Oleh kelompok 1
IKIP MATARAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi
kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun hasil eksperimen
pada mata kuliah termodinamika dengan judul “Kesetimbangan dan Konsep
Temperatur”
Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
berbagai pihak sangat kami harapkan untuk menuju kesempurnaan.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan kami ini.
Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT.
Amin.
Mataram,Oktober, 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengatar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1. Jenis penelitian
2. Bahan dan alat
3. Lokasi dan waktu
4. Hipotesis
Bagian akhir
1. Daftar fustaka
2. Lampiran- lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu
proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika"
biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep
utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super
pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-
setimbang.
2. Rumusan masalah
a. Apakah panas, dingin, dan hangat termaksuk suhu ?
b. Bagimana kaitan suhu dengan tekanan ?
c. Bagaimana proses kesetimbangan termal ?
3. Tujuan
a. Ingin mengetahui dan menganalisis apakah panas, dingin, dan hangat
termasuk suhu
b. Ingin mengetahui dan menganalisis kaitan suhu dengan tekanan
c. Ingin mengetahui dan menganalisis proses kesetimbagan termal
BAB II
METODE PENELITIAN
Praktikum II
1. Jenis penelitian : EKSPERIMENTAL ( kaitan suhu dengan tekanan)
2. PELAKSANAAN
a) Hari/tanggal :minggu,30 Oktober
b) Waktu:11.00 wita(sampai selesai)
c) Tempat: jl asakota seruni
3. Alat dan Bahan
Alat
Korek Api
Bahan
Jerami (penggantinya dengan kertas)
4. Cara kerja
a) Sediakan jerami (diganti dengan kertas) dengan volume yang berbeda-beda
(sedikit, lumayan banyak, banyak)
b) Bakar kertas tersebut di ruang terbuka
c) Amati yang terjadi.
HASIL PENGAMATAN
Praktikum III
1. Jenis penelitian : EKSPERIMENTAL ( kesetimbangan thermal)
2. PELAKSANAAN
a) Hari/tanggal :minggu,30 Oktober
b) Waktu:11.00 wita(sampai selesai)
c) Tempat: jl asakota seruni
3. Alat dan Bahan
Alat
Termometer
Panci
Kompor
Bahan
Es batu
4. Cara kerja
a) Siapkan panci, kemudian masukkan es batu secukupnya
b) Ukurlah suhu es batu tersebut menggunakan termometer celcius
c) Panaskan es batu yang ada di panci tersebut dengan nyala api yang tidak
terlalu besar
d) Ukur suhu setelah dipanaskan
HASIL PENGAMATAN
KAJIAN PUSTAKA
1. Landasan teori
Konsep Temperatur
Temperatur (suhu) sebagai perasaan “panas” atau “dingin” bila kita menyentuh suatu benda.
Temperatur sistem : suatu sifat yang menentukan apakah sistem dalam kesetimbangan
termal dengan sistem lainnya.
Isoterm adalah kedudukan semua titik yang menggambarkan keadaan sistem dalam
kesetimbangan termal dengan suatu keadaan dari sistem lain.
Temperatur mutlak : K ; 0R
Skala Temperatur
PERCOBAAN PERTAMA ( I )
Ada tiga praktikum yang kita lakukan untuk melengkapi laporan ilmiah ini, praktikum
pertama yaitu mencari perbandingan suhu antara panas dingin dan hangat. Dimana terlihat
perbandingan antara ke tiga objek tersebut. Setelah dipanaskan suhu air mencapai 750 C
suhu air dingin (es batu yang dicairkan) 100 C, kemudian campuran antara air panas air
dingin sehingga menghasilkan air hangat, suhu campuran tersebut mencapai 400C.
Dalam percobaan pertama ini sedikit berbeda dengan teori yang sebelumnya, hal
ini terjadi karena beberapa faktor yaitu
Kurangnya beberapa alat, seperti gelas ukur sehingga volumenya tidak
diketahui.
