Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKAWINAN MUDA PEREMPUAN

Judul : Faktor yang mempengaruhi perkawinan muda perempuan

Kata kunci : Tempat tinggal, pendidikan , kawin muda (Residence, education, early marriage)

Penulis Jurnal : Mariyatul Qibiyah , Departemen Biostatika dan Kependudukan, Fakultas


Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Waktu Penelitian : Mei 2014

Penelaah jurnal : Kelompok 5

Tanggal telaah : 21 Agustus 2018

I. Deskripsi Jurnal

A. Tujuan Utama Penulisan


Menganalisis pengaruh faktor sosial, ekonomi, budaya terhadap usia kawin pertama
muda wilayah urban dan rural di Kabupaten Tuban.
B. Hasil Penelitian
Usia kawin pertama perempuan lebih tinggi didaerah perdesaan daripada perkotaan,
dimana 54,84% responden bertempat tinggal di wilayah desa atau rural sementara 45,16
% tinggal diwilayah kota atau urban. Mayoritas responden berpendidikan hingga tingkat
SMP, yaitu sebesar 40,3% dan hanya hanya 1,6% yang melanjutkan pendidikan hingga
perguruan tinggi. Perkerjaan responden dalam penelitian ini merujuk pada kegiatan
responden sehari-hari untuk mendapatkan uang sebelum menikah pertama kali. Sebanyak
59,7% responden bekerja sebagai karyawan swasta dan 33,9% tidak bekerja. Mayoritas
responden mengatakan tidak memiliki penghasilan sebelum menikah yaitu sebanyak
33,9%. 27,4% responden memiliki penghasilan Rp 600,000 s/d Rp 1,1440,400 dan
hanya 1,6% yang berpenghasilan lelbih dari Rp 3,000,000 tiap bulan. Responden yang
setuju adanya pacaran sebanyak 69,4% , menjawab sangat setuju sebanyak 3,2% dan
27,4% tidak setuju terhadap pacaran. Persepsi individu terhadap “perawan tua” adalah
adanya peilaian negatif atau rasa takut responden jika belum menikah hingga usia lebih
dari 17 tahun. Sebesar 50% responden merasa takut dan 6,5% sangat takut, 37,1% tidak
takut. Dari jumlah responden sebanyak 62 orang, rentang usia kawin pertama responden
adalah 15 hingga 20 tahun. Mayoritas responden menikah pertama kali di usia 19 tahun,
yaitu 25,8%. Persentase usia kawin pertama perempuan terendah adalah diusia 15 tahun
dan 16 tahun masing-masing sebanyak 6,5%. Sebanyak 35,5% responden menikah di
usia muda yaitu kurang dari 18 tahun.
C. Kesimpulan Jurnal
Perkawinan muda perempuan diwilayah urban dan rural Kabupaten Tuban dipengaruhi
oleh faktor sosial yang meliputi tempat tinggal dan tingkat pendidikan responden. Faktor
ekonomi yang meliputi pekerjaan dan penghasilan serta faktor budaya yang meliputi
persepsi pacaran dan persepsi tentang “perawan tua” tidak memiliki pengaruh terhadap
perkawinan muda perempuan diwilayah urban dan rural KabupatenTuban.

II. Telaah Jurnal

1. Fokus Utama Penelitian


Early marriage was still happened in Indonesia, in Indonesia, in the city and also in
the village with different social, economic, and culture background. The percentage of
early marriage in Indonesia still high, ranked 37 in the world and the second highest
in Southeast Asia. Early marriage can lead to negative effects on education,
socioeconomic, demographic, psychological, and health. This study aims to analyze the
influence of social, economic, and cultural factors to the age of first marriage in urban
an rural areas in Kabupaten Tuban.

