OLEH:
KELOMPOK 7
Pemeriksaan Fisik
Kepala : kulit kepala normal, tidak ada hematoma, lesi atau kotor. Rambut
mudah patah saat dicabut, hitam tanpa uban, dan bersih.
Mata : mata klien secara umum normal, bentuk simetris, konjungtiva
tampak anemis, sklera tidak ikterik, pupil dapat merespon terhadap
cahaya, palpebra normal, tidak ada oedema. Lensa mata normal, jernih,
visus mata kanan dan kiri normal. Tampak garis kehitaman pada kelopak
mata klien bagian bawah.
Hidung : Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi, polip, epistaksis,
gangguan indera pencium, atau secret.
Mulut : Mulut klien normal, dimana gigi klien normal, tidak ada lubang,
dan tidak ada gigi palsu. Bibir klien kering, tidak stomatitis, dan tidak
sianosis. Gusi klien berwarna merah, lidah klien tampak kotor.
Telinga : telinga klien simetris, bersih, dan tidak ada gangguan
pendengaran.
Leher : leher klien normal, tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada kaku
kuduk, tidak ada hematoma, tida ada lesi.
Tenggorokan klien normal, tidak ada nyeri tekan, tidak hipremis, dan tidak
ada pembesaran tonsil.
Dada : bentuk dada klien normal
Pulmo : Inspeksi : pengembangan dada simetris. Palpasi : Fremitus taktil
kanan sama dengan kiri. Perkusi : pulmo kanan dan kiri sonor. Auskultasi :
vesikuler pada pulmo kanan dan kiri
Cor : Inspeksi: ictus cordis tidak nampak. Palpasi : Ictus cordis teraba pada
mid clavicula sic 5, Perkusi : menunjukkan batas jantung normal.
Auskultasi : Bunyi jantung I (SI) di ruang intercosta V sebelah kiri, Bunyi
jantung II (SII) di ruang intercosta II sebelah kanan, Bunyi jantung III
(SIII) tidak ada, murmur tidak ada.
Abdomen : inspeksi : bentuk agak cembung. Palpasi : adanya nyeri tekan
pada perut bawah. Auskultasi : peristaltik permenit.
Genetalia : Laki-laki : normal, tidak ada perdarahan.
Rektum : Normal, tidak ada hemoroid, tidak ada prolaps, dan tidak ada
tumor.
Ekstremitas :
atas : Kekuatan otot ka/ki : 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif
bawah : kekuatan otot ka/ki: 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif
G. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake makanan yang kurang.
H. Patofisiologi Ca Colorectal
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi
dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi,
kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar
dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh
minuman yang beralkohol, khususnya bir. Kanker kolon dan rektum terutama
berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam
usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang
kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal dan
meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar,
tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai
striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi
rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum
dan kolon asendens. Tumor dapat menyebar melalui :
1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam
kandung kemih (vesika urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe
perikolon dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon
mengalirkan darah balik ke sistem portal.
(Guyton & Hall, 2007)
Penurunan peristaltik
Kolonosit
Adenomatosa
Kanker colorectal
Kolostomi
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
J. Nursing Care Plan