Anda di halaman 1dari 2

Tatalaksana CHF

1. Tujuan tatalaknsana CHF berdasarkan American heart Association adalah sebagai


berikut :
a. Mencegah terjadinya CHF pada orang yang telah mempunyai faktor resiko
b. Untuk mendeteksi dini asimptomatik disfungsi ventrikel kiri
c. Meringankan gejala dan memperbaiki kualitas hidup
d. Membuat progresifitas penyakit berjalan lambat
2. Algoritma terapi dapat dilakukan dengan beberapa pemberian obat menurut
penggolongan obat. Berdasarkan Phamacoterapy handbook edisi 9 tahun 2015,
penggolongan obat untuk gagal jantung kongestif (HCF) adalah sebagai berikut :
a. Angiotensin converting enzyme Inhibitor (ICE I) merupakan obat yang berkerja
untuk menurunkan seres angitoensi II dan aldosterone dengan cara membuat
enzim yang dapat merubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Termasuk juga
mengurangi kejadian remodeling jantung serta retensi air dan garam.
b. Beta bloker akan berkerja menghambat adreniseptor Beta di jantung, pembuluh
darah perifer sehingga vasodilatasi dapat tercapai. Beta bloker juga dapat
memperlambat kondusi dari sel jantung dan juga mampu meningkatkan periode
refrakter
c. Angiotensin II receptor type 1 Inhibitor (ARB) akan menghambat reseptror
angiotensin II pada subtype AT1. Obat ini hanya untuk pasien gagal jantung
stage A, B , C yang intoleran terhadap penggunaan ACE I. Food and Drug
Approval (FDA) menyetujui penggunaan Candesartan dan Valsartan baik
secara tunggal maupun kombinasi dengan ACE I sebagai pilihan terapi pada
pasien gagal jantung kongsetif.
d. Diuretik. Mekanisme kompensasi pada gagal jantung kongestif yaitu dengan
meningkatkan retensi air dan garam yang dapat menimbulkan edema baik
sistemik maupun paru. Penggunaan diuretik pada terapi gagal jantung kongestif
ditujukan untuk meringankan gejala dyspnea serta mengurangi retensi air dan
garam Diuretik yang banyak digunakan yaitu dari golongan diuretik tiazid
seperti hidroklorotiazid (HCT) dan golongan diuretik lengkungan yang bekerja
pada lengkung henle di ginjal seperti furosemid.
e. Antagonis aldosteron bekerja menghambat reabsorpsi Na dan eksresi K. contoh
obatnya adalah spironolakton dengan dosis inisiasi 12,5 mg perhari dan 25 mg
pada kasus besar
f. Digoksin merupakan obat golongan glikosida jantung yang mempunyai sifat
inotropic positif yang dapat membantu mengembalikan kontraktilitas dan
meningkatkan kerja jantung, digoksin dosis rendah sudah dapat memberikan
efek terapi, oleh karena itu diperlukan kehati-hatian dan monitoring ketat bila
dikhawatirkan terjadi toksik.
g. Nitrat dan hidralazin mempunyai efek hemodinamik yang saling melengkapi.
Hidralazin sebagai vasodilator pembuluh darah arteri yang dapat mengurangi
resisten pembuluh darah sistemik serta meningkatkan stroke volume dan
cardiac output. Nitrat sebagai vasodilator (dilaatasi pembuluh darah) utama dan
menurunkan preload (menurunkan beban awal jantung) dengan mekanisme
aktivas cGMP (cyclic gunosine monophosphate) sehingga menurunkan kadar
ion kalsium intraseluler. Sedangkan hidralazin memiliki mekanisme yaitu
dengan menghambat inositoltrifosfat (IP3)pada reticulum sarkoplasma yang
berfungsi untuk melepaskna dan menurunkan ion kalsium intraseluler.

Obat-obatan yang dapat diberikan pada pasien CHF berdasarkan klasifikasi AHA dan
NYHA yang dapat disesuaikan dengan keluhan dan perburukan penyakit yang dialami oleh
pasien CHF adalah :

Stage A ACE Inhibtor atau ARB


Stage B ACE Inhibitor, Beta blocker
Stage C ACE inhibitor, beta blocker, digoksin
Alternative lain : ARB, Spironolakton, NItrat + Hidralazin
Stage D Terapi stage A B C dengan tambahan infus IV inotropic
(Digoksin) untuk terapi peliatif.

Anda mungkin juga menyukai