Berdasarkan bagian pendahuluan diatas penulis menjelaskan bahwa pernikahan muda


masih banyak terjadi di Indonesia, baik di wilayah perkotaan maupun di pedesaan.
Persentasi perkawinan muda masih tergolong tinggi yaitu peringkat ke 37 di dunia dan
tertinggi ke dua di Asia Tenggara . Perkawinan muda dapat mengakibatkan efek negatif
bagi pendidikan, sosial ekonomi, kependudukan, psikologi dan kesehatan. Perkawinan
muda ini dapat dipengaruhi faktor-faktor sosial, ekonomi, budaya di wilayah urban
maupun di wilayah rural di Kabupaten Tuban.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui perkawinan muda/pernikahan dini masih banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, budaya dan ekonomi tanpa mengetahui atau
memahami akibat-akibat yang ditimbukan oleh perkawinan muda. Menikah dini masih
banyak terjadi pada zaman modern ini. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012 satu dari empat perempuan menikah pada usia 15-19 tahun. Menikah
dini dapat menimbulkan resiko kesehatan dari segi kesiapan fisik, organ reproduksi dan
resiko-resiko kehamilan dan bayi yang dilahirkan serta resiko tinggi mengalami kanker
serviks dan penyakit menular lainnya. Akibat yang terjadi lainnya adalah terputusnya
akses pendidikan yang akan berkaitan dengan pola pengasuhan anak dengan orang tua
yang berpendidikan rendah. Tingkat pendidikan yang rendah juga akan mempengaruhi
pendapatan dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari dalam keluarga muda. Masih
banyak lagi dampak yang ditimbulkan akibat perkawinan muda meliputi psikologi dan
sosial.
2. Elemen yang mempengaruhi tingkat kepercayaan suatu penelitian
1) Gaya Penulisan
a. Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari
judul penelitian, nama penulis, abstrak, pendahuluan, metode penelitian,
hasil penelitian, kesimpulan dan saran serta daftar pustaka.
b. Tata bahasa yang dipergunakakan dalam penulisan jurnal ini cukup mudah
dipahami sehingga memudahkan pembaca untuk mengerti bagaimana
penelitian tersebut dilaksanakan dan apa hasil yang diperoleh.

2) Penulis
a. Penulis dalam penelitian ini berasal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Airlangga Surabaya , yaitu : Maryatul Qibtiyah.
b. Gelar akademik dari penulis tidak dicantumkan
c. Menurut penelaah, dengan melihat latar belakang departemen mereka
berasal, penulis tersebut mempunyai kualifikasi yang cukup di bidang
yang mereka teliti.
3) Judul
“FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKAWINAN MUDA
PEREMPUAN”

a) Judul penelitian cukup jelas, akurat, tidak ambigu, dan menggambarkan apa
yang akan diteliti.
4) Abstrak
Kelebihan:
a. Abstrak mampu menggambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian,
tujuan penelitian, metode dan hasil yang didapatkan.
b. Mencantumkan kata kunci
3. Elemen yang mempengaruhi kekuatan suatu penelitian
a. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor sosial, ekonomi, budaya
terhadap usia kawin pertama muda wilayah urban dan rural di Kabupten Tuban.
b. Konsistensi logis
Laporan penelitian dimulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak, kata kunci,
pendahuluan, metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan saran , daftar pustaka.
c. Literatur review
Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis berdasarkan literatur yang ada dengan
membandingkan temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil yang
didapatkan oleh penulis.
d. Sampel
Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Tuban
dan Kantor Urusan Agama Kecamatan Grabangan pada bulan Mei 2014. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perempuan yang menikah pertama kali di KUA
antara bulan Januari hingga bulan Desember 2013 dan berusia kurang dari 21 tahun
di Kecamatan Tuban dan Kecamatan Grabangan Kabupaten Tuban.
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling
dengan unit cluster desa dan diperoleh cluster minimal 9 desa dengan jumlah
sampel 62 orang. Variable penelitian adalah tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, persepsi pacaran,persepsi perawan tuadan usia kawin pertama.
e. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional
dengan sampel 62 orang perempuan yang menikah di usia kurang dari 21 tahun
pada tahun 2013 di Kabupaten Tuban. Subjek ditarik dari populasi dengan cara
cluster random sampling. Cara pengumpulan data menggunakan kuesioner dan
dianalisis regresi logistic berganda.
f. Hasil Penelitian
Distribusi faktor sosial, ekonomi, dan budaya responden
Faktor sosial yang diteliti adalah tempat tinggal dan pendidikan responden, faktor
ekonomi yang diteliti adalah pekerjaan dan penghasilan responden sedangkan
faktor budaya yang diteliti adalah persepsi pacaran dan pesepsi perawan tua.
Faktor yang berhubungan dengan perkawinan muda perempuan
Perbedaan usia kawin lebih terlihat di wilayah perkotaan. Responden yang tinggal
di kota cenderung menikah di usia yang lebih tua yaitu sebesar 85,7%. Responden
yang tinggal di desa cenderung tidak memiliki perbedaan usia kawin. Analisis
Chi-square test menghasilkan nilai p sebesar 0,004 yang berarti terdapat
hubungan signifikan antara tempat tinggal dengan perkawinan muda perempuan.
Responden dengan tingkat pendidikan menengah ke atas lebih banyak yang tidak
menikah di usia muda yaitu 72,9% sedangkan 64,3% responden yang hanya
sekolah ditingkat dasar melakukan perkawinan muda. Hasil analisis biviriat
dengan Fisher’s exact test diperoleh nilai p=0,023 yang berarti terdapat hubungan
signifikan antara tingkat pendidikan dengan perkawinan muda perempuan.
Sedangkan jika dilihat dari faktor ada tidaknya pekerjaan dan penghasilan
responden maka tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara pekerjaan dan
penghasilan dengan perkawinan muda perempuan.Faktor budaya tidak ada
berhubungan signifikan dengan perkawinan muda.
Faktor yang mempengaruhi perkawinan muda
Analisis regresi logistic berganda menunjukkan bahwa variable independen yang
memiliki pengaruh terhadap perkawinan muda perempuan adalah variabel tempat
tinggal dan tingkat pendidikan responden.
g. Pembahasan
Pada pembahasan penulis lebih banyak menggunakan literature review sebagai
pembanding untuk memperkuat hasil penelitian tentang perkawinan perempuan
muda yang dilihat dari faktor sosial, ekonomi dan budaya. Penulis juga
menjelaskan tentang Undang-undang yang mengatur tentang perkawinan
perempuan usia muda dan perlindungan anak dimana penulis berharap agar
perkawinan perempuan usia muda dapat ditekan dan faktor faktor yang
berhubungan ataupun yang mempengaruhi perkawinan perempuan usia muda
dapat tidak menjadi penyebab terjadinya perkawinan usia muda.
h. Kesimpulan dan saran
1.Isi kesimpulan peneliti merupakan jawaban dari tujuan penelitian.
2. Kesimpulan ringkas, jelas dan padat.
3. Peneliti memberikan rekomendasi kepada instansi terkait yang berhubungan
dengan penelitiannya.
4. Jurnal mencantumkan saran yang merupakan harapan peneliti.

