Anda di halaman 1dari 15

F.

6 Upaya Pengobatan Dasar

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PMKP) Dan


Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

LAPORAN KASUS HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Program Dokter


Internsip Indonesia

Oleh :

dr. Mohamad Rizki Lamatenggo

Pendamping :

dr. Hj. A. Silviani

PUSKESMAS LAMPA

KABUPATEN PINRANG

PROVINSI SULAWESI SELATAN

2018
F.6 Upaya Pengobatan Dasar

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Mohamad Rizki Lamatenggo

Judul Laporan : Laporan Kasus Hiperemesis Gravidarum

Laporan Kasus Hiperemesis Gravidarum telah disetujui guna melengkapi tugas


Dokter Internsip Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) Dan
Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) Di Upaya Pengobatan Dasar

Pinrang, Juni 2018

Mengetahui,

Pendamping Dokter Internsip

dr. Hj. A. Silviani


F.6 Upaya Pengobatan Dasar

BAB I
STATUS PENDERITA

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SN
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SLTP
Alamat : Paria
Tanggal masuk : 14 Mei 2018

Nama Suami : Tn. AM


Umur : 28 tahun
Alamat : Paria
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan Terakhir : SLTP

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara heteroanamnesis dengan pasien dan keluarga
pasien pada hari Senin tanggal 14 Mei 2018 di bangsal Puskesmas Lampa
 Keluhan Utama :
Pasien datang ke Ruangan KIA/KB Puskesmas Lampa karena mual
dan muntah.
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan mual dan muntah sejak kemarin 3 hari
yang lalu (12 Mei 2018). Mual muntah awalnya hanya terjadi pada
pagi hari saja dan terjadi setelah makan dan minum, namun sejak 2
hari sebelumnya muntah yang dialami > 10 kali per hari dengan
volume kurang lebih 1/2 - 3/4 gelas besar. Isi yang dimuntahkan
berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya, pada
F.6 Upaya Pengobatan Dasar

muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual dan muntah semakin


bertambah berat bila setelah makan dan minum, dan berkurang saat
istirahat. Selain itu pasien juga mengeluh badan terasa lemas sehingga
tak mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, bibir
terasa kering, nafsu makan dirasakan menurun karena pasien takut
muntah. BAB dan BAK dirasakan semakin menurun. Pasien juga
mengeluh nyeri ulu hati dan berat badan menurun. Pasien mengaku
tidak ada permasalahan dalam kehidupan rumah tangganya maupun
dalam pekerjaan.
 Riwayat Haid :
Menarche : 14 tahun
Haid : teratur
Siklus : 28 hari
Lama Haid : ± 5 hari
Hari Pertama Haid Terakhir : 13 Februari 2018
Hari Perkiraan Lahir : 20 November 2018
 Riwayat Nikah :
Merupakan pernikahan yang pertama dan sudah sudah berjalan 8
tahun.
 Riwayat Obstetri :
G2P1A0
1. Perempuan, aterm, berat badan lahir 3000 gram, lahir spontan di
tolong oleh bidan, sekarang usia 7 tahun, sehat
2. Hamil ini.
 Riwayat Keluarga Berencana (KB) :
Pasien mengaku menggunakan KB suntik 3 bulanan, sudah berhenti
2,5 tahun yang lalu.
 Riwayat Ante Natal Care (ANC) :
Pasien memeriksakan kehamilannya di bidan 3 kali, belum
mendapatkan imunisasi TT
 Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
F.6 Upaya Pengobatan Dasar

- Riwayat Asma : disangkal


- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
- Riwayat Alergi Obat : disangkal
- Riwayat Gastritis : disangkal
- Riwayat penyakit selama kehamilan: disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
- Riwayat Asma : disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
 Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suami bekerja
sebagai swasta, mempunyai 1 orang anak.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Senin tanggal 14 Mei 2018 di
Puskesmas Lampa

