Anda di halaman 1dari 16

A.

Pengertian iman kepada rasul


Iman Kepada Rasul menurut Bahasa Arab merupakan Percaya. Secara istilah atau
luasnya, iman kepada rasul berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Rasul itu benar-
benar utusan Allah yang ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar
selamat di dunia dan akhirat.
Ada juga sebutan Ulul Azmi. Ulul Azmi adalah utusan Allah yang memiliki kesabaran
dan ketabahan yang tinggi dalam menyampaikan risalah pada umatnya.
Nabi Ulul Azmi :
1. Nabi Nuh As
2. Nabi Ibrahim As.
3. Nabi Musa As.
4. Nabi Isa As.
5. Nabi Muhammad Saw.
Dengan mengimani Rasul Allah SWT.adalah kewajiban semua umat Islam karena
merupakan rukun Iman yang ke 4. Hal ini diperkuat dalam dalil Naqli pada Al-Quran

Dalil Naqli Iman Kepada Rasul


1. Surah Al-An'am Ayat 48

QS. Al-An'am Ayat 48 Artinya :


"Dan kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan
memberi peringatan.Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak
ada kekawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS. Al An’am
6 : 48).
2. Surah An-Nisaa Ayat 136

Surah An-Nisaa Ayat 136

Artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman!Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
(Muhammad) dan kepada Kitab (al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta
kitab yang diturunkan sebelumnya.Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab- Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu
telah tersesat sangat jauh." (Q.S. An-Nisa/4: 136) .

B. Perbedaan Nabi dan Rasul


Ada yang berpendapat bahwa nabi dan rasul yaitu jumlahnya adalah 25.Akan tetapi,
seperti yang hadits yang diriwayatkan oleh turmudzi tentang jumlah nabi yaitu ada 124.000
dan jumlah rasul yaitu 313. Setelah saya bertanya kepada orang-orang yang lebih pintar
agama islam dari saya bahwa ternyata benar akan adanya jumlah nabi yaitu 124.000 dan
rasul jumlahnya 313. Akan tetapi, yang wajib untuk dipelajari adalah hanya 25 nabi dan rasul
saja.
25 nabi dan rasul tersebut adalah :

1. Nabi Adam a.s. 14. Nabi Musa a.s.


2. Nabi Idris a.s. 15. Nabi Harun a.s.
3. Nabi Nuh a.s. 16. Nabi Zulkifli a.s.
4. Nabi Hud a.s. 17. Nabi Daud a.s.
5. Nabi Saleh a.s. 18. Nabi Sulaiman a.s.
6. Nabi Ibrahim a.s. 19. Nabi Ilyas a.s.
7. Nabi Luth a.s. 20. Nabi Ilyasa a.s.
8. Nabi Ismail a.s. 21. Nabi Yunus a.s.
9. Nabi Ishaq a.s. 22. Nabi Zakaria a.s.
10. Nabi Ya’qub a.s. 23. Nabi Yahya a.s.
11. Nabi Yusuf a.s. 24. Nabi Isa a.s.
12. Nabi Ayub a.s. 25. Nabi Muhammad SAW.
13. Nabi Syu’aib a.s.
Adapun perbedaan Nabi dan Rasul, antara lain:
Nabi
1. Seorang Nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri.
2. Bertugas melanjutkan atau menguatkan syariat dari rasul sebelum nabi tersebut.
3. Nabi diutus kepada kaum yang sudah beriman.
4. Nabi yang pertama adalah nabi Ada ‘alaihissalam.
5. Jumlah nabi sangat banyak bahkan sampai ratusan ribu.
6. Setiap rasul adalah nabi namun tidak setiap nabi adalah rasul.
7. Nabi hanya mendapatkan wahyu melalui mimpi.
8. Ada nabi yang dibunuh oleh kaumnya.
Rasul
1. Rasul menerima wahyu dari Allah SWT guna disampaikan kepada segenap
umatnya.
2. Diutus dengan membawa syariat yang baru.
3. Rasul diutus kepada kaum yang belum beriman (kafir).
4. Rasul yang pertama kali adalah Nuh ‘Alaihissalam.
5. Jumlah rasul lebih sedikit dibanding dengan nabi.
6. Setiap rasul adalah nabi.
7. Rasul dapat menerima wahu melalui mimpi maupun melalui malaikat dan ia dapat
melihat serta berkomunikasi secara langsung dengan malaikat.
8. Seluruh rasul yang diutus Allah selamatkan dari percobaan pembunuhan yang
dilancarkan oleh kaumnya.

