Anda di halaman 1dari 3

Hepatitis D

Virus hepatitis D membutuhkan HBV. Produksi dan transmisi tergantung dr hepatitis B.


Perjalanan klinis HDV biasanya lebih berat dibandingkan dengan virus hepatitis
lain. Setelah masa inkubasi 3-7minggu, gejala klinis spesifik, termasuk kelelahan, letargi,
mual, dan anoreksia, dimulai dan berlangsung sekitar 3-7 hari. Replikasi virus
biasanya berkurang selama fase ini. Ikterus terjadi pada tahap gejala berikutnya. Kelelahan
dan mual biasanya terus menerus dan bilirubin serum menjadi abnormal. Pada saat yang
sama, orang yang terinfeksi mungkin
Co-infeksi
Terjadi ketika penyakit HDV dan HBV yang muncul secara bersamaan. Hal ini menyebabkan
HDV akut dan infeksi HBV. Tergantung pada jumlah relatif dari HBV dan HDV, satu atau dua
kali hepatitis terjadi. Co-infeksi HDV dan HBV biasanya akut dan self-limiting
infection. HBV/HDV co-infeksi menyebabkan infeksi kronis HDV pada kurang dari 5% dari
pasien koinfeksi. Meskipun gejala klinis hilang, kelelahan dan kelesuan dapat bertahan selama
beberapa minggu atau bulan.
Superinfeksi
Terjadi ketika kronik-carier HBV terinfeksi HDV. Hal ini menyebabkan hepatitis akut parah dan
kronis infeksi hepatitis D dalam 80% kasus. Superinfeksi berkaitan dengan bentuk Hepatitis
fulminan. .
Siegel R. Hepatitis D virus. 24 November 2005. Diunduh dari :
http://www.stanford.edu/group/virus/delta/2005/. 19 Juni 2011.
Yellow fever
Suatu penyakit viral yang menyerang pada hewan dan manusia yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti dan bersifat endemik didaerah gurun sahara bagian selatan Afrika.
Dialam bebas terjadi siklus dihutan (sylvatic cycle) antara satwa primata dengan nyamuk
penghiap darah, yang dikenal sebagai Jungle yellow fever.
Penyebab :
Yellow fever disebabkan oleh virus RNA, termasuk genus Flavivirus, famili Flaviviridae.
Virus ini merupakan virus RNA.
Masa Inkubasi:
3-6 hari
Gejala Klinis:
Setelah masa inkubasi timbul demam, menggigil, nyeri kepala yang hebat, sakit
punggung, myalgia (nyeri otot), anoreksia, nausea (mual), perdarahan pada gusi dan epistaksis.
Gejala tersebut biasanya hilang setelah 3-4 hari, dan ketika pada tahap ini terjadi viremia(virus
dapat ditemukan dalam darah). Pada tahap viremia ini kadang disertai jaundice (kekuningan),
pendarahan (hemorrhage), muntah yang berwarna hitam (black vomit), tidak dapat kencing
(anuria), dan terminal delirium.
Menurut Longmore M.
1.Bentuk ringan (mild form):
Demam, sakit kepala, nausea (mual), albuminuria, myalgia, dan bradikardi relative.
2.Bentuk berat (severe form):
Sakit kepala selama 3 hari, myalgia, anorexia (selera makan turun) ± nausea, diikuti oleh demam
mendadak (abrupt
fever), masa remisi (demam menurun) yang singkat, kemudian lemah (prostration), kekuningan
(jaundice), (±
perlemakan hati atau fatty liver), muntah darah (haematemesis) dan perdarahan lainnya, sedikit
berkemih (oliguria).

Kolestasis
Kolestasis adalah berkuranganya atau terhentinya aliran empedu.
PENYEBAB
Gangguan aliran empedu bisa terjadi di sepanjang jalur antara sel-sel hati dan usus dua belas jari
(duodenum, bagian paling atas dari usus halus). Meskipun empedu tidak mengalir, tetapi hati
terus mengeluarkan bilirubin yang akan masuk ke dalam aliran darah. Bilirubin kemudian
diendapkan di kulit dan dibuang ke air kemih, menyebabkan jaundice (sakit kuning).
GEJALA
Jaundice dan air kemih yang berwarna gelap merupakan akibat dari bilirubin yang berlebihan di
dalam kulit dan air kemih. Tinja terkadang tampak pucat karena kurangnya bilirubin dalam
usus. Tinja juga bisa mengandung terlalu banyak lemak (stetore), karena dalam usus tidak
terdapat empedu untuk membantu mencerna lemak dalam makanan.
Berkurangnya empedu dalam usus, juga menyebabkan berkurangnya penyerapan kalsium dan
vitamin D. Jika kolestasis menetap, kekurang kalsium dan vitamin D akan menyebabkan
pengeroposan tulang, yang menyebabkan rasa nyeri di tulang dan patah tulang. Juga terjadi
gangguan penyerapan dari bahan-bahan yang diperlukan untuk pembekuan darah, sehingga
penderita cenderung mudah mengalami perdarahan.
Terdapatnya empedu dalam sirkulasi darah bisa menyebabkan gatal-gatal (disertai penggarukan
dan kerusakan kulit). Jaundice yang menetap lama sebagai akibat dari kolestasis, menyebabkan
kulit berwarna gelap dan di dalam kulit terdapat endapan kuning karena lemak.
Gejala lainnya tergantung dari penyebab kolestasis, bisa berupa nyeri perut, hilangnya nafsu
makan, muntah atau demam.

Anda mungkin juga menyukai