KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan maksimal dan tepat waktu. Dalam
makalah dengan judul “Analisis Pemilihan Lokasi Perumahan (Studi Kasus Permukiman
Nginden Kota RT 03 RW 03)” kami menjabarkan mengenai analisis pemilihan lokasi perumahan
dengan studi kasus permukiman Nginden Kota RT 03 RW 03.
Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Lokasi dan
Keruangan. Selain itu juga sebagai media informasi terkait implikasi pemilihan lokasi
perumahan.Dengan selesainya makalah ini kami sampaikan terima kasih atas bantuan dalam
kelancaran pembuatan makalah berupa bimbingan, arahan, koreksi dan saran kepada:
Ibu Ema Umilia, ST, MT dan Bapak Surya Hadi Kusuma, ST.MT, selaku dosen pengajar
yang memberikan kami arahan serta koreksi dalam penulisan makalah ini
Warga Permukiman Nginden Kota RT 03 RW 03
Teman-Teman yang telah memberikan masukan dan saran mengenai analisis lokasi
perumahan.
Pihak-pihak terkait.
Penulis sadar dan mohon maaf yang sebesar besarnya bahwa tulisan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu berharap ada kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, demi
kesempurnaan tulisan ini. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
4.1.5 Metode Analisis ......................................................................................................................... 24
4.2 Analisis ............................................................................................................................................. 25
4.2.1 Faktor Penentu Pemilihan Lokasi Perumahan dengan Analisa Faktor (Confirmatory Factor) .. 25
4.2.2 Faktor Paling Berpengaruh ....................................................................................................... 31
4.2.3 Analisa berdasarkan Teori Penentuan Lokasi ............................................................................ 32
BAB V PENUTUP ..................................................................................................................................... 34
4.1 Lesson Learned ................................................................................................................................. 34
4.2 Rekomendasi ..................................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 35
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 4.11 Diagram Hasil Kuisioner Faktor Lingkungan Sosial ............................................................ 31
Gambar 4.12 Gambaran lingkungan sosial pada wilayah studi .................................................................. 31
Gambar 4.13 Diagram Hasil Skoring Kuisioner Faktor-Faktor yang Berpengaruh ................................... 32
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab akan dibahas latar belakang, tujuan penulisan, serta sistematika pembahasan
dalam mengidentifikasi peran teori lokasi Von Thunen dalam pemilihan lokasi perumahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mendeskripsikan konsep, teori, serta asumsi-asumsi yang ada pada teori von
Thunen
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan analisa, identifikasi, dan evaluasi faktor pemilihan lokasi perumahan
berdasarkan teori von Thunen terdahap perumahan di studi kasus
BAB III KESIMPULAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan mengenai implikasi
teori lokasi Von Thunen terhadap faktor pemilihan lokasi perumahan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI/PUSTAKA
2.1 Teori Lokasi Perumahan
Teori pemilihan lokasi tempat tinggal dicetuskan oleh banyak pakar, baik pakar
ekonomi, perencana, dan pakar lainnya. Model pemilihan tempat tinggal yang populer
adalah model yang dicetuskan oleh William Alonso, Richard Muth, dan Von Thunen
serta Christaller. Mereka menjelaskan bahwa pertimbangan rumah tangga dalam memilih
lokasi tempat tinggal yang optimal dipengaruhi oleh income, land rent, dan
transportation cost.
1. Teori Lokasi Richard Muth
Muth menjelaskan bahwa untuk memaksimalkan utilitasnya, urban resident
akan memilih lokasi tempat tinggal dimana biaya yang harus dikeluarkan untuk
membeli atau menyewa lahan seimbang dengan biaya commuting. Ketika high
income urban resident memiliki biaya marginal commuting yang sama tetapi harga
lahan tinggi, maka ia akan memilih lokasi tempat tinggal yang cukup jauh dari lokasi
aktivitasnya. Sebaliknya, jika harga lahan tetap tetapi biaya commuting tinggi, maka
ia akan memilih lokasi tempat tinggal yang dekat dengan pusat aktivitasnya.
2. Teori Lokasi William Alonso
Menurut Alonso, individu dengan income dan taste tertentu akan
menyeimbangkan biaya commutingnya dan keuntungan yang diperoleh dari lahan
yang murah seiring dengan meningkatnya jarak dari pusat kota dan ketersediaan
ruang yang lebih besar. Pada bid rent curve, consumer akan merasa sama-sama puas
pada tiap lokasi di sepanjang kurva itu. Pada sepanjang kurva tersebut, harga yang
akan ditawar oleh consumer akan menurun seiring dengan meningkatnya jarak lokasi
tersebut dari pusat dimana consumer akan menyeimbangkan pula dengan income,
commuting cost dan the length of the trip. Pada mekanisme pasar, pemilik lahan yang
bersifat monopoli akan memberikan lahannya kepada penawar tertinggi. Dengan
demikian, urban resident yang memberikan penawaran yang terbaik akan
mendapatkan lahan tersebut.
