Anda di halaman 1dari 21

TUGAS EKSPERIMEN TERMODINAMIKA

(Kesetimbangan dan Konsep Temperatur)

Oleh kelompok 1

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

IKIP MATARAM
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi
kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun hasil eksperimen
pada mata kuliah termodinamika dengan judul “Kesetimbangan dan Konsep
Temperatur”

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad


SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari
jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
berbagai pihak sangat kami harapkan untuk menuju kesempurnaan.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan kami ini.
Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT.
Amin.

Mataram,Oktober, 2011

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman judul

Kata pengatar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah


2. Rumusan masalah
3. Tujuan
4. Ruang lingkup
5. Manfaat penelian

BAB II METODE PENELITIAN

1. Jenis penelitian
2. Bahan dan alat
3. Lokasi dan waktu
4. Hipotesis

BAB III KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian akhir

1. Daftar fustaka
2. Lampiran- lampiran
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic =


'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak
hubungan termodinamika berasal.

Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu
proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika"
biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep
utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super
pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-
setimbang.

Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah


diusulkan bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.

Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini


tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti
mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecual
perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya
termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset
sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.

2. Rumusan masalah
a. Apakah panas, dingin, dan hangat termaksuk suhu ?
b. Bagimana kaitan suhu dengan tekanan ?
c. Bagaimana proses kesetimbangan termal ?

3. Tujuan
a. Ingin mengetahui dan menganalisis apakah panas, dingin, dan hangat
termasuk suhu
b. Ingin mengetahui dan menganalisis kaitan suhu dengan tekanan
c. Ingin mengetahui dan menganalisis proses kesetimbagan termal
BAB II

METODE PENELITIAN

1. Jenis penelitian : EKSPERIMENTAL


2. PELAKSANAAN
a) Hari/tanggal :minggu,30 Oktober
b) Waktu:11.00 wita(sampai selesai)
c) Tempat: jl asakota seruni
3. Alat dan Bahan
 Alat
 Kompor
 Termometer
 Panci
 Gelas kaca
 Bahan
 Es batu
 Air
4. Cara kerja
a) Tiga kelas kaca
b) Gelas pertaman di isi dengan air dingin (es batu), kedua di isi dengan air panas
yang mendidih .ukur suhu es batu dan air panas
c) Campurlah es batu dengan air panas tersebut dalam suatu wadah dengan volume
air yang di sesuaikan
d) Ukur suhu campuran air tersebut dan amati apa yang terjadi.
HASIL PENGAMATAN

No benda perlakuan Hasil pengamatan


1 Air dingin Biarkan dalam Perlaha-lahan es
suatu wadah dan batu mencair,
diukur suhunnya setelah diukur
suhunya
mengunakan
termometer celsius
100c
2 air Air dipanaskan Air mendidih suhu
mengunakan 75oc
kompor
3 Air dingin+air Dicampur dalam Suhu akhir
panas suatu wadah dan cmpuran adalah
diukur suhunya 40oc

 Praktikum II
1. Jenis penelitian : EKSPERIMENTAL ( kaitan suhu dengan tekanan)
2. PELAKSANAAN
a) Hari/tanggal :minggu,30 Oktober
b) Waktu:11.00 wita(sampai selesai)
c) Tempat: jl asakota seruni
3. Alat dan Bahan
 Alat
 Korek Api
 Bahan
 Jerami (penggantinya dengan kertas)
4. Cara kerja
a) Sediakan jerami (diganti dengan kertas) dengan volume yang berbeda-beda
(sedikit, lumayan banyak, banyak)
b) Bakar kertas tersebut di ruang terbuka
c) Amati yang terjadi.
HASIL PENGAMATAN

No Benda Perlakuan Hasil pengamatan


1 Kertas sedikit Dibakar di ruang Angin yang bertiup
terbuka lumayan kencang dan
api yang dihasilkan
kecil
2 Kertas lumayan Dibakar di ruang Kertas dibakar di
banyak terbuka ruang terbuka, angin
yang timbul kencang
dan nyala apinya
besar
3 Kertas banyak Dibakar di ruang Api yang dihasilkan
terbuka makin besar tetapi
anginnya tidak terlalu
kencang.

