Pengertian HIV
Pengertian HIV
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus; yang dapat menyebabkan
AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang sehingga dapat merusak sistem
kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan
penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel darah putih dan merubahnya menjadi tempat berkembang
biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel
darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh
maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya
adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.
Pengerian AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan
dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus
HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan
sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya
sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel darah putih yang banyak
dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS
dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang
mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum
maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit
AIDS.
Proses Penularan
- Darah
Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah
menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, Memakai tattoo, tindik
- Cairan Semen, Air Mani, Sperma Pria
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral
seks, dsb.
- Cairan Vagina pada Perempuan
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu
seks, oral seks, dll.
- Air Susu Ibu / ASI
Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya,
dan lain sebagainya.
Cairan tubuh yang tidak mengandung HIV
Ada beberapa fase yang dilalui sebelum seseorang yang terinfeksi HIV masuk kedalam
status AIDS. Infeksi HIV dibagi dalam empat stadium.
Stadium ketiga
1. Mulai muncul gejala- gejala awal penyakit.
2. Belum disebut sebagai AIDS
3. Gejala yang berkaitan antara lain keringat berlebihan pada waktu malam, diare
terus-menerus, pembesaran kelenjar getah bening secara menetap dan merata, flu
yang tidak sembuh-sembuh, nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah
dan cepat lelah, serta berat badan terus berkurang.
Gejala-gejala AIDS
Penderita HIV akan menunjukan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun
Merasa kelelahan yang berkepanjangan
Deman dan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas.
Cara Pencegahan
Tak ada seks yang 100% aman. Seks yang lebih aman menyangkut upaya-upaya
kewaspadaan untuk menurunkan potensi penularan dan terkena infeksi menular
seksual (IMS), termasuk HIV, saat melakukan hubungan seks. Menggunakan kondom
secara tepat dan konsisten selama melakukan hubungan seks dianggap sebagai seks
yang lebih aman.
Kondom yang kualitasnya terjamin adalah satu-satunya produk yang saat ini tersedia
untuk melindungi pemakai dari infeksi seksual karena HIV dan infeksi menular seksual
(IMS) lainnya. Ketika digunakan secara tepat, kondom terbukti menjadi alat yang efektif
untuk mencegah infeksi HIV di kalangan perempuan dan laki-laki.
Walaupun begitu, tidak ada metode perlindungan yang 100% efektif, dan penggunaan
kondom tidak dapat menjamin secara mutlak perlindungan terhadap segala infeksi
menular seksual (IMS). Agar perlindungan kondom efektif, kondom tersebut harus
digunakan secara benar dan konsisten. Penggunaan yang kurang tepat dapat
mengakibatkan lepasnya atau bocornya kondom, sehingga menjadi tidak efektif.
Kondom berpelumas lebih sedikit kemungkinan untuk robek saat dikenakan atau
digunakan. Pelumas berbasis minyak, seperti vaselin, hendaknya tidak
digunakan karena dapat merusak kondom.
Hanya buka bungkusan berisi kondom saat akan digunakan, kalau tidak kondom
akan mengering. Berhati-hatilah agar kondom tidak rusak atau sobek ketika anda
membuka bungkusnya. Bila kondom ternyata sobek, buang kondom tersebut dan
buka bungkusan yang baru.
Kondom dikemas tergulung dalam bentuk lingkaran gepeng. Pasanglah kondom
yang tergulung itu di ujung penis. Peganglah ujung kondom di antara ibu jari dan
jari telunjuk untuk menekan udara supaya keluar dari ujung kondom. Tindakan ini
akan menyisakan ruang untuk tempat cairan semen setelah terjadinya ejakulasi.
Tetap pegang ujung kondom dengan satu tangan. Dengan tangan yang satunya,
gulunglah sepanjang penis yang berereksi ke arah rambut kemaluan. Jika pria
pemakai tidak disunat, ia harus menarik kulup ke arah pangkal penis sebelum
menggulung kondom.
