Anda di halaman 1dari 4

TUGAS AKHIR MODUL 4

SITI HARDIANTI
PENYELESAIAN
1. A. Model replikasi DNA pada gambar diatas adalah semikonservatif yaitu kedua rantai
DNA lama terpisah dan rantai baru disintesis dengan prinsip komplementasi pada
masing-masing rantai DNA lama dan akhirnya dihasilkan rantai DNA baru yang
masing-masing mengnadung satu rantai molekul DNA lama dan satu rantai molekul
replikasi DNA.

B. Mekanisme replikasi DNA


1. Struktur DNA yang doble helix diputuskan ikatannya oleh enzim DNA helicase
membentuk DNA dengan untaian tunggal. Proses awal pemutusan atau titik awal
replikasi ini disebut dengan ORI ( The Origin of Replication ). Dan akan membentuk
percabangan untaian struktur DNA ( replication fork ). Garpu replikasi atau cabang
replikasi (replication fork ) ialah struktur yang terbentuk ketika DNA
bereplikasi. Garpu replikasi ini dibentuk akibat enzim helikase yang
memutus ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA, membuat
terbukanya untaian ganda tersebut menjadi dua cabang yang masing-masing
terdiri dari sebuah untaian tunggal DNA. Masing-masing cabang tersebut
menjadi "cetakan" untuk pembentukan dua untaian DNA baru berdasarkan
urutan nukleotida komplementernya. DNA polimerase membentuk untaian
DNA baru dengan memperpanjang oligonukleotida yang dibentuk oleh
enzim primase dan disebut primer DNA polimerase membentuk untaian DNA baru
dengan menambahkan nukleotida—dalam hal ini, deoksiribonukleotida—ke
ujung 3'-hidroksil bebas nukleotida rantai DNA yang sedang tumbuh.
Dengan kata lain, rantai DNA baru disintesis dari arah 5'→3',
sedangkan DNA polimerase bergerak pada DNA "induk" dengan arah 3'→5'.
Namun demikian, salah satu untaian DNA induk pada garpu replikasi
berorientasi 3'→5', sementara untaian lainnya berorientasi 5'→3', dan helikase
bergerak membuka untaian rangkap DNA dengan arah 5'→3'. Oleh karena itu,
replikasi harus berlangsung pada kedua arah berlawanan tersebut.
2. Struktur DNA tunggal yang terbentuk distabilkan oleh protein-protein pengikat DNA
yag disebut Single Srand Biding protein ( SSB ).
3. Helikase pada proses sintesis DNA yang baru akan berikatan dengan enzim
primerase untuk memungkinkan akses pembentukan RNA primer.
4. Enzim polimerase akan memulai replikasi DNA dan akan memperpanjang untaian
DNA yang terbentuk, yaitu leadding strand ( DNA yang disintesis secara kontinu
dan lagging strand (DNA yang disintesis dalam framen yang pendek ( 1-5kb) yang
disebut fragmen Okazaki.
5. Leading strand dan lagging strand selama selama replikasi DNA.
Pada replikasi DNA, untaian pengawal (leading strand) ialah untaian DNA
yang disintesis dengan arah 5'→3' secara berkesinambungan. Pada untaian
ini, DNA polimerase mampu membentuk DNA menggunakan ujung 3'-OH
bebas dari sebuah primer RNA dan sintesis DNA berlangsung secara
berkesinambungan, searah dengan arah pergerakan garpu replikasi. Lagging strand
ialah untaian DNA yang terletak pada sisi yang berseberangan dengan leading strand
pada garpu replikasi. Untaian ini disintesis dalam segmen-segmen yang disebut
fragmen Okazaki. Pada untaian ini, primase membentuk primer RNA. DNA
polimerase dengan demikian dapat menggunakan gugus OH 3' bebas pada
primer RNA tersebut untuk mensintesis DNA dengan arah 5'→3'. Fragmen
primer RNA tersebut lalu disingkirkan (misalnya dengan RNase H dan DNA
Polimerase I) dan deoksiribonukleotida baru ditambahkan untuk mengisi celah yang
tadinya ditempati oleh RNA. DNA ligase lalu menyambungkan fragmen-
fragmen Okazaki tersebut sehingga sintesis lagging strand menjadi lengkap.
6. Enzim ligase kemudian berperan dalam menyambungkan fragmen-fragmen tersebut

