Anda di halaman 1dari 12

MUSABAQAH CABANG SYARH AL-QUR’AN

Makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Manajemen MTQ
Dosen Pembimbing : Drs. H. Ilhamudin Qasim, MA

Disusun oleh :
Muhammad Sulthon
Muhammad Ajif Yusuf

FAKULTAS SYARIAH
PRODI EKONOMI ISLAM
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL QUR’AN
TAHUN AKADEMIK 2016-2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) telah bertahun-tahun kita laksanakan secara


berjenjang perkembangannya setiap tahun menunjukkan peningkatan, baik dalam cabang
maupun golongannya.

Sejak MTQ Nasional 1 Tahun 1968 sampai saat ini cabang dan golongan yang
dimusabaqahkan terus berkembang. Lebih dari itu MTQ diarahkan sebagai salah satu sarana
ntuk mewujudkan pengamalan dan pemahaman Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu aspekaspek yang mempunyai tujuan ke arah tersebut dimusabaqahkan dalam MTQ,
seperti membaca, menghafal, menulis, menafsirkan dan menyampaikan tuntunan Al Qur’an.

Pelaksanaannya diwujudkan dalam cabang-cabang Musabaqah, yaitu : Tilawah Al


Qur’an, Hifzh Al Qur’an, Tafsir Al Qur’an, Fahm Al Qur’an, Syarh Al Qur’an, Khath Al Qur’an
dan Tartil Al Qur’an dan menulis isi kandungan Al-Qur’an. Peningkatan tersebut
menggembirakan namun sekaligus merupakan tantangan, karena peningkatan yang bersifat
kuantitatif tersebut harus diikuti dengan peningkatan kualitas dalam penyelenggaraan maupun
hasilnya.

Dengan demikian tujuan MTQ agar dapat melahirkan hasil yang lebih berutu dan
sebagai salah satu sarana efektif dalam mewujudkan pengamalan Al Qur’an dalam kehidupan
sehari-hari dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Manajemen Musabaqah Cabang Syarh Al-Qur’an

2. Bagaimana Manajemen Perhakiman Cabang Syarh Al-Qur’an


BAB II

PEMBAHASAN

A. KETENTUAN

1. Pengertian

Musabaqah Syarh Al Qur’an adalah jenis lomba penyampaian pesan isi dan
kandungan Al Qur’an dengan cara menampilkan bacaan, puitisasi terjemah dan uraian yang
merupakan kesatuan yang serasi.

2. Golongan Musabaqah

Musabaqah ini hanya terdiri dari satu golongan

3. Peserta Musabaqah

Peserta adalah regu yang terdiri dari 3 orang yaitu seorang pembaca Al Qur’an,
seorang pembawa puitisasi terjemah dan seorang pengurai isi (pensyarah) baik putera
maupun puteri atau campuran, pendidikan Tsanawiyah/SMP atau Aliyah dan berumur 18
tahun 11 bulan 29 hari. Bila tidak mungkin 3 orang, diizinkan 2 orang dengan tetap
menampilkan 3 aspek tersebut. (batasan usia sampai 15 Juli 2014)

4. Sistem Musabaqah

Sistem Musabaqah adalah sebagaimana diatur dalam ketentuan umum.

5. Materi Musabaqah

a. Materi musabaqah adalah ayat-ayat Al Qur’an dengan judul bahasan yang ditampilkan
tiga bentuk, yaitu :

1. Pembacaan ayat-ayat Al Qur’an dengan Qiraat Imam Ashim riwayat Hafsh secara
hafalan dengan martabat mujawwad;

2. Terjemah ayat-ayat tersebut secara puitisasi tanpa dengan teks;


3. Uraian isi dan kandungan ayat-ayat tersebut secara bebas dan boleh dengan membawa
catatan.

b. Tema/Judul :

a. Peserta memilih 4 dari 9 tema syarahan yang ditentukan LPTQ dan melaporkan 4
judul syarahan yang dipilih tersebut pada saat pendaftaran;

b. Penentuan judul :

1. Babak penyisihan : Peserta memperoleh satu dari 4 (empat) judul syarahan yang
dilaporkan pada saat pendaftaran, 24 jam sebelum penampilan;

2. Babak final : Para finalis menyerahkan 3 (tiga) judul syarahan selain judul yang
sudah ditampilkan waktu penyisihan paling lambat 3 (tiga) jam sebelum
dilaksanakan final. Peserta memperoleh salah satu dari tiga judul yang diserahkan,
kepada panitia, 60 menit sebelum babak final dimulai.

