Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsumen merupakan prioritas terpenting dalam sebuah bisnis. Suatu bisnis tidak akan
bisa berjalan tanpa ada konsumen. Tetapi terkadang banyak perlakuan pelaku usaha terhadap
konsumen yang merugikan konsumen sehingga memberi efek jera pada konsumen.

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu
benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

Dalam sebuah bisnis tentunya banyak hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pelaku usaha
atau produsen dalam memperlakukan konsumen. Ada hak dan kewajiban konsumen serta ada
hak dan kewajiban pelaku usaha. Selain itu ada asas dan perlindungan terhadap konsumen serta
sanksi bagi para pelaku usaha bagi yang melanggarnya.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian konsumen dan produsen?


2. Bagaimana hubungan konsumen dan pelaku usaha atau produsen?
3. Apa saja hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha atau produsen?
PEMBAHASAN

A. DEFINISI KONSUMEN

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain
dan tidak untuk diperdagangkan.

Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, ialah suatu kegiatan yang bertujuan
mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Konsumen adalah setiap orang pemakai
barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan
pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor.
Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja
sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya
memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.

B. DEFINISI PRODUSEN

Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang berperan dalam menaikan nilai
guna suatu barang atau jasa sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Sedangkan Produksi adalah kegiatan mengubah suatu bahan baku atau
sumber daya alam menjadi suatu barang yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menaikkan
nilai jual dan guna barang tersebut, atau sumber daya manusia yang dapat menjadi suatu jasa
yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menghasilkan nilai jual dan guna jasa tersebut.
Dalam kegiatan produksi terjadi proses perubahan bentuk atau perubahan nilai guna
barang atau jasa, setelah proses selesai kemudian akan muncul outputnya yaitu suatu barang atau
jasa yang bisa dijual atau dipasarkan kepada distributor untuk didistribusikan kepada konsumen
atau dari produsen langsung didistribusikan kepada konsumennya.

Seperti dalam produksi Air minum dalam kemasan atau Air mineral yang diproduksi oleh
sebuah perusahaan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia yaitu Aqua . Perusahaan
tersebut mengambil air dari mata air murni di Babakan Pari, Gunung Salak. Kemudian mereka
proses mata air tersebut dengan langkah-langkah yang telah menjadi prosedur perusahaan
tersebut agar kualitas air menjadi lebih layak untuk dikonsumsi. Setelah proses selesai lalu
keluarlah outputnya atau hasil dari proses tersebut yaitu air mineral dalam kemasan yang siap
didistribusikan ke konsumen dan distributor.

Namun dalam perilaku produsen, tidak hanya kegiatan produksi yang dijalani diatas
tetapi banyak proses lain yang harus dijalani agar tercapai tujuan dari perusahaan tersebut, antara
lain menghitung berapa maksimal barang yang dapat dihasilkan atau diproduksi dengan biaya
seminimal mungkin sehingga terjadi keuntungan maksimal dalam perusahaan.

C. HUBUNGAN PELAKU USAHA ATAU PRODUSEN TERHADAP KONSUMEN

Pada umumnya konsumen dianggap mempunyai hak tertentu yang wajib dipenuhi oleh
produsen, yang disebut sebagai hak kontraktual. Hak kontraktual adalah hak yang timbul dan
dimiliki seseorang ketika ia memasuki suatu persetujuan atau kontrak dengan pihak lain. Maka,
hak ini hanya terwujud dan mengikat orang-orang tertentu, yaitu orang-orang yang mengadakan
persetujuan atau kontrak satu dengan yang laninnya. Ada beberapa aturan yang perlu dipenuhi
dalam sebuah kontrak yang dianggap baik dan adil yang menjadi dasar bagi hak kontraktual
setiap pihak dalam satu kontrak.

a. Kedua belah pihak mengetahui sepenuhnya hakikat dan kondisi persetujuan yang mereka
sepakati. Termasuk disini, setiap pihak harus tau hak dan kewajibannya, apa konsekuensi dari
persetujuan dari kontrak itu, jangka waktu dan lingkup kontrak itu.
b. Tidak ada pihak yang secara sengaja memberikan fakta yang salah atau memalsukan fakta
tentang kondisi dan syarat-syarat kontrak untuk pihak lain. Semua informasi yang relevan untuk
diketahui oleh pihak lain harus diberikan sejelas mungkin dan tidak boleh diberikan dalam wujud
yang dapat menimbulkan penafsiran ganda. Dalam kaitan dengan ini masing-masing pihak harus
aktif meminta informasi dan penjelasan.

c. Tidak boleh ada pihak yang dipaksakan untuk melakukan kontrak atau persetujuan itu
kontrak yang dilakukan dalam keadaan terpaksa dan dipaksa harus batal demi hukum.

d. Kontrak juga tidak mengikat bagi pihak manapun untuk tindakan yang bertentangan dengan
moralitas.