Enzim yang berperan dalam proses replikasi DNA :


1. Enzim Helicase
Enzim ini berfungsi untuk memotong untaian DNA yang doble heliks pada proses
replikasi DNA menggunakan enegi kimia.
2. Enzim topoisomerase
Berfungsi untuk membantu helicase untuk memotong untaian DNA dengan
mengurangi tegangan untaian DNA.
3. Enzim DNA polimerase
Berfungsi untuk memperpanjang untaian DNA baru.
4. Enzim Ligase
Berfungsi untuk melekatkan fragmen-fragmen okazaki.
5. Enzim Primerase
Enzim yang memungkinkan akses pembentukan RNA primer
2. Diket : wanita carier hemofilia (XHXh) >< Pria hemofilia (XhY)
Dit : bagaimanakah kemungkinan anak perempuannya?
Jawab :
Wanita carier >< Pria hemofilia
P= XHXh >< Xh Y
G = XH, Xh Xh , Y
F = XHXh, XHY, Xh Xh , Xh Y

XHXh = perempuan Normal carier 25 %


XhXh = perempuan Hemofilia (letal) 25 %
XHY = laki-laki Normal 25 %
Xh Y = laki-laki Hemofilia 25 %
Jadi kemungkinana anak perempuannya 25 % Normal carier dan 25 % Hemofilia (letal)
3. Diket : jumlah penduduk 1000
Yang memiliki golongan darah A = 320 orang
golongan darah B = 150 orang
golongan darah AB = 40 orang
golongan darah O = 490 orang

Dit :

A. Frekuensi alel IA,IB dan I pada masing-masing populasi?


B. Dari 320 orang bergolongan darah A, berapakah homozigot IAIA?
C. Dari 150 orang bergolongan darah B, berapakah heterozigot IBi?

Jawab :

Misalkan p = frekuensi IA

q = frekuensi IB

r = Frekuensi ii

A. (p+q+r)2 = 1
P2+2pq+q2+2pr+2qr+r2 = 1000
P2 = Frekuensi Genotipe IAIA, Gol darah A Homozigot
2 pq = Frekuensi Genotipe IAIB, Gol darah AB
q2 = Frekuensi Genotipe IBIB, Gol darah B Homozigot
2 pr = Frekuensi Genotipe IAi, Gol darah A heterozigot
2 qr = Frekuensi Genotipe IBi, Gol darah B heterozigot
r2 = Frekuensi Genotipe ii, Gol darah O
r2 = 490/1000 = 0,49
r = √ 0,49 = 0,7
(p+r)2 = frekuensi gol O + golongan O
320 + 490
(p+r)2 = 1000

(p+r) = √ 0,81 = 0,9


p+r = 0,9
p= 0,9 – r
p = 0,9 – 0,7 = 0,2
karena (p+q+r) = 1, maka :
q = 1-( p+r)
= 1 – (0,2+0,7)
= 1 – 0,9 = 0,1
Jadi frekuensi alel IA = p= 0,2
frekuensi alel IB = q = 0,1
frekuensi alel i = r = 0,7
B. Frekuensi genotipe IAIA = p2 = (0,2)2 = 0,04
Jadi dari 320 orang yang bergolongan darah A diperkirakan homozigot IAIA
0,04 x 1000 orang = 40 orang
C. Frekuensi genotipe IBi = 2qr = 2 (0,1x 0,7) = 0,14
Jadi dari 150 orang yang bergolongan darah B yang diperkirakan heterozigot IBi
0,14 x 1000 orang = 140 orang

Anda mungkin juga menyukai