3. Teori Lokasi Von Thunen
Von Thunen sebagai pelopor teori lokasi menyebutkan bahwa kegiatan-
kegiatan yang paling produktif akan saling berkompetisi untuk saling berdekatan, di
lokasi pasar (inti/pusat kota), sehingga kondisi ini diikuti dengan temuan bahwa
biaya sewa lahan tertinggi adalah wilayah yang dekat dengan pasar atau berada pada
pusat kota. Menurut Thunen, dasar pengembangan dari model analisis lokasi untuk
wilayah konsentrik adalah hubungan antara pasar, produksi, dan jarak. Lokasi yang
tidak menimbulkan efek transportasi yang tinggi dan memiliki jangkauan yang
mudah dengan areal lain. Hal ini dapat diilustrasikan pada gambar berikut ini.
4. Teori Lokasi Christaller
3
Christaller dengan model tempat sentral (central lace model) mengemukakan
bahwa tanah yang positif adalah tanah yang mendukung pusat kota. Pusat kota
tersebut ada karena untuk berbagai jasa penting harus disediakan tanah/lingkungan
sekitar. Secara ideal maka kota merupakan pusat daerah yang produktif. Dengan
demikian apa yang disebut tempat sentral adalah pusat kota (Reksohadiprojo-
Karseno, 1993:24).Dalam hubungan antara kota dengan rumah tinggal, Christaller
mengatakan bahwa rumah tangga memaksimalkan kegunaan atau kepuasan dalam
rangka pemilihan tempat tinggal atau pemukiman. Jadi orang yang dikirim ke kota
dan bukan barang (commuting). Merupakan perluasan teori perilaku konsumen,
dimana konsumen memaksimalkan konsumsi rumah, barang dan jasa lain terbatas
oleh anggaran yang terdiri dari penghasilan uang dan penghasilan yang hilang karena
aktifitas commuting yang berupatarif angkutan dan biaya operasional kendaraan yaitu
bensin, pemeliharaan dan perbaikan (Reksohadiprojo-Karseno, 1993:40).
Secara umum, empat pakar di atas berpendapat bahwa ketika urban resident
pindah ke lokasi yang berjarak cukup jauh dari pusat aktivitas kerja mereka, maka
besarnya biaya komuting akan imbang dengan semakin menurunnya pengeluaran
untuk lahan. Urban resident yang memiliki income lebih tinggi memiliki lahan yang
cukup luas. Akibatnya, urban resident berpenghasilan tinggi akan memberikan
penawaran yang lebih tinggi untuk daerah pinggiran ketimbang urban resident
berpenghasilan rendah. Oleh karena lahan harus diberikan kepada penawar tertinggi,
maka pola lokasi terjadi adalah tingkat penghasilan urban resident semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya jarak ke tempat kerja.
4
1. Mudah mengerjakannya dalam arti tidak banyak pekerjaan gali dan urug,
pembongkaran tonggak kayu, dan sebagainya.
2. Bukan daerah banjir, gempa, angin ribut, perayapan.
3. Mudah dicapai tanpa hambatan yang berarti.
4. Kondisi tanah baik, sehingga konstruksi bangunan direncanakan semurah
mungkin.
5. Mudah mendapat air bersih, listrik, pembuangan air limbah/ kotoran/ hujan.
6. Mudah mendapat bahan bangunan.
7. Mudah mendapat tenaga kerja
Aspek Tata Guna Tanah
1. Tanah secara ekonomis lebih sukar dikembangkan secara produktif.
2. Tidak merusak lingkungan yang telah ada, bahkan kalau dapat memperbaikinya.
3. Sejauh mungkin mempertahankan fungsi sebagai reservoir air tanah,dan
penampung air hujan.
Aspek Kesehatan
1. Lokasi sebaiknya jauh dari lokasi pabrik yang dapat mendatangkan polusi.
2. Lokasi sebaiknya tidak terlalu terganggu kebisingan.
3. Lokasi sebaiknya dipilih yang mudah untuk mendapatkan air minum, listrik,
sekolah, puskesmas dan lainnya untuk kepentingan keluarga.
4. Lokasi sebaiknya mudah dicapai dari tempat kerja penghuni
Aspek Politik Ekonomis
1. Menciptakan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat sekitarnya.
2. Dapat merupakan suatu contoh bagi masyarakat disekitarnya untuk
membangun rumah dan lingkungan yang sehat.
