Isi Kur 2019 Rev
Isi Kur 2019 Rev
PENDAHULUAN
A. Rasional
1. Latar Belakang
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan ini meliputi
tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan dasar termasuk tujuan yang
disesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, serta satuan pendidikan
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan,
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi
yang ada di daerah.
a. Kondisi Nyata
SMP Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis berdomisli di Jalan Siliwangi Km.03 Desa
Haurkolot Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu, yang secara geografis
mudah dijangkau karena berada di jalur transportasi kecamatan, serta jalur
alternatif menuju kota Sumedang dan Subang.
Kondisi nyata yang ada di SMP Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis adalah sebagai
berikut :
1) Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMP Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis
Alamat Sekolah : Jalan Siliwangi Km. 03 Desa Haurkolot
Kecamatan Haurgeulis, Kaupaten Indramayu
Telepon Sekolah : -
Nama Kepala Sekolah : Hj. Nur Aisah, S.Pd., M.Pd.I.
Kategori Sekolah : Sekolah Negeri
b. Kondisi Ideal
Untuk menuju SMP Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis yang ideal, maka perlu
diperhatikan :
1) Luas lahan yang terbatas, seharusnya ada lahan untuk pembangunan ruang
penunjang belajar lainnya;
2) Belum tersedianya ruang media, ruang BK, ruang keterampilan, ruang UKS
dan PMR, Lab Komputer, ruang perpustakaan serta ruang serba guna;
3) Tupoksi belum maksimal, karena masih ada guru yang merangkap mengajar
di sekolah lain;
4) Tenaga Aparatur Sipil Negara yang terbatas, yaitu hanya ada satu kepala
sekolah dan tiga orang guru, seharusnya minimal 7 orang ASN;
5) Peralatan komputer masih kurang untuk kepentingan pembelajaran dan Ujian
Nasional Berbasis Komputer.
Karakteristik SMP Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis yaitu merupakan sekolah satu
atap yang pendiriannya didukung oleh masyarakat sekitar, supaya mereka dapat
menyekolahkan putra-putrinya tidak jauh dari tempat tinggal. Lokasi sekolah
berada di belakang kantor Desa Hurkolot dan Masjid Al Ikhlas yang ditunjang
oleh dua sekolah dasar negeri dan satu madrasah ibtidaiyah serta adanya
madrasah diniyah, sehingga menunjang dalam mengimplementasikan penguatan
pendidikan karakter yang agamis.
2. Dasar Hukum
Yang menjadi dasar hukum dalam pengembangan Kurikulum SMP Negeri Satu
Atap 2 Haurgeulis adalah :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas
PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2017 perubahan atas PP No. 74
Tahun 2008 tentang Guru;
5. Peraturan Presiden RI Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter;
6. Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
7. Permendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
8. Permendiknas RI Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan
Permendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006;
BAB II
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. STRUKTUR KURIKULUM
Struktur kurikulum untuk Kelas VII dan VIII berpedoman pada Permendikbud RI Nomor
35 Tahun 2018 tentang Kurikulum 2013, adapun komponen kurikulumnya sebagai berikut:
Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas
yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Alokasi Waktu
Semester Semester
Muatan Kurikulum
I II
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6
4. Matematika 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3
3. Prakarya 2 2
Muatan Lokal
1. Bahasa Sunda 1 1
2. Teknologi Informasi dan Komunikasi 1 1
Jumlah Jam Pelajaran 40 40
Sedangkan muatan kurikulum untuk Kelas IX berpedoman pada kurikulum tahun 2006,
adapun komponen kurikulumnya sebagai berikut:
1. Kerangka Dasar
Kelompok Mata Pelajaran
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan
pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan
dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Kelompok mata pelajaran estetik.
e. Kelompok mata pelajaran jasmani olah raga dan kesehatan.
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada tabel di bawah ini.
Kelompok
No. Cakupan
Mata Pelajaran
1 Agama dan Kelompok mata pelajaran agama dan Akhlak mulia dimaksudkan untuk
Akhlak Mulia membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.
2 Kewarganegaraan Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan kepribadian
dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik
akan status, hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta peningkatan kualitas dirinya sebagai
manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa
patriotisme bela negara, pengarahan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi dan
nepotisme.
3 Ilmu Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dimaksudkan
Pengetahuan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi
dan Teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah kritis dan mandiri.
4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan
sentivitas, kemampuan mengekspresi dan kemampuan mengapresiasikan
keindahan dan harmonis. Kemampuan mengapresiasikan dan
mengekspresikan keindahan serta harmonis mencakup apresiasi dan
ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati
dan mensyukuri hidup, maupun menciptakan kebersamaan yang
harmonis.