Sedangkan menurut Ibnu Abil ‘Izz al Hanafi, Perbedaan antara nabi dan rasu adalah
bahwa orang yang diberikan perintah (wahyu) dari Allah SWT, jika dia diperintahkan
untuk menyampaikannya kepada orang lain maka dia disebut sebagai seorang Nabi dan
Rasul sedangkan jika dia tidak diperintahkan untuk menyampaikan kepada orang lain maka
dia adalah seorang Nabi dan Bukan seorang Rasul. Karena setiap rasul merupakan nabi
namun tidak setiap nabi merupakan seorang rasul. (Syarh ath Thahawiyah fii ‘Aqidah as
Salaf hal 296)

Sedangkan menurut Syeikh ‘Athiyah Saqar, nabi merupakan seorang manusia yang
diberikan wahyu oleh Allah SWT kepadanya untuk diamalkan akan tetapi dia tidak
diperintahkan untuk menyampaikannya (menyebarkannya). Sedangkan Rasul merupakan
seorang manusia yang diberikan wahyu oleh Allah SWT untuk diamalkan / dilakukan dan
dia juga diperintahkan untuk menyampaikannya kepada segenap umatnya. Seorang rasul
merupakan nabi namun tidak semua nabi merupakan seorang rasul. berikut ayat yang
menggambarkan sifat kenabian dan kerasulan (dalam diri Muhammad SAW):

َّ ‫ّللاِّ وخاتم النَّبِّ ِّيين وكان‬


‫ّللا ِّبك ِّل‬ َّ ‫مّّا كان مح َّمد أبا أحد ِّمن ِّرجا ِّلكم ول ِّكن َّرسول‬
‫شيء ع ِّلي ًما‬
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu., tetapi
dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala
sesuatu.” (QS. Al Ahzab : 40)

ً ‫ي ِّإنَّا أرسلناك شا ِّهدًا ومبش ًِّرا ونذ‬


‫ِّيرا‬ ُّ ‫يا أيُّها النَّ ِّب‬
Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi) atas orang-orang yang kamu
diutus kepada mereka (dan pembawa kabar gembira(QS. Al Ahzab : 45)
Perbedaan nabi dan rasul juga dapat dilihat dari pengertiannya yaitu :
Pengertian nabi dan rasul
Pengertian Nabi: Menurut bahasa arab, nabi berasal dari kata Naba. Dikatakan nabi
karena ia merupakan seseorang yang telah diberi wahyu oleh Allah SWT dan tidak
diperintahkan untuk menyampaikan wahyu atau risalah tersebut kepada umatnya.
Pengertian Rasul: Menurut bahasa arab, rasul berasal dari kata irsal yang artinya
adalah memberikan arahan atau membimbing. Jadi rasul merupakan nabi yang diberikan
wahyu oleh Allah SWT kemudian diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu
yang telah diberikan kepada umat manusia.

C. Sifat-sifat Rasul
Nabi dan rasul sebelum diangkat menjadi nabi memiliki ciri-ciri kenabian /
nubuwwah yang disebut juga dengan irhash, Nabi Muhammad SAW sejak kecil terkenal
dengan akhlak yang mulia dengan sebutan al amin.