6. Waktu Musabaqah

a. Lama penampilan : 15 – 20 menit setiap regu;

b. Musabaqah cabang ini dilaksanakan pada pagi dan atau sore hari.

B. PERANGKAT MUSABAQAH

a. Tempat

Tempat Musabaqah hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a) Mimbar yang memungkinkan untuk penampilan Qari/Qoriah serta penterjemah dan


pensyarah.

b) Ruang Majelis Hakim ialah :

1. Tempat Majelis yang memungkinkan untuk melihat penampilan peserta, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

2. Ruang tempat panitera, yaitu ruang/tempat tugas panitera yang aman dari gangguan
c) Ruang tunggu peserta yang aman dan dekat dengan mimbar;

d) Ruang tempat tugas;

e) Tempat pengunjung yang memungkinkan dapat melihat penampilan peserta dan tidak
menimbulkan gangguan;

f) Tempat ruang, sarana pendukung lainnya sebagaimana dalam pelaksanaan Musabaqah


cabang lain.

b. Perlengkapan / peralatan / bahan Perlengkapan yang diperlukan dalam cabang Syarh Al


Qur’an adalah :

a. Stage untuk peserta;

b. Microphone pada stage tiga buah;

c. Lampu isyarat yang dapat dilihat oleh peserta, Hakim dan penonton;

d. Meja dan kursi Majelis Hakim;

e. Bolpoint dan block note untuk Majelis Hakim;

f. Microphone untuk pembawa acara;

g. Papan nama Hakim sesuai bidang penilaian.

c. Petugas

a. Pembawa acara;

b Pendamping peserta;

c. Pengatur giliran tampil;

d. Penghubung Majelis Hakim.

C. PELAKSANAAN MUSABAQAH

1. Tahap Persiapan
Persiapan Musabaqah dimulai sejak pendaftaran, pengesahan, penentuan nomor dan
penjadualan tampil peserta adalah sebagaimana tercantum dalam ketentuan umum.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Babak Penyisihan

1. Penentuan materi

Peserta memperoleh materi pokok bahasan satu hari sebelum hari tampil 24 jam

2. Penampilan

a) Giliran Tampil

(1) Penampilan peserta diatur berdasarkan giliran;

(2) Penentuan urutan tampil dilakukan 30 menit sebelum Musabaqah dimulai.

b) Lama penampilan

Setiap penampilan disediakan waktu 15 – 20 menit untuk setiap regu.

c) Tata cara penampilan

(1) Pensyarah tidak perlu memperkenalkan diri atau menyebut asal daerahnya;

(2) Ucapan salam hanya diucapkan oleh pensyarah pada awal dan akhir uraian
(pensyarahan);

(3) Tanda mulai, persiapan berhenti dan habisnya waktu diatur oleh Majelis Hakim
dengan isyarat lampu/bel;

(4) Penampilan dimulai dengan pembacaan ayat Al Qur’an, kemudian


menerjemahkan secara puitis dan selanjutnya menguraikan isi dan kandungan;

(5) Pensyarah dapat meminta pembaca Al Qur’an dan penerjemah untuk


mendukung syarahnya dengan membaca Al Qur’an atau hadits serta
terjemahnya.

3. Penentuan Finalis
a. Regu finalis ditetapkan oleh Dewan Hakim berdasarkan hasil penampilan

b. Babak final

1) Penentuan materi

(1) Para finalis menyerahkan 3 pokok bahasan paling lambat 3 jam setelah finalis
diumumkan;

(2) Peserta memperoleh salah satu dari 3 judul yang diserahkan kepada panitia, 60
menit sebelum babak final dimulai.

