Anda di halaman 1dari 7

Formulasi dan Evaluasi Granul Gastroretentive Mukoadhesif Amoksisilin

Hamsinah1, Jufri1, Ermina Pakki2


1
Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia Makassar
2
Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin
Hamsinah.hamsinah@umi.ac.id

ABSTRACT

Amoxicillin is a semisynthetic antibiotic, belonging to the β-Lactam family, which is


effective for bacterial infection treatment, especially for Helicobacter pylori infection. In this
research, Amoxicillin was formulated as mucoadhesive granules dosage form to improve
their effectivenesses by increasing the residence time of dosage form in the stomach.
Mucoadhesive granules were prepared by wet granulation method in ten formulas using
HidroxypropylMethyl cellulose, Methyl cellulose and Ethyl cellulose as mucoadhesive
polymers. Granules were evaluated for moisture content, flow rate, angle of repose, density,
mucoadhesive strength with wash off test, and dissolution.
The results of this researchshowed that formula IB with 50% HPMC has best
mucoadhesive strength with percentage of mucoadhesion 20% in 90 minutes of wash off
test, and also formula IB is slowest formula in releasing of drug, with percentage of drug
released is 55,76% in 15 minutes and 104,01% in 180 minutes.

Keywords :Granule, Gastroretentive, Mucoadhesive, Amoxicillin

Pendahuluan lambung. Waktu tinggal yang


Amoksisilin(α-aminohidroksil diperpanjang dari bahan antimikroba
penisilin) merupakan antibiotik semi merupakan hal yang diinginkan untuk
sintetik golongan β-Lactam yang efektif memberikan pemberantasan yang lebih
untuk pengobatan infeksi bakteri efektif terhadap Helicobacter pylori
khususnya untuk infeksi Helicobacter (Pandit, 2010). Untuk mengatasi masalah
pylori. Helicobacter pylori berada dalam tersebut dan untuk meningkatkan
lapisan mukus lambung dan permukaan bioavailabilitas obat, sistem penghantaran
sel epitel (Pandit, 2010). Dalam jangka obat yang diperlambat dengan waktu
waktu yang lama kolonisasi bakteri tinggal yang diperpanjang di dalam
Helicobacter pylori dapat menyebabkan lambung dapat digunakan. Bentuk
bukan hanya penyakit-penyakit seperti sediaan gastroretentive (GRDFs)
dispepsia, gastritis, tukak usus atau dirancang untuk dipertahankan di
lambung, tetapi juga kanker lambung dan lambung untuk waktu yang diperpanjang
limfoma MALT (Lakshmi, 2012). dan untuk melepaskan zat aktifnya,
Amoksisilin dalam bentuk sediaan sehingga memungkinkan obat
konvensional memiliki waktu tinggal yang dipertahankan dan diperpanjang pada
singkat di lambung sehingga bagian atas saluran pencernaan
konsentrasinya lebih rendah di dalam (Lakshmi, 2012).

JF FIK UINAM Vol.4 No.3 2016 83


Gastroretentive Drug Delivery mukoadhesif pada lambung dari beberapa
System (GRDDS) merupakan sediaan polimer dengan berbagai konsentrasi.
lepas lambat. Salah satu bentuk Adapun jenis evaluasi yang akan
Gastroretentive Drug Delivery System dilakukan pada sediaan granul
adalah sistem mukoadhesif, sediaan gastroretentive mukoadhesif ini adalah uji
dapat terikat padapermukaan sel epitel wash off. Di mana uji wash off bertujuan
lambung atau mukosa dan menyebabkan untuk melihat kemampuan granul melekat
waktu tinggal obat lebih lama di tempat pada mukosa lambung selama 2 jam.
absorbsi (Irawan, 2011).Sediaan
mukoadhesif dapat dibuat menggunakan METODE PENELITIAN
polimer alam, semi sintesis maupun Alat dan Bahan
sintesis. Alat-alat yang digunakan adalah
Berdasarkan uraian di atas, maka alat uji disolusi (Labindia), alat uji wash-
dilakukan formulasi sediaan granul off(alat uji desintegrasi, Labindia), ayakan
gastroretentive mukoadhesif dari (MBT)mesh 10 dan 16, cawan porselin,
amoksisilin dengan tujuan mendapatkan corong, gelas kimia (Pyrex® Iwaki) 50 mL,
formula granul gastroretentive 100 mL, gelas ukur (Pyrex® Iwaki) 10 mL,
mukoadhesif amoksisilin yang lebih efektif labu ukur (Pyrex® Iwaki) 10 mL, 20 mL,
memberantas Helicobacter pylori. 100 mL, 1000 mL, mikropipet (Dragonlab),
Amoksisilin diformulasikan menjadi granul mortir dan stamper, objek gelas, oven
gastroretentive mukoadhesif dengan (Immert), piknometer (Pyrex® Iwaki),
menggunakan metode granulasi basah, Spektrofotmeter UV-VIS dan timbangan
karena metode granulasi basah telah analitik (OHAUS®).
dilaporkan lebih efisien untuk formulasi Bahan-bahan yang digunakan
sediaan lepas lambat dibandingkan adalah Alkohol 96%, Amoksisilin (PT.
dengan metode granulasi kering Intraco), Amoksisilin trihidrat (Kimia
(Lakshmi, 2012). Selain itu, pada Farma), HCl, Hidroksi Propil Metil
formulasi granul gastroretentive Selulosa (Metolose 60SH 10000.
mukoadhesif ini dibuat dengan ShinEtsu), Metil Selulosa (Metolose SM
menggunakan beberapa polimer seperti 4000. ShinEtsu) dan Etil Selulosa (Ethocel
Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC), N-10. ShinEtsu), Lem sianoakrilat,
Metil Selulosa (MC) dan Etil Selulosa lambung kambing, paraffin film
(EC). Bahan-bahan polimer ini merupakan (Parafilm®) dan tissue.
bahan-bahan yang tidak toksik dan tidak
mengiritasi (Rowe dkk, 2009).
Penggunaan polimer-polimer ini
dimaksudkan untuk melihat daya