3. Mudah menjualnya karena lokasinya disukai oleh calon pembeli dan mendapat
keuntungan yang wajar.
Perumahan mempunyai fungsi dan peranan yang penting, Rees dalam Yeates dan
Garner (1980) berpendapat bahwa terdapat beberapa elemen yang mempengaruhi
keputusan seseorang atau sebuah keluarga dalam menentukan pilihan lokasi tempat
tinggal, yaitu:
Selain itu menurut Drabkin (1980) ada juga beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap pemilihan lokasi perumahan, yang secara individu berbeda satu sama lain, yaitu:
5
a. Aksesibilitas, yang terdiri dari kemudahan transportasi dan jarak ke pusat
kota.
b. Lingkungan, dalam hal ini terdiri dari lingkungan sosial dan fisik seperti
kebisingan, polusi dan lingkungan yang nyaman.
c. Peluang kerja yang tersedia, yaitu kemudahan seseorang dalam mencari
pekerjaan untuk kelangsungan hidupnya.
d. Tingkat pelayanan, lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang memiliki
pelayanan yang baik dalam hal sarana dan prasarana dan lain-lain.
6
Tabel 1. Sintesa Faktor Pemilihan Lokasi Perumahan
Sumber Faktor faktor dari teori Faktor yang akan dianalisa
Von Thunen
Sewa lahan Haga sewa lahan
Cataneses 1992
Von Thunen
Petunjuk Rencana
Kawasan Perumahan
Kota oleh PU 1997 Kondisi Jalan
Aksesibilitas Kemudahan
Ress Dalam YEATES
dan Garner Transportasi
Drapkin 1980
Cataneses 1996
Petunjuk Rencana
Kawasan Perumahan Pendidikan
Kota oleh PU 1997 Kesehatan
Fasilitas Perdagangan dan
Drapkin 1980
Jasa
Cataneses 1996 Rekreasi/Taman
Petunjuk Rencana
Kawasan Perumahan
Kota oleh PU 1997 Drainase
Air bersih
Wono Suprojo, 1993 Prasarana Listrik
Drapkin 1980 Limbah
Sampah
Cataneses 1996
Cataneses 1996
7
BAB III
8
Luas wilayah di wilayah studi berada di RT 03 RW 03 adalah sekitar 0,1 km2.
9
Gambar 3.2 Peta Harga Lahan Wilayah Studi Nginden Kota 2
Sumber: peta.bpn.go.id
3.2 Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang berada di sekitar wilayah studi Nginden Kota 2 terdiri dari
beragam jenis pengelola maupun tingkat pendidikan. Untuk jenis pengelola terdiri dari negeri
dan swasta, kemudian untuk tingkat pendidikan terdiri mulai dari TK, SD, SMP, SMA/SMK,
bahkan Perguruan Tinggi. Salah satu contoh fasilitas pendidikan yang terletak di sekitar wilayah
studi adalah SDN Baratajaya. Untuk gambar SDN Baratajaya dapat dilihat di bawah ini.
10
Gambar 3.4 SDN Baratajaya Surabaya
Sumber : google maps, 2017
SDN Baratajaya merupakan fasilitas pendidikan dengan tingkat pendidikan sekolah dasar
yang dikelola oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya (negeri). Jarak lokasi fasilitas ini jika ditarik
pada garis lurus berjarak kurang lebih 392 meter dari wilayah studi. Dengan skala pelayanan satu
kilometer untuk fasilitas pendidikan tingkat SD, wilayah studi terlayani oleh fasilitas pendidikan
ini. Jarak SDN Baratajaya terhadap wilayah studi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3.5 Jarak SDN Baratajaya Surabaya (Fasilitas Pendidikan) dengan Wilayah Studi
Sumber : diolah dari google earth,2017
11
dengan skala fasilitas pelayanan di atas wilayah studi seperti skala kecamatan atau kota yang ada
di Kota Surabaya. Untuk gambar Masjid Al Muttaqin dapat dilihat di bawah ini.
Secara umum masyarakat wilayah studi dapat berjalan kaki untuk mencapai Masjid Al
Muttaqin. Hal ini didasarkan jarak wilayah studi ke fasilitas tersebut hanya sebesar 133 meter.
Untuk gambar jarak wilayah studi terhadap Masjid Al Muttaqin dapat dilihat di bawah ini.
Muttaqin
Gambar 3.7 Jarak Masjid Al Muttaqin (Fasilitas Peribadatan) dengan Wilayah Studi
Sumber : diolah dari google earth, 2017
12
3.4 Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang terletak di sekitar di wilayah studi Nginden Kota 2 terdiri dari
puskesmas, posyandu, apotik, maupun klinik. Untuk posyandu terletak di wilayah studi sendiri
yakni Puskesmas Mekarsari 2. Sementara dapat dilihat juga salah satu contoh fasilitas kesehatan
yang sering digunakan masyarakat wilayah studi Nginden Kota 2 adalah Klinik Cantik. Untuk
gambar Klinik Cantik dapat dilihat di bawah ini.