‫ٱَللَ َوٱ ْل َي ْو َم‬ َ ‫سنَة لِّ َمن ك‬


ّ ‫َان َي ْر ُجوا‬ ْ ُ ‫ٱَلل أ‬
َ ‫س َوة َح‬ ُ ‫َان لَ ُك ْم فى َر‬
ّ ‫سول‬ َ ‫لّقَ ْد ك‬
‫ٱَللَ كَثيرا‬ ّ ‫ٱ ْل َءاخ َر َوذَك ََر‬
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi
orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.” [Al Ahzab 21]
Pada pembahasan kemaren di masuk-islam.com telah kita kupas tuntas bersama
mengenai Sifat-sifat wajib bagi Allah dan sifat-sifat mustahil bagi Allah.
Kali ini masuk-islam.com akan membahas mengenai sifat-sifat nabi dan rasul, Nabi dan
Rasul juga mempunyai sifat wajib, mustahil dan jaiz, Apa saja sifat-sifat tersebut :
1. Sifat-Sifat Wajib Bagi Nabi dan Rasul
Nabi dan Rasul memiliki sifat-sifat kesempurnaan dengan tujuan untuk
menguatkan risalah yang dibawa. Maka Allah telah menganugerahkan kepada mereka 4
sifat kesempurnaan bagi nabi dan rasul, yaitu :
a. Siddiq / siddik / sidiq / sidik (Jujur)
Siddiq berarti benar dan perkataan dan perbuatan.Jadi mustahil jika seorang nabi
dan rosul adalah seorang pembohong yang suka berbohong.Setiap rasul pasti jujur
dalam ucapan dan perbuatannya.Apa apa yang telah disampaikan kepada manusia
baik berupa wahyu atau kabar harus sesuai dengan apa yang telah diterima dari
Allah tidak boleh dilebihkan atau dikurangkan. Dalam arti lain apa yang
disampaikan kepada manusia pasti benar adanya, karena memang bersumber dari
Allah.Sebagai bukti atas kebenaran para rasul, mereka telah dibekali dengan
mukjizat mukjizat yang harus diyakini oleh setiap muslim kebenaranya. Dan tidak
mungkin harus diyakini dan diteladani jika mereka (para rasul) itu tidak jujur. Tentu
setelah itu apa yang telah diperintahkan Allah melalui perantaraan para rasul, kita
sebagai muslim harus mengikuti dengan ta’at dan apa yang dilarang Allah kita
tinggalkan.

ْ‫ع ْنهُ فَانتَ ُهوا‬


َ ‫سو ُل فَ ُخذُو ُه َو َما نَ َها ُك ْم‬ ّ ‫َو َمآ آتَا ُك ُم‬
ُ ‫الر‬
”Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah,” (al-Hasyr, 7)
b. Amanah / Amanat (Dipercaya)
Amanah artinya terpercaya atau dapat dipercaya.Jadi mustahil jika seorang nabi
dan rosul adalah seorang pengkhianat yang suka khianat.Amanah berarti bisa
dipercaya baik dhahir atau bathin.Sedangkan yang dimaksud di sini bahwa setiap
rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Para rasul akan
terjaga secara dhahir atau bathin dari melakukan perbuatan yang dilarang dalam
agama, begitu pula hal yang melanggar etika

‫سول أَمين‬
ُ ‫إنِّي لَ ُك ْم َر‬
“Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,”
(asy-syuara’ 143).Maka hal yang muhal atau mustahil jika rasul itu terjerumus ke
dalam perzinahan, pencurian, meminum minutan keras, berdusta, menipu dan lain
sebagainya.Rasul tidak mungkin memiliki sifat hasud, riya’, sombong, dusta dan
sebagainya.
c. Tabligh / Tablik / Tablig (Menyampaikan)
Tabligh adalah menyampaikan wahtu atau risalah dari Allah SWT kepada orang
lain. Jadi mustahil jika seorang nabi dan rosul menyembunyikan dan merahasiakan
wahyu / risalah Alaah SWT.Sudah menjadi kewajiban para rasul untuk
menyampaikan kepada manusia apa yang diterima dari Allah berupa wahyu yang
menyangkut didalamnya hukum hukum agama. Jika Allah memerintahkan para
rasul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia, maka wajib bagi manusia untuk
menerima apa yang telah disampaikan dengan keyakinan yang kuat sebagai bukti
atau saksi akan kebenaran wahyu itu.
. ّ‫ّللا َويَ ْخش َْونَهُ َولَ يَ ْخش َْو َن أ َ َحدا إل‬
ّ ‫سالَت‬ َ ُ‫ين يُبَلِّغ‬
َ ‫ون ر‬ َ ‫الّذ‬
‫اَلل َحسيبا‬ ّ ‫ّللاَ َو َكفَى ب‬ ّ
Allah berfirman, “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah,
mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun)
selain kepada Allah.Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.”(al-Ahzab,
39).Hal ini bisa dikiyaskan bahwa jika Allah memberikan wahyu kepada para rasul
untuk tidak disampaikan atau dirahasiakan kepada manusia, maka tidak wajib bagi
manusia untuk mempelajarinya.Sedangkan menyampaikan adalah hal yang wajib
dan menyembunyikan adalah hal yang terlaknat dan tercela.
d. Fathonah / Fathanah / Fatonah (Cerdas)
Fathonah adalah cerdas, pandai atau pintar. Jadi mustahil jika seorang nabi dan
rosul adalah seorang yang bodoh dan tidak mengerti apa-apa.Dalam menyampaikan
risalah Allah, tentu dibutuhkan kemampuan, diplomasi, dan strategi khusus agar
wahyu yang tersimpan didalamnya hukum hukum Allah dan risalah yang
disampaikan bisa diterima dengan baik oleh manusia. Karena itu, seorang rasul
wajib memiliki sifat cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam
menghadapi orang-orang yang membangkang dan menolak ajaran Islam.Maka
diharuskan bagi kita untuk meyakinkan bahwa para rasul itu adalah manusia yang
paling sempurna dalam penampilan, akal, kekuatan berfikir, kecerdasan dan
pembawaan wahyu yang diutus pada zamannya. Kalau saja para rasul itu tidak
sesuai dengas sifat sifatnya maka mustahil manusia akan menerima dan
mengakuinya. Sifat sifat itu merupakan satu hujjah bagi mereka agar apa yang
disampaikan bisa diterima dengan baik.

