BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
a. Usia
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia pada pencegahan dekubitus di
RSU Dunda Limboto
c. Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir pada
pencegahan dekubitus di RSU Dunda Limboto
e. Sikap Perawat
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Perawat pada pencegahan
dekubitus di RSU Dunda Limboto
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengetahuan Perawat tentang Dekubitus di RSU Dr. MM Dunda
Limboto
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 45 responden di RSU
Dr. MM Dunda Limboto didapatkan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 38 responden (84.4%) sedangkan kurang sebanyak 7
responden (15.6%). Peneliti berpendapat bahwa pengetahuan perawat tentang
decubitus tergolong baik karena didukung oleh pengetahuan yang cukup dimana
sebagian besar tingkat pendidikan terakhir perawat adalah DIII Keperawatan,
yang telah memenuhi standar kriteria perawat professional sebanyak 8 orang. Hal
ini dipengaruhi pula oleh umur responden yang sebagian besar berusia 26-45
tahun, sehingga pengalaman kerja sudah lebih tinggi.
Pengetahuan perawat dengan perilaku pencegahan decubitus dengan
kategori kurang disebabkan karena masih ada perawat dengan pendidikan D3
Keperawatan dengan usia 17-25 tahun. Pengetahuan tentang pencegahan luka
dekubitus merupakan hal yang sangat penting, dan menjadi dasar bagi perawat
untuk menentukan kategori pasien yang menerima tindakan pencegahan, jenis dan
cara menerapkan tindakan pencegahan luka dekubitus
Notoatmodjo (2007) mengatakan pengetahuan didapatkan melalui
pengalaman pribadi yang terjadi berulang kali termasuk didalamnya adalah proses
pengajaran sehingga tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kinerja perawat.
Gibson dalam Ilyas (2002) mengatakan bahwa kinerja individu dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain : faktor individu yang meliputi kemampuan dan
pengetahuan. Menurut Potter dan Perry (2009), kemampuan responden perawat
dalam berfikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan akan terus meningkat
secara teratur selama usia dewasa dengan banyaknya kasus dan pengalaman yang
diperoleh selama bekerja.
Hal ini sejalan dengan penelitian Putri (2008) yang mengatakan bahwa
pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan
sangat berhubungan dengan pendidikan dimana diharapkan semakin tinggi
pendidikan seseorang maka makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
Penelitian Maria (2012) juga mengatakan bahwa Usia dewasa merupakan
49
yang baik sebanyak 6 orang (13.3%) sedangkan yang memiliki sikap yang baik
dan memiliki pencegahan decubitus yang baik sebanyak 34 orang (75.6%).
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perawat terhadap suatu objek
baik perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Menurut
asumsi peneliti, 3 responden dengan sikap yang kurang dan memiliki pencegahan
decubitus yang kurang dikarenakan tidak memiliki sikap yang positif yang akan
mempengaruhi perilakunya dalam mencegah dekubitus.
Sikap positif yang perlu dimiliki perawat dalam mencegah decubitus
seharusnya dimanifestasikan dalam bentuk tanggapan atau respon perasaan positif
perawat terhadap tindakan-tindakan pencegahan dekubitus.. Seperti yang
dikatakan Azwar (2005) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah
pengalaman pribadi serta faktor emosi dalam diri individu.
Responden yang memiliki sikap yang baik dan memiliki pencegahan
decubitus yang kurang sebanyak 2 orang, menurut asumsi peneliti ini dikarenakan
sikap yang baik tanpa pengetahuan yang cukup dapat berpengaruh pada kinerja
perawat dalam pencegahan terjadinya decubitus.
Perawat yang memiliki sikap yang kurang dan memiliki pencegahan
decubitus yang baik sebanyak 6 orang, hal ini dikarenakan walaupun sikap
perawat yang kurang tetapi perawat tersebut memiliki pengetahuan yang lebih
serta usia yang dewasa. Usia dewasa dalam penelitian ini merupakan penunjang
pengetahuan dimana responden akan memusatkan pemikirannya pada
tanggungjawab yang ia bebani. Seperti yang dikatakan salah satu responden
bahwa walaupun dirinya kurang memiliki sikap yang baik kepada pasien tetapi
tanggungjawab sebagai perawat tetap membuat responden memperhatikan
kinerjanya dalam mencegah terjadinya decubitus.