JF FIK UINAM Vol.4 No.3 2016 84


PELAKSANAAN PENELITIAN
Pembuatan Formula Granul terbentuk massa yang dapat dikepal.
Granul dibuat menggunakan metode Massa yang diperoleh diayak
granulasi basah. Untuk setiap formula, menggunakan ayakan no. 10.
ditimbang bahan-bahan untuk Dikeringkan dalam oven pada suhu 60 o
pembuatan setiap 700 mg granul dengan selama 4 jam. Granul kering diayak lagi
dosis Amoksisilin 250 mg. Amoksisilin menggunakan ayakan no. 16. Granul
dicampur dengan hidroksi propil metil yang diperoleh dilakukan
selulosa, dan laktosa. Digerus hingga evaluasi.Dilakukan hal yang sama
homogen, ditambahkan pelarut campur dengan menggunakan polimer metil
alkohol 96% dan aquadest (1:1) hingga selulosa dan etil selulosa.
Tabel 1. Formula granul mukoadhesif
Bahan Konsentrasi (%) / (mg)

FIA FIB FIC FIIA FIIB FIIC FIIIA FIIIB FIIIC FIV

Amoksisilin 250 250 250 250 250 250 250 250 250 250
mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg
HPMC 40 50 60

Metil Selulosa 40 50 60

Etil Selulosa 40 50 60
Laktosa 24,28 14,28 4,28 24,28 14,28 4,28 24,28 14,28 4,28 64,28

Evaluasi Granul Gastrirententive mukoadhesif dengan konsentrasi 40%,


Mukoadesif Amoksisilin 50% dan 60% secara berturut-turut.
Evaluasi granul meliputi uji sifat Formula IIA, IIB, IIC dibuat menggunakan
alir, uji sudut diam, uji kerapatan sejati, uji Metil Selulosa (MC) sebagai polimer
kerapatan nyata, uji kompresibilitas, uji mukoadhesif dengan konsentrasi 40%,
disolusi, penentuan panjang gelombang 50% dan 60% secara berturut-turut.
maksimum, uji laju alir dan uji wash off. Formula IIIA, IIIB, IIIC dibuat
menggunakan Etil Selulosa (EC) sebagai
HASIL DAN DISKUSI polimer mukoadhesif dengan konsentrasi
Granul gastroretentive 40%, 50% dan 60% secara berturut-turut.
mukoadhesif amoksisilin dibuat dalam Formula IV dibuat tanpa menggunakan
sepuluh formula. Formula IA, IB, IC dibuat polimer mukoadhesif, di mana formula IV
menggunakan hidroksi propil metil merupakan formula yang dijadikan
selulosa (HPMC) sebagai polimer sebagai pembanding. Seluruh formula

