Upaya Kesehatan Masyarakat Upaya Promosi Kesehatan
Upaya Kesehatan Masyarakat Upaya Promosi Kesehatan
BAB 1
PENDAHULUAN
2
BAB 2
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
3
BAB 3
PELAKSANAAN INTERVENSI
4
BAB 4
DOKUMENTASI
5
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
BAB 1
PENDAHULUAN
6
2004). Selama tahun 1985-2004, di Indonesia tercatat angka penderita demam
berdarah dengue terendah 10.362 pada tahun 1989 dan tertinggi 72.133 orang pada
tahun 1998, dengan angka kematian terendah 422 orang pada tahun 1999 dan tertinggi
1.527 pada tahun 1988. Agar kita dan keluarga terbebas dari ancaman DBD, seluruh
masyarakat harus diajak memberantas sarang nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu,
partisipasi masyarakat dalam PSN DBD, dan gerakan 3 M itu perlu ditingkatkan.
Pemberantasan nyamuk DBD diutamakan memakai cara yang efektif, efisien dan
ramah lingkungan. Hal ini berfungsi menghilangkan tempat berkembangbiaknya
nyamuk. Cara yang dimaksud adalah dengan 3M, yaitu Menguras, Menutup dan
Mengubur barang-barang yang bisa menampung air seminggu sekali.
7
BAB 2
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
8
BAB 3
PELAKSANAAN INTERVENSI
BAB 4
DOKUMENTASI
9
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
10
UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK
BAB 1
PENDAHULUAN
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan
disimpan dalam hati. Hasil kajian berbagai studi menyatakan bahwa vitamin A
merupakan zat gizi esensial bagi manusia, dimana vitamin ini tidak dapat
dibuat oleh tubuh sendiri, oleh karena itu harus dicukupi dari makanan luar.
Berdasarkan struktur kimianya, vitamin A disebut retinol atau asam retinoat,
yang terdapat dalam jaringan hewan -- dimana retinol (± 90-95%) terdapat di
hati, sedangkan vitamin A yang terdapat di jaringan nabati disimpan dalam
bentuk karoten atau provitamin A.
Suplementasi kapsul vitamin A pada anak umur 6-59 bulan dan ibu nifas bertujuan
11
tidak hanya untuk mencegah kebutaan tetapi juga untuk penanggulangan kasus KVA
(kekurangan vitamin A). Penelitian menunjukkan bahwa suplementasi kapsul vitamin
A sebanyak 2 kali setahun pada balita merupakan salah satu intervensi kesehatan
berdaya ungkit tinggi bagi pencegahan kekurangan vitamin A dan kebutaan serta
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada balita.
BAB 2
12
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
13
BAB 3
PELAKSANAAN INTERVENSI
BAB 4
DOKUMENTASI
14
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS GIZI
15
Nama : dr. Surya Arif Makkulau
Kode : F.4
Kegiatan : Diet bagi penderita Hipertensi
BAB 1
PENDAHULUAN
16
bisa diperoleh pada konsumsi garam serta biasanya terdapat pada semua makanan
siap saji maupun makanan di restaurant. Walaupun garam dapat menyedapkan rasa
makanan, tetapi garam juga dapat memudahkan sel dalam mengikat lemak yang
menjadi pemicu obesitas. Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk mengetahui diet
sehat yang bersahabat untuk mengurangi faktor resiko hipertensi. Selain garam.
Makanan yang harus diwaspadai adalah makanan berlemak dan kafein.
Tingkat pendidikan, komunikasi dan informasi, kebudayaan, dan pengalaman
pribadi seseorang akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang kesehatan
Dengan mendapatkan infomasi yang benar, diharapkan lansia mendapat bekal
pengetahuan yang cukup untuk dapat melaksanakan pola hidup sehat dan dapat
menurunkan risiko penyakit degeneratif terutama hipertensi dan penyakit
kardiovaskular.
BAB 2
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
17
Kegiatan penyuluhan akan ditujukan kepada peserta posyandu lansia di Posyandu
Bougenville 3, Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Jember. Pada penyuluhan ini
akan menggunakan metode ceramah sebagai metode informasi kepada peserta
penyuluhan. Akan dijelaskan mengenai pentingnya diet bagi penderita hipertensi.
2.2 Nara Sumber
Nara sumber adalah dr. Surya Arif Makkulau, dokter Internsip Puskesmas
Rambipuji, Jember periode 15 Oktober 2014 – 15 Februari 2015.
18
BAB 3
PELAKSANAAN INTERVENSI
BAB 4
19
DOKUMENTASI
20
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
DAN TIDAK MENULAR
BAB 1
PENDAHULUAN
21
BAB 2
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
22
BAB 3
PELAKSANAAN INTERVENSI
23