Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN PARIWISATA 1

PENANGANAN PASIEN DENGAN BEKAM

OLEH:
DESAK MADE ARI WAHYUNI (P07120216011)
I PUTU WAWAN NARENDRA PUTRA (P07120216012)
KOMANG AGUS WIRANATA (P07120216013)
NI LUH ADE SERIASIH (P07120216015)
NI MADE RASITA PUSPITASWARI (P07120216016)
NI LUH PUTU ARY APRILIYANTI (P07120216017)
NI MADE TARIANI (P07120216018)
PUTU INDAH PERMATA SARI (P07120216019)
NI PUTU NOVIA HARDIYANTI (P07120216020)
TINGKAT III.A / D IV KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan anugerah-Nya kami dapat meyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penanganan
Pasien Dengan Bekam” ini tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini bertujuan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Pariwisata 1.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kami harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, demi
kesempurnaan makalah ini kedepannya. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang berperan dalam penyusunan tugas makalah ini baik secara
materil maupun formil.

Denpasar, 18 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................................iii
BAB I ............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 4
A. Definisi Bekam.................................................................................................................. 4
B. Teknik Terapi Bekam ........................................................................................................ 5
C. Manfaat Terapi Bekam ...................................................................................................... 8
D. Penanganan Pasien Bekam ................................................................................................ 8
E. Efektivitas Terapi Bekam ................................................................................................ 11
F. Kontraindikasi Terapi Bekam ......................................................................................... 13
G. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Terapi Bekam ....................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal, kesehatan
tubuh harus senantiasa dijaga. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan, menyatakan bahwa: “Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.
Metode pengobatan penyakit beraneka ragam dan teknik pengobatan
pada masing-masing metode juga bervariasi. Kebanyakan orang
menghendaki penyembuhan yang instan dalam proses pengobatan
penyakitnya.
Pada era ini banyak orang mengenal sebuah terapi yang berasal dari
Tiongkok (Cina), yaitu akupunktur. Terapi akupunktur dengan menusukkan
jarum halus ke permukaan kulit manusia untuk menjaga keseimbangan
bioenergi dalam tubuh (Permadi et all, 1982).
Dalam akupunktur juga dikenal alternatif pengobatan dengan teknik
yang unik dan menarik yaitu terapi bekam (cupping). Dalam kenyataannya,
terapi bekam (cupping) dapat menyembuhkan banyak keluhan penyakit
seperti ngilu serta pegal-pegal. Terapi bekam (cupping) dapat dilakukan
pada titik akupunktur yang terletak di area datar, seperti di daerah punggung,
pinggang, perut, paha, serta bahu (Saputra dan Agustin Idayanti, 2005).
Bekam berfungsi untuk mengatur Qi dan darah, menjaga Yin dan
Yang tetap seimbang, melancarkan sirkulasi darah dan menghancurkan
darah beku, meredakan pembengkakan, dan meringankan rasa sakit,
mengeluarkan angin, menyembuhkan flu, mengeluarkan faktor penyebab
penyakit, dan penigkatkan kesehatan dapat dicapai (Beijing Kangzhu
Cupping, tanpa tahun).
Pada zaman kuno metode terapi bekam menggunakan jar (tabung)
terbuat dari bahan gelas, kayu/ bambu, besi, dan tembaga, tanduk hewan.

1
Kebanyakan yang dipakai sekarang kop yang terbuat dari kaca, gelas, mika
yang transparan. Untuk tekniknya jar/ tabung kop dilekatkan dan menyedot
ke bagian permukaan kulit. Teknik ini dapat dikombinasi dengan sayatan
menggunakan pisau bedah dan penusukan dengan jarum bekam steril pada
daerah titik akupunktur di permukaan kulit.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi terapi bekam?
2. Apa saja teknik dalam terapi bekam?
3. Apa saja manfaat terapi bekam?
4. Bagaimana penanganan pasien bekam ?
5. Bagaimana efektifitas terapi bekam ?
6. Apa kontraindikasi terapi bekam ?
7. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam terapi bekam ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mengetahui lebih lanjut mengenai salah satu jenis metode terapi yang
disebut dengan terapi bekam/ cupping.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang definisi terapi bekam.
b. Mengetahui teknik dalam terapi bekam.
c. Mengidentifikasi efektifitas terapi bekam.
d. Mengidentifikasi kontraindikasi terapi bekam.
e. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan terapi
bekam.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Menambah wawasan penulis tentang metode terapi bekam/cupping.
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi mengenai metode terapi bekam/ cupping dan
keefektifan dalam penggunaannya.