JF FIK UINAM Vol.4 No.3 2016 85


dibuat dengan metode granulasi basah. Uji daya mukoadhesif granul
Granul dibuat dengan metode granulasi dilakukan dengan metode uji wash off, di
basah karena lebih mudah dan dapat mana uji wash off inidilakukan untuk
menghasilkan granul yang lebih kompak. melihat kemampuan granul melekat pada
Granul yang dihasilkan dari seluruh mukosa selama 2 jam. Uji tersebut
formulasi berwarna kuning. dilakukan dengan menggunakan jaringan
Dari hasil uji kadar air diperoleh mukosa lambung dan HCl 0,1 N sebagai
persentase kadar air dari kesepuluh medium karena granul yang dibuat
formula granul mukoadhesif yakni antara ditujukan sebagai sediaan mukoadhesif di
3,00%-9,55%. Dari sepuluh formula, lambung.
hanya formula IV yang memenuhi Dari hasil uji wash off, tidak ada
persyaratan uji kadar air, yakni tidak lebih satupun formula yang melekat pada
dari 3%. Kadar air terendah dimiliki oleh mukosa lambung sampai 2 jam, hanya
granul FIV, sedangkan kadar air tertinggi ada beberapa formula yang melekat
dimiliki oleh granul FIIC. Dimana kadar air sampai 90 menit. Perlekatan tertinggi
yang kecil menandakan formula tersebut sampai pada menit 90 dimiliki oleh
cenderung akan lebih stabil dalam Formula IB yakni 20%, kemudian Formula
penyimpanan. Sedangkan kadar air yang IC 7,5%, Formula IA 5% dan Formula IIB
besar merupakan media yang baik untuk dan Formula IIC 2,5%. Seluruh formula
pertumbuhan mikroorganisme. yang dibuat dengan menggunakan
Tinggi rendahnya kadar air polimer mukoadhesif memiliki perlekatan
dipengaruhi oleh lama pengeringan. Lama yang lebih baik dibanding dengan formula
pengeringan dipengaruhi oleh kebasahan yang dibuat tanpa menggunakan polimer
granul saat dikeringkan. Pada penelitian mukoadhesif. Ini menunjukkan bahwa
ini granul dikeringkan dalam oven selama hidroksi propel metil selulosa (HPMC),
4 jam pada suhu 60oC. Selain itu, kondisi metil selulosa (MC) dan etil selulosa (EC)
alat pengering (oven) yang sering dibuka merupakan bahan polimer yang memiliki
juga mempengaruhi hasil. daya mukoadhesif.

JF FIK UINAM Vol.4 No.3 2016 86


Tabel 2. Hasil Uji Wash off Granul Gastroretentive Mukoadhesif Amoksisilin pada Mukosa
Lambung Kambing

Formula Jumlah granul yang masih melekat (%)


0 menit 30 menit 60 menit 90 menit 120 menit
FIA 100% 77,5% 20,0% 5% 0%
FIB 100% 82,5% 27,5% 20% 0%
FIC 100% 62,5% 17,5% 7,5% 0%
FIIA 100% 22,5% 12,5% 0% 0%
FIIB 100% 12,5% 7,5% 0% 0%
FIIC 100% 35,0% 10,0% 2,5% 0%
FIIIA 100% 25,0% 0% 0% 0%
FIIIB 100% 2,50% 0% 0% 0%
FIIIC 100% 10% 0% 0% 0%
FIV 100% 0% 0% 0% 0%
Keterangan : Pengujian ini dilakukan secara duplo
Formula granul yang dibuat lebih baik dibanding dengan formula
dengan menggunakan HPMC sebagai granul yang dibuat dengan menggunakan
polimer memiliki daya mukoadhesif yang metil selulosa dan etil selulosa sebagai
lebih baik dibanding dengan formula polimer. Hal itu disebabkan HPMC
granul yang dibuat dengan menggunakan memiliki kecepatan hidrasi yang lebih
metil selulosa dan etil selulosa sebagai terkontrol sehingga hidrasi yang
polimer. Hal itu disebabkan HPMC berlebihan dan pembentukan mucilago
memiliki kecepatan hidrasi yang lebih licin yang dapat membuat granul mudah
terkontrol sehingga hidrasi yang lepas dari mukosa dapat dicegah
berlebihan dan pembentukan mucilago (Majithya, et al, 2008).
licin yang dapat dengan formula yang Uji disolusi dilakukan untuk semua
dibuat tanpa menggunakan polimer formula mengunakan alat disolusi tipe 2
mukoadhesif. Ini menunjukkan bahwa (tipe dayung) dengan kecepatan 50 rpm.
hidroksi propel metil selulosa (HPMC), Medium yang digunakan adalah larutan
metil selulosa (MC) dan etil selulosa (EC) HCl 0,1 N, karena uji in vitro yang
merupakan bahan polimer yang memiliki dilakukan disesuaikan dengan pH di mana
daya mukoadhesif. obat tersebut diharapkan terlepas dengan
Formula granul yang dibuat suhu medium yang dipertahankan pada
dengan menggunakan HPMC sebagai 37 ± 0,5 o C, disesuaikan dengan suhu
polimer memiliki daya mukoadhesif yang tubuh manusia.