5 Jasmani, Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan
Olahraga dan dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
Kesehatan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Muatan lokal yang dikembangkan di SMP Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis mengacu kepada
Pergub Prov. Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2007, tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum
Muatan Lokak Pendidikan Lingkungan Hidup dengan alokasi waktu 2 jam pembelajaran,
dan Pergub Prov. Jawa Barat Nomor 69 Tahun2013, yaitu Bahasa dan Sastra Sunda
dengan alokasi waktu 2 jam pembelajaran. Adapun rinciannya sebagai berikut:
Untuk kurikulum 2013 bagi kelas VII dan VIII adalah:
1) Bahasa Sunda
Kelas IX
Semester 1
STANDAR KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
1. Mengidentifikasi 1.1. Menjelaskan tanda-tanda bencana alam (gempa,
tanda-tanda bencana longsor, tsunami, gunung meletus, banjir dll).
alam.
1.2. Mengidentifikasi wilayah-wilayah yang rentan
bencana alam.
Program Penumbuhan budi Pekerti dan Literasi juga dilaksanakan di SMP Negeri Satu
Atap 2 Haurgeulis. Berdasarkan Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti, bahwa kegiatan penumbuhan budi pekerti adalah kegiatan
pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah. Metode pelaksanaan kegiatan
Penumbuhan Budi Pekerti dilakukan dengan kemandirian peserta didik membiasakan
keteraturan dan pengulangan, yang dimulai sejak masa orientasi peserta didik baru,
proses kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, sampai lulus. Pelaksanaan Penumbuhan
2. Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengaturan beban Belajar untuk Kelas VII dan VIII berpedoman pada Permendikbud RI
Nomor 35 Tahun 2018 tentang Kurikulum 2013 sebanyak 38 jam pembelajaran, yaitu :
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi pekerti 3 jam pembelajaran
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 jam pembelajaran
3. Bahasa Indonesia 6 jam pembelajaran
4. Matematika 5 jam pembelajaran
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 jam pembelajaran
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 jam pembelajaran
7. Bahasa Inggris 4 jam pembelajaran
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 jam pembelajaran
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 jam pembelajaran
3. Prakarya 2 jam pembelajaran
Sedangkan pengaturan beban belajar untuk Kelas IX yang berpedoman pada kurikulum
tahun 2006 sebanyak 30 jam pembelajaran, yaitu :
1. Pendidikan Agama 2 jam pembelajaran
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 jam pembelajaran
3. Bahasa Indonesia 4 jam pembelajaran
4. Matematika 4 jam pembelajaran
5. Ilmu Pengetahuan Alam 4 jam pembelajaran
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 jam pembelajaran
7. Bahasa Inggris 4 jam pembelajaran
8. Seni Budaya 2 jam pembelajaran
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 jam pembelajaran
10. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 jam pembelajaran
SMP Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis memanfaatkan kebijakan tambahan 4 (empat) jam
pembelajaran per minggu diisi dengan muatan lokal berdasarkan peraturan gubernur
provinsi Jawa Barat, yaitu :
1. Bahasa Sunda 2 jam pembelajaran
2. Pendidikan Ligkungan Hidup 2 jam pembelajaran
Sedangkan yang 2 (dua) jam pembelajaran lagi diisi dengan kegiatan pengembangan diri.
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu
minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama dinyatakan dalam jam pembelajaran per
minggu. Beban belajar satu minggu Kelas VII adalah 40 jam pembelajaran sedangkan
kelas VIII, dan IX adalah 36 jam pembelajaran.
Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
2. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling
banyak 16 minggu.
Waktu kegiatan tatap muka sejumlah 50 % dimanfaatkan untuk penugasan terstruktur (PT)
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) atau kokurikuler berdasarkan karakteristik
mata pelajaran masing-masing.
E. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar di SMP Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis adalah dengan menetapkan
setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0 -100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing
indikator 71%. Di SMP Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis, dalam menentukan kriteria
ketutasan minimal (KKM) mempertimbangkan kesulitan materi, daya dukung yaitu
kemampuan guru dan sarana, serta tingkat kemampuan rata-rata peserta didik. SMP
Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan
peningkatan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang berbeda. Oleh karena
itu, berdasarkan analisis tiap indikator dan kompetensi dasar, maka ditetapkan kriteria
Ketuntasan Belajar Minimal untuk kelas VII sebagai berikut:
KBM
Komponen
Kelas VII Kelas VIII
Kelompok A
1. Agama dan Budi Pekerti 71 71
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 71 71
3. Bahasa Indonesia 71 71
4. Matematika 71 71
5. Ilmu Pengetahuan Alam 71 71
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 71 71
7. Bahasa Inggris 71 71
Kelompok B
8. Seni Budaya 71 71
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 71 71
10. Prakarya 71 71
Muatan Lokal
Sedangkan Kriteia Ketuntasan Minimal untuk kelas IX ditetapkan seperti pada tabel
berikut:
Kegiatan Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan,
pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah
meliputi aspek:
a. Penilaian sikap
Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh
informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik.
b. Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
penguasaan pengetahuan peserta didik.
c. Penilaian keterampilan
Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.
