Anda di halaman 1dari 3

 Obat adalah zat kimia yg dalam dosis layak dapat memperbaiki fungsi fisiologis dengan cara mencegah, mengurangi,

i, menghilangkan dan megobati


penyakit dan menimbulkan kondisi tertentu.
 Tujuan pemberian obat
o Profilaksis/ pencegahan penyakit atau kelainan tertentu cthnya imunisasi, pemberian abendazol untuk mencegah filariasis
o Kuratif / pengobatan dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan penyakit yaitu secara kausatif dan simtomatik
 Kausatif yaitu dg memusnahkan penyebab penyakit,
 simtomatis yaitu dg mengurangi gejala penyakit
o diagnostic / penetapan diagnose cthnya ct scan memberikan gambaran pd penyakit tertentu
o memberikan kondisi tertentu
 cthnya melumpuhkan otot2 rangka dg obat anastesi
 Bentuk sediaan obat
 Cair
o Solution = satu/lebih zat kimia yg terlarut
o Suspense partikel padat tidak larut yg terdispersi dalam fase cair
o Emulsi = dua fase cairan dalam system disperse (tetesan-tetesan)
o Elixir = larutan yg mengandung etanol sbg kosolven
o Guttae = sediaan cair yang digunakan dengan cara meneteskan
o Injeksi = sediaan steril untuk penggunaan parenteral
o Aerosol = obat semprot
 Semi padat
o Unguentum/salep = bahan obat terdispersi homogen pd vehiculum/zat tambaham, dg konsistensi yg spesifik spt mentega
o Creamer = campuan minyak/lemak dg air mengadung emulgator
o Pastae = sediaan yg konsistensinya lebih plastis dr salep
 Padat
o Pulvis dan pulveres = campuran bahan atau zat kimia yg dihaluskan
o Pil = bentuk bulat, kandung 1/lebih bahan obat yg terdispersi dlm pembawa
o Tablet = kompresi dari bahan obat dg berbagai pembawa
o Kapsul = terbungkus dalam suatu cangkang keras/lunak yg mudah larut
o Kaplet = kompresi dari baha obat dg berbgai pembawa yg bentuknya miripkapsul
 Alasan pemilihan bso
o Factor penyakit
 Jika penyakit berat/kronik maka perlu efek obat yg cepat shg bias dg injeksi
 Jika penyakit ringan/akut bias diberikan dg cara peroral
 Lokasi, jika pemberian obat secara local di kulit dg salep
 Jika penyakitnya di anus dg suppositoria
o Factor penderita
 Jika bayi dg tetes
 Jika anak2 dg pulveres, sirup
 Jika dewasa bias semua bso
 Jika pasien tidak sadar, mual, setelah pembedaha,maka dipilih bso suppositoria atau injeksi
o Factor obat
 Jika rasanya pahit, bias dg bso kapsul atau emulsi
 Jika obat dapat mengiritasi lambung, bias dipilih yg bukan perora
 Nama-nama obat
o Nama kimia= penamaan yg didasarkan atas struktur senyawa obat. Cth D-Glucitol 1,4
o Nama generic = penamaan yg terdapat dalam buku farmakope Indonesia dan inn dari who, cth isosorbid dinitrat
o Nama paten = nama obat yg didaftarkan atas nama pembuat pertama dan dikuasakan dan dibungkus dg kemasan asli produsennya
o Nama dagang/ generic bermerk = nama obat yg dibuat oleh perusahaan2 lain apabila masa paten obat tersebut telah habis tanpa membayar
royalty cth dilatrat, ismo
o Obat esensial= obat yg harus ada di pelayanan kesehatan, antar daerah biasanya berbeda tergantug penyakit yg khas pd suatu daerah, cth di
papua hrs ada obat malaria
 Penggolongan obat
o Obat bebas= obat yg khasiatnya tidak keras dan dapat dibeli tanpa resep dokter cth vitamin minyak kayu putih
o Obat bebas terbatas GOLONGAN W= tersedia pada apotik dan depot berizin, dapatt dibeli tanpa resep dokter, dan terdapat peringatan cara
penggunaannya
o Obat keras GOLONGAN G = obat yg khasiatnya keras shg harus dibeli dg resep dokter
Dikolompokkan mjd 3 golongan=
1. Obat keras cth antibiotic
2. Obat keras terbatas. Cth diazepam(obat bius sblm operasi), obat psikotropik masuk ke golongan ini
3. Obat wajib apotik cth antalgin(mengatasi rasa nyeri pd tubuh)
o Narkotik GOLONGAN O = obat yg hanya boleh diberikan dg rspe dokter dg khasiat paling kuat, dapat menimbulkan ketergantungan shg diawasi
secara ketat untuk membatasi penyalahgunaannya. Umumnya dipakai untuk obat2 bius spt kokain,obat analgetik spt morfin untuk penghilang
rasa sakit,obat anti batuk yg kuat cthnya kodein
 Pemberian obat dilakukan dengan menggunakan resep dengan dosis tertentu
 Resep = pemberian tertulis oleh dokter, dokter gigi atau dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat sesuai dg undang2 yg
berlaku
 Komponen resep
o Superscription, meliputi alamat praktek, nama dokter, nomor sip, nomor resep, tanggal pembuata resep, hgg symbol resep
o Inscription, merupakan nama obat beserta dosisnya
o Subscription, cara pembuatan obat beserta jumlah obat
o Signature, meliputi, aturan pemakaian, paraf dokter dan identitas pasien
 Ketentuan penulisan resep
 Cara penulisan resep
o Racikan
 DTD, dosis ditulis perkali minum
 Non DTD, dosis untuk seluruh jumlah obat
o Non racikan/paten = tiap nama obat ditulis 1 simbol R masing2
 Dalam penulisan resep, resep harus rasional dan didasarkan atas falsafah 5T
o Tepat obat
o Tepat dosis
o Tepat bentuk sedian obat
o Tepat cara pemberian
o Tepat waktu pemberian
 Dosis = banyak suatu obat yg diberikan kepada penderita dalam satuan berat dan volume
 Macam dosis
o Dosis awal, =initial dose=loading dose=dosis permulaan yg diberikan lebih tinggi dr dosis pemeliharaan shg kadar obat yg mencapai darah dapat
dicapai lebih cepat dan efek terapi segera muncul
o Dosis minimum, yaitu dosis terkecil yg tidak menimbulkan resistensi
o Dosis terapeutik, dosis yg diharapkan dpt menimbulkan efek terapi
o Dosis maksimal, dosis optimum yg masih aman tanpa menimbulkan keracunan
o Dosis toxic, dosis yg melebihi dosis maksimal shg menimbulkan keracunan tanpa menyebabkan kematian
o Dosis letal , dosis yg melebihi dosis toxic dan menyebabkan kematian
 Cara penentuan dosis
 Dosis dewasa sudah tertera dalam buku farmakope Indonesia
 Dosis anak2 harus dihitung terlebih dahulu
o Berdasarkan Berat Badan
 CLARK (USA)
𝐵𝐵 (𝑙𝑏𝑠)
𝐷𝑀 𝑎𝑛𝑎𝑘 = 𝑥 𝐷𝑀 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
150
 THREMICK FIER (GERMAN)
𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
𝐷𝑀 𝑎𝑛𝑎𝑘 = 𝑥 𝐷𝑀 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
70
 BLACK (BELANDA)
𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
𝐷𝑀 𝑎𝑛𝑎𝑘 = 𝑥 𝐷𝑀 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
62
o Berdasarkan Umur
 FRIED (Anak < 2 tahun)
𝑛
𝐷𝑀 𝑎𝑛𝑎𝑘 = 𝑥 𝐷𝑀 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
150
Catatan : n = umur dalam bulan
 YOUNG (Anak < 8 tahun)
𝑛
𝐷𝑀 𝑎𝑛𝑎𝑘 = 𝑥 𝐷𝑀 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
𝑛 + 12
Catatan : n = umur dalam tahun