Pada umumnya, kebanyakan hubungan bisnis antara produsen dan konsumen bukan
hubungan kontraktual. Produsen dan konsumen berinteraksi secara anonim. Masing-masing
pihak tahu bahwa dipihak sana ada pribadi-pribadi tertentu, tentang produsen atau konsumen
namun tidak pernah jelas jati diri mereka. Produsen tidak pernah tahu secara persis siapa yang
menjadi konsumennya. Ia hanya menduga dan menebak kelompok masyarakat tertentu
(eksekutif, wanita, ibu rumah tangga, anak-anak dan sebagainya) akan menjadi konsumennya.
Demikian pula konsumen tidak pernah tahu secara persis jati diri produsennya, kecuali bahwa
barang dan jasa yang dibelinya diproduksi oleh perusahaan tertentu.

Sebagaimana halnya semua hubungan interaksi lainnya, intraksi bisnis antara produsen
dan konsumenpun tetap mengenal adanya hak dan kewajiban antara satu pihak dengan pihak
lainnya. Dalam transaksi ini jelas terlihat bahwa transaksi trsebut adalah suatu bentuk intraksi
manusia. Demi menjamin hak masing-masing pihak dibutuhkan dua perangkat pengendali atau
aturan. Pada tempat pertama, ada aturan moral yang tertanam dalam hati sanubari masing-masing
orang dan seluruh masyarakat yang akan berfungsi mengendalikan dan memaksa dari dalam baik
produsen maupun konsumen untuk menghargai atau tidak merugikan hak dan kepentingan
masing-masing pihak. Pada tempat kedua, perlu ada aturan hukum yang dengan sanksi dan
hukumannya akan secara efektif mengendalikan dan memaksa setiap pihak untuk menghormati
atau paling kurang tidak merugikan hak dan kepentingan masing-masing pihak.

Kedua perangkat pengendali ini terutama tertuju pada produsen dalm hubungannya
dengan konsumen, paling kurang karena dua alasan berikut. Pertama, dalam hubungan antara
konsumen atau pelanggan disatu pihak dan pemasok, produsen, dan penyalur barang atau jasa
tertentu di pihak lain, konsumen atau pelanggan berada pada posisi yang lebih lemah dan rentan
untuk dirugikan. Posisi ini terutama semakin melemah jika pasar bersifat tertutup atau
monopolistis. Dalam pasar terbuka dan dalam situasinya konsumen sudah sangat kritis serta
memiliki organisasi konsumen yang kuat, posisi ini malah bisa terbalik. Produsen bisa sangat
lemah posisinya.

Kedua, dalam sebuah krangka bisnis sebagai sebuah profesi, konsumen sesungguhnya
membayar produsen untuk menyediakan barang kebutuhan hidupnya secara professional. Untuk
mengamankan kepentingan masyrakat dan konsumen dalam hal ini dibutuhkan aturan
sebagaimana halnya dalam bidang profesi manapun. Aturan ini sekaligus menggariskan
kewajiban yang harus dipenuhi produsen terhadap konsumennya.

Aturan tersebut adalah pertama, produsen wajib memenuhi semua ketentuan yang
melekat baik pada produk yang ditawarkan maupun pada iklan tentang produk itu. Pembeli
membeli sebuah produk umumnya karena tertarik pada informasi menyangkut produk itu baik
yang tertera lansung pada produk itu maupun pada iklannya. Dengan kata lain, konsumen atau
pembeli tidak boleh ditipu. Kedua produsen mempunyai kewajiban untuk menyingkapkan semua
informasi yang perlu diketahui oleh semua konsumen tentang sebuah produk. Jadi produsen
tidak boleh menutup-nutupi informasi penting tertentu seperti kadar alkohol, halal, unsure kimia,
dan seterusnya. Semua fakta harus dijelaskan secara benar dan tuntas, termasuk mengenai resiko
keamanan dan keselamatan dalam menggunakan produk tertentu.