2) Tata cara pelaksanaan Musabaqah ini pada babak final adalah sama halnya pada babak
penyisihan;

3) Penentuan regu terbaik I, II dan III ditetapkan dan diumumkan oleh Dewan Hakim.

D. MANAJEMEN PERHAKIMAN

1. Norma Penilaian

Norma penilaian cabang Syarh Al-Qur’an adalah ketentuan penilaian tentang


penyajian peserta dalam bentuk tim yang meliputi:

a. Bidang penilaian dan materi yang dinilai


1) Bidang Tilawah
a) Tajwid
b) Lagu dan Suara
c) fashahah
2) Bidang Terjemahan dan Materi Syarahan meliptui:
a) Ketepatan Tarjamah
b) Sistematika dan Isi
c) Kaidah dan Gaya Bahasa
3) Bidang Penghayatan dan Retorika
a) Vokal dan Artikulasi
b) Intonasi dan AKsentuasi
c) Gaya dan Mimik
d) Kesopanan dan Keserasian
b. Ketentuan Penilaian
1. Bidang Tilawah
a) Tajwid ialah penilaian tentang ketepatan bacaan sesuai dengan kaidah-kaidah
Ilmu tajwid yang mencangkup shifat al-Huruf, Ah-kah al-Huruf, Makhrij al-
Huruf, Ahkam al-Mad wa al-Qashr seluruh teks yang diungkapkan dengan
Bahasa Arab, meliputi ayat Al-Quran, Hadist, dan lain-lain baik ysngn dibaca
oleh qari’ah atau pensyarah
b) Lagu dan suara ialah penilaian tentang keindahan dan keharmonisan lagu serta
kemerduan suara. Hal yang penting disini adalah kesesuaian lagu denga nisi
(kandungan), hadist, kata hikmah, sya’ir dan lain-lain sehingga bisa membantu
pemahaman dan penghayatan terhadap teks yang dibaca.
c) Fashahah ialah penilaian tentang waqaf wal ibtida’, mura’atul kalimah,
mura’atul huruf, dan mura’atul harakat dari keseluruhan teks arab yang
dibawakan oleh tim.
2. Bidang Terjemah dan Materi Syarahan
a) ketepatan terjemah ialah penilaian tentang ketepatan terjemah yang sesuai
dengan kadungan ayat, baik yang dibawakan oleh pembaca puistisasi atau
pensyarah.
b) Sistematika ialah penilaian tentang susunan dan urutan ymateri yang mencakup
pendahluan, permasalahan, pembahasan, dan kesimpulan serta alur susunan isi
yang logis
c) Isi ialah penilaian tentang keutuhan, kedalaman, ketajaman, keluasan, ketepatan
dan akuilitas uraian serta kekuatan argumentasi termasuk dalil-dalil yang
dipergunakan.
d) Kaidah dan gaya Bahasa ialah penilaian tentang pemakaian kata dan struktur
kalimat yang benar, mengena dan menarik sesuai dengan kaidah Bahasa dan
sastra, baik yang dibaca oleh pensyarah atau pembaca puitisasi.
3. Bidang Pengahayatan dan Retorika
a) Vokal dan artikulasi ialah penilaian tentang tipe suara yang jelas, utuh dan
mantap, tidak pecah serta pengucapan kata dan huruf yang jelas dan tidak samar
yang dibawakan oleh pensyarah dan pembaca puitiasasi.
b) Intonasi dan Aksentuasi ialah penilaian tentang irama dan tekanan suara sesuai
dengan maksud yang dikandung oleh terjemahan dan isi uraian serta ketepatan
pemenggalan kata dan suku kata yang dibawakan oleh pensyarah dan pembaca
puitisasi.
c) Gaya dan mimic ialah penilaian tentang gerak anggota badan ekspresi wajah
yang menggambarkan penghayatan terjemahan dan isi uraian yang dibawakan
oleh pensyarah dan pembaca puitisasi.
d) Kesopanan dan keserasian ilah penilaian tentang sikap, gerak, serta pakaian
peserta keseluruhan sebagai satu team.

c. Cara Penilaian
1. Bidang Tilawah
a) penilaian diberikan antara nilai minimal 10 dan maksismal 30
b) bobot nilai minimal dan maksimal pada setiap komponen adalah:
(1) Tajwid minimal 10 dan maksimal 4
(2) Lagu dan suaa maksimal 10 dan minimal 3
(3) Fashahah maksimal 10 dan minimal 3
c) Nilai terakhir adalah jumlah nilai keseluruhan dari masing-masing aspek.
2. Bidang terjemah dan materi syarahan (nilai min.10 max.40).

