Anda di halaman 1dari 4

Pengelolaan Usaha Boga

I. Pengertian Usaha Boga


Usaha boga terdiri atas kata "usaha" dan "boga". usaha artinya salah satu kgiatan atau aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. sedangkan boga artinya kegiatan mengolah atau membuat dan
menyajikan makanan dan minuman.jadi usaha boga adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
memberikan pelayanan makanan dan minuman untuk konsumen.

II. faktor-faktor yang mempengaruhi usaha boga


a) Individu
Individu dipengaruhi oleh keinginan untuk memenuhi kepusan pada diri masing-masing dengan
alasan:
- selera dan kebiasaan makan
- kebutuhan gizi
- pertimbangan kesehatan
- gaya hidup
b) Hubungan Sosial
Hubungan sosial ipengruhi oleh kebiasaan-kebiasaan jamuan didalam masyarakat, dengan
menyediakan hidangan yang sesuai untuk membantu terjadinya hubungan sosial.
c) tujuan makan
penyelenggaraan hidangan yang mempunyai tujuan tertentu, dengan dalam jumlah yang besar.
misalnya catering, hajatan, dll.

III. Klasifikasi Usaha Boga


usaha boga menurut bentk usahanya, terdiri dari :
1. Restoran
Restoran adalah suatu usaha yang mmberikan pelayanan berupa makanan dan minuman di tempat
mewah. restoran dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a) Formal
Formal adalah suatu usaha yang memiliki izin dari pemerintah untuk membuka usaha dibidang
jasa boga dengan pelayanan yang mewah.
b) Informal
Informal adalah suatu usaha yang berupa usaha kecil dengan pelayanan yang sederhana.
2. Catering
Catering adalah suatu usaha yang menerima dan menyediakan pesanan makanan dan minuman
dalam jumlah besar.
3. Bakery
Bakery adalah suatu usaha boga yang menyediakan berbagai macam kue dan roti. Bakery ada
berbagai macam olahan yaitu :
1) Kue basah
2) Kue Kering
3) Cake
4) Pastry
5) Roti

IV. Jenis-Jenis Produk Usahan Boga terdiri atas :


1. Masakan
a) Masakan tradisional
b) Masakan asing
2. Makanan kecil/kue
a) Kue tradisional
- Kue basah : bikang, lemper, pukis, dll
- Kue kering : keciput, kuping gajah, pastel kering, dll
b) Kue asing
- Kontimental : roti, kue, suz, dll
3. Minuman
a) Panas : wedang, sekoteng, angsle, dll
b) Dingin : Es kopyor, es degan, es campur, dll
c) Kemasan : Sari temulawak, sari dele, nata decoco, dll
4. Makanan Awet
a) Dimaniskan
Contoh makanan yang dimaniskan yaitu manisan, selat, sirup, dll
b) Diasinkan
Contoh makanan yang diasinkan yaitu ikan asin, telur asin, dll
c) Dikeringkan
Contoh makanan yang dikeringkan yaitu sale pisang, kerupuk, dendeng, dll
d) Diasap
Contoh makanan yang diasap yaitu bandeng asap, ikan asap, daging asap, dll

V. Teknik Pengemasan Produk Tata Boga


Syarat-syarat kemasan yang baik untuk produk usaha boga :
1. Sebagai tempat/pembungkus
Fungsinya untuk melindungi produk dengan baik dan mudah dibawa.
2. Memiliki daya tarik
Jika didesain secara menarik, akan meningkatkan citra dan nilai tambah produk sehingga konumen
tertarik untuk membelinya.
3. Praktis
Mudah dibawa, mudah dibuka, dan mudah ditutup kembali dengan ringan dan cepat.
4. Menimbulkan harga diri
Jika kemasan tersebut menarik, secara otomatis akan menimbulkan harga diri orang yang
membawanya.
5. Ketetapan ukuran
Ukuran kemasan harus disesuaikan dengan faktor kepraktisan, baik ketika dibawa konsumen,
maupun saat diangkut dalam jumlah besar.
6. Aman bagi kesehatan
Tidak mempengaruhi mutu dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
7. Mencantumkan tanggal kadaluarsa, komposisi, depkes, MUI.