‫علَى قَ ْومه‬
َ ‫َوت ْل َك ُح ّجتُنَآ آت َ ْينَا َهآ إ ْب َراهي َم‬
Allah berfirman: “Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya.” (al-An’am, 83)

2. Sifat-Sifat Mustahil Bagi Nabi dan Rasul


Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul.Sifat mustahil ini lawan
dari sifat wajib, yaitu seperti berikut.
a. Al-Kiẓẓ³b
Al-Kiẓẓ³b, yaitu mustahil rasul itu bohong atau dusta.Semua perkataan dan perbuatan
rasul tidak pernah bohong atau dusta.

Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah
yang diucapkan itu (al-Qur’ān) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’ān) adalah
wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S an-Najm/53: 2-4)

b. Al-Khiānah
Al-Khiānah, yaitu mustahil rasul itu khianat.Semua yang diamanatkan kepadanya
pasti dilaksanakan.

Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada
Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Q.S al-An’ām/6: 106)

c. Al-Kiṭmān
Al-Kiṭmān, yaitu mustahil rasul menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang
ia terima dari Allah Swt. pasti ia sampaikan kepada umatnya.

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa


perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak
(pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang di
wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang
melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya).” (Q.S. al-An’ām/6: 50)
d. Al-Balādah
Al-Balādah yaitu mustahil rasul itu bodoh. Meskipun Rasulullah saw. Tidak bisa
membaca dan menulis (ummi) tetapi ia pandai.

Artinya: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta
janganlah pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Q.S al- A’rāf/7: 199)

3. Sifat Jaiz Bagi Nabi dan Rasul


Allah telah mengutus para rasul kepada manusia dan telah dihiasi dengan sifat
kesempurnaan melebihi makhluk Allah yang lain, namun mereka tidak akan terlepas dari
fitrah kemanusian yang ada dalam dirinya. Seorang rasul tetaplah sebagai seorang
manusia biasa yang berprilaku sebagaimana manusia.
Sifat para rasul Allah ini telah membuat mereka melakukan aktifitas sebagaimana
manusia lainnya.Sudah tentu yang dimaksud di sini adalah prilaku dan sifat yang tidak
mengurangi derajat kerasulan mereka di mata manusia.Jadi sifat sifat ini boleh dikatakan
jaiz bagi para rasul, yaitu sifat sifat yang boleh dilakukan dan boleh pula
ditinggalkan.Seperti makan, minum, tidur, kawin, istirahan, sakit yang ringan, pingsan,
jalan ke pasar pasar, berniaga dan semacamnya.
Sedangkan prilaku dan sifat yang bisa merendahkan derajat kerasulan, mereka akan
terpelihara dan dipelihara oleh Allah dan sudah pasti perilaku dan sifat itu tidak pernah
dilakukannya. Dan inilah yang membedakan mereka dengan manusia yang lain.