- Ketepatan terjemah (penilaian tentang isi terjemah yang sesuai dengan


kandungan ayat).

- Sistematika (penilaian tentang susunan dan urutan materi yang mencakup


pendahuluan, permasalahan, pembahasan, dan kesimpulan).

- Isi (penilaian tentang keutuhan, kedalaman, keluasan, ketepatan uraian, dan


kekuatan argumentasi, termasuk dalil yang digunakan).
- Kaidah dan gaya bahasa (penilaian tentang pemakaian kata dan struktur kalimat
yang benar, mengena, dan menarik sesuai dengan kaidah bahasa dan sastra).

3. Bidang penghayatan dan retorika (nilai min.10 max 30).

- Vokal (penilaian tentang tipe suara yang jelas, utuh, dan mantap).

- Intonasi dan aksentuasi (penilaian tentang irama dan tekanan suara yang sesuai
dengan maksud yang dikandung oleh terjemah dan isi uraian).

- Gaya dan mimik (penilaian tentang gerak anggota badan dan ekspresi wajah
yang menggambarkan penghayatan terjemahan dan isi uraian).

d. Objek Penilaian
Pokok bahasan adalah ayat-ayat Al-Quran yang sesuai dengan judul bahasan yang
disajikan dalam tiga bentuk:
1. Pembacaan ayat-ayat al-quran dengan qiraat secara hafalan
2. Terjemah ayat-ayat tersebut dengan puitis secara hafalan.
3. Uraian isi dan kandungan ayat-ayat tersebut secara bebas dan secara hafalan.
Selain ayat utama yang dibaca pada awal penampilan, bisa ditambah dengan ayat-
ayat lain sebagai pendukung yang dibaca di tengah atau akhir penampilan.

2. Perangkat perhakiman

a. Personalia
1) Komposisi Majelis Hakim pada Musabaqah Syarh al-Qur’an adalah Ketua,
Skeretaris, dan Anggota pelaksana dibantu seorang panitia.
2) Ketua Majelis merangkap anggota. Anggota adalah hakim yang terdiri dari:
a) Hakim penilai bidang Tilawah
b) Hakim penilai bidang terjemah dan syarahan
c) Hakim penilai bidang pengahayatan dan retorika
3) Mjelis Hakim pada MTQ Tingkat Nasional maksimal 9 orang dan Hakim penilai
masing-masing bidang 3 orang, sedang untuk tingkat provinsi ke bawah sedapat
mungkin menyesuaikan dengan ketentuan ini.
b. Sarana dan Perlengkapan
1) Sarana Administrasi
a) Formulir Nilai
b) Ballpoint
c) Blacknote
d) Kalkulator
e) ATK Lainnya.
2) Sarana penunjang
a) Mushaf al-Qur’an dan Terjemah
b) Lampu Isyarat
c) Stopwatch
d) Tas atau Map
e) Buku Pedoman Musabaqah al-Qur’an
f) Jadwal Penampilan
d) Jadwal Tugas

PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas kita dapat memahami pembahasan tentang Musabaqah
Syarh al-Qur’an lebih luas serta qaidah dan ketentuan- ketentuan yang ada, serta dapat
memahami lagi tentang mushabaqah Syarh al-Qur’an dan ketentuan penilaian dari
perhakiman pada MTQ cabang Syarh al-Qur’an yang menjadi mata kuliah Manajemen
MTQ di Perguruan Tinggi Ilmu Al-qur’an (PTIQ) Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Musabaqah Al-Qur’an 2010, Lembaga Pengembangan Tilawah Qur’an
(LPTQ) Tingkat Nasional

Anda mungkin juga menyukai