang.

Secara umum, potensi energi samudra yang dapat menghasilkan listrik dapat dibagi kedalam 3 jenis potensi energi
yaitu energi pasang surut (tidal power), energi gelombang laut (wave energy) dan energy panas laut (ocean thermal
energy). Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut akibat perbedaan pasang surut.
Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan
sebaliknya. Sedangkan energi panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air laut di permukaan dan di
kedalaman. Meskipun pemanfaatan energi jenis ini di Indonesia masih memerlukan berbagai penelitian mendalam,
tetapi secara sederhana dapat dilihat bahwa probabilitas menemukan dan memanfaatkan potensi energi gelombang
laut dan energi panas laut lebih besar dari energi pajang surut.

Pada dasarnya pergerakan laut yang menghasilkan gelombang laut terjadi akibat dorongan pergerakan angin. Angin
timbul akibat perbedaan tekanan pada 2 titik yang diakibatkan oleh respons pemanasan udara oleh matahari yang
berbeda di kedua titik

tersebut. Mengingat sifat tersebut maka energi gelombang laut dapat dikategorikan sebagai energi terbarukan.

Gelombang laut secara ideal dapat dipandang berbentuk gelombang secara ideal dapat dipandang berbentuk
gelombang yang memiliki ketinggian puncak maksimum dan lembah minimum. Pada selang waktu tertentu,
ketinggian puncak yang dicapai serangkaian gelombang laut berbeda-beda, bahkan ketinggian puncak ini berbeda-
beda untuk lokasi yang sama jika diukur pada hari yang berbeda. Meskipun demikian secara statistik dapat
ditentukan ketinggian signifikan gelombang laut pada satu titik lokasi tertentu.

Bila waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut dihitung dari data jumlah gelombang laut yang
teramati pada sebuah selang tertentu, maka dapat diketahui potensi energi gelombang laut di titik lokasi tersebut.
Potensi energi gelombang laut pada satu titik pengamatan dalam satuan kw per meter berbanding lurus dengan
setengah dari kuadrat ketinggian signifikan dikali waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut.
Berdasarkan perhitungan ini dapat diprediksikan berbagai potensi energi dari gelombang laut di berbagai tempat di
dunia. Dari data tersebut, diketahui bahwa pantai barat Pulau Sumatera bagian selatan dan pantai selatan Pulau
Jawa bagian barat berpotensi memiliki energi gelombang laut sekitar 40kw/m.

Pada dasarnya prinsip keria teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik adalah
mengakumulasi energi gelombang laut untuk memutar turbin generator. Karena itu sangat penting memilih lokasi
yang secara topografi memungkinkan akumulasi energi. Meskipun penelitian untuk mendapatkan teknologi yang
optimal dalam mengkonversi energi gelombang laut masih terus dilakukan, saat ini, ada beberapa alternatif teknologi
yang dapat dipilih.

Alternatif teknologi yang diperidiksikan tepat dikembangkan di pesisir pantai selatan Pulau Jawa adalah teknologi
Tapered Channel (Tapchan).
Prinsip teknologi ini cukup sederhana, gelombang laut yang datang disalurkan memasuki sebuah salurah runcing
yang berujung pada sebuah bak penampung yang diletakkan pada sebuah ketinggian tertentu. Air laut yang berada
dalam bak penampung

dikembalikan ke laut melalui saluran yang terhubung dengan turbin generator penghasil energi listrik. Adanya bak
penampung memungkinkan aliran air penggerak turbin dapat beroperasi terus menerus dengan kondisi gelombang
laut yang berubah-ubah. Teknologi ini tetap memerlukan bantuan mekanisme pasang surut dan pilihan topografi
garis pantai yang tepat. Teknologi ini telah dikembangkan sejak tahun l985.

Alternatif teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang lebih banyak dikembangkan adalah teknik osilasi kolom
air (the oscillating water column). Proses pembangkitan tenaga listrik dengan teknologi ini melalui 2 tahapan proses.
Gelombang laut yang datang menekan udara pada kolom air yang diteruskan ke kolom atau ruang tertutup yang
terhubung dengan turbin generator. Tekanan tersebut menggerakkan turbin generator pembangkit listrik. Sebaliknya,
gelombang laut yang meninggalkan kolom air diikuti oleh gerakan udara dalam ruang tertutup yang menggerakkan
turbin generator pembangkit listrik.