JF FIK UINAM Vol.4 No.3 2016 87


Untuk menghitung jumlah konsentrasi tersebut obat hampir terlepas
amoksisilin yang terdisolusi, dibuat kurva semua atau bahkan sudah terlepas
baku amoksisilin dalam medium disolusi semua.
yang digunakan. Larutan amoksisilin yang Tiga formula yang menunjukkan
dibuat dalam medium disolusi pelepasan obat secara lambat (yakni FIA,
memberikan nilai panjang gelombang FIB dan FIC), merupakan formula yang
maksimum yakni 272 nm. Persamaan dibuat dengan menggunakan HPMC 40%,
kurva baku yang diperoleh yakni y = 50% dan 60% secara berturut-turut.
0,0032x - 0,0039 dengan nilai r = 0,998. Formula IA melepaskan obat sebanyak
Hasil uji disolusi memperlihatkan 66,02 % pada menit 15 dan 110,40%
bahwa dari kesepuluh formula yang dibuat pada 3 jam atau 180 menit. Formula IB
hanya ada tiga formula yang menunjukkan melepaskan obat sebanyak 55,77 % pada
pelepasan obat secara lambat (yakni FIA, menit 15 dan 104,01% pada 3 jam atau
FIB dan FIC), sementara tujuh formula 180 menit. Formula IC melepaskan obat
lainnya (yakni FIIA, FIIB, FIIC, FIIIA, FIIIB, sebanyak 58,65 % pada menit 15 dan
FIIIC dan FIV) tidak memperlihatkan 108,14% pada 3 jam atau 180 menit.
pelepasan obat secara lambat karena Formula IB merupakan formula yang
pada menit 15 obat yang terlepas berkisar paling lambat melepaskan obat dibanding
antara 92% - 105%, di mana pada kisaran formula IC dan formula IA.

120
100
% terdisolusi

80
60 FIA

40 FIB

20 FIC

0
0 30 60 90 120 150 180
Waktu (Menit)

Gambar 1. Grafik Hasil Disolusi Formula IA, Formula IB, dan Formula IC

JF FIK UINAM Vol.4 No.3 2016 88


KESIMPULAN Laksmhi. M.S. et al. Formulation and
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat Evaluation of Gastroretentive
disimpulkan bahwa : Mucoadhesive Granules of
1. Berdasarkan daya mukoadhesif melalui Amoxicillin Trihydrate
uji wash off, tidak ada formula granul AgainstH.pylori. Journal of
yang melekat sampai 2 jam, hanya Pharmacy Research,5(6),3692-
formula IA, IB, IC dan IIC yang masih 3705. 2012
melekat sampai pada menit 90.
2. Formula IB dibuat dengan HPMC 50% Majithya, R.J, et al, Enhancement of
sebagai polimer merupakan formula Mucoadhesion by Blending Anionic,
dengan daya mukoadhesif yang paling Kationic and Nonionic Polymers.
baik dibanding formula yang lain. 2008
3. Berdasarkan hasil uji disolusi, hanya
formula IA, IB dan IC yang Pandit, Vinay, et al. Gastroretentive Drug
menunjukkan pelepasan obat yang Delivery System of Amoxicillin:
lambat. Formulation and In Vitro Evaluation.
4. Formula yang paling lambat dalam Dept. of Pharmaceutics, Al- Ameen
melepaskan obat adalah formula IB College of Pharmacy, Bengalooru:
dengan HPMC 50% sebagai polimer, di India. 2010
mana obat terlepas sebanyak 55,76 %
dalam 15 menit dan 104,01% pada 3 Rowe, RC, dkk. Handbook of
jam atau 180 menit. Pharmaceutical Excipient.Fifth
edition. Pharmaceutical Press.
DAFTAR PUSTAKA London.2006
Irawan, E.D, dan Farhana. Optimasi
Chitosan dan Natrium
Karboksimetilselulosa sebagai
Sistem Mucoadhesive pada Tablet
Teofilin. Majalah Farmasi Indonesia:
Fakultas Farmasi Universitas
Jember. 2001

JF FIK UINAM Vol.4 No.3 2016 89

Anda mungkin juga menyukai