Status internus

 Keadaan Umum : tampak lemas


 Kesadaran : composmentis
 Tanda Vital :
 Tekanan Darah : 100 / 70 mmHg
 Nadi : 104 x / menit, isi dan tegangan kurang
 Pernapasan : 22 x / menit, teratur
 Suhu : 37,5 0C
 Mata : mata cekung (+/+), konjungtiva palpebra anemis (+/+),
sklera ikterik (-/-)
 Telinga : discharge (-/-)
 Hidung : discharge (-/-), napas cuping hidung (-/-)
 Mulut : sianosis (-), bibir kering (+)
F.6 Upaya Pengobatan Dasar

 Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)


 Thorak :
Cor : BJ I, II reguler, bising (-)
konfigurasi jantung dalam batas normal
Pulmo : SD vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
 Abdomen : TFU tidak teraba, turgor kulit menurun, bising usus (+) ,
nyeri
tekan epigastrium (+)
 Ekstremitas :
Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Refleks Fisiologis +N/+N +N/+N
Refleks Patologis -/- -/-
Status Ginekologi

VT : fluor (-), fluksus (-)


Vagina/Uretra/Vulva : tak ada kelainan
Portio : sebesar jempol tangan
OUE : tertutup
Adnekasa parametrium : tak ada kelainan
Cavum douglass : tak ada kelainan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


-

V. DIAGNOSA KERJA

G2P1A0, usia 26 tahun, UK 12 minggu 6 hari


Hiperemesis Gravidarum
VI. PENATALAKSANAAN
 Infus RL 20 tpm
 Injeksi Ondansetron amp/12 jam/iv
 B Comp 1 dd 1
F.6 Upaya Pengobatan Dasar

VII.PROGNOSIS
Quo Ad Visam : dubia ad bonam
Quo Ad Sanam : dubia ad bonam
Quo Ad fungionam : dubia ad bonam
Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
F.6 Upaya Pengobatan Dasar

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hiperemesis Gravidarum.


Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang
begitu hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan
mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan
terdapat aseton dalam urin.1-4

B. Etiologi
Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan,
kebanyakan perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan
nutrisi dengan diet dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester
pertama. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi adal beberapa
ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan endokrin, biokimia
dan psikologis.1,2 Faktor-faktor yang menjadi predisposisi diantaranya:2,3
a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
hehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b) Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolik.
c) Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan,
rasa takut terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul
tanggung jawab dan sebagainya.
d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

C. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum
diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh
berikut:2
a) Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak
sentilobuler tanpa nekrosis.
F.6 Upaya Pengobatan Dasar

b) Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai


perdarahan sub-endokardial.
c) Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.
d) Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.

D. Klasifikasi
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan,
yaitu:1,2
a) Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap
makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium,
muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu,
dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100x/ menit
dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering,
turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.
b) Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/
menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah
kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan
cepat menurun.
c) Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah
berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis,
nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.

E. Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya:1,2
a) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari
terganggu.
b) Tanda vital: nadi meningkat 100 x / menit, tekanan darah menurun
pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran.
c) Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun,
pada vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan,
konsistensinya lunak, pada pemeriksaan inspekulo seviks berwarna
biru.
F.6 Upaya Pengobatan Dasar

d) Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan


dan kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan
mola hidatidosa.
e) Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton
dan proteinuria.

F. Gejala Klinik.
Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering
dijumpai adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (saliva
yang berlebihan), tanda-tanda dehidrasi, hipotensi dan takikardi.
Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemia, dan
peningkatan hematokrit.1,2,3

G. Diagnosis Banding
Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan
mempunyai gejala muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan. Beberapa
penyakit tersebut antara lain:
a) Appendicitis akut.
Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan
perut sangat menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa
appendicitis akut keluhan tersebut sedikit bahkan tidak ada. Tanda-
tanda defance musculare juga bisa dijadikan petunjuk membedakan
hamil dengan appendictis akut dan tanpa appendicitis akut.
b) Ketoasidosis diabetes.
Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil
mempunyai riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil
apalagi disertai dengan penurunan kesadaran dan pernafasan
kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan keton, pemeriksaan gula
darah, dan pemeriksaan gas darah.
c) Gastritis dan ulkus peptikum.
Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien
mempunyai riwayat makan yang tidak teratur, dan sering
menggunakan NSAID. Keluhan nyeri epigastrium tidak terlalu dapat
membedakan dengan wanita hamil yang tanpa gastritis/ulkus
F.6 Upaya Pengobatan Dasar