VI. Tekknik Pemasaran Produk Usaha Boga


Strategi pemasaran diawali dengan penentuan harga pasar, yakni masyarakat yang dituju. hal-hal
yang berhubungan dengan pangsa pasar yaitu :
1. Konsumen yang dituju
a) Anak sekolah
b) Karyawan pabrik
c) Masyarakat umum
2. Jenis makanan yang sedang digemari masyarakat, misalnya makanan cepat saji.

Teknik pemasaran produk usaha boga, bertujuan untuk mencapai volume penjualan tertentu,
mendapatkan laba tertentu dan menunjang pertumbuhan atau kelanjutan usaha.Beberapa cara untuk
memasarkan produk usaha boga lain :
1. Promosi
2. Pameran
3. Penyebaran brosur
4. Melalui internet
5. Penjualan langsung
6. Penjualan tidak langsung
7. Jasa pengiriman

Analisa Usaha

Analisa usaha bertujuan untuk memberi gambaran bahwa suatu usaha boga layak dijalankan dan
mendapat suatu keuntungan serta manfaat atau tidak. dalam membuat analisa usaha boga, faktor
penting yang harus diperhatikan adalah perhitungan biaya. biaya yang dikeluarkan oleh usaha boga
terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. perhitungan jumlah biaya yang dikeluarkan dapat
bermanfaat dalam perhitungan harga pokok penjualan dan perhitungan analisis finansial kelayakan
usaha boga.
Biaya tetap pada usaha boga merupakan biaya investasi untuk pengadaan peralatan, ruang
pengelolaan dan modal kerja untuk satu bulan biaya tetap (variabel) pada usaha boga merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk memproduksi usaha boga. biaya tidak tetap pada usaha boga terdiri dari biaya
bahan baku, biaya bahan tambahan, biaya penunjang (kemasan, label, air, listrik dll) dan biaya tenaga
kerja
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah harga minimum yang harus diterapkan oleh produsen agar
tidak mengalami kerugian. sedangkan harga penjualan adalah harga yang dapat memberikan
keuntungan bagi produsen. hal tersebut dikarenakan adanya selisih antara harga penjualan dengan
harga pokok penjualan. Penentuan besarnya harga penjualan dapat dipertimbangkan dengan harga
produk sejenis yang ada di pasar.
Rumus :
Total biaya produksi
Harga Pokok Penjualan (HPP) =
Total hasil Produksi

Total biaya
Break Even Point (BEP) =
Harga jual perkemasan

Break Even Point (BEP) terjadi jika total biaya sama dengan nilai jual produk usaha boga. BEP adalah
titik impas penjualan. keuntungan yang diperoleh produsen adalah jika semua produk terjual habis.
Contoh :
* penjualan bikang
- hasil jadi = 60 buah
1. Biaya tetap (dalam satu hari)
a) Tenaga kerja = Rp 10.000,00
b) Perawatan alat = Rp 2000,00
c) Listrik = Rp 2000,00
d) Bahan bakar = Rp 7.000,00
e) Plastik = Rp 3.000,00
Total = Rp 24.000,00
2. Biaya tidak tetap
- biaya bahan baku = Rp 22.000,00
- biaya tambahan = Rp 24.000,00
Total biaya produksi 60 bikang = Rp 46.000,00
Total biaya produksi 1 bikang = Rp 46.000,00 : 60
= Rp 766,7
= Rp 800 (dibulatkan)
Jadi harga jual 1 bikang = Rp 1500,00
Untung = Rp 1500,00 - Rp 800,00
= Rp Rp 700,00

Anda mungkin juga menyukai