2
3. Bagi perkembangan IPTEK
Sebagai referensi dalam mengembangkan ilmu dan keterampilan praktik
dalam klinik akupunktur.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bekam
Bekam dapat dikenal dengan istilah canduk, cathuk, kop, atau mambakan.
Di Eropa disebut dengan istilah Cuping Therapeutic Method dan Fire Bottle.
Dalam bahasa Inggris bekam disebut Cupping, dalam bahasa Mandarin disebut
dengan Pa Hou Kuan, dan dalam bahasa Arab adalah Al- Hijamah yang berarti
untuk mengurangi ukuran, yakniuntuk mengembalikan tubuh pada kondisi
alamiah.Definisi bekam menurut bahasa adalah menghisap darah dan
mengeluarkannya dari permukaan kulit, yang kemudian ditampung di dalam
gelas bekam, sehingga menyebabkan pemusatan dan penarikan darah, lalu
dilakukan penyayatan permukaan kulit dengan pisau bedah, guna untuk
mengeluarkan darah (Kasmui, 2006).
Bekam adalah sebuah cara pengobatan dengan menggunakan sebuah botol
yang dihilangkan udaranya dengan api sehingga mengisap bagian tubuh tertentu
dan menimbulkan fenomena pengumpulan darah.Umumnya dilakukan pada
daerah punggung, perut, pinggang, paha, dan pundak.(Wong, 2010).
Cangkir dari kaca yang digunakan untuk kop ada beberapa ukuran, biasanya
dibagi menurut nomor, dari yang paling kecil nomor 1 hingga paling besar
nomor 5. Volumenya antara 30-75 cm3.Kaca di sekitar mulut cangkir lebih tebal
untuk meminimalkan keluarnya udara (Widjaja, 2005).
Terapi bekam mulai dikenal dan diterapkan sejak zaman Mesir kuno.
Bangsa Mesir kuno pada saat itu dikenal sebagai bangsa yang banyak
mengadakan perjalanan danseringmerasa sakit dan tidak nyaman di tubuh,
mereka berupaya untuk mengeluarkan cairan darah kotor yang dianggap
mempengaruhi keseimbangan metabolisme tubuh (Wong, 2010).
Bekam merupakan metode pengobatan klasik yang telah digunakan
dalampengobatan berbagai masalah kesehatan diantaranya penyakit darah
sepertihemofili dan hipertensi, penyakit reumatik mulai dari artritis,
sciatica/nyeri panggul, sakitpunggung, migrain, gelisah/anxietas, masalah fisik

4
umum maupun mental, dan penyakit lain (Hana, 2007).

B. Teknik Terapi Bekam


Teknik bekam yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dry Cupping/ Bekam Kering/Hijamah Jaaffah
Bekam yang tidak diikuti dengan pengeluaran darah. Cara ini dapat digunakan pada
orang yang takut jarum atau takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak
merah kehitaman selama kurang lebih 3 hari. Bekam kering sangat cocok untuk
penyakit yang disebabkan oleh pathogen panas dan kering. Lamanya bekam selama 5–
10 menit.
Manfaat Kop kering:
a. Menghilangkan pegal-pegal dan linu-linu pada sendi dan otot karena
masuk angin
b. Mengurangi rasa sakit kepala, migrain, kaku leher, nyeri
punggung, dan kaku pundak karena angin.
c. Meningkatkan kekebalan tubuh
d. Pelepasan neurotransmiter (rasa nyeri)
e. Melenturkan otot-otot yang tegang
f. Mengurangi penumpukkan darah (Wong, 2010).
2. Bekam Basah/ Wet Cupping/ Hijamah Rothbah
Melakukan bekam kering dahulu, kemudian melukai
permukaan kulit dengan jarum tajam (lancet) atau sayatan pisau steril
(surgical blade), lalu di sekitarnya dihisap dengan alat cupping set
dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh.
Lamanya setiap hisapan 3-5 menit, laludarah kotornya dibuang.
Darah kotor berupa darah merah pekat dan berbuih. Bekasnya bekam
akan hilang 3 hari. Jarak waktu pengulangan bekam pada tempat
yang sama adalah 4 minggu (Kasmui, 2006).
Cara bekam basah:
a. Mempersiapkan peralatan yang sudah disterilkan dengan alat
sterilisator standar.