 DILLING (Anak > 8 tahun)


𝑛
𝐷𝑀 𝑎𝑛𝑎𝑘 = 𝑥 𝐷𝑀 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
20
Catatan : n = umur dalam tahun

o Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh

AUSBERGER.

4𝑛 + 20
𝐷𝑀 𝑎𝑛𝑎𝑘 = 𝑥 𝐷𝑀 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
150

Perhitungan paling tepat adalah berdasarkan luas permukaan tubuh, tapi paling sering dipakai adalah berdasarkan umur untuk mencari berat
badan karena mudah, yaitu dengan menggunakan rumus 2n+8 dimana n = umur dalam tahun.
 Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan yg berasal dr bahan alam berupa tumbuhan, hewan, mineral, dan sediaan galenik atau campuran
dr bahan tsb yg dipakai secara turun-temurun yg penggunaannya sesuai aturan dan norma yg berlaku.
 Jamu = sediaan obat paling sederhana yg khasiat dan keamanannya berdasarkan pengalaman tanpa diuji. Cthnya= kunyit asam,beras kencur
Logonya ada tangkai dg 4 pasang daun logonya ada tiga bintang
 Obat herbal trstandart = sediaan obat dr bahan alam yg khasiat dan keamanannya telah diuji secara preklinik dan bahan baku yg sudah
terstandardisasi cth=diapet, kiranti
 Fitofarmaka= sediaan obat dari bahan alam yg keamanan dan khasiatnya telah dibuktikan dg uji preklinik dan uji klinik dan bahan baku yg sudah
terstandardisasi cth rheumareen untuk rheumatic, stimuno untuk penurun panas logonya
 Tahap pengujian obat tradisional
o Uji pre klinik
Bertujuan untuk mengetaui obat tersebut memiliki efek toksik atau aman dipakai
Tdd
1. Sintesis dan screening molecule
2. Sintesis senyawa baru
3. Modifikasi dan rekayasa
4. Farmakokinetika
5. Toksisitas = dilakukan pada hewan dg menggunakan dosis LD50 dan LD100
a. LD50= dosis yg mengakibatkan 50 dari 100 hewan itu mati
b. LD100= dosis yg mengakibat kematian pada 100 dari 100 hewan coba
Semakin tinggi LD50 semakin bagus, karena artinya masih dibutukan lebih banyak dosis untuk menyebabkan
kematian
o Uji klinik
 Bertujuan untuk menguji manfaat klinis suartu obat, memastikan keamanan, efektivitas dan efek samping yg ditimbulkan
obat tsb pada manusia. Dibagi menjadi 4 fase
 Fase 1
Untuk menguji keamanannya
Dilakukan pada 20-50 sukarelawan sehat
 Fase 2
Untuk menguji farmakologi apakah berkhasiat atau tidak
Dilakukan pada 100-200 pasien sakit dg penyakit yg sama
 Fase 3
Untuk melihat khasiat obat tersebut disbanding obat standart lainnya
Dilakukan pada penderita acak dengan jumlah nyata sekitar 7500 orang
 Fase 4
Untuk menguji post marketing surveillance, pengamatan obat yg dipasarkan dimana akan4 dilihat efektivitas, penggunaan
jangka panjang, penggunaan berlebihan,kontraindikasi dll

Anda mungkin juga menyukai