 Praktikum III
1. Jenis penelitian : EKSPERIMENTAL ( kesetimbangan thermal)
2. PELAKSANAAN
a) Hari/tanggal :minggu,30 Oktober
b) Waktu:11.00 wita(sampai selesai)
c) Tempat: jl asakota seruni
3. Alat dan Bahan
 Alat
 Termometer
 Panci
 Kompor
 Bahan
 Es batu
4. Cara kerja
a) Siapkan panci, kemudian masukkan es batu secukupnya
b) Ukurlah suhu es batu tersebut menggunakan termometer celcius
c) Panaskan es batu yang ada di panci tersebut dengan nyala api yang tidak
terlalu besar
d) Ukur suhu setelah dipanaskan
HASIL PENGAMATAN

No Benda Perlakuan Hasil pengamatan


1 Es batu Dimasukkan dalam Suhu es batu setelah
panci dan ukur diukur menggunakan
suhunya termometer celcius
adalah 30 celcius
2 Es batu Es batu dipanaskan Suhu es batu setelah
hingga mencair dan mencair karena
ukur suhunya dipanaskan adalah 50
celcius
5. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam eksperimen hukum nol termodinamika tentang
kesetimbangan termal, eksperimen ini merupakan eksperimen yang dilakukan untuk
membandingkan teoritis dan praktek khususnya pada hukum nol termodinamika. Sebelum
kami melakukan eksperimen terlebih dahulu kami mengetahui teori tentang hukum nol
termodinamika apakah sama teori dan praktek. Secara teoritis Hukum 0
Termodinamika mengatakan bahwa Apabila dua buah benda yang berada yang berada di
dalam kesetimbangan thermal digabungkan dengan sebuah benda lain, maka ketiga-
tiganya berada dalam kesetimbangan thermal
BAB III

KAJIAN PUSTAKA

1. Landasan teori
Konsep Temperatur

Temperatur (suhu) sebagai perasaan “panas” atau “dingin” bila kita menyentuh suatu benda.
Temperatur sistem : suatu sifat yang menentukan apakah sistem dalam kesetimbangan
termal dengan sistem lainnya.
Isoterm adalah kedudukan semua titik yang menggambarkan keadaan sistem dalam
kesetimbangan termal dengan suatu keadaan dari sistem lain.

→Satuan temperatur : 0C ; 0F &

Temperatur mutlak : K ; 0R
Skala Temperatur

Alat ukur temp → “Termometer”

Ada 4 macam skala temperatur dikenal yaitu :

Gambar 1.4. Skala beberapa jenis temperatur


Titik Triple air: 273,16 K ; 0,010 C ; 491,69 0R ; 32.018 0F
Titik Beku air : 273,15 K ; 0 0C ; 491,670 R ; 32 0F
Titik Didih air : 373,15 K ; 100 0C ; 671,67 0R ; 212 0F
PandanganMakroskopik dan Mikroskopik
I.6.1. PandanganMakroskopik
Uraian suatu sistem dengan menggunakan beberapa sifat yang dapat diukur sebagai koordinat
makroskopik, misalnya:
- Komposisi
- Volume sistem
- Tekanan gas
- Temperatur
Ciri Khas Koordinat Makroskopik
1. Koordinat ini tidak menyangkut pengandaian khusus mengenai struktur materi.
2. Jumlah koordinatnya sedikit
3. Koordinat ini dipilih melalui daya terima indera kita scara langsung.
4. Pada umumnya koordinat ini dapat diukur secara langsung
PandanganMikroskopik
Ciri khas mikroskopik:
1. Terdapat pengandaian secara struktur materi, yaitu molekul dianggap ada.
2. Banyak kuantitas yang harus diperinci
3. Kuantitas yang diperinci tidak berdasarkan penerimaan indera kita
4. Kuantitas ini tidak bisa diukur.
Kesetimbangan Termal
Keadaan setimbang dalam suatu sistem bergantung pada sistem lain yang ada di dekatnya dan
siafat dinding yang memisahkannya.