Variasi prinsip teknologi ini dikembangkan di Jepang dengan nama might whale technology. Di Skotiandia, Inggris
Raya, telah dibangun pembangkit tenaga gelombang laut yang digunakan yang menggunakan teknologi ini.
Pembangkit yang selesai dibangun pada tahun 2000 ini dilengkapai listrik sampai 500 kW.

Selain itu, di Denmark dikembangkan pula teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang disebut wave dragon,
prinsip kerjanya mirip dengan tapered channel. Perbedaannya pada wave dragon, saluran air dan turbin generator
diletakkan di tengah bak penampung sehingga memungkinkan pembangkit dipasang tidak di pantai.

Pembangkit-pembankit tersebut kemudian dihubungkan dengan jaringan transmisi bawah laut ke konsumen. Hal ini
menyebabkan biaya instansi dan perawatan pembangkit ini mahal. Meskipun demikian pembangkit ini tidak
menyebabkan polusi dan tidak memerlukan biaya bahan bakar karena sumber penggeraknya energi alam yang
bersifat terbarukan.

› › 
   


c        
Kumpulan Artikel - 106 - Energi Laut (Ombak/Gelombang/Arus)

Pemanfaatan Energi Laut 3: Panas Laut

Nenek moyangku orang pelaut, gemar mengarung luas samud¶ra


Menerjang ombak tiada takut, menempuh badai sudah biasa.
Angin bertiup layar terkembang, ombak berdebur di tepi pantai
Pemuda b¶rani bangkit sekarang, ke laut kita beramai-ramai ± Ibu Sud

Konon, menurut sebuah lagu, nenek moyang kita berprofesi sebagai pelaut. Mereka menyadari bahwa laut memiliki
potensi yang besar, yaitu ikan, tanaman laut, harta karun, dan masih banyak lagi. Kini kita pun mengetahui bahwa
laut mengandung potensi sebagai salah satu sumber energi terbarukan; dan berkat kemajuan teknologi potensi
tersebut dapat diwujudkan.

Energi yang berasal dari laut (Ê ) dapat dikategorikan menjadi tiga macam:

1. energi ombak ( ),


2. energi pasang surut (
 ),
3. hasil konversi energi panas laut (Ê 
  Ê  Ê).

Prinsip sederhana dari pemanfaatan ketiga bentuk energi itu adalah: memakai energi kinetik untuk memutar turbin
yang selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik. Artikel kali ini ialah bagian terakhir dari 3
artikel yang membahas tentang energi yang dapat dimanfaatkan dari laut. Di bagian ketiga trilogi artikel ini, hasil
konversi energi panas laut (Ê 
  Ê  Ê) akan dibahas.

     


Ide pemanfaatan energi dari laut yang terakhir bersumber dari adanya perbedaan temperatur di dalam laut. Jika anda
pernah berenang di laut dan menyelam ke bawah permukaannya, anda tentu menyadari bahwa semakin dalam di
bawah permukaan, airnya akan semakin dingin. Temperatur di permukaan laut lebih hangat karena panas dari sinar
matahari diserap sebagian oleh permukaan laut. Tapi di bawah permukaan, temperatur akan turun dengan cukup
drastis. Inilah sebabnya mengapa penyelam menggunakan pakaian khusus selam ketika menyelam jauh ke dasar
laut. Pakaian khusus tersebut dapat menangkap panas tubuh sehingga menjaga mereka tetap hangat.

Pembangkit listrik dapat memanfaatkan perbedaan temperatur tersebut untuk menghasilkan energi. Pemanfaatan
sumber energi jenis ini disebut dengan konversi energi panas laut (O  Ê  Ê atau OTEC).
Perbedaan temperatur antara permukaan yang hangat dengan air laut dalam yang dingin dibutuhkan minimal
sebesar 77 derajat Fahrenheit (25 °C) agar dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dengan baik. Adapun
proyek-proyek demonstrasi dari OTEC sudah terdapat di Jepang, India, dan Hawaii.
    O  Ê  Ê dengan Siklus Tertutup

Berdasarkan siklus yang digunakan, OTEC dapat dibedakan menjadi tiga macam: siklus tertutup, siklus terbuka, dan
siklus gabungan ( ). Pada alat OTEC dengan siklus tertutup, air laut permukaan yang hangat dimasukkan ke
dalam alat penukar panas untuk menguapkan fluida yang mudah menguap seperti misalnya amonia. Uap amonia
akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Uap amonia keluaran turbin selanjutnya dikondensasi dengan
air laut yang lebih dingin dan dikembalikan untuk diuapkan kembali ( 
). Pada siklus terbuka, air laut
permukaan yang hangat langsung diuapkan pada ruang khusus bertekanan rendah. Kukus yang dihasilkan
digunakan sebagai fluida penggerak turbin bertekanan rendah.

