Anda di halaman 1dari 7

TP TEST COMPARED TO TUBEX TEST IN DIAGNOSIS OF

TYPHOID FEVER
CRITICAL APPRAISAL EVIDENCE BASED MEDICINE
BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

Disusun oleh :
Rossalia Visser (1102015209)
Kelompok:
B-10

Dosen Pembimbing :
DR. dr. Diniwati Mukhtar , AIFM

Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
2018
1. Skenario
Tn.A 21 tahun datang ke RS ternama di Jakarta dengan keluhan demam naik-turun
selama 5 hari setelah sebelumnya makan di warung kaki lima. Pada anamnesis
pasien mengatakan pasien merasa demam yang meningkat pada sore hari. Pasien
juga merasa sakit kepala, nyeri otot, diare dan mual hingga memutuskan untuk
datang ke dokter. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg,
frekuensi nadi 50x/menit, frekuensi nafas 20x/menit suhu 39 derajat celcius, bibir
pucat serta kering dan lidah yang berselaput (Coated Tongue). Dokter mencurigai
pasien terkena demam tifoid dan memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lab.
Sebelumnya dokter pernah membaca tentang pemeriksaan TP Test (Typhoid
Paratyphoid Test) yang dikatakan lebih akurat untuk mendiagnosis demam tifoid
dibandingkan dengan pemeriksaan TUBEX.
2. Pertanyaan
Foreground question:
Bagaimanakah tindakan yang paling tepat antara pemeriksaan TP Test
dibandingkan pemeriksaan TUBEX dalam mendiagnosis demam tifoid?
III. PICO
Problem = Laki-laki dengan gejala demam tifoid
Intervention = Pemeriksaan TP Test
Comparative = Pemeriksaan TUBEX
Outcome = Diagnosis demam tifoid dengan pemeriksaan Tp Test
dibandingkan TUBEX
IV. Kata kunci
Typhoid Fever AND Tp Test AND TUBEX
V. Situs pencarian
http://search.ebscohost.com/
VI. Limitasi
Full text dan 5 tahun
VII. Hasil pencarian = 2 artikel
1. Comparison of the Performance of the TPTest, Tubex, Typhidot and Widal
Immunodiagnostic Assays and Blood Cultures in Detecting Patients with
Typhoid Fever in Bangladesh, Including Using a Bayesian Latent Class
Modeling Approach.

1
2. Plasma IgA responses against two Salmonella Typhi antigens identify patients
with typhoid fever.
VIII. Artikel yang dipilih
1. Comparison of the Performance of the TPTest, Tubex, Typhidot and Widal
Immunodiagnostic Assays and Blood Cultures in Detecting Patients with
Typhoid Fever in Bangladesh, Including Using a Bayesian Latent Class
Modeling Approach.

CRITICAL APPRAISAL
I. VALIDITY

1. Menentukan ada atau tidaknya perbandingan yang dilakukan secara


independent dan blind terhadap suatu standar rujukan (gold standard).

Jawab:
Penelitian dilakukan secara blind, prospektif, namun tidak terdapat standar
rujukan baku (gold standard) sehingga digunakan metode Bayesian (Bayesian
latent class modeling approach) untuk menentukan sensitivitas dan spesifisitas
dari metode diagnosis yang dibandingkan pada penelitian ini.

2
2. Menentukan kesesuaian antara sample pasien penelitian dengan spectrum
penderita pada setting praktek klinik saat uji diagnostic tersebut akan
dipublikasikan.

Jawab:
Sampel pasien penelitian sesuai dengan spektrum penderita pada setting
praktek klinik saat uji diagnostik, yaitu pemeriksaan Tp Test sebagai
pemeriksaan yang akan dilakukan untuk mendiagnosis demam tifoid
kemudian dibandingkan dengan pemeriksaan TUBEX.

3. Melihat ada tidaknya kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian

Jawab:
Ada, kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien usia 1- 59 tahun, untuk
pasien perempuan sedang tidak hamil, menderita demam ≥ 39° C selama 3-7
hari, dan tidak menunjukkan gejala penyakit lainnya yang khas.

3
4. Melihat ada tidaknya rujukan standar dilakukan tanpa melihat hasil uji
diagnostik.

Jawab:

Tidak ada rujukan standar yang dilakukan tanpa melihat hasil uji diagnostic.
Kultur sumsum tulang selama ini dianggap sebagai gold standard dalam
diagnosis demam tifoid, namun hampir tidak pernah dilakukan karena bersifat
invasif.

4
II. IMPORTANCE

5. Menentukan sensitivity, spesificity, LR

Jawab:

 Likehood Ratio ((LR) TPTest:

𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦 0,960 0,960


LR (+) = = = = 28,2
(1−𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐𝑖𝑡𝑦) (1−0,966) 0,034

(1−𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑣𝑖𝑡𝑦) (1−0,960) 0,040


LR (-) = = = = 0,041
𝑠𝑝𝑒𝑐𝑖𝑓𝑖𝑐𝑖𝑡𝑦 0,966 0,966

Efek pada kemungkinan penyakit: Besar [ (LR +) > 10 dan (LR -) < 0,1 ]

 Likehood Ratio (LR) TUBEX:

𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦 0,602 0,602


LR (+) = = = = 5,96
(1−𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐𝑖𝑡𝑦) (1−0,899) 0,101

(1−𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑣𝑖𝑡𝑦) (1−0,602) 0,398


LR (-) = = = = 0,442
𝑠𝑝𝑒𝑐𝑖𝑓𝑖𝑐𝑖𝑡𝑦 0,899 0,899

Efek pada kemungkinan penyakit : Sedang [ (LR +) <10 dan (LR -) < 0,1]

5
III. APPLICABILITY

6. Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien ( available, affordable,


accurate, precise)
 Available : Metode pemeriksaan yang dilakukan pada penelitian ini
tersedia dan bisa dilakukan pada pasien dalam kasus ini.

 Affordable : Tp Test membutuhkan fasilitas laboratorium yang cukup


canggih dan waktu pengerjaan yang cukup lama. Namun saat ini metode
baru sedang dikembangkan supaya pemeriksaan ini lebih cepat dan
sederhana.

 Acurate : Pemeriksaan yang akurat dengan sensitivitas dan spesifisitas


tertinggi diantara pemeriksaan lainnya.

 Precise = Presisi, tepat, dan sensitive dalam mendiagnosis demam tifoid.

7. Menentukan penghitungan pre-test probability pasien

𝑎+𝑐 28+1 29
Pretest Probablity (PP) = = = = 0,26
𝑎+𝑏+𝑐+𝑑 28+0+1+79 108

8. Menentukan manfaat uji diagnostic terhadap pasien

Pada pasien dapat menentukan pemeriksaan mana yang lebih efektif untuk
menegakkan diagnosis.

Anda mungkin juga menyukai