Karena praktikumnya dilakukan di wilayah terbuka jadi suhu lingkungan
sangat berpengaruh.
Kekeliruan saat membaca termometer.
PERCOBAAN KE-DUA( II )
Pertama kita bakar kertas yang volumenya sedikit, nyala api yang dihasilkan
kecil, dan tekanan anginnya lumayan kencang/besar
Kedua, dengan volume kertas yang lumayan, nyala api yang dihasilkan besar
dan tekanan anginnya yang timbul lebih besar dari yang pertama
Ketiga, dengan volume kertas yang banyak maka akan menghasilkan api yang
jauh lebih besar dari yg sebelumnya, akan tetapi tiupan anginya tidak terlalu
kencang.
Keseimbangan Termal.
Sebagaimana yang telah mr.ozan jelaskan pada awal tulisan ini, jika kita ingin
memperoleh air hangat, kita bisa mencampur air panas dengan air dingin. Kita bisa
mengatakan air panas memiliki suhu tinggi sedangkan air dingin memiliki suhu yang
lebih rendah. Setelah dicampur, perlahan-lahan air panas menjadi dingin (suhu air panas
menurun), sebaliknya air dingin menjadi hangat (suhu air dingin meningkat). Beberapa
saat kemudian, campuran air panas dan air dingin berubah menjadi air hangat. Adanya
air hangat menunjukkan bahwa suhu campuran air panas dan air dingin telah sama.
Ketika campuran air panas dan air dingin mencapai suhu yang sama, keduanya dikatakan
berada dalam keseimbangan termal.
Proses yang sama juga terjadi ketika kita memasukan es batu ke dalam
gelas yang berisi teh hangat. Setelah dimasukan ke dalam gelas, es batu mulai mencair
dan air teh yang pada mulanya hangat menjadi dingin. Setelah saling bersenggolan di
dalam gelas, campuran es batu dan teh hangat pun berubah menjadi es teh yang sejuk dan
mengundang selera. Adanya es teh menujukan bahwa suhu campuran sama. Ketika es
batu dan teh hangat mencapai suhu yang sama, keduanya dikatakan berada dalam
keseimbangan termal.
Pada dasarnya, dua benda dikatakan berada dalam keseimbangan termal, jika
setelah bersentuhan, kedua benda tersebut mencapai suhu yang sama. Misalnya terdapat
2 benda, sebut saja benda A dan benda B. Pada mulanya benda A memiliki suhu tinggi
(benda A panas) sedangkan benda B memiliki suhu rendah (Benda B dingin). Setelah
bersentuhan cukup lama, kedua benda tersebut mencapai suhu yang sama. Dalam hal ini,
benda A dan benda B dikatakan berada dalam keseimbangan termal. Untuk memperjelas,
amati gambar di bawah….
Ini cuma ilustrasi saja. Gambar ini kayaknya lebih cocok untuk benda padat.
Perlu diketahui bahwa benda yang bersentuhan bisa berupa benda padat, cair atau gas.
Apabila yang saling bersentuhan adalah benda padat, maka kedua benda bisa ditempelin
seperti gambar di atas. Sebaliknya, jika yang saling bersentuhan adalah benda padat dan
cairan, maka benda padat dicelupkan ke dalam cairan (misalnya besi yang panas
dimasukkan ke dalam air). Apabila yang saling bersentuhan adalah cairan, maka kita bisa
menuangkan salah satu cairan ke dalam cairan lainnya (misalnya mencampur air panas
dengan air dingin).
Hukum Ke-O Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang
dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
Sejauh ini kita baru meninjau keseimbangan termal yang dialami oleh dua benda yang
bersentuhan. Untuk memahami konsep keseimbangan termal secara lebih mendalam,
mari kita tinjau 3 benda (sebut saja benda A, benda B dan benda C). Benda C bisa
dianggap sebagai termometer. Misalnya benda A dan benda B tidak saling bersentuhan,
tetapi benda A dan benda B bersentuhan dengan benda C.