Kukus keluaran turbin selanjutnya dikondensasi dengan air laut yang lebih dingin dan sebagai hasilnya diperoleh air
desalinasi. Pada siklus gabungan, air laut yang hangat masuk ke dalam ruang vakum untuk diuapkan dalam sekejap
(  Ê
 ) menjadi kukus (seperti siklus terbuka). Kukus tersebut kemudian menguapkan fluida kerja yang
memutar turbin (seperti siklus tertutup). Selanjutnya kukus kembali dikondensasi menjadi air desalinasi.

Fluida kerja yang populer digunakan adalah amonia karena tersedia dalam jumlah besar, murah, dan mudah
ditransportasikan. Namun, amonia beracun dan mudah terbakar. Senyawa seperti CFC dan HCFC juga merupakan
pilihan yang baik, sayangnya menimbulkan efek penipisan lapisan ozon. Hidrokarbon juga dapat digunakan, akan
tetapi menjadi tidak ekonomis karena menjadikan OTEC sulit bersaing dengan pemanfaatan hidrokarbon secara
langsung. Selain itu, yang juga perlu diperhatikan adalah ukuran pembangkit listrik OTEC bergantung pada tekanan
uap dari fluida kerja yang digunakan. Semakin tinggi tekanan uapnya maka semakin kecil ukuran turbin dan alat
penukar panas yang dibutuhkan, sementara ukuran tebal pipa dan alat penukar panas bertambah untuk menahan
tingginya tekanan terutama pada bagian evaporator.

Secara ringkas, kekurangan dan kelebihan dari OTEC yaitu:


Kelebihan:

r Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.


r Tidak membutuhkan bahan bakar.
r Biaya operasi rendah.
r Produksi listrik stabil.
r Dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya: menghasilkan air pendingin, produksi air minum, suplai air
untuk 
, ekstraksi mineral, dan produksi hidrogen secara elektrolisis.

Kekurangan:
r Belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan.
r Jika menggunakan amonia sebagai bahan yang diuapkan menimbulkan potensi bahaya kebocoran.
r Efisiensi total masih rendah sekitar 1%-3%.
r Biaya pembangunan tidak murah.

Sebagai pengantar terakhir dari saya, ‰   


 
  
 
 Begitu
kata sebuah pepatah. Semoga teknologi untuk memanfaatkan energi dari laut yang sangat menggiurkan ini dapat
dikelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan dampak buruk bagi ekosistem laut yang sudah lebih dulu ada. Ini
semua tergantung dari hati mereka yang mengusahakannya nanti. Cheers!

c   
     
 
Kumpulan Artikel - 106 - Energi Laut (Ombak/Gelombang/Arus)

Teknologi Ikan : Pembangkit Listrik Tenaga Air Arus Rendah (Low Water-Current Power Generator)

Arus pergerakan air sungai dan laut yang pelan bisa dilaporkan bisa menjadi sumber energi alternatif baru yang
terjangkau dan dapat dihandalkan. Seorang insinyur dari Universitas Michigan telah membuat sebuah mesin yang
bekerja selayaknya seekor ikan yang mampu mengubah getaran destruktif dari aliran fluida menjadi tenaga listrik.
Mesin tersebut dinamakan VIVACE (Vortex Induced Vibrations for Aquatic Clean Energy).
VIVACE merupakan alat yang bisa memproduksi energi dari arus air di seluruh dunia karena alat tersebut
bekerja pada arus air yang mengalir dengan kecepatan kurang dari 2 knot (2 mil per jam). Hampir semua arus air di
bumi berkecepatan kurang dari 3 knot. Turbin dan kincir air membutuhkan kecepatan air minimal 5-6 knot untuk bisa
beroperasi dengan efisien.