َ ُ‫ين إلّ إنّ ُه ْم لَيَأ ْ ُكل‬


ّ ‫ون ال‬
‫طعَا َم‬ َ ‫سل‬ َ ‫َو َمآ أَ ْر‬
َ ‫س ْلنَا قَ ْبلَكَ م َن ا ْل ُم ْر‬
‫س َواق‬ ْ َ‫ُون في األ‬
َ ‫َويَ ْمش‬
Allah berfirman, ”Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka
sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. (al-Furqon, 20)

Sifat jāiz bagi rasul adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariyah, artinya rasul
memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia biasa seperti rasa lapar, haus, sakit, tidur, sedih,
senang, berkeluarga dan lain sebagainya.Bahkan seorang rasul tetap meninggal sebagai
mana makhluk lainnya.
Di samping rasul memiliki sifat wajib dan juga lawannya, yaitu sifat mustahil, rasul
juga memiliki sifat jāiz, tentu saja sifat jāiz-nya rasul dengan sifat jaiznya Allah Swt.
sangat berbeda.
Allah Swt. berfirman:

Artinya: “...(orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan seperti
apa yang kamu makan dan dia minum seperti apa yang kamu minum.” (Q.S. al
Mu’minūn/23: 33)
Selain tersebut di atas, rasul juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada selain
rasul, yaitu seperti berikut.
1. Ishmaturrasūl adalah orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah dalam
kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu Allah Swt.
sehingga selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan tugas apa pun.
2. Iltizamurrasūl adalah orang-orang yang selalu komitmen dengan apa pun yang
mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah
Allah Swt. meskipun untuk menjalankan perintah Allah Swt. Itu harus berhadapan
dengan tantangan-tantangan yang berat baik dari dalam diri pribadinya maupun dari
para musuhnya.Rasul tidak pernah sejengkal pun menghindar atau mundur dari
perintah Allah Swt.
D. Fungsi Iman Kepada Rasul Allah
Ada banyak fungsi beriman kepada Rasul Allah, diantaranya yaitu :

1. Bertambah iman kepada Allah SWT dengan mengetahui bahwa rasul benar-benar
manusia pilihan Allah
2. Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul
3. Mempercayai tugas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya
4. Lebih mencintai dan menghormati rasul atas perjuangannya
5. Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup
6. Mendapat rahmat Allah
7. Mengerti tatacara bertauhid, beriman / ber’aqidah dan beribadah yang benar
8. Tuntunan menuju jalan yang benar untuk keselamatdunia akhirat
9. Sebagai perantara mengenal Allah dengan segala sifat sempurna-Nya
10. Dapat membedakan antara yang benar (baik) dan yang salah (buruk)

E. Mukjizat Nabi yang bergelar ulul azmi


1. Musa AS
Kepada nabi Musa AS, Allah SWT memberikan 9 buah mukjizat untuk
membenarkan risalah yang dibawanya. Allah SWT berfirman :
Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang
nyata, maka tanyakanlah kepada Bani Israil, tatkala Musa datang kepada mereka lalu
Fir'aun berkata kepadanya: "Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang
kena sihir." (Q.S. Al-Israa’ : 101)

Berikut adalah 9 mukjizat nabi Musa AS yang dijelaskan oleh Al-Quran.

1) Tongkat
Tongkat yang dimilikinya bisa berubah menjadi ular yang besar, sehingga bisa mengalahkan ular ciptaan tukang

sihir Raja Fir’aun. Dengan tongkat itu pula Nabi Musa bisa membelah lautan, ketika Nabi Musa dan pengikutnya

di kejar-kejar oleh Fir’aun dan tentaranya. Ketika pengikut Nabi Musa kehausan, tongkat beliau dipukulkan ke

batu, kemudian memancar- kan air untuk di minum.