Klinik Cantik terletak di sekitar wilayah studi Nginden Kota 2 dengan jarak dengan
wilayah studi sejauh 304 meter. Jarak tersebut ditarik garis lurus karena aksesbilitas fasilitas
tersebut dirasa mudah dan terjangkau. Untuk gambar jarak Klinik Cantik dengan wilayah studi
Nginden Kota 2 dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 3.9 Jarak Klinik Cantik (Fasilitas Kesehatan) dengan Wilayah Studi
Sumber : maps, 2017
13
3.5 Fasilitas Ruang Terbuka Hijau
Fasilitas ruang terbuka hijau yang terletak di sekitar wilayah studi Nginden Kota 2 salah
satunya yakni Taman Flora Bratang. Taman Flora Bratang merupakan salah satu taman yang
terdapat di Kota Surabaya. Taman tersebut sehari-hari dimanfaatkan baik oleh pengunjung baik
masyarakat Surabaya secara luas maupun warga wilayah studi Nginden Kota 2. Untuk gambar
Taman Flora Bratang dapat dilihat di bawah ini.
Letak Taman Flora Bratang Surabaya berdasarkan wilayah studi berjarak sepanjang 476
meter. Bersumber dari wawancara masyarakat wilayah studi, masyarakat Nginden Kota 2 ketika
ingin mencapai Taman Flora Bratang mereka berjalan kaki untuk mencapai fasilitas ruang
terbuka hijau tersebut. Untuk gambar jarak wilayah studi Nginden Kota 2 dengan Taman Flora
Bratang Surabaya dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 3.11 Jarak Taman Flora (Fasilitas RTH) dengan Wilayah Studi
Sumber : diolah dari google earth,, 2017
14
3.6 Fasilitas Transportasi
Fasilitas transportasi yang terletak di sekitar wilayah studi Nginden Kota 2 selain akses
jalan juga berupa fasilitas pendukung tarikan yakni Terminal Bratang. Terminal Bratang
merupakan terminal tipe c yang terletak di sekitar wilayah studi. Terminal Bratang melayani 11
trayek angkutan umum baik lyn maupun bus untuk digunakan pergi ke wilayah-wilayah dalam
Kota Surabaya maupun ke Terminal Purabaya. Untuk gambar Terminal Bratang dapat dilihat di
bawah ini.
Terminal Bratang sendiri memiliki jarak terhadap wilayah studi sebesar 292 meter.
Bersumber wawancara dengan masyarakat wilayah studi, masyarakat untuk mencapai fasilitas
transportasi biasanya dengan berjalan kaki. Untuk gambar jarak Terminal Bratang terhadap
wilayah studi Nginden Kota 2 dapat dilihat di bawah ini.
15
Gambar 3.13 Jarak Terminal Bratang (Fasilitas Transportasi) dengan Wilayah Studi
Sumber : diolah dari google earth,, 2017
Walaupun sebenarnya GOR Mikasa terletak dibelakang persis dengan wilayah studi
Nginden Kota 2, tapi untuk mengaksesnya harus melalui jalan memutar sekitar 351 meter dari
wilayah studi. Namun, jika ditarik garis lurus, GOR Mikasa berjarak sekitar 104 meter dari
wilayah studi. Untuk gambar jarak GOR Mikasa dengan wilayah studi Nginden Kota dapat
dilihat di bawah ini.
16
Gambar 3.15 Jarak GOR Mikasa (Fasilitas Olahraga) dengan Wilayah Studi
Sumber : diolah dari google earth,, 2017
Masyarakat Nginden Kota 2 menempuh jarak sekitar 232 meter untuk menuju Pasaraya
Swalayan Barata ini. Bersumber dari wawancara ke masyarakat, dengan kondisinya melewati
jalan raya, masyarakat cenderung menggunakan kendaraan roda dua untuk mencapai Pasaraya
Swalayan Barata. Untuk keterangan gambar jarak Pasaraya Swalayan Barata dengan wilayah
studi Nginden Kota dapat dilihat di bawah ini.
17
Gambar 3.17 Jarak Pasaraya Barata dengan Wilayah Studi
Sumber : diolah dari google earth,, 2017
18
3.10 Jaringan Listrik
Bersumber dari observasi dan wawancara dengan pihak masyarakat wilayah studi,
jaringan listrik secara umum terlayani untuk masyarakat melalui PLN (Perusahaan Listrik
Negara).Dengan kondisi pembayaran dilihat dari meteran baik prabayar maupun pascabayar
tersebar di tiap-tiap rumah masyarakat. Namun, kondisi instalasi maupun pelayanan pernah
dikeluhkan ketika ada pemadaman listrik maupun instalasi kabel listrik yang melintas di atas
jalan lingkungan studi. Berikut gambar instalasi meteran listrik prabayar dan gambaran kondisi
kabel wilayah studi di bawah ini.