(http://www.vortexhydroenergy.com/)

Mesin VIVACE ini tidak tergantung pada gelombang, pasang-surut air, turbin ataupun bendungan. Dia adalah
suatu sistem hidrokinetik yang sangat unik, yang mengandalkan "getaran-getaran yang diinduksi pusaran (vortex
induced vibrations)".
Getaran-getaran yang diinduksi pusaran ini merupakan getaran yang dihasilkan apabila sebuah benda
berbentuk bulat atau melengkung dimasukkan dalam fluida yang bergerak, yang bisa berupa air atupun udara.
Adanya benda tersebut akan menimbulkan pusaran dengan kecepatan sebesar aliran fluida tersebut. Akhirnya akan
terbentuk arus edy, atau pusaran, pada bagian belakang benda tersebut. Pusaran ini ternyata menggerakkan benda,
mendorong dan menarik ke arah kiri-kanan atau atas-bawah, tegak lurus dengan arah arus.

Vibrasi serupa telah merobohkan jembatan Tacoma Narrows di Washington pada tahun 1940 dan tower pendingin
pada pembangkit listrik Ferrybridge di England pada tahun 1965. Pada air, vibrasi seperti ini sering merusak
dermaga, kilang minyak dan bangunan-bangunan pesisir.
"Selama 25 tahun terakhir, para insinyur - termasuk saya - telah mencoba untuk mengurangi vibrasi yang
diinduksi pusaran ini. Namun, sekarang di Michigan kami melakukan hal sebaliknya. Kami memacu vibrasi dan
menuai kekuatan destruktifnya yang kuat," kata pengembang VIVACE Michael Bernitsas, seorang profesor di
Departemen U-M Teknik Kelautan dan Arsitektur Angkatan Laut.
Ikan telah lama diketahui memiliki kemampuan untuk memanfaatkan pusaran air yang menginduksi vibrasi ini
dengan baik.
"VIVACE ini meniru teknologi ikan tersebut," kata Bernitsas. "Ikan meliukkan badannya untuk meluncur di antara
pusaran-pusaran yang berada didepan badannya. Kekuatan otot mereka sendiri tidak akan mampu melontarkan
badan mereka di air dengan kecepatan tersebut oleh karenanya mereka berenang pada alur ikan yang lain."
Meskipun mesin Bernitsas ini tidak mirip ikan, dia mengatakan suatu saat nanti akan menyerupainya. Prototip
mesinnya saat ini di lab-nya hanya berupa satu silinder yang terhubung dengan pegas. Silinder tersebut berposisi
horisontal melintang aliran air dalam sebuah tangki seukuran trailer. Air dalam tangki tersebut mengalir dengan
kecepatan 1,5 knot.
Cara kerja VIVACE adalah sebagai berikut :
Adanya silinder dalam aliran air akan menyebabkan pusaran pada bagian atas dan bawah silinder. Pusaran-
pusaran tersebut akan mendorong dan menarik silinder pasif tersebut ke atas dan ke bawah pada pegasnya, yang
akan menimbulkan energi mekanik. Kemudian, mesin mengubah energi mekanik tersebut menjadi listrik.
Cukup beberapa silinder saja sudah mencukupi untuk menyuplai kapal yang sedang berhenti, atau mercusuar,
kata Bernitsas. Silinder-silinder ini dapat disusun berderet. Dia juga mengatakan mesinnya bisa mencukupi untuk
100.000 rumah.
Oleh karena osilasi pada VIVACE ini lambat, diteorikan bahwa sistem tersebut tidak akan membahayakan
kehidupan air, sebagaimana bendungan dan turbin mampu merusak.
Bernitsas mengatakan energi VIVACE akan bernilai 5,5 sen per kilowatt jam. Energi angin bernilai 6,9 sen per
kilowatt jam, 4,6 sen untuk tenaga nuklir dan 16-48 sen untuk tenaga surya (tergantung tempat).
Bernitsas mengatakan, bila kita mampu mendulang 0,1% energi samudera saja, kiata akan mampu mencukupi
15 milyar orang.
Akhir-akhir ini banyak ilmuwan telah melakukan bermacam penelitian yang akhirnya menemukan sebuah alat
yang mampu menciptakan tenaga listrik dari sungai Detroit. Mereka telah bekerja selama 18 bulan untuk membuat
pilot projeknya.