Maka Musa menjatuhkan tongkat-nya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular
yang sebenarnya. (Q.S. Al-A’raaf : 107)
Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang
merayap dengan cepat. (Q.S. Thaahaa : 20)
2) Tangan Nabi Musa AS
dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia keluar menjadi putih cemerlang
tanpa cacad, sebagai mukjizat yang lain (pula), (Q.S. Thaahaa : 22)
3) Taufan
Angin topan yang dahsyat yang merusak segala tanaman dan buah-buahan orang-
orang Mesir.
4) Belalang
Hama belalang dengan jumlah yang teramat sangat banyak.
5) Kutu
Kutu ada di setiap saku baju, kasur, makanan, dipakaian dan di setiap penjuru.
6) Katak
Katak di seluruh negeri Mesir dengan jumlah banyak.
7) Darah
Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai
bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum
yang berdosa. (Q.S. Al-Israa’ : 133)
8) Membelah Laut
Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu." Maka
terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. (Q.S.
Asy-Syu’araa’ : 63)
9) Bukit Thuur
Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami menyeru (Musa), tetapi
(Kami beritahukan itu kepadamu) sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu
memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang sekali-kali belum datang kepada
mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat. (Q.S. Al-Qashash : 46)

2. Isa AS
Mukjizat dari nabi Isa AS yaitu :

1) Lahir tanpa adanya seorang ayah,

2) Dapat berbicara sewaktu masih bayi,untuk menerangkan bahwa ia seorang nabi yang

diutus untuk bani Israel

3) Bisa mengetahui Taurat asli Musa, yang disembunyikan dan telah mengalamai

banyak perubahan yang dilakukan oleh orang-orang cerdik dari kaum Yahudi
4) Membentuk tanah seperti burung kemudian meniupkan roh, lalu tanah itu menjadi

burung,

5) Menyembuhkan orang buta,

6) Menyembuhkan orang yang berpenyakit sopak,

7) Menghidupkan kembali orang yang telah mati,

8) Diberi kemampuan melihat hal-hal yang ghaib melalui panca inderanya meskipun ia

tidak menyaksikannya secara langsung,

9) Menurunkan makanan dari langit karena permintaan Hawariyun

"Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran searangputra yang


didptakan) dengan kalimat (yang datang) dari-Nya, namanya al-Masih Isa putra

Maryam, seorang yang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang

yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian

dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh." (QS.

Ali 'Imran: 45-46)

3. Muhammad SAW
1) Al-Quran Al-Karim
Merupakan mukjizat terbesar yang menunjukkan kebenaran ajaran beliau, Al-
Islam, yang diturunkan oleh Allah.
2) Air memancar dari sela-sela jemari
Sebuah wadah air pernah disodorkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Lalu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mencelupkan tangannya ke
dalam wadah air itu. Maka, air memancar dari sela-sela jemari tangan beliau.
Dengan air itu, para sahabat berwudhu. Jumlah mereka waktu itu adalah 300
orang. (HR. Al-Bukhari, no. 3572)

3) Doa minta hujan yang langsung dikabulkan


Pada suatu hari, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang
berkhutbah Jumat, berdirilah seseorang minta didoakan agar turun hujan. Waktu
itu kekeringan sedang melanda. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berdoa. Seketika itu pula, turunlah hujan deras terus-menerus, sampai
hari Jumat berikutnya
Akhirnya ada seorang lelaki yang mengadu kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, bahwa rumah-rumah telah rusak akibat hujan deras terus-
menerus. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa agar hujan
dialihkan ke sekeliling kota Madinah, jangan menimpa kota Madinah. Maka
awan-awan yang bergerak di atas kota Madinah pun segera bergerak, tidak lagi
berada di atas kota Madinah tetapi berada di pinggir kota Madinah. (Sumber:
HR. Al-Bukahari, no. 3582)

4) memberitahuan hal-hal gaib yang terbukti terjadi


Di antaranya:
 Berita dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa kelak Kerajaan
Persia dan Romawi akan dikalahkan oleh kaum muslimin. Selain itu, harta
simpanan Persia dan Romawi akan dimiliki oleh muslimin. (H.r. Al-Bukharu, no.
3618 dan 3619)
 Berita dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa sepeninggal beliau
akan muncul dua nabi palsu.(H.r. Al-Bukuhari, no. 36211). Dua nabi palsu
tersebut adalah Musailamah Al-Kadzdzab dan Al-Aswad Al-Ansi.
 Ketiak terjadi Perang Mu’tah, komandan pasukan perang yang ditunjuk
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memimpin pasukan muslimin
terbunuh. Yang pertama terbunuh adalah Zai bin Haritsah. Setelah Zaid terbunuh,
komnadan pasukan digantikan oleh Ja’far bin Abi Thalib. Kemudian, Ja’far bin
Abi Thalib juga terbunuh. Sebelum kematian dua komandan itu sampai ke
Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan kematian
Zaid bin haritsah dan Ja’far bin Abi Thalib kepada para shahabatnya. Inilah salah
satu mukjizat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam; Allah beri wahyu kepada
beliau tentang berita gaib. (Sumber: H.r. Al-Bukhari, no. 3630)