19
Gambar 3.20 Instalasi Jaringan Telekomunikasi Wilayah Studi
Sumber :survey primer, 2017
3.12 Drainase
Bersumber dari observasi dan wawancara dengan pihak masyarakat wilayah studi,
kondisi drainase di wilayah studi cenderung buruk. Hal ini didasari dari banyaknya sampah di
saluran drainase dan ketika adanya hujan wilayah studi tergenang banjir dan mengganggu
masyarakat dalam beraktivitas. Untuk gambar kondisi saluran drainase wilayah studi dapat
dilihat di bawah ini.
3.13 Persampahan
Bersumber dari observasi dan wawancara dengan pihak masyarakat wilayah studi,
kondisi sistem persampahan didasari dari pengambilan sampah satu kali tiap minggu. Sistem
persampahan tersebut didasari dari tidak adanya TPS di wilayah studi sehingga sistem yang
dijalankan adalah sistem pengambilan oleh tukang sampah dengan pembayaran iuran rukun
tetangga. Namun, kelemahan yang mendasar adalah ketika tukang sampah tidak mengambil
sampah rumah tangga masyarakat, sampah tertumpuk dan menciptakan aroma bau tidak sedap
sehingga mengganggu lingkungan rumah Nginden Kota 2. Berikut adalah kondisi persampahan
20
wilayah studi ketika sistem tukang sampah tidak diambil, terjadi penumpukan seperti di bawah
ini.
21
BAB IV
ANALISIS
4.1 Metode Penelitian
4.1.1Alur Kerangka Penelitian
22
4.1.2 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan cara-cara yang
digunakan dalam memecahkan masalah dalam penelitian yang diangkat, terutama dalam
hubungannya dengan instrumen yang akan digunakan untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:
1. Data Primer
Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan
melakukan wawancara kepada beberapa pihak secara acak dengan menggunakan Random
Sampling Warga di Jalan Nginden Kota RT 03 RW 03 Kelurahan Barata Jaya,
Kecamatan Gubeng, Surabaya.
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan bentuk pertanyaan yang disusun berdasarkan tulisan.
Jenis kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup
dimana jawabannya sudah tersedia sehingga responden hanya tinggal memilih
jawaban yang sesuai dengan pendapatnya.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dimana metode
ini dilakukan dengan cara Tanya jawab lisan. Metode ini dilakukan oleh dua
orangatau lebih dengan kondisi langsung bertemu dan berhadap-hadapan. Dalam
penelitian ini, metode wawancara dilakukan pada stakeholder yang berkaitan dengan
ruang lingkup penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder ini diperoleh melalui literatur yang berhubungan dengan studi yang
diambil. Studi literatur ini terdiri dari tinjauan teoritis. Untuk tinjauan teoritis dilakukan
dengan melihat teori-teori pendapat para ahli tentang faktor pemilihan permukiman dan
tentang teori lokasi yang sudah dijelaskan pada materi mata kuliah analisis lokasi dan
keruangan.
4.1.3Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah faktor atau hal yang diamati yang memiliki ukuran,
baikukuran yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Berdasarkan tinjauan pustaka
didapatkan beberapa variabel,yaitu variabel harga sewa lahan, aksesibilitas, fasilitas,
prasarana, estetika, dan lingkungan sosial.
4.1.4 Populasi dan Sampel yang diambil
Populasi diartikan sebagai keseluruhan satuan analisis yang merupakan
sasaranpenelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga di Jalan Nginden Kota
RT 03 RW 03 Kelurahan Barata Jaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya. Sampel adalah sebagian
dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap bisa mewakili
keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada populasinya). Pengambilan sampel
menggunakan metode sampling. Tujuan dari metode sampling adalah untuk mengadakan
23
estimasi dan mengkaji hipotesis tentang parameter populasi dengan menggunakan keterangan-
keterangan yang diperoleh dari sampel (Moh.Nazir,1983).