Karena bersentuhan, maka setelah beberapa saat benda A dan benda C berada dalam
keseimbangan termal. Demikian juga benda B dan benda C berada dalam keseimbangan
termal.
Berhubung ini bukan permainan logika atau tebak2an, maka perlu dibuktikan
melalui percobaan. Dirimu tidak perlu repot2 membuat percobaan karena om dan tante
ilmuwan yang sudah pensiun di alam baka telah melakukan percobaan. Berdasarkan hasil
percobaan, ternyata benda A dan benda B juga berada dalam keseimbangan termal.
Dalam hal ini, suhu benda A = suhu benda B. Jadi walaupun benda A dan benda B tidak
bersentuhan, tapi karena keduanya bersentuhan dengan benda C, maka benda A dan
benda B juga ikut-ikutan berada dalam keseimbangan termal. Hal ini disimpulkan dalam
sebaris kalimat indah di bawah ini :
“Jika dua benda berada dalam keseimbangan termal dengan benda
ketiga, maka ketiga benda tersebut berada dalam keseimbangan termal satu sama lain.”
Ini adalah hukum ke-0 termodinamika. Kedengarannya agak aneh, jarang-jarang hukum
dimulai dari nol. Kisahnya begini… Setelah para ilmuwan menemukan hukum
termodinamika pertama, kedua dan ketiga, mereka baru sadar kalau hukum ini belum
dinyatakan. Bagaimanapun, hukum ini merupakan dasar bagi hukum termodinamika
pertama, kedua dan ketiga, maka para ilmuwan harus menyatakannya terlebih dahulu.
Munculnya belakangan, lagian ilmuwan juga bingung mau nempelin dimana, ya lebih
bagus dan lebih tepat kalau diberi julukan hukum ke-0 saja.
Proses T-V dan-P Konstan
Jika keadaan berubah, kita akan selalu menunggu sampai temperature dan
tekanan mencapai nilai yang sama secara keseluruhan. Dengan demikian kita hanya
mempertimbangkan keadaan setimbang dari system ketika variable yang
mendeskripsikannya (seperti temperature dan tekanan) sama diseluruh bagian system dan
tidak berubah terhadap waktu. Untuk penjumlahan gas tertentu, ditemukan secara
eksperimen bahwa, sampai pendekatan yang cukup baik, volume gas berbanding terbalik
dengan tekanan yang diberikan padanya ketika temperature dijaga konstan. Yaitu:
V∞ T= konstan
Dimana p adalah tekanan absolute (bukan “tekanan ukur”), sebagai contoh, jika
tekanan pada gas digandakan, maka volume diperkecil sampai setengah nilai awalnya.
Hubungan ini dikenal sebagai hukum boyle. Hukum boyle juga dapat dituliskan
PV= Konstan T= konstan
Yaitu, pada temperature konstan, jika tekanan ataupun volume gas dibiarkan
berubah, variable yang satunya juga berubah sehingga hasil kali PV tetap konstan.
Adapun hukum gas yang kedua yaitu volume gas dengan jumlah gas tertentu berbanding
lurus dengan temperature mutlak ketika tekanan dijaga konstan. Pernyataan ini dikenal
sebagai hukum Charles, dan dituliskan :
V∞ T P=konstan
Hukum gas ketiga, dikenal sebagai hukum Gay-Lussac dari Joseph Gay-Lussac
(1778-1850), menyatakan bahwa pada volume konstan, tekanan gas berbanding lurus
dengan tempertur mutlak.
P∞ T V= konstan
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Mengingat pentingnya konsep termodinamika di dalam kehidupan keseharian kita, maka
penulis menyarankan perlunya kita belajari konsep termodinamika guna memudahkan kita
dalam memecahkan masalah – masalah dalam kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gudangmateri.com/2010/01/termodinamika.html
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar 3. Mengukur suhu air hangat Gambar 4. Mengukur suhu air dingin