5) Terbelahnya bulan menjadi dua


Pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bulan terbelah menjadi
dua. Orang-orang kafir Mekkah ikut menyaksikannya. (Sumber: H.r. Al-
Bukhari, no. 3636, 3637, dan 3638)
Orang kafir Mekkah memnita bukti kenabian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam maka Allah tunjukkan dengan terbelahnya bulan menjadi dua.

6) Mengobati sakit mata, Allah sembuhkan dalam seketikaSebelum penaklukan


Benteng Khaibar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk Ali bin Abi
Thalib sebagai pemegang bendera pasukan. Waktu itu, Ali menderita sakit mata.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil Ali dan meludahi mata Ali
yang sakit. Sekteika, mata Ali yang sakit itu menjadi sembuh seolah-olah tak
pernah sakit mata. (Sumber: Ar-Rahiqul Makhtum, hlm. 376—378)

7) Akan selalu ada yang tampil membela ajarannya


Berita dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: akan selalu ada
sekelompok umatnya yang selalu menampakkan kebenaran Islam dan
membelanya. (Sumber: H.r. Al-Bukhari, no. 3640—3641)

8) Air sedikit menjadi banyak


Dalam sebuah perjalanan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para
shahabatnya keabisan bekal air. Padahal waktu itu air berjarak jauh dari mereka.
Lalu mereka bertemu seorang wanita yang membawa sedikit air. Lalu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammengusap kantung air milik wanita
tersebut. Kemudian para shahabat yang kehausan itu minum. Jumlah mereka ada
40 orang. Stelah puas minum, mreka mengisi kantung air masing-masing sampai
penuh juga. (H.r. Al-Bukhari, no. 3571)

4. Ibrahim AS
1) Melihat burung dihidupkan kembali[sunting | sunting sumber]

Ibrahim yang sudah bertekad ingin memerangi kesyirikan dan penyembahan


berhala yang berlaku di dalam kaumnya ingin mempertebal iman dan
keyakinannya lebih dulu, untuk menenteramkan hatinya serta membersihkannya
dari keragu-raguan yang mungkin mengganggu pikirannya dengan memohon
kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan
kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.
"...dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman, "Belum
yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab, "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar
hatiku tetap mantap." Allah berfirman, "Ambillah empat ekor burung, lalu
cincanglah semuanya olehmu. Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu
bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka
datang kepadamu dengan segera, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana."  Al-Baqarah 2:260

2) Diselamatkan ketika dibakar

Sebagian ulama Salaf menyebutkan bahwa ketika Jibril menampakkan dirinya


kepada Ibrahim di udara, ia bertanya kepada Ibrahim apakah Ibrahim memerlukan
bantuan, kemudian Ibrahim menjawab tidak perlu bantuan.[4]

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Sa'id bin Jubair mengisahkan bahwa,
Malaikat Ar-Ra'd (malaikat pengatur awan dan hujan) mengatakan, "Kapan saja
aku diperintah, maka aku akan menurunkan hujan, namun firman Allah lebih
cepat,
"Kami berfirman, "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim."Al-Anbiya' 21:69
Menurut Ka'ab al-Ahbar mengatakan, "Saat itu seluruh penduduk bumi tidak bisa
menyalakan api, sedangkan Ibrahim tidak terbakar sedikitpun selain tali yang
mengikat dirinya."

Ad-Dhahak mengatakan, "Diriwayatkan bahwa Jibril mengusap keringat Ibrahim


dari wajahnya dan tidak ada yang tersentuh api kecuali keringatnya."

As-Suddiy mengatakan, "Saat itu Ibrahim didampingi oleh Malaikat Azh-Zhil


(malaikat pemberi naungan), sehingga saat itu Ibrahim yang berada di kobaran
api, sebenarnya ia berada di taman hijau. Orang-orang melihatnya dan tidak
mampu mencapai padanya dan ia pun tidak keluar untuk menemui mereka."

