Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui berat jenis sampah dari suatu sumber domestik, komersil, dan
institusi.
2. Mengetahui komposisi sampel sampah dari sumber domestik, komersil, dan
institusi.

1.2 Tinjauan pustaka


Menurut World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006).
Menurut Undang-Undang No.18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah yang dikelola
berdasarkan Undang-Undang ini terdiri atas:
1. Sampah rumah tangga
2. Sampah sejenis sampah rumah tangga
3. Sampah spesifik.
Dari pengertian umum sampah, dapat dilihat jika sampah merupakan salah satu
bentuk polutan yang menimbulkan beberapa permasalahan (SNI-T-12-1991-03),
antara lain:
1. Menurunnya nilai estetika
Sampah yang menumpuk dan dibiarkan di tempat terbuka sudah pasti bukan
merupakan pemandangan yang enak, serta akan menimbulkan bau yang
tidak enak dan berkembangnya berbagai organisme patogen. Kotoran dan
sampah yang menumpuk dan tidak terurus menyebabkan rendahnya
kenyamanan dan kesehatan lingkungan tersebut. Hal ini tentunya akan
menyebabkan turunnya nilai estetika tempat tersebut.
2. Sumber Penyakit
Tumpukan sampah merupakan lingkungan yang baik untuk kehidupan dan
perkembangan organisme patogen yang dapat menimbulkan dan
menyebarkan berbagai jenis penyakit.
3. Salah Satu Penyebab Banjir
Sampah yang dibuang ke aliran air menimbulkan pencemaran air juga dapat
menyebabkan terjadinya banjir akbibat tersumbatnya aliran air tersebut oleh
sampah apabila hujan datang.
Klasisifkasi sampah berdasarkan sumbernya (Tchobanoglus, 2002) yaitu:

1. Sampah domestik/pemukiman penduduk


Jenis sampah yang dihasilkan biasanya berupa sisa makanan, bahan-bahan
sisa dari pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), dan sampah
kering (rubbish).
2. Sampah komersil
Sampah yang berasal dari toko, restoran, hotel, dan perkantoran.Jenis
sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan, kertas, karton, plastik,
kaca, logam, sampah khusus, dan kadang-kadang sampah B3.
3. Sampah institusi
Sampah institusi antara lain sekolah, rumah sakit, penjara, dan pusat
pemerintahan. Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan,
kertas, karton, plastik, kaca, logam, sampah khusus, dan kadang-kadang
sampah B3.
4. Sampah konstruksi dan pemugaran
Sampah yang berasal dari kegiatan konstruksi, remodeling, perbaikan
perumahan, dan perbaikan bangunan komersil.Sampah yang dihasilkan
berupa batu, batu bata, beton, plester, dan lain-lain. Sampah pemugaran
adalah sampah yang berasal dari reruntuhan bangunan, jalan retak, trotoar,
dan jembatan. Jenis sampah yang dihasilkan adalah kaca, plastik, baja,
dan juga sama dengan sampah konstruksi.
5. Sampah pelayanan kotaSampah pelayanan kota terdiri atas sampah
penyapuan jalan, sampa taman,dan sampah sarana rekreasi.
6. Sampah industri
Macam dan jenis sampah yang dihasilkan tergantung kepada jenis
industri.
7. Sampah pertanian
Sampah jenis ini berasal dari aktivitas pertanian seperti kegiatan
penanaman, panen, peternakan, dan pemupukan. Pada umumnya sampah
jenis ini bukan merupakan tanggung jawab dari pihak persampahan kota.

Secara praktis sumber sampah dibagi menjadi 2 kelompok menurut


(Damanhuri,2010) yaitu :
1. Sampah dari pemukiman atau sampah rumah tangga
2. Sampah dari non-pemukiman yang sejenis sampah rumah tangga, seperti
pasar dan daerah komersial.
Berdasarkan komposisi/ asalnya sampah dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Sampah organik.
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati
yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah
ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain ketas,
karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting.
2. Sampah Anorganik (non-organik).
Sampah anorganik yakni sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non
hayati, baik sebagai produk sintetik maupun hasil pengolahan teknologi
bahan tambang, hasil olahan bahan hayati dan sebagainya.
Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diurai oleh
alam/mikroorganisme (unbiodegradable).Sedang sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga
misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik dan kaleng(Hadiwiyoto, 1983).
Berdasarkan sifat fisiknya, sampah digolongkan atas lima kategori(Hadiwiyoto,
1983), antara lain :
1. Sampah Basah (Garbage).
Terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk (sisa
makanan, buah atau sayuran). Sifat utama dari sampah basah ini banyak
mengandung air dan cepat membusuk terutama pada daerah tropis seperti
Indonesia.
2. Sampah Kering (Rubbish).
Tersusun dari bahan organik maupun anorganik yang sifatnya lambat atau tidak
mudah membusuk, misalnya: kaleng, pipa besi tua, kertas, kain, kaca, mika,
keramik, batu-batuan.