Ketiga, kewajiban untuk untuk mengatakan yang tidak benar tentang produk yang
ditawarkan. Kewajiban ini jauh lebih keras dari dua kewajiban lain karena dalam mengatakan hal
yang tidak benar tentang suatu produk sudah jelas-jelas terkandung unsur penipuan. Ada maksud
menipu konsumen secara sadar.

Dari ketiga kewajiban diatas terlihat jelas bahwa informasi tentang produk memainkan
peranan yang sangat penting. Dalam banyak kasus, informasi adalah dasar bagi konsumen untuk
memutuskan membeli sebuah produk. Maka, informasi harus benar dan bertanggung jawab.
Informasi yang tidak benar, setengah benar, dan berpotensi menyesatkan konsumen dan pembeli
harus ditolak. Dalam kaitan dengan bonus, hadiah dan undian, kewajiban yang keempat dari
produsen terhadap konsumen bahwa produsen tidak boleh memaksa pembeli baik secara terang-
terangan atau secara halus. Bonus, hadiah, dan undian adalah dalam kasus tertentu adalah sebuah
bentuk paksaan halus yang terselubung. Secara legal mungkin ini sulit dibuktikan dan sulit
ditindak. Namun, secara moral sulit diterima ketika konsumen dari kalangan miskin terpaksa
membeli hanya karena iming-iming hadiah tersebut dan bukan karena ia benar-benar
membutuhkan barang yang dibeli itu.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Beberapa hak konsumen yang harus
dipenuhi produsen. Pertama, konsumen berhak mendapat informasi yang lengkap dan benar
tentang produk dan jasa yang ditawarkan dalam pasar. Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi atau
dimanipulasi dengan maksud untuk mendorong mereka untuk membeli suatu produk. Kedua,
konsumen berhak mendapat ganti rugi atasa produk barang atau jasa yang cacat bahkan kalaupun
tidak disengaja oleh produsen. Ketiga, konsumen berhak menkonsusmi barang secara aman.
Maka keamanan produk harus diperhatikan benar-benar, khusunya menyangkut mainan anak-
anak, obat-obatan, makanan, barang eletronik dan lain-lain. Keempat, konsumen berhak untuk
secara bebas menentukan pilihannya dalam membeli produk tertentu tanpa dipaksa secara halus
maupun terang-terangan. Kelima, konsumen berhak mendapat pelayanan yang memadai baik
selama maupun setelah membeli produk tertentu.

C. HAK DAN KEWAJIBAN PELAKU USAHA ATAU PRODUSEN DAN KONSUMEN

Hak pelaku usaha adalah :

1. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi
dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
2. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikat
tidak baik;
3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum
sengketa konsumen;
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apbila terbukti secara hukum bahwa kerugian
konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
5. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Kewajiban pelaku usaha adalah :

1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;


2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang
dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat
dan/atau yang diperdagangkan;
6. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan,
pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
7. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang
diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Selanjutnya sesuai dengan pasal 5 UU Perlindungan Konsumen Tujuan perlindungan konsumen


hak-hak Konsumen adalah :

1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang


dan/atau jasa
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan
3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya
9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Kewajiban konsumen adalah :

1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan
barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa
3. Membayar dengan nilai tukar yang disepakati
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

KESIMPULAN

1. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup
lain dan tidak untuk diperdagangkan.
2. Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang berperan dalam menaikan nilai
guna suatu barang atau jasa sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.
3. Baik konsumen maupun produsen masing-masing memiliki hak dan kewajibannya. Ini
adalah hal yang mengikat keduanya dalam menjaga kepercayaan satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA
a. Drs. Muhammad, M.Ag, Etika Dan Perlindungan Konsumen Dalam Ekonomi Islam, BPFE-
Yogyakarta, Yogyakarta, 2004

b. http://putama.blogspot.co.id/2012/11/hak-dan-kewajiban-konsumen-dan-produsen_29.html

Anda mungkin juga menyukai