Contoh:
Seorang peserta didik dalam mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti
memperoleh:
Contoh:
Seorang Peserta didik memperoleh nilai pengetahuan pada Mata
Pelajaran Agama dan Budi Pekerti sebagai berikut:
PH = 80, PTS = 75, PAS = 85
Nilai rerata PH, PTS, dan PAS = (80 + 75 + 85) : 3 = 240 : 3 = 80
Nilai = 80
Penilaian keterampilan
Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:
a. menyusun perencanaan penilaian;
b. mengembangkan instrumen penilaian;
c. melaksanakan penilaian;
d. memanfaatkan hasil penilaian; dan
e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.
1) Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek,
portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu
KD.
2) Penghitungan nilai keterampilan diperoleh dari rata-rata Penilaian Praktik,
Penilaian Produk, Penilaian Projek dan Penilaian Portofolio.
3) Pengolahan Nilai Rapor untuk Keterampilan diberi predikat sebagai
berikut:
Predikat Nilai
A 86 - 100
B 71 - 85
C 60 - 70
D < 60
Kegiatan pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik untuk kurikulum 2006 bagi
kelas IX meliputi Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester
Mekanisme dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik bagi Kelas IX untuk
Kurikulum 2006 yaitu :
Nilai rapor diperhitungkan dari nilai Ulangan Harian ( UH ), nilai Tugas (NT) nilai
Ulangan Tengah Semester ( UTS ) dan nilai Ulangan Akhir Semester ( UAS ) / Nilai
Ulangan Kenaikan Kelas ( UKK )
Sebagai acuan dalam pengolahan nilai rapor, ditetapkan beberapa kriteria sebagai
berikut :
a. Nilai Rapor yang diperoleh dari hasil tes dihitung dengan rumus :
NR = Nilai Rapor
rNUH = rata-rata Nilai Ulangan Harian
rNT = rata-rata Nilai Tugas
NUTS = Ulangan Tengah Semester
NUAS = Ulangan Akhir Semester
NUKK = Ulangan Kenaikan Kelas
b. Kegiatan Pengayaan
Siswa yang telah mencapai KKM dalam ulangan harian berhak mendapatkan
pengayaan, misalnya melalui kegiatan penugasan membaca buku, membuat rangkuman
atau membuat karangan, namun tidak mempengaruhi atau menambah nilai Ulangan
Harian, karena bagi siswa yang mendapatkan remedial walaupun nilai Ulangan
remidialnya mendapatkan nilai tinggi yang dimasukan kedalam nilai Ulangan Harian
hanya sebatas nilai KKM.
2. Kriteria Kelulusan
Pengaturan kelulusan di SMP Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis mengacu pada Permendikbud
No. 03 tahun 2017, yaitu peserta didik dinyatakan lulus jika memenuhi persyaratan berikut:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) Memperoleh nilai minimal (memenuhi KKM) pada penilaian akhir .
3) Luas ujian sekolah ( tulis dan peraktek rata-rata 6,00 ) dan memperoleh ujian nasional.
4) Kehadiran siswa di kelas mencapai minimal 75%.
5) Nilai akhlak dan kepribadian minimal baik.
6) Dirapatkan dan diputuskan dalam rapat dewan guru
Kegiatan Ujian Sekolah, Ujian Sekolah Berstandar Nasional, Ujian Nasional Berbasis
Komputer dilaksanakan pada akhir tahun pembelajaran. Peserta didik kelas IX wajib
mengikuti seluruh rangkaian ujian yang dilaksanakan. Adapun petunjuk pelaksanaanya
berpedoman pada POS US, USBN dan POS UN yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Target Kelulusan
SMP Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis pada tahun pelajaran 2019/2020 menetapkan target
kelulusan sebesar 100 %.
Program sekolah pasca Ujian Nasional sebagai antisipasi bagi peserta didik yang belum
lulus pada ujian akhir, yaitu :
1. Melakukan kegiatan pemantapan belajar agar siap untuk menghadapi ujian.
2. Mendaftarkan peserta didik yang belum lulus untuk mengikuti Ujian Nasional pada
tahun berikutnya.
F. Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
d. Kecakapan vokasional
Terampil berbahasa Inggris,
Terampil mengoperasikan komputer
Terampil membawakan acara
Kecakapan vokasional diintegrasikan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, dan TIK.
BAB III
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun pelajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun pelajaran,
Rincian hari belajar efektif pada tahun ajaran 2018/2019 adalah sebagai berikut:
Hari Belajar Efektif semester I = 118 hari
Hari Belajar efektif semester II = 107 hari
Jumlah Hari Belajar efektif = 225 hari
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Seyogyanya Kurikulum SMP Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis ini dapat memberikan manfaat
bagi para pemangku pendidikan. Sebagai manusia biasa kami memiliki banyak
kekurangan, untuk itu kami bersikap terbuka untuk menerima kritik, saran dan pendapat
dari pihak lain yang membangun untuk penyempurnaan kurikulum ini.