Penulis meggunakan metode random sampling dalam penulisan makalah ini. Metode
tersebut dipilih karena latar belakangwarga Jalan Nginden Kota RT 03 RW 03 Kelurahan
Barata Jaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya yang tidak semu
Data yang kami dapatkan dari ketua RT jumlah KK yang ada di RT 03 RW 03
berdasarkan catatan arisan rutin adalah 186 KK. Sedangkan jumlah penduduknya adalah 677
jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sejumlah 330 jiwa dan perempuan 347 jiwa. Rumus
perhitungan dengan metode random sampling :
25
N= 100 𝑝
Keterangan :
N = Jumlah sampel
P = Populasi
25
N= 100 186
Maka didapatkan hasil 46,5 sampel atau jika dibulatkan 47 sampel
4.1.5 Metode Analisis
Untuk mendapatkan tujuan akhir dari penelitian ini, yaitu terkait dengan penentuan
lokasi perumahan berdasarkan preferensi masyarakat, diperlukan adanya tahapan proses
analisis data.Metode analisis yang digunakan menggunakan analisis faktor yaitu confirmatory
factor lalu alat analisis yang digunakan adalah kuisioner dalam bentuk skala likert serta
berupa wawancara. Berikut ini adalah alur mengenai tahapan analisis yang digunakan selama
proses penelitian.
24
Gambar 4.2 Bagan Alur Metode Analisis
Sumber : Analisa Penulis, 2017
4.2 Analisis
4.2.1Faktor Penentu Pemilihan Lokasi Perumahan dengan Analisa Faktor
(Confirmatory Factor)
Terdapat beberapa variabel dalam pemilihan lokasi perumahan oleh masyarakat, yaitu
: yaitu variabel harga sewa lahan, aksesibilitas, fasilitas, prasarana, estetika, dan lingkungan
sosial.
a. Faktor Harga Sewa Lahan
Dari Kuisioner didapatkan bahwa faktor harga sewa lahan dianggap sangat
penting oleh masyarakat. Berikut adalah hasil kuisioner faktor harga sewa lahan:
Faktor Sangat Penting Penting Biasa Kurang Penting Sangat Tidak Penting
Harga Sewa Lahan 33 7 7 0 0
25
Harga Sewa Lahan
Sangat Tidak Penting
Kurang Penting
Biasa
Penting
Sangat Penting
0 5 10 15 20 25 30 35
Dari hasil kuisioner didapatkan bahwa mayoritas masyarakat Jalan Nginden Kota RT 03
RW 03 Kelurahan Barata Jaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya menganggap harga sewa
lahan menjadi hal yang sangat penting dalam pemilihan lokasi permukiman yaitu
sebanyak 33 responden. Hal ini dikarenakan harga tanah di Nginden Kota RT 03 RW 03
berkisar 500.000-1000.000 /m2 dan menurut harga pasar mencapai 10juta setiap m2.
Namun warga rata-rata mendapatkan rumah dan bertempat tinggal disana dari tanah dan
rumah warisan orang tua.
b. Aksesibilitas
Dari Kuisioner didapatkan bahwa faktor aksesibilitas dianggap sangat penting oleh
oleh masyarakat. Berikut adalah hasil kuisioner faktor harga sewa lahan:
Faktor Sangat Penting Penting Biasa Kurang Penting Sangat Tidak Penting
Aksesibilitas 26 14 7 0 0
26
Aksesibilitas
Sangat Tidak Penting
Kurang Penting
Biasa
Penting
Sangat Penting
0 5 10 15 20 25 30
Dari hasil kuisioner didapatkan bahwa mayoritas masyarakat Jalan Nginden Kota RT 03
RW 03 Kelurahan Barata Jaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya menganggap aksesibilitas
menjadi hal yang sangat penting dalam pemilihan lokasi permukiman yaitu sebanyak 26
responden. Setelah dianalisa lebih lanjut daerah Jalan Nginden Kota RT 03 RW 03
Kelurahan Barata Jaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya dekat dengan Jalan Raya dan
Terminal yaitu terminal Bratang.
c. Fasilitas
Dari Kuisioner didapatkan bahwa faktor fasilitas dianggap sangat penting oleh oleh
masyarakat. Berikut adalah hasil kuisioner faktor fasilitas:
Faktor Sangat Penting Penting Biasa Kurang Penting Sangat Tidak Penting
Fasilitas 26 14 7 0 0
Fasilitas
Kurang Penting
Biasa
Penting
Sangat Penting
0 5 10 15 20 25 30
27
Dari hasil kuisioner didapatkan bahwa mayoritas masyarakat Jalan Nginden Kota RT 03
RW 03 Kelurahan Barata Jaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya menganggap Fasilitas
menjadi hal yang sangat penting dalam pemilihan lokasi permukiman yaitu sebanyak 26
responden. Setelah dianalisa lebih lanjut daerah Jalan Nginden Kota RT 03 RW 03
Kelurahan Barata Jaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya dekat dengan berbagai fasilitas
d. Prasarana
Dari Kuisioner didapatkan bahwa faktor prasarana dianggap sangat penting oleh
oleh masyarakat. Berikut adalah hasil kuisioner faktor prasarana:
Faktor Sangat Penting Penting Biasa Kurang Penting Sangat Tidak Penting
28
Prasarana 36 11 0 0 0
Prasarana
Sangat Tidak Penting
Kurang Penting
Biasa
Penting
Sangat Penting
0 10 20 30 40
Dari hasil kuisioner didapatkan bahwa mayoritas masyarakat Jalan Nginden Kota RT 03
RW 03 Kelurahan Barata Jaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya menganggap Prasarana
menjadi hal yang sangat penting dalam pemilihan lokasi permukiman yaitu sebanyak 36
responden. Setelah dilakukan wawancara kondisi prasarana di Nginden Kota RT 03 RW
03.