Dinding → adiabatik atau diaterm.

Gambar Keseimbangan Termal


Kedua sistem mencapai kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, dan tidak ada
perubahan lagi jika dinding adiabat yang memisahkan A dan B digantikan oleh dinding
diaterm.
Maka sistem gabungan akan tetap dalam kesetimbangan termal, disebut sebagai Hukum
Termo ke-Nol.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERCOBAAN PERTAMA ( I )

Ada tiga praktikum yang kita lakukan untuk melengkapi laporan ilmiah ini, praktikum
pertama yaitu mencari perbandingan suhu antara panas dingin dan hangat. Dimana terlihat
perbandingan antara ke tiga objek tersebut. Setelah dipanaskan suhu air mencapai 750 C
suhu air dingin (es batu yang dicairkan) 100 C, kemudian campuran antara air panas air
dingin sehingga menghasilkan air hangat, suhu campuran tersebut mencapai 400C.

Dalam percobaan pertama ini sedikit berbeda dengan teori yang sebelumnya, hal
ini terjadi karena beberapa faktor yaitu
 Kurangnya beberapa alat, seperti gelas ukur sehingga volumenya tidak
diketahui.
 Karena praktikumnya dilakukan di wilayah terbuka jadi suhu lingkungan
sangat berpengaruh.
 Kekeliruan saat membaca termometer.

PERCOBAAN KE-DUA( II )

Pada percobaan kedua ini

Membuktikan keterkaitan suhu dengan tekanan

 Pertama kita bakar kertas yang volumenya sedikit, nyala api yang dihasilkan
kecil, dan tekanan anginnya lumayan kencang/besar
 Kedua, dengan volume kertas yang lumayan, nyala api yang dihasilkan besar
dan tekanan anginnya yang timbul lebih besar dari yang pertama
 Ketiga, dengan volume kertas yang banyak maka akan menghasilkan api yang
jauh lebih besar dari yg sebelumnya, akan tetapi tiupan anginya tidak terlalu
kencang.

PERCOBAAN KETIGA ( III )


Pada percibaan ketiga, yaitu tentang kesetimbangan ternal. Pertama-tama kami
mengukur suhu esbatu dengan menggunakan termometer dan suhunya menunjukan 3oC.
Setelah itu Esbatu dipanaskan diatas kompor dengan api yang kecil. Perlahan lahan Esbatu
meleleh dan setelah diukur suhunya dengan menggunakan termometer suhunya menjadi 5oC.
Tidak setimbang percobaan yang kami lakukan sedikit menyimpang dari teori karena
disebabkan oleh beberapa faktor :

 Kami melakukan percobaan di ruangan terbuka,kemungkinan di pengaruhi


oleh suhu lingkungan
 Disebabkan oleh karena api yang tidak merata.
a. Keseimbangan Termal dan Hukum Ke-O Termodinamika.
Dirimu pernah minum es teh-kah ? atau mungkin es sirup, es susu biasanya kalau
kita mau minum es teh dkk, kita mencampur air panas atau air hangat yang ada di dalam
gelas dengan es batu. Jika diperhatikan secara saksama, es batu perlahan-lahan mulai
mencair. Pada saat es batu mencair, air panas yang ada di dalam gelas menjadi dingin.
Setelah beberapa menit, campuran es batu dan teh hangat pun berubah menjadi es teh
yang begitu sejuk dan mengundang selera… apalagi pas lagi gerah atau kepanasan.
Mencampur es batu dengan air panas dalam gelas hanya merupakan salah satu
contoh saja. Masih banyak contoh lain yang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-
hari. Kalau kita ingin mandi dengan air hangat, biasanya kita mencampur air mendidih
dengan air yang lebih dingin. Ketika kita ingin mendinginkan benda padat, seperti besi
panas, kita bisa mencelupkan besi ke dalam air. Apa yang kita lakukan ini kelihatannya
sederhana dan sepele. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan salah satu konsep
yang penting dalam ilmu fisika.

Keseimbangan Termal.