Bila kondom tidak cukup berpelumas, pelumas berbasis air (seperti silikon,
gliserin, atau K-Y jelly) dapat ditambahkan. Bahkan air ludah dapat berfungsi
dengan baik sebagai pelumas. Pelumas yang terbuat dari minyak-minyak goreng
atau lemak, minyak bayi atau minyak mineral, jeli berbasis bahan turunan minyak
bumi seperti vaselin dan olesan lainnya – hendaknya jangan digunakan karena
dapat merusak kondom.
Setelah berhubungan seks, kondom perlu segera dilepaskan secara benar.
Segera setelah si pria pemakai mengalami ejakulasi, ia harus menahan pada
ujung dekat pangkal penis untuk memastikan agar kondom tidak terlepas.
Kemudian, si pria harus menarik keluar penisnya selagi masih dalam keadaan
ereksi.
Ketika penis mengecil kembali, lepaskan kondom dan buanglah kondom pada
tempat yang tepat. Jangan membuang kondom ke dalam toilet dan
menyentornya dengan air.
Bila anda akan melakukan hubungan seks lagi, gunakan kondom baru, dan
ulangi proses di atas dari awal.
Bagaimana pengguna narkoba suntik (IDU) dapat mengurangi risiko tertular HIV?
Beralih dari napza yang harus disuntikkan ke yang dapat diminum secara oral.
Jangan pernah menggunakan atau secara bergantian menggunakan semprit, air,
atau alat untuk menyiapkan napza.
Gunakan semprit baru (yang diperoleh dari sumber-sumber yang dipercaya,
misalnya apotek, atau melalui program pertukaran jarum suntikan) untuk
mempersiapkan dan menyuntikkan narkoba.
Ketika mempersiapkan napza, gunakan air yang steril atau air bersih dari sumber
yang dapat diandalkan.
Dengan menggunakan kapas pembersih beralkohol, bersihkan tempat yang
akan disuntik sebelum penyuntikan dilakukan.
Penularan HIV dari seorang ibu yang terinfeksi dapat terjadi selama masa kehamilan,
selama proses persalinan atau setelah kelahiran melalui ASI. Tanpa adanya intervensi
apapun, sekitar 15% sampai 30% ibu dengan infeksi HIV akan menularkan infeksi
selama masa kehamilan dan proses persalinan. Pemberian air susu ibu meningkatkan
risiko penularan sekitar 10-15%. Risiko ini tergantung pada faktor- faktor klinis dan bisa
saja bervariasi tergantung dari pola dan lamanya masa menyusui.
Prosedur apakah yang harus ditempuh oleh seorang petugas kesehatan untuk
mencegah penularan dalam setting perawatan kesehatan?
Selain itu, semua pekerja kesehatan harapnya berhati-hati dan waspada untuk
mencegah terjadinya luka yang disebabkan oleh jarum, pisau bedah, dan instrumen
atau peralatan yang tajam. Sesuai dengan Kewaspadaan Universal, darah dan cairan
tubuh lain dari semua orang harus dianggap telah terinfeksi dengan HIV, tanpa
memandang apakah status orang tersebut baru diduga atau sudah diketahui status
HIV-nya.
Apa yang harus dilakukan bila anda menduga bahwa anda telah terekspos HIV?
Bila anda menduga bahwa anda telah terpapar HIV, anda hendaknya mendapatkan
konseling dan melakukan testing/pemeriksaan HIV. Kewaspadaan hendaknya diambil
guna mencegah penyebaran HIV kepada orang lain, seandainya anda benar terinfeksi
HIV.
Dampak HIV
• Kekebalan tubuh menurun à mudah infeksi
• 50 % meninggal 18 bulan setelah diagnosis AIDS
• Diskriminasi
• Pelayanan Kesehatan
• Kantor
• Sekolah
• Keluarga
• Gangguan Psikologis
• Penyangkalan
• Marah
• Sedih
• Kehilangan harga diri
• Rasa takut sakit dan meninggal
• Rasa bersalah tentang kemungkinan menulari orang lain
• Kecenderungan bunuh diri
• Stres (marah, sedih, frustasi)
• Masalah ekonomi
• Obat
• Perawatan rumah sakit
• Tidak mampu untuk terus bekerja
• HIV masuk
• Masa tanpa gejala
• Kekebalan tubuh semakin rusak
• Mulai tampak gejala
• AIDS