Ketersediaan Jaringan :
Jaringan Listrik
Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Jaringan Air Bersih
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Jaringan Telekomunikasi
Telepon – Kabel Internet
Drainase
Saluran Tersier (Selokan)
Persampahan
Langganan (Diambil Tiap 1x Seminggu)asarana telah ada namunbanyak yang
perlu diperbaiki.
e. Estetika
Dari Kuisioner didapatkan bahwa faktor estetika dianggap biasa oleh masyarakat.
Berikut adalah hasil kuisioner faktor estetika :
Faktor Sangat Penting Penting Biasa Kurang Penting Sangat Tidak Penting
Estetika 8 13 26 0 0
29
Estetika
Sangat Tidak Penting
Kurang Penting
Biasa
Penting
Sangat Penting
0 5 10 15 20 25 30
Dari hasil kuisioner didapatkan bahwa mayoritas masyarakat Jalan Nginden Kota
RT 03 RW 03 Kelurahan Barata Jaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya menganggap
estetika menjadi hal yang biasa dalam pemilihan lokasi permukiman yaitu sebanyak 26
responden. Setelah dilakukan wawancara warga Jalan Nginden Kota RT 03 RW 03
mengatakan bahwa mereka tidak terlalu memperhatikan keindahan rumah yang
terpenting bisa untuk tempat tinggal.
f. Lingkungan Sosial
Dari Kuisioner didapatkan bahwa faktor estetika dianggap biasa oleh masyarakat.
Berikut adalah hasil kuisioner faktor estetika :
Faktor Sangat Penting Penting Biasa Kurang Penting Sangat Tidak Penting
Lingkungan sosial 24 14 9 0 0
30
Lingkungan sosial
Kurang Penting
Biasa
Penting
Sangat Penting
0 5 10 15 20 25 30
Dari hasil kuisioner didapatkan bahwa mayoritas masyarakat Jalan Nginden Kota RT 03
RW 03 Kelurahan Barata Jaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya menganggap estetika
menjadi hal yang biasa dalam pemilihan lokasi permukiman yaitu sebanyak 26
responden. Setelah dilakukan wawancara warga Jalan Nginden Kota RT 03 RW 03
mengatakan bahwa lingkungan yang bagus dapat mengeratkan rasa kekeluargaan.
31
memiliki nilai 3, “tidak penting” memiliki nilai 2, dan “sangat tidak penting memiliki
nilai 1.
200
150
100
50
0
Sewa Lahan Aksesibilitas Fasilitas Prasarana Estetika Lingkungan
Sosial
32
Tabel 4.1 Kesesuaian faktor pemilihan lokasi permukiman dengan teori lokasi
Teori Lokasi
Faktor
No Penjelasan Richard Wiliam Von
Utama Christaller
Muth Alonso Thunen
1 Sewa lahan haga sewa lahan √ √ √ x
2 Kondisi Jalan √ √ √ √
Aksesibilitas Kemudahan
√ √ √ √
Transportasi
3 Pendidikan √ √ √ √
Kesehatan √ √ √ √
Fasilitas Perdagangan dan
√ √ √ √
Jasa
Rekreasi/Taman √ √ √ √
4 drainase x √ x x
air bersih x √ x x
Prasarana listrik x √ x x
limbah x √ x x
sampah x √ x x
5 estetika estetika x √ x x
6 lingkungan
lingkungan sosial x √ x x
sosial
33
BAB V
PENUTUP
4.1 Lesson Learned
Penentuan sebuah lokasi ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor
tersebut dapat ditentukan sendiri oleh peneliti dengan analisis tertentu. Peneliti juga
mendapatkan refrensi dari para ahli. Dengan mengetahui faktor yang berpengaruh diharapkan
dapat menentukan lokasi yang paling sesuai. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan
analisa faktor secara deskriptif dapat disimpulkan bahwa keenam faktor yang diberikan peneliti
yaitu Harga Sewa Lahan, Aksesibilitas, Fasilitas, Prasarana, Estetika, Lingkungan sosial
diperhatikan oleh masyarakat setempat dalam memilih lokasi bermukim. Berdasarkan hasil
analisa dari skoring kuisioner, faktor yang memiliki nilai skoring tertinggi adalah aspek
prasarana yang dapat berupa pelayanan listrik dari PLN, pelayanan air PDAM, pelayanan
pengengkutan sampah dan lain sebagainya. Faktor estetika tidak terlalu diperhatikan karena
memang perumahan nginden ini memiliki tipe permukiman non formal untuk kawasan sedang
jadi bukan termasuk kawasan elit perumahan. Faktor harga sewa lahan tidak menjadi faktor
utama dari hasil kuisioner karena warga mendapatkan rumah dan tanah dari warisan keluarga.