III. Kelebihan dan kekurangan penelitian


Kelebihan:
 Elemen-elemen yang digunakan oleh penulis sudah baik dan lengkap yaitu elemen yang
memperngaruhi tingkat kepercayaan penelitian dan elemen yang mempengaruhi kekuatan
penelitian.
 Penelitian sudah menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
perkawinan muda perempuan secara ringkas, padat dan jelas.
 Penyajian tabel disertai dengan narasi yang jelas sesuai dengan isi tabel.
 Penulis sudah menggunakan daftar pustaka yang terbaru yaitu buku dengan tahun terbit
tahun 2007,2010, 2011,2012, dan megulas Undang-Undang yang berhubungan dengan
judul penelitian.
 Penulis melakukan penelitian dengan responden sebanyak 62 orang dan menggunakan
enam variabel sehingga dapat menemukan hubungan yang signifikan terhadap masalah
yang diteliti.

Kelemahan:
 Judul penelitian tidak mencantumkan tempat penelitian dan waktu dilaksanakan penelitian
atau belum menggunakan 5 W dan 1H.
 Kalimat pada judul belum menggunakan kata yang lebih mudah dimengerti seperti
perkawinan muda perempuan sebaiknya diubah menjadi pernikahan dini. Faktor yang
bersifat tunggal sebaiknya diubah menjadi Faktor-faktor karena penulis membahas lebih
dari satu faktor.
 Faktor budaya pada penelitian tidak dibahas secara spesifik misalnya peraturan adat-
istiadat atau mitos budaya yang mengharuskan perempuan menikah muda.
 Tabel 1 yang dilampirkan pada penelitian masih terdapat kesalahan jumlah total responden

Manfaat penelitian yang didapat pada jurnal ini bagi kesehatan yaitu:
1. Memberikan sumber referensi bagi para peneliti berikutnya dalam melakukan
penelitian dalam hal yang sama.
2. Memberikan pemahaman kepada petugas kesehatan menegenai faktor-faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya perkawinan perempuan muda serta dampak yang
ditimbulkan.
3. Petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang dampak yang
terjadi pada perkawinan perempuan muda kepada masayarakat yang berpendidikan
rendah dan bertempat tinggal didaerah pedesaan.
4. Publikasi penelitian ini mengajak pihak-pihak terkait untuk memberi perhatian yang
serius terhadap perempuan usia muda agar mendapatkan hak mengeyam pendidikan,
edukasi, kesehatan dan perlindungan hak azasi manusia.

Anda mungkin juga menyukai