(untuk melihat video dan animasinya bisa dilihat di http://www.vortexhydroenergy.com/)


‘

  
   
 
‘
‘
‘

‘
‘    ‘
V ‘
‘
 ‘‘


‘‘


‘
‘‘ ‘
‘
‘ ‘‘
‘ 
‘  ‘
‘‘ ‘
‘
‘  ‘


‘

‘
‘ ‘‘

‘ 
‘
 ‘


‘ 


‘‘ ‘
‘

   ‘
‘
‘ 
‘  
‘
‘ 
‘‘
‘ ‘‘
‘ 

‘ ‘

‘ 
‘ 
‘ ‘

‘ ‘‘  ‘
‘ ! !
‘
 ‘
‘
‘

‘‘ 
‘‘
‘ ‘‘‘


‘
‘




‘‘
‘
#‘
‘‘‘ ‘  ‘ 
#
‘
‘
‘$ ‘
‘ ‘ ‘ "‘
‘ %"‘&
"‘'
"‘
 "‘
 
"‘$
"‘ 
‘ ‘‘‘
‘


‘ 
#
‘
‘ ‘‘
‘ 
‘"‘ 
‘ 
‘ 
‘"‘ 

‘‘
‘
‘ 
‘ ‘
‘


‘ ‘  ‘ #
‘
 ‘"‘‘
‘ 
‘"‘
‘ 
‘"‘

‘
‘ 
‘
‘
‘ ‘‘&

"‘ 
‘‘ "(‘)‘*! +‘ ‘ 

‘
#
‘
%‘
‘ 
‘‘‘‘ 
‘  ‘

‘ ‘‘ ,!!!!‘
-.‘' 
‘
‘ 
‘‘
‘‘‘  ‘ ‘
‘/‘01‘

‘
‘ 
‘*!,
*!01‘‘‘2‘ ‘‘  ‘‘
‘ ‘ !‘‘ ‘ 
‘   
‘‘
‘ 
‘‘ ‘‘ 314‘ 
‘   
‘  
‘‘ 
‘ 
‘ 
‘
‘5*!!!‘6‘‘ "314‘  