Adapun yang memiliki sikap yang baik dan memiliki pencegahan decubitus
yang baik sebanyak 34 responden. Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan serta
usia dewasa yang berperan penting dalam hal ini. Seperti penelitian yang
dilakukan oleh Maria (2012) dikatakan bahwa Pengetahuan dan sikap perawat
yang baik dipengaruhi oleh usia dan pendidikan perawat.
53
Pernyataan tentang sikap yang didukung oleh berbagai hal tersebut sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Setiyawan (2010) tentang hubungan
tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku perawat dalam upaya pencegahan
dekubitus di rumah sakit Cakra Husada Klaten. Hasil analisa bivariate
menunjukkan nilai p = 0,027 (p<0,05) sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap perawat dalam
mencegah dekubitus.
Penelitian Maria (2012) juga menyatakan bahwa tujuh puluh lima persen
(75%) sikap perawat dalam pencegahan dekubitus termasuk dalam kategori baik.
Secara statistic ada hubungan yang signifikan antara sikap perawat dalam upaya
pencegahan dekubitus yaitu menunjukkan semakin baik sikap maka semakin baik
perilaku perawat dalam upaya pencegahan dekubitus.
54
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 responden di RSU
Dr. MM Dunda Limboto maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan perawat tentang decubitus di RSU Dr. MM Dunda Limboto
memiliki pengetahuan baik sebanyak 38 responden (84.4%) sedangkan
kurang sebanyak 7 responden (15.6%).
2. Sikap perawat tentang decubitus di RSU Dr. MM Dunda Limboto memiliki
sikap yang baik sebanyak 36 responden (80%) sedangkan kurang sebanyak 9
responden (20%).
3. Pencegahan dekubitus di rumah sakit dunda limboto dengan kategori baik 40
responden (84.4%) dan yang kurang 5 responden (11.1%)
4. Terdapat hubungan antara pengetahuan perawat terhadap pencegahan
dekubitus di RSU Dunda Limboto
5. Terdapat . hubungan antara sikap perawat terhadap pencegahan dekubitus di
RSU Dunda Limboto
5.2 Saran
1. Dengan adanya hubungan pengetahuan dan sikap perawat terhadap
pencegahan decubitus ini diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar
melakukan penelitian lebih lanjut di tempat yang berbeda atau dengan
menggunakan variabel serta responden yang lain.
2. Bagi profesi keperawatan khususnya keperawatan medical bedah diharapkan
agar penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dalam hal penanganan
perawatan decubitus.
3. Bagi RS. MM Dunda Limboto diharapkan agar melakukan penelitian lebih
lanjut tentang program penanggulangan kejadian decubitus
4. Bagi Institusi PSIK UMG diharapkan agar penelitian ini dapat dijadikan
sumber informasi bagi PSIK UMG tentang hubungan pengetahuan dan sikap
perawat terhadap pencegahan decubitus.
55
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta :
Asdi Mahasatya
Ilyas, Y. (2002). Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian. Depok: Pusat Kajian
Ekonomi Kesehatan, Universitas Indonesia.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Buku ajar fundamental keperawatan, konsep,
proses dan praktik. Jakarta: EGC.
Purwaningsih. (2001). Analisis dekubitus pada pasien tirah baring di ruang A1,
B1, C1, D1 dan ruang B3 ORNA1 Rumah sakit Dr. Sardjito. Yogyakarta.
Skripsi, universitas muhammadiyah Surakarta.
57
Kuisioner
I. Kuisioner Pengetahuan
1. Apakah yang dimaksud dengan dekubitus?
a. Kerusakan kulit
b. Luka yang tidak sembuh
c. Penonjolan tulang pada area kulit
d. Kerusakan struktur / fungsi kulit karena tekanan eksternal
d. 4
Lampiran
Responden Peneliti