peptikum karena hampir semua pasien dengan hiperemesis


gravidarum mempunyai keluhan nyeri epigastrium yang hebat.
Pasien dengan gastroenteritis selain menunjukkan gejala muntah-
muntah, juga biasanya diikuti dengan diare. Pasien hiperemesis
gravidarum yang murni karena hormon jarang disertai diare.
d) Hepatitis.
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat
biasanya sudah menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai
peningkatan Serum Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT)
dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) yang nyata.
Kadang-kadang sulit membedakan pasien hiperemesis gravidarum
tingkat III (tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya tidak
menderita hepatitis dengan wanita hamil yang sebelumnya memang
sudah menderita hepatitis.
e) Pankreatitis akut
Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum
alkohol berat. Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri epigastrium,
kadang-kadang agak ke kiri atau ke kanan. Rasa nyeri dapat
menjalar ke punggung, kadang-kadang nyeri menyebar di perut dan
menjalar ke abdomen bagian bawah. Pemeriksaan serum amylase
dapat membantu menegakkan diagnosis.
f) Tumor serebri.
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah
yang hebat juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang
terjadi hampir setiap hari, gangguan keseimbangan, dan bisa pula
disertai hemiplegi. Pemeriksaan CT scan kepala pada wanita hamil
sebaiknya dihindari karena berbahaya bagi janin.
F.6 Upaya Pengobatan Dasar

H. Komplikasi 1
a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya
diplopia, palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak
segera ditangani akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia,
menurunnya kemampuan untuk beraktivitas), ataupun kematian.
Komplikasi yang perlu diperhatikan adalah Ensephalopati Wernicke.
Gejala yang timbul dikenal sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-
otot ekstrinsik bola mata (oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur
(ataksia), dan bingung.
b. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan
kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

I. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu
dilaksananakan dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan
dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4
bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang berminyak dan
berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Defekasi yang teratur hendaknya
dapat teratur.1,2,3

J. Penatalaksanaan 1-4
 Obat-obatan.
Apabila keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan
pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital,
vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistamin juga
dianjurkan. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti
prometazin (avopreg), proklorperazin, atau mediamer B6.
 Isolasi.
Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya
dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah
berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar
F.6 Upaya Pengobatan Dasar

dan tidak diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-
kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang
tanpa pengobatan.
 Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
 Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter
sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya
vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein,
dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan.
urin perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan
bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali
sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya
menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan
keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman,
dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak
cair.
Penghentian kehamilan dilakukan bila keadaan umum memburuk
melalui pertimbangan beberapa aspek meliputi pemeriksaan medik dan
psikiatrik, manifestasi klinis berupa:
 Gangguan kejiwaan: delirium, apatis, somnolen sampai koma,
gangguan jiwa Ensephalopati Wernick.
 Gangguan penglihatan: perdarahan retina, kemunduran visus.
 Gangguan faal: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk
anuria, jantung dan pembuluh darah dalam bentuk nadi meningkat
dan tekanan darah menurun.
F.6 Upaya Pengobatan Dasar

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. 2007. Hiperemesis Gravidarum. Dalam:


Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hal 814-818.
2. Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Sinopsis
Obstetri. Jakarta: EGC. Hal 141-142.
3. Tim Obsgin RSUD Ulin- FK UNLAM. 2008. Hiperemesis Gravidarum.
Dalam: Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Banjarmasin:
Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi RSUD ULIN – FK UNLAM
Banjarmasin. Hal 51-52.
4. Ogunyemi DA. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from:
http://www.emedicine.com (Accesed : 18 Maret 2013).
F.6 Upaya Pengobatan Dasar

LAPORAN KEGIATAN

Peserta dr. Mohamad Rizki Tanda Tangan :


Lamatenggo

Pendamping dr. Hj. A. Silviani Tanda Tangan :

Nama Wahana Puskesmas Lampa

Tujuan Pelaksanaan Melakukan tatalaksana terhadap pasien dengan


Hiperemesis Gravidarum
Hari / Tanggal Senin / 14 Mei 2018

Waktu Pukul 19.42

Tempat Puskesmas Lampa

Anda mungkin juga menyukai