5
b. Mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan
desinfektan, misalnya alkohol.
c. Dilanjutkan dengan penghisapan kulit meggunakan kop/gelas
bekam. Kekuatan penghisapan pada setiap pasien berbeda-beda.
Lama penghisapan 5 meint, tindakan ini sekaligus berfungsi
sebagai anastesi (pembiusan) lokal.
d. Dengan menggunakan pisau bedah standar atau jarum bekam
steril, kemudian dilakukan penyayatan atau penusukan (jumlah
sayatan 5-15 untuk satu titik tergantung diameter kop yang
dipakai, panjang sayatan 0,3-0,5 cm, tipis dan tidak boleh
terlalu dalam, serta dilakukan sejajar dengan garis tubuh).
Salah satu tanda bahwa sayatannya baik adalah sesaat setelah
disayat, kulit tidak mengeluarkan darah, tetapi setelah disedot
dengan alat darahnya baru keluar.
e. Kemudian penghisapan dilakukan kembali dan membiarkan
darah kotor mengalir didalam kop selama 5 menit.
f. Darah yang tertampung dalam kop dibersihkan menggunakan
tissue lalu dibuang, dan jika perlu bisa lakukan penghisapan
ulang. Tetapi tidak dianjurkanmelakukan pengulangan sayatan.
g. Membersihkan bekas luka sayatan atau tusukan dengan bola kapas.

Manfaat Kop basah:


a. Membuang dan membersihkan darah kotor (racun yang
berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit.
b. Mengurangi darah kental pada bagian meridian tubuh agar Qi
tubuh menjadi lancar.
c. Mengatasi tekanan darah yang tidak normal (aterosklerosis),
mengurangi pusing, migrain, menghilangkan kejang pada otot,
memperbaikki permeabilitas pembuluh darah, melancarkan
peredaran darah, mengurangi sakit bahu dan punggung,
melancarkan haid pada wanita,
mengeluarkan angin/toksik, mengurangi nyeri pinggang,

6
sinusitis/gangguan pendengaran.
Dengan melakukan penghisapan, terbentuklah tekanan negatif
didalam kop sehingga terjadi drainase cairan tubuh berlebih
(darah kotor)dan toksin, menghilangkan perlengketan jaringan
ikat, mengalirkan darah bersih ke permukaan kulit jaringan otot
yang mengalami kemacetan Qi, serta merangsag sistem syaraf
perifer (Wong, 2010).
2. Bekam Api/Fire Cupping
Teknik bekam dengan media api. Ada 2 teknik fire cupping, yaitu:
a. Fire Throwing Method
Dilakukan dengan cara memasukkan/meletakkan kapas yang
terbakar kedalam tabung kop, kemudian meletakkan dengan cepat
mulut kop ke lokasi yang diinginkan. Metode ini diaplikasikan pada
sisi lateral tubuh. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kapas
jatuh mengenai kulit.
b. Fire Twinkling Method
Dilakukan dengan cara menjepit bola kapas alkohol yang dibakar,
kemudian dimasukkan kedalam tabung kop, lalu kapas yang
terbakar diambil kembali dengan cepat, dan meletakkan kop pada
posisi yang diinginkan, kemudian didiamkan selama 10 menit.
Setelah itu kulit akan mengalami kongesti/ merah keunguan yang
membentuk stasis darah.
3. Bekam Meluncur
Bekam yang dilakukan sebagai pengganti kerokan. Caranya dengan
melakukan pembekaman pada bagian tubuh tertentu dan meluncurkan
ke arah bagian tubuh yang lain. Teknik ini biasa digunakan untuk
pemanasan pasien, berfungsi untuk melancarkan peredaran darah,
pelemasan otot, menyehatkan kulit, membuang angin pada tubuh,
melemaskan otot, dan melancarkan peredaran darah (Kasmui, 2006).
4. Bekam Tarik
Dilakukan seperti ditarik-tarik dalam beberapa detik kemudian ditarik
dan ditempelkan lagi hingga kulit yang dibekam menjadi merah

7
(Kasmui, 2006).