Sampah (solid waste) secara umum dapat diartikan sebagai semua buangan yang
dihasilkan dari aktivitas manusia atau hewan yang tidak diinginkan atau digunakan
lagi, baik berbentuk padat atau setengah padat (Tchobanoglous, 1993). Setiap
aktivitas yang dilakukan oleh manusia selalu menghasilkan sampah dan hampir
setiap hari manusia menghasilkan sampah. Jika sampah tersebut tidak dikelola
dengan baik, maka akan menimbulkan berbagai masalah seperti masalah estetika
karena bau yang ditimbulkannya, menjadi vektor penyakit dan dapat menganggu
kualitas tanah dan air tanah sekitarnya(Ruslinda,2012).

Untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap lingkungan dan kesehatan


manusia maka perlu dirancang suatu sistem pengelolaan persampahan yang baik
mulai dari sumber, pengumpulan, transportasi hingga ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA). Dalam perancangan sistem pengelolaan persampahan suatu daerah
diperlukan data mengenai timbulan sampah, komposisi dan karakteristik sampah
yang dihasilkan di daerah yang direncanakan. Data mengenai timbulan sampah
sangat diperlukan dalam menyeleksi jenis atau tipe peralatan yang digunakan dalam
transportasi sampah, desain sistem pengolahan persampahan, fasilitas pengolahan
sampah, dan desain TPA. Penentuan timbulan sampah biasanya dinyatakan dalam
volume dan berat. Komposisi sampah merupakan penggambaran dari masing-
masing komponen yang terdapat pada sampah dan distribusinya. Biasanya
dinyatakan dalam persen berat (% berat). Data ini penting untuk mengevaluasi
peralatan yang diperlukan, sistem, program dan rencana manajemen persampahan
suatu kota (Damanhuri, 2004).
Karakteristik sampah yang dianalisis biasanya meliputi karakteristik fisik, kimia
dan biologi. Karakteristik fisik berupa faktor pemadatan dan berat jenis sampah
diperlukan untuk menghitung beban massa dan volume total sampah yang harus
dikelola, baik untuk sistem transportasi maupun di TPA. Karakteristik kimia berupa
analisis perkiraan yang terdiri dari kadar air (kelembapan), kadar volatil dan kadar
abu diperlukan untuk perencanaan pengolahan sampah(Ruslinda,2012).

1.2.1 Berat Jenis


Berat jenis sampah merupakan perbandingan antara massa suatu jenis sampah
dengan jumlah volume, ukuran ini dipakai bila pemakaian ukuran belum dapat
terpenuhi untuk itu memang di perlukan suatu penelitian dulu berat jenis sampah
untuk volume sampah tertentu.
Pengukuran berat jenis sampah bertujuan untuk menetahui volume dari sampah,
sehingga lebih mudah dalam perencanaan penampungan atau alat angkut sampah.
Rumus:
Berat Sampel (Kg)
Berat jenis sampah =
Volume Sampel (Liter)

1.2.2 Komposisi Sampah


Komposisi sampah merupakan gambaran dari masing-masing komponen yang
terdapat pada sampah dan distribusinya. Dinyatakan dalam persentase berat
(%berat). Data ini penting untuk mengevaluasi peralatan yang diperlukan, sistem,
program, dan rencana manajemen persampahan suatu kota (jenis perlakuan
penanganan sampah yang berorientasi kepada pemanfaatan, daur ulang,
pengomposan, pembakaran dan lain-lain).
Komposisi sampah dikelompokkan atas sampah organik (sisa makanan, kertas,
plastik, kain (tekstil), karet, sampah halaman, kayu, dan lain-lain) dan sampah
anorganik (kaca, kaleng, logam, dan lain-lain).
Rumus :
Berat Komponen (Kg)
% Komponen = x 100%
Berat Sampel (Kg)
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC

Damanhuri E, Padmi T. 2004. Pengelolaan Sampah. Bandung: ITB

Damanhuri, Enri dan Tri Padmi. 2010. Diktat Kuliah TL-3104, Pengelolaan
Sampah. Bandung : ITB.
Hadiwiyoto, S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah . Penerbit Yayasan
Idayu. Jakarta.
SNI-T-12-1991-03, Tata Cara Pengelolaan Sampah di Pemukiman, Departemen
Pekerjaan Umum, Bandung : Yayasan LPMB

Tchobanoglous, G. Theisen, H., & Vigil, S.A. 1993. Integrated solid waste
management engineering principles and management issues. Singapore:
McGraw Hill.
UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Ruslinda, Yenni, dkk. 2012. Studi Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah
Domestik Kota Bukittinggi, Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan
Unand Padang.

Anda mungkin juga menyukai