‘  
‘‘‘

‘ 
‘ 
‘
 
‘
‘5/(!‘6‘‘
‘ ‘ !14‘2

‘ 
‘‘
‘
‘ "‘

%‘
‘ 
‘‘  ‘  
‘
#‘ 

‘
‘
‘‘ ‘
&

‘
‘ 
‘‘.‘&

‘ ‘ ‘
‘ 4 ‘
‘‘
 ‘
‘
‘ 
‘‘
‘ ‘

‘ ‘‘




‘
‘
#
‘
‘ 
‘‘

‘‘ 
‘ 
‘‘‘‘
‘
‘  ‘

‘
‘
‘

‘
‘'
#
‘ ‘‘
‘ 
‘‘ 
‘ ‘V‘7
‘'
‘ ‘
‘7‘ ‘-
"‘V "‘‘-
8 ‘$ "‘ 
‘‘‘ ‘ ‘‘ ‘&

"‘
 ‘ ‘
‘
#

‘ ‘‘ ‘


‘ 
‘
‘ 
‘‘ ‘‘
 ‘ ‘ 
‘‘+*!/‘-.‘
‘&

‘ ‘
‘ 
‘ ‘
‘
'‘ "‘ "‘‘
‘$"‘

‘$"‘' "‘ 
‘ 
‘
‘'‘
"‘
‘ 
‘
‘‘‘ ‘‘‘

-
‘ ‘‘
‘ 
‘‘

‘  ‘ ‘# ‘‘


 
"‘
‘ "‘ 
‘‘ ‘
‘  
‘ ‘
‘"‘ ‘ ‘ 

‘


‘
‘
‘# ‘   9 #‘
 ‘

‘' ‘ 
#
‘
‘

 
‘ ‘
‘ ‘‘
‘
 
‘‘‘5% ‘6‘
"‘‘
#
‘ ‘ ‘

‘ 
‘

‘
‘‘‘‘ 
‘ ‘

‘ 
‘‘ 
‘ 
‘"‘‘ ‘
‘ ‘
‘‘
‘ 
‘

 ‘
‘ 
‘
‘ ‘


‘ 
#
‘
‘
‘ 
‘
‘ ‘‘ ‘‘
‘
‘ ‘
‘
‘‘
‘ ‘&
‘-
‘


‘"‘ 
‘ ‘5 
6‘
‘  ‘ ‘‘ 
‘ 
‘$‘


‘
‘‘*‘‘ 
‘  ‘0‘ ‘ 
‘ ‘‘,"+‘.‘ ‘‘


‘ ‘  

‘ 
‘ ‘ ‘ 

‘
‘ ‘‘ 
‘+‘‘ 
‘
‘+0‘.‘ ‘‘ 

‘ ‘
‘ ‘ 

‘

‘*!!‘‘ 
‘  ‘* ‘
‘

‘ ‘/!!‘.‘ ‘‘
‘ ‘‘ ‘&

‘ 
‘ ‘


‘

‘ ‘‘(‘"‘‘ 
‘
‘ 

‘ ‘ ‘‘‘

 ‘
‘  
‘
%‘
‘ 
‘‘ ‘‘
%‘
‘
‘ ‘
‘  
‘‘ ‘ 
‘ 
‘ ‘‘‘
 ‘
‘‘

' 
‘‘
%‘
‘ 
‘‘
‘ 

‘‘‘ ‘‘

"‘ 

‘
‘ ‘ ‘‘‘ 
‘‘‘
‘ (+!14"‘
 

‘‘ ‘‘‘
‘(:14‘  ‘ 
‘‘ ‘(!!‘‘  ‘ ‘
‘
%‘
‘ 
‘"‘‘‘7

‘‘ 
‘‘7

‘ ‘ ‘

‘
‘"‘
%‘
‘ 
‘‘‘7

‘‘
‘ ‘

‘
‘‘
‘

‘ ‘‘‘ ‘*-."‘ 

‘ 

‘

 ‘‘


‘
‘

‘ ‘‘"‘
#‘
‘‘‘
7

‘ ‘ 

‘# ‘‘
‘‘#

$ 
‘‘ 
 
‘  ‘ "‘
%‘
‘ 
‘‘  ‘ #
‘

 ‘‘ "‘
%‘
‘ 
‘‘

‘ "‘
%‘
‘ 
‘‘ 



‘ 

"‘ 
‘
%‘
‘ 
‘‘ 
‘ ‘
%‘
‘ 
‘‘


‘ ‘‘
‘‘ ‘ "‘
‘
‘‘ 
‘
‘
  ‘‘
‘
‘‘
‘ ‘ 
‘‘‘ 
‘ 

‘‘ ‘


‘‘
‘
‘
‘ 
‘ 
‘
‘"‘‘ ‘
‘  ‘
‘ 

‘
‘ 

‘ ‘
 ‘
%‘
‘ 
‘‘
‘
‘‘  ‘ ‘

 
‘ 

‘ ‘*!!‘.‘ 
‘ 

‘# ‘‘#
‘
‘ 
‘ ‘' 4 
 
"‘ 

‘ ‘ 
 
‘ ‘ 
‘‘


‘‘ 

‘ ‘ 

‘ 
‘ 


‘
%‘
‘ 
‘‘

‘ ‘
5 6‘
‘‘ ‘‘
‘
%‘
‘ 
‘‘ 
‘

‘ 


 
‘‘ 
‘ 
‘‘
‘‘"‘
‘ 
‘
‘
 ‘‘ 
‘ 
‘
 ‘
‘‘‘
‘‘
‘
‘‘ ‘#‘


‘ 
‘ 


‘
%‘
‘ 
‘‘ 
‘ ‘ ‘ 

‘‘

‘ 

‘ ‘‘ ‘$
‘
‘‘
‘ 
‘
‘  ‘‘

‘‘
"‘  
"‘
"‘ 
‘

‘ ‘
 ‘
%‘
‘ 
‘‘

‘
‘‘#‘ 
 
"‘ 

‘
‘ 
‘-
‘ 4‘
‘ ‘(!‘.‘


‘ ‘ 
 
‘ ‘‘‘-
‘ 4‘

‘ ‘‘*!‘.‘ ‘*(‘
.‘ 
‘"‘  ‘ ‘
‘‘ ‘
%‘
‘ 
‘‘ 

‘
‘ 4*‘


‘ ‘*‘-.‘

'