C. Manfaat Terapi Bekam


Sebagai suatu metode pengobatan, tentunya bekam mempunyai khasiat.
Diantaranya adalah:
1. Mengeluarkan darah kotor, baik darah yang teracuni maupun darah yang
statis, sehingga peredaran darah yang semula tersumbat menjadi lancar
kembali.
2. Meringankan tubuh. Banyaknya kandungan darah kotor yang menumpuk
di bawah permukaan kulit seseorang akan mengakibatkan terasa malas dan
berat. Dengan dibekam, maka akan meringankan tubuh.
3. Menajamkan penglihatan. Tersumbatnya peredaran darah ke mata
mengakibatkan penglihatan akan menjadi buram. Setelah dibekam,
peredaran darah yang tersumbat kembali lancar dan mata bisa melihat
dengan terang.
4. Menyembuhkan berbagai macam penyakit. Rasulullah SAW
mengisyaratkan ada 72 macam penyakit yang dapat disembuhkan dengan
jalan berbekam, seperti: asam urat, darah tinggi, jantung, kolesterol, masuk
angin, migrain, sakit mata, stroke, sakit gigi, vertigo, sinusitis, jerawat,
sembelit, wasir, impotensi, kencing manis, liver, ginjal, pengapuran dan
lain – lain. (Tatang Rahmat, 2008)

D. Penanganan Pasien Bekam


1. Mendata Pasien dan Melakukan Anamnesis (Wawancara)
Catatan data pasien sangatlah penting untuk merekam identitas, diagnosis
penyakit, terapi yang sudah diberikan serta mengetahui perkembangan
penyakitnya. Data yang perlu dicatat antara lain adalah:
1. Identitas pasien, meliputi: Nama lengkap, umur, jenis kelamin, alamat
dan status perkawinan.
2. Identitas keluarga, meliputi: kedudukan dalam keluarga, pekerjaan dan
alamat tinggal. Beberapa penyakit berkaitan erat dengan
pekerjaan/lokasi pemukiman.

8
Tujuan melakukan anamnesis (wawancara) adalah untuk mengetahui
maksud pasien berobat, serta mendalami penyakit dan keluhan yang
dialami.
2. Melakukan pemeriksaan dan menentukan diagnosa penyakit
Pemeriksaan ini berguna untuk membuktikan apa yang dikeluhkan pasien
tersebut sesuai dengan kelainan fisik yang ada. Adakalanya pasien
mengeluhkan sesuatu tetapi tidak ditemukan kelainan fisik apapun dan
begitu juga sebaliknya. Pemeriksaan fisik tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan umum, meliputi: tekanan darah, nadi, temperatur tubuh,
pernafasan, lidah iris (iridology), telapak tangan dan lain-lain. Yang
terpenting adalah bisa mengetahui penyakit yang di derita pasien.
b. Dari organ yang dikeluhkan pasien. Perhatikan perubahan warna kulit,
bentuk, tekstur atau perubahan lainnya yang kasat mata. Amati pula
ekspresi wajah, bentuk dan sikap serta cara berjalan pasien.
c. Palpasi (Perabaan, penekanan) atau perkusi (pengetukan) disekitar
tubuh yang mengalami keluhan. Auskultasi, yakni pemeriksaan dengan
menggunakan stetoskop untuk mengetahui adanya kelainan pada
rongga dada (jantung dan paru-paru) serta rongga perut (lambung,
usus, dan lain-lain).
d. Jika diperlukan lakukanlah pemeriksaan penunjang, seperti
laboratorium darah, urin dan tinja, rontgen (radiologi) dan sebagainya.
Setelah diketahui keluhannya melalui anamnesis dan telah dilakukan
pemeriksaan maka dapat diambil kesimpulan mengenai penyakit yang
dialami oleh pasien (diagnosa). Diagnosa penyakit ini sebagai modal
dasar untuk menentukan langkah selanjutnya mengenai jenis terapi apa
yang cocok dilakukan, titik bekam mana yang akan dipilih serta herbal
penunjang apa yang memang diperlukan.
3. Menentukan Titik Bekam
Dalam menentukan titik bekam terdapat beberapa versi ada yang
berdasarkan lokasi keluhan, berdasarkan titik akupuntur dan ada yang
mendasarkan pada anatomi dan patofisiologi organ yang bermasalah.