Ketika Ibrahim dilemparkan kedalam kobaran api besar semua hewan dimuka
bumi berusaha memadamkan api tersebut, kecuali tokek yang berusaha membuat
api semakin besar.
3) Pasir berubah menjadi makanan

Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Mu’ammar dari Zaid bin Aslam
bahwasanya Namrudz memiliki berbagai makanan, orang-orang berduyun-duyun
untuk mendapatkan persediaan makanan, termasuk Ibrahim datang untuk
mendapatkannya. Sebelumnya Ibrahim pernah bertemu dengan Namrudz sehingga
terjadi perdebatan. Ibrahim tidak diberi bahan makanan, ia keluar tanpa
mendapatkan makanan sedikitpun. Ketika telah dekat dengan rumahnya, Ibrahim
menghampiri gundukan pasir dan memenuhi kedua kantungnya dengan pasir
tersebut seraya berkata: “Bila aku telah sampai kepada keluargaku, maka aku akan
menyibukkan keluarga (dengan pasir ini).”

Ketika sampai dirumah dan bertemu dengan keluarganya, Ibrahim kemudian


meletakan bawaannya, lalu berbaring dan tidur. Selanjutnya istrinya, Sarah berdiri
dan melihat kedua kantung yang dibawa suaminya, ternyata keduanya berisi
bahan makanan. Maka ia segera memasaknya dan menyajikannya sebagai
makanan
5. Nuh AS

1) Kemampuan membuat perahu


Nabi Nuh terkenal sebagai Nabi yang penyabar, juga memiliki misi yang kuat
untuk menyampaikan agama yang benar menurut Allah SWT. Usianya yang hampir
1000 tahun ia gunakan untuk berdakwah dan pengikutnya hanya 200 saja, bahkan
Istrinya sendiri dan Khan'an (Anaknya) menentang ajarannya tersebut. Di
Masyarakatnya Nuh dianggap Gila, suatu hari Nuh mengingatkan Masyarakat jika
akan ada Banjir besar dan mereka tidak mempercayainya. Sebagai Azab Masyarakat
yang membangkan dan menjadi izin Allah datang Banjir besar dan ditenggelamkanlah
semua dengan gelombang air bah dan hancurlah semuanya kecuali Nabi Nuh dan
Pengikutnya yang beriman

F. Hikmah beriman kepada Rasul dan Nabi


1. Bertambah iman kepada Allah SWT dengan mengetahui bahwa rasul itu benar-benar
manusia pilihan-Nya.
2. Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul.
3. Bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan.
4. Memercayai tugas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya.
5. Lebih mencintai, menghormati, dan mengagungkan rasul atas perjuangannya dalam
menyampaikan agama Allah SWT kepada umatnya.
6. Akan selamat di dunia dan di akhirat dengan bimbingan yang diberikan rasul.
7. Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup.
Daftar Pustaka
http://www.markijar.com/2015/06/perbedaan-nabi-dan-rasul.html
http://www.masuk-islam.com/sifat-sifat-nabi-dan-rasul-sifat-wajib-dan-sifat-mustahil-bagi-nabi-
dan-rasul-lengkap-dengan-dalil-dan-penjelasannya.html
http://beesef.blogspot.co.id/2011/12/penjelasan-sifat-sifat-wajib-nabi-dan.html
http://coretan-berkelas.blogspot.com/2014/11/sifat-wajib-sifat-mustahil-dan-sifat.html
http://www.agashi86.com/2015/02/pengertian-dan-perbedaan-antara-nabi.html
http://www.markijar.com/2015/06/perbedaan-nabi-dan-rasul.html
https://andiweb3.wordpress.com/2012/03/15/tanda-tanda-beriman-kepada-rasul-allah/
http://ilmufromalquran.blogspot.co.id/2015/08/9-mukjizat-nabi-musa-as-yang-diberikan.html
Dikutip dari buku Aku Cinta Rosul shallallahu ‘alaihi wa sallam, cetakan pertama (Juni
2006/Februari 2007), Abu Usamah Masykur, Penerbit: Darul Ilmi, Yogyakarta.
https://muslimah.or.id/3394-sepuluh-mukjizat-rasulullah.html
http://13hif.blogspot.co.id/2012/01/hikmah-beriman-kepada-rasul-alllah_13.html

Anda mungkin juga menyukai