‘
 ‘
%‘
‘ 
‘‘ ‘&

‘‘
 ‘‘ 




‘
‘
%‘
‘ 
‘‘

‘ ‘ 
‘ 

‘ ‘*!!‘."‘ ‘ ‘$‘
‘ ‘‘
‘  ‘
 ‘
%‘
‘ 
‘‘ ‘#
‘   
‘

‘‘
"‘  ‘  "‘
‘  ‘‘ 

"‘ 
‘ # 
"‘
‘
‘

‘

%‘ 
‘‘
‘‘ ‘
‘‘‘  ‘
‘ 


‘

%‘
‘ 
‘‘
‘ 
‘‘ ‘
‘ ‘*!!‘ ‘ ‘ 
‘
‘ 
‘
‘ ‘
‘  ‘‘ 


‘ 
‘
‘ 
‘‘
‘ 
#
‘
‘ 
‘‘  ‘ 
‘  
‘
 ‘ ‘‘ ‘
‘

‘ ‘
‘' ‘‘ ‘
‘ 
‘‘ 
#
‘
‘  ‘  ‘‘
‘5‘  6‘‘  ‘  ‘‘
‘5# ‘6‘  

‘‘
‘ ‘ ‘
 ‘
‘ ‘  ‘‘‘‘ 
‘ 
‘‘‘

‘ 
#


‘ 
‘
‘‘ ‘‘


‘5 6‘
‘
‘ ‘ 
‘‘
‘‘ 
‘ 
‘‘ ‘ ‘‘ 

‘ 
‘‘ ‘‘‘‘
 ‘  
‘
‘‘5 6‘
‘ ‘ 
‘‘
‘

‘‘‘
‘
‘‘‘ 
‘‘
‘' ‘‘ ‘
‘
‘
‘‘ ‘ ‘‘

‘ ‘ ‘  
‘ ‘‘


‘5 6‘
‘  
‘  ‘
‘ ‘
"‘

‘ ‘‘
‘
‘


‘ 

‘‘- 
‘
‘
‘
‘ ‘ 

‘%"‘
‘ 

‘  
‘
‘ 
‘
‘ ‘ ‘ 
‘ 
‘‘' 
‘
‘
‘ 
‘‘ ‘ ‘ 
‘ 
‘
‘‘ ‘  ‘
‘ 
‘‘‘ ‘‘ ‘*+‘‘

'

