Disusun Oleh :
Kelompok 5
Ika Mardiana (1512120070)
Trendy Edward (1712129004P)
Struktur Organisasi
Jejaring Informasi
Sistem Penghargaan
Jika kita membawa organisasi ke dalam lingkungan bisnis yang di dalamnya customer
memegang kendali bisnis, maka keberhasilan organisasi untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam lingkungan tersebut ditentukan oleh :
Oleh karena itu, jika kita membawa perusahaan ke dalam lingkungan tersebut, dengan
struktur organisasi yang berfokus ke kepentingan produser (bukan customer), yang sarat
dengan pengendalian (bukan inovasi), dan yang didesain untuk mempertahankan status quo,
maka kelangsungan hidup organisasi akan terancam, karena desain struktur organisasinya
tidak sesuai dengan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan.
Begitu pula jika misalnya kita memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, yang
menuntut organisasi memiliki karakteristik : cepat, fleksibel, terpadu dan inovatif, namun kita
mendesain organisasi hierarkhis fungsional dengan jenjang yang tinggi. Meskipun organisasi
tersebut dijalankan oleh manajer yang smart, menggunakan balanced scorecard dalam
perencanaan strategik, dan menggunakan activity-based budgetingdalam sistem penyusunan
anggaran, organisasi tersebut tidak akan mampu berfungsi dengan baik dalam lingkungan
bisnis turbulen tersebut. Hal yang sama akan terjadi apabila misalnya perusahaan sudah
mendesain struktur organisasi, jejaring informasi, dan sistem penghargaan yang sesuai
dengan tuntutan lingkungan bisnis global, namun masih menggunakan proses SPPM, seperti
functional- based budgeting, dan strateginya masih difokuskan pada usaha untuk
mengalahkan pesaing, maka tujuan untuk menjadikan organisasi sebagai institusi pencipta
kekayaan tidak akan berhasil.
STRUKTUR ORGANISASI
Penilaian kinerja dilakukan dengan menetapkan ukuran kinerja setiap tipe pusat
pertanggungjawaban tersebut. Karakteristik yang sangat menonjol dalam ukuran kinerja yang
digunakan untuk mengukur kinerja pusat pertanggungjawaban adalah semua ukuran kinerja
berupa ukuran keuangan. Biaya, pendapatan, laba, return on investment atau residual income
merupakan ukuran kinerja yang secara luas digunakan untuk mengukur kinerja pusat
pertanggungjawaban.
Ada empat tren yang berdampak mendasar terhadap pendekatan pengorganisasian modal
manusia :
ORGANISASI MATRIKS
Terdapat dua kelemahan berkaitan dengan organisasi matriks. Pertama, tujuan yang
dicapai oleh manajer produk / proyek bukan improvement terhadap sistem, namun untuk
mengelola sistem yang telah ada, untuk secara sederhana menyelesaikan krisis, dan
mendorong komunikasi lintas fungsional. Kedua, meskipun manajer produk/ proyek maasih
berbagi sumber daya, fasilitas dan peralatan, serta manajer dapat mulai bersaing satu sama
lain untuk memperebutkan sumber daya, dan gagal bekerja sama untuk mengoptimumkan
kinerja untuk semua customer.
Telah banyak usaha yang ditempuh untuk mencari alternatif pengorganisasian modal
manusia, selain dengan pendekatan fungsional hierarkis. Usaha-usaha tersebut dibagi menjadi
dua kelompok berikut ini :
Komite. Komite dibentuk untuk menyediakan forum komunikasi, koordinasi dan partisipasi.
Jika digunakan semestinya, komite menyediakan badan koordinasi yang memandu tim ad hoc
untuk memastikan bahwa pekerjaan berbagai tim ad hoc dalam mencapai seluruh tujuan
organisasi sesuai satu dengan yang lainnya.
Customer internal. Pendekatan ini mendorong personel untuk memandang bahwa proses
berikutnya adalah customer. Berdasarkan pandangan ini, personel didorong untuk
menyelesaikan masalah yang timbul dalam fungsinya, dan tidak melemparkan masalah
tersebut ke proses berikutnya.
Pendekatan ini menyadari adanya sistem lintas fungsional, dan mendefinisikan kembali
peran dan tanggung jawab manajer berdasarkan kesadaran tersebut. Pendekatan kepemilikan
sistem terdiri atas tiga sistem :
Customer-Driven Innovation
1. Penerimaan order
2. Pengiriman order
3. Akuntansi khusus
4. Customer service