Namun secara garis besar keenam faktor menjadi pertimbangan dan setelah dianalisa lebih lanjut
memang sesuai dengan kondisi eksisting.
4.2 Rekomendasi
Perlu adanya pengendalian harga sewa lahan pada kawasan studi untuk mengendalikan
jumlah penduduk yang ingin bermukim pada kawasan tersebut.
Perbaikan aksebilitas harus dilakukan untuk menjaga kenyamanan masyarakat setempat.
Karena prasarana merupakan faktor penentu yang paling diperhatikan masyarakat dalam
memilih lokasi rumah mereka, maka diperlukan perbaikan aksebilitas untuk menjangkau
prasarana yang ada.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
DESAIN KUISIONER DAN CONTOH PENGISIAN KUISIONER
36
HASIL REKAPITULASI KUISIONER
Lingkungan
Nama Sewa Lahan Aksesibilitas Fasilitas Prasarana Estetika Sosial
N Um Alam
Respon
o ur at S K ST S K ST S K ST S K ST S K ST S K ST
den
P P B P P P P B P P P P B P P P P B P P P P B P P P P B P P
Ngin
den
Kota
1 Aji 20 2 79 v v v v v v
Ngin
den
Kota
2 Atin 48 71B v v v v v v
Siti Gang
Musar No.7
3 oh 45 0 v v v v v v
Ngin
M. den
Syuyud Kota
4 in A. 24 2 74 v v v v v v
5 Oki 47 v v v v v v
6 Aris 41 v v v v v v
7 Armiati 37 v v v v v v
Sunart
8 o 60 v v v v v v
Ngin
Wiwik den
Nurhay Kota
9 ati 47 2 73 v v v v v v
1 Yetty
0 Pudji A 44 v v v v v v
1 M. Ngin v v v v v v
37
1 Samsul den
C Kota
2 73
Ngin
den
1 Qomar Kota
2 iyah 25 79 v v v v v v
Ngin
den
1 Kota
3 Ma Ani 60 79 v v v v v v
Ngin
den
Kota
1 2 73
4 Fajar 20 B v v v v v v
Ngin
den
1 Kota
5 Wieke 25 2 73 v v v v v v
Aliyyah
1 Dewi
6 R. 24 v v v v v v
Ngin
den
1 Sinara Kota
7 Meyda 23 2 v v v v v v
Ngin
den
1 Wewe Kota
8 n 25 94 A v v v v v v
Ngin
1 den
9 Rahma 21 Kota v v v v v v
38
94 A
Ngin
den
2 Kota
0 Ismail 65 79 v v v v v v
Ngin
den
2 Kota
1 Anang 27 79 v v v v v v
2 Sutom
2 o 43 v v v v v v
2
3 Laili 30 v v v v v v
2 Fatima
4 h 32 v v v v v v
2
5 Farid 31 v v v v v v
2 Supard
6 i 48 v v v v v v
2
7 Anik 45 v v v v v v
2
8 Nur 29 v v v v v v
2
9 Didik 48 v v v v v v
3
0 Kukuh 60 v v v v v v
3
1 Ari 34 v v v v v v
3 Tugimi
2 n 61 v v v v v v
3 Sudars
3 ono 60 v v v v v v
3 Lusi R 34 Ngin v v v v v v
39
4 den
Kota
47
3 Sukas
5 mi 52 v v v v v v
3
6 Sri R. 42 v v v v v v
3
7 Kisran 43 v v v v v v
3
8 Jumadi 38 v v v v v v
3
9 Alfandi 28 v v v v v v
4
0 Slami 50 v v v v v v
4 Kusnan
1 to 43 v v v v v v
4 Rusmia
2 ti 45 v v v v v v
4
3 Yamah 35 v v v v v v
4
4 Irawati 38 v v v v v v
4 Suharn
5 o 45 v v v v v v
4 Nasrud
6 in 48 v v v v v v
4
7 Ririn 29 v v v v v v
40