‘ 
#
‘
‘ 
‘‘‘ 
‘ ‘ ‘
;‘'
"‘7"‘
‘ "‘ 
‘
 ‘‘
‘*0 !‘ ‘‘ ‘,!‘

‘*0//‘ 
‘

‘‘
‘ ,!‘-.‘
‘ 
‘ ‘
‘ 
‘‘‘ 

‘ ‘
'
‘ ‘ 
‘‘7
‘2‘7‘ ‘  ‘
‘ 
‘‘ 

‘ ‘ *:/‘
-.‘ ‘$‘ #‘
‘$ 
‘‘‘‘
‘ 
‘‘ ‘ ‘‘

‘ ‘+*!/‘-.‘‘
‘&

‘ ‘ ‘
‘ 
‘ 
‘
‘

‘‘ ‘$
‘   "‘
‘ 
‘
‘
 ‘:‘"‘‘'‘
‘

‘  
‘ 
‘ 
‘5'‘
6‘
‘


‘‘ 

"‘‘$‘ ‘ ‘5‘
‘$6"‘

‘$"‘' "‘ 
‘'
‘ 
‘
'‘‘


‘ 
‘‘ 
‘‘‘
‘
‘
‘‘ 
#
‘ 

‘

‘
‘ 
"‘ 

‘ 
"‘ 
‘  ‘
‘ ‘ ‘
 ‘

‘ 
‘‘‘‘4 "‘
‘‘"‘  
‘ "‘ 
‘

- ‘ ‘‘4 ‘
‘

‘‘
‘
‘ 

‘ 

‘


‘ 
‘‘
‘‘
‘
‘
‘ 
‘‘
‘#‘
‘

‘  ‘  ‘
‘ ‘ ‘
‘ ‘‘ ‘
‘‘‘



‘  
‘
‘‘
‘
‘ ‘
‘
‘ 
‘

‘‘

‘#‘
‘  
‘ 
‘
‘

‘

‘  ‘
‘  ‘ ‘

 ‘
‘‘
‘' 
‘ ‘
#
‘
‘#‘
‘
9 
‘‘5)
‘
6‘ 
‘
‘  
‘5

‘ 
6‘
‘ ‘
 ‘
‘‘' ‘‘

‘- ‘ 
‘ ‘
#
‘‘ 
‘‘‘‘ ‘

‘ ‘  
‘ 
‘

‘
‘  

‘ ‘ ‘
‘

‘‘
‘  
‘
‘  

‘ ‘
‘  ‘

‘
‘ ‘

‘‘ ‘ ‘ "‘&


"‘ 
"‘

"‘ 
‘$
"‘
‘
‘

‘  ‘
‘
‘V ‘ 
‘
‘

‘‘
‘ 
‘ ‘ ‘
‘ "‘ ‘

‘ 
‘ 
‘ ‘ 
‘ 
‘
‘ 
‘‘ 

‘ ‘
&

‘ ‘‘
‘'‘‘ 
‘'‘ ‘

2‘ ‘
‘    ‘-‘
‘'‘  ‘
"‘-&' ‘
%‘&

‘5 ‘
  ‘*,‘-‘ !!+6‘

Energi Gelombang Laut: Selama Ada Ombak, Energi akan


Didapat
KAMIS, 11 JUNI 2009 00:12 WIB

JAKARTA. Di balik ganasnya gelombang samudera tersimpan potensi energi baru/terbarukan yang sangat besar,
energi yang dihasilkan pun ramah lingkungan. Tidak hanya gelombang, energi baru/terbarukan juga dapat dihasilkan
dari pasang surut air laut, energi yang timbul akibat perbedaan suhu permukaan air dengan dasar laut (O 
 Ê  Ê/OTEC) dan energi arus laut. Dengan luas lautan yang mencapai 5,8 juta
2
Km (perhitungan secara kartografis) Indonesia memiliki potensi sumber energi alternatif berbasis gelombang laut
yang sangat melimpah.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL), Subaktian Lubis bersama Mira Yosi dalam
penelitiannya memaparkan bahwa sumber energi gelombang laut dapat dimanfaatkan dengan mengetahui tinggi,
panjang dan periode waktu gelombang. Untuk menangkap energi gelombang tersebut dapat dilakukan dengan tiga
cara, menggunakan pelampung, kolom air yang berosilasi (Ê 

 Ê ), dan  . Pemanfaatan
potensi energi gelombang ini akan memberikan beberapa keuntungan. Selain merupakan energi bebas (tidak perlu
bahan bakar) dan dapat diperbaharui, gelombang juga dapat menghasilkan energi yang besar dan murah.
Namun dalam memanfaatkan energi gelombang laut tersebut memilliki beberapa kelemahan, diantaranya sangat
tergantung dengan karakteristik gelombang yang kadang-kadang bisa menghasilkan energi yang besar terkadang
tidak, sehingga pemilihan lokasi harus diperhitungkan dengan tepat. Lokasi yang ideal adalah yang memiliki
gelombang konsisten besar dan selanjutnya dilengkapi dengan peralatan yang tahan terhadap cuaca yang buruk.

Jika dibandingkaan dengan teknologi hijau lainnya seperti matahari dan angin, energi gelombang laut ini memberikan
ketersediaan hingga mencapai 90% dengan kawasan tidak terbatas. Selama ada ombak, maka energi listrik bisa
didapat.

Untuk memprediksi daya yang dapat dibangkitkan di pantai dilakukan dengan memanfaatkan data angin, karena
angin yang bertiup dipermukaan laut merupakan faktor utama timbulnya gelombang, angin yang berhembus
dipermukaan akan memindahkan energinya ke air semakin lama dan semakin kuat angin berhembus maka semakin
besar gelombang terbentuk. Kecepatan angin minimum yang dapat membangkitkan gelombang yaitu sekitar 10 knot
(5 m/det) dan untuk mengkonversi tinggi dan periode gelombang dipergunakan persamaan gelombang untuk
perairan dangkal.

Berdasarkan data angin dari tahun 1994-2004 diperoleh bahwa pada bulan Januari s.d Maret mempunyai gelombang
yang relatif lebih tinggi dan stabil dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, hal ini disebabkan karena tidak adanya
angin yang tercatat pada selain priode tersebut yang mempunyai kecepatan lebih dari 10 Knot. Berdasarkan data
yang ada, daerah yang potensial untuk dikembangkan adalah, sepanjang pesisir Barat Sumatera, Selatan Jawa,
Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.

(  )

Anda mungkin juga menyukai