Sebagaimana yang telah mr.ozan jelaskan pada awal tulisan ini, jika kita ingin
memperoleh air hangat, kita bisa mencampur air panas dengan air dingin. Kita bisa
mengatakan air panas memiliki suhu tinggi sedangkan air dingin memiliki suhu yang
lebih rendah. Setelah dicampur, perlahan-lahan air panas menjadi dingin (suhu air panas
menurun), sebaliknya air dingin menjadi hangat (suhu air dingin meningkat). Beberapa
saat kemudian, campuran air panas dan air dingin berubah menjadi air hangat. Adanya
air hangat menunjukkan bahwa suhu campuran air panas dan air dingin telah sama.
Ketika campuran air panas dan air dingin mencapai suhu yang sama, keduanya dikatakan
berada dalam keseimbangan termal.
Proses yang sama juga terjadi ketika kita memasukan es batu ke dalam
gelas yang berisi teh hangat. Setelah dimasukan ke dalam gelas, es batu mulai mencair
dan air teh yang pada mulanya hangat menjadi dingin. Setelah saling bersenggolan di
dalam gelas, campuran es batu dan teh hangat pun berubah menjadi es teh yang sejuk dan
mengundang selera. Adanya es teh menujukan bahwa suhu campuran sama. Ketika es
batu dan teh hangat mencapai suhu yang sama, keduanya dikatakan berada dalam
keseimbangan termal.
Pada dasarnya, dua benda dikatakan berada dalam keseimbangan termal, jika
setelah bersentuhan, kedua benda tersebut mencapai suhu yang sama. Misalnya terdapat
2 benda, sebut saja benda A dan benda B. Pada mulanya benda A memiliki suhu tinggi
(benda A panas) sedangkan benda B memiliki suhu rendah (Benda B dingin). Setelah
bersentuhan cukup lama, kedua benda tersebut mencapai suhu yang sama. Dalam hal ini,
benda A dan benda B dikatakan berada dalam keseimbangan termal. Untuk memperjelas,
amati gambar di bawah….
Ini cuma ilustrasi saja. Gambar ini kayaknya lebih cocok untuk benda padat.
Perlu diketahui bahwa benda yang bersentuhan bisa berupa benda padat, cair atau gas.
Apabila yang saling bersentuhan adalah benda padat, maka kedua benda bisa ditempelin
seperti gambar di atas. Sebaliknya, jika yang saling bersentuhan adalah benda padat dan
cairan, maka benda padat dicelupkan ke dalam cairan (misalnya besi yang panas
dimasukkan ke dalam air). Apabila yang saling bersentuhan adalah cairan, maka kita bisa
menuangkan salah satu cairan ke dalam cairan lainnya (misalnya mencampur air panas
dengan air dingin).
Hukum Ke-O Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang
dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
Sejauh ini kita baru meninjau keseimbangan termal yang dialami oleh dua benda yang
bersentuhan. Untuk memahami konsep keseimbangan termal secara lebih mendalam,
mari kita tinjau 3 benda (sebut saja benda A, benda B dan benda C). Benda C bisa
dianggap sebagai termometer. Misalnya benda A dan benda B tidak saling bersentuhan,
tetapi benda A dan benda B bersentuhan dengan benda C.
Karena bersentuhan, maka setelah beberapa saat benda A dan benda C berada dalam
keseimbangan termal. Demikian juga benda B dan benda C berada dalam keseimbangan
termal.
Berhubung ini bukan permainan logika atau tebak2an, maka perlu dibuktikan
melalui percobaan. Dirimu tidak perlu repot2 membuat percobaan karena om dan tante
ilmuwan yang sudah pensiun di alam baka telah melakukan percobaan. Berdasarkan hasil
percobaan, ternyata benda A dan benda B juga berada dalam keseimbangan termal.
Dalam hal ini, suhu benda A = suhu benda B. Jadi walaupun benda A dan benda B tidak
bersentuhan, tapi karena keduanya bersentuhan dengan benda C, maka benda A dan
benda B juga ikut-ikutan berada dalam keseimbangan termal. Hal ini disimpulkan dalam
sebaris kalimat indah di bawah ini :
“Jika dua benda berada dalam keseimbangan termal dengan benda
ketiga, maka ketiga benda tersebut berada dalam keseimbangan termal satu sama lain.”
Ini adalah hukum ke-0 termodinamika. Kedengarannya agak aneh, jarang-jarang hukum
dimulai dari nol. Kisahnya begini… Setelah para ilmuwan menemukan hukum
termodinamika pertama, kedua dan ketiga, mereka baru sadar kalau hukum ini belum
dinyatakan. Bagaimanapun, hukum ini merupakan dasar bagi hukum termodinamika
pertama, kedua dan ketiga, maka para ilmuwan harus menyatakannya terlebih dahulu.
Munculnya belakangan, lagian ilmuwan juga bingung mau nempelin dimana, ya lebih
bagus dan lebih tepat kalau diberi julukan hukum ke-0 saja.
Proses T-V dan-P Konstan
Jika keadaan berubah, kita akan selalu menunggu sampai temperature dan
tekanan mencapai nilai yang sama secara keseluruhan. Dengan demikian kita hanya
mempertimbangkan keadaan setimbang dari system ketika variable yang
mendeskripsikannya (seperti temperature dan tekanan) sama diseluruh bagian system dan
tidak berubah terhadap waktu. Untuk penjumlahan gas tertentu, ditemukan secara
eksperimen bahwa, sampai pendekatan yang cukup baik, volume gas berbanding terbalik
dengan tekanan yang diberikan padanya ketika temperature dijaga konstan. Yaitu:
V∞ T= konstan
Dimana p adalah tekanan absolute (bukan “tekanan ukur”), sebagai contoh, jika
tekanan pada gas digandakan, maka volume diperkecil sampai setengah nilai awalnya.
Hubungan ini dikenal sebagai hukum boyle. Hukum boyle juga dapat dituliskan
PV= Konstan T= konstan
Yaitu, pada temperature konstan, jika tekanan ataupun volume gas dibiarkan
berubah, variable yang satunya juga berubah sehingga hasil kali PV tetap konstan.
Adapun hukum gas yang kedua yaitu volume gas dengan jumlah gas tertentu berbanding
lurus dengan temperature mutlak ketika tekanan dijaga konstan. Pernyataan ini dikenal
sebagai hukum Charles, dan dituliskan :
V∞ T P=konstan
Hukum gas ketiga, dikenal sebagai hukum Gay-Lussac dari Joseph Gay-Lussac
(1778-1850), menyatakan bahwa pada volume konstan, tekanan gas berbanding lurus
dengan tempertur mutlak.
P∞ T V= konstan

BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Termodinamika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang membahas hubungan


antara panas dan kerja yang menyebabkan perubahan suatu zat. Maksudnya apabila suatu
zat atau benda diberi panas (suhunya dinaikkan).
Jika kita ingin memperoleh air hangat, kita bisa mencampur air panas dengan air
dingin. Kita bisa mengatakan air panas memiliki suhu tinggi sedangkan air dingin
memiliki suhu yang lebih rendah. Setelah dicampur, perlahan-lahan air panas menjadi
dingin (suhu air panas menurun), sebaliknya air dingin menjadi hangat (suhu air dingin
meningkat). Beberapa saat kemudian, campuran air panas dan air dingin berubah
menjadi air hangat. Adanya air hangat menunjukkan bahwa suhu campuran air panas dan
air dingin telah sama. Ketika campuran air panas dan air dingin mencapai suhu yang
sama, keduanya dikatakan berada dalam keseimbangan termal

3.2 Saran
Mengingat pentingnya konsep termodinamika di dalam kehidupan keseharian kita, maka
penulis menyarankan perlunya kita belajari konsep termodinamika guna memudahkan kita
dalam memecahkan masalah – masalah dalam kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta :


Penerbit Erlangga
http://aktifisika.wordpress.com/2009/02/25/termodinamika/

http://www.gudangmateri.com/2010/01/termodinamika.html
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1. Penetralan termometer pada


Gambar 2. Mengukur suhu air panas
es batu

Gambar 3. Mengukur suhu air hangat Gambar 4. Mengukur suhu air dingin

Anda mungkin juga menyukai