9
a. Dalam memilih titik bekam ini, maka tidak perlu memakai banyak
titik. Sebab titik bekam yang banyak belum tentu lebih baik dan efektif
dibandingkan dengan satu titik.
b. Ada sekitar 12 titik utama yang disebutkan dalam hadits (disebut titik
bekam nabi), selebihnya merupakan pengembangan dari itu.
Diantaranya adalah titik di kepala, leher dan punggung, kaki dan lain
sebagainya.
c. Beberapa titik yang terlarang untuk dilakukan bekam adalah: (a). Pusat
kelenjar limfa atau getah bening di leher samping bawah telinga kanan
dan kiri (di ketiak kanan dan kiri, dan dilipatan selangkangan kanan
dan kiri (b). Otak kecil bagian bawah (akhir tengkorak belakang bagian
bawah), (c). leher depan di bagian tenggorokan. (d). ulu hati (e).
lubang alami seperti pusar, dubur, puting payudara, telinga, dll (f).
lutut belakang, depan dan samping (g).terlalu dekat dengan mata (h).
perut dan pinggang wanita hamil (i).tepat pada varises, tumor/kanker,
dan bagian yang bengkak pada kasus gout/asam urat.
4. Mempersiapkan peralatan dan pasien
a. Mempersiapkan peralatan bekam dan ruangan
Yang paling utama adalah menyiapkan agar alat-alat yang digunakan
bisa steril mengingat banyak penyakit yang dimungkinkan bisa
menular melalui perantara alat bekam seperti pasien hepatitis dan HIV-
AIDS. Menggunakan ruangan yang bersih, cukup penerangan, cukup
ventilasi dan aliran udara.
b. Mempersiapkan pasien
Pasien perlu dipersiapkan terlebih dahulu baik secara fisik maupun
mental. Pasien perlu mendapatkan penjelasan mengenai dasar terapi
bekam
c. Pasien diberikan support agar tidak gelisah dan takut terutama bagi
yang baru pertama kali dibekam.
d. Disiapkan minuman air putih, madu atau sari kurma untuk pasien,
karena terkadang ketika sedang dibekam pasien merasa haus dan untuk
mengantisipasi jika pasien merasa lemas.

10
e. Pasien wanita harus ditangani oleh ahli bekam wanita dan pasien laki-
laki oleh laki-laki. Untuk menjaga aurat maka hindari membuka bagian
tubuh yang tidak perlu.
f. Posisi pasien dan ahli bekam harus nyaman agar pasien lebih rileks dan
bagi yang membekam bisa lebih mudah dan optimal dalam mencapai
titik-titik yang akan dibekam.
5. Bekam
Bekam dapat dipelajari oleh semua orang, akan tetapi harus mengikuti tata
cara yang benar yang dianjurkan untuk berbekam. Cara-cara untuk
melakukan bekam yaitu:
a. Mempersiapkan alat – alat untuk berbekam.
b. Sebelum berbekam dianjurkan untuk berdoa sesuai agama dan
kepercayaan.
c. Memukul-mukul bagian tubuh yang akan dibekam dengan sebat
rotan agar peredaran darah lancar.
d. Mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan desinfektan.
e. Menghisap kulit dengan menggunakan gelas bekam.
f. Menusuk-nusuk bagian tubuh yang akan dibekam dengan
jarum.
g. Menghisap kembali bagian tubuh yang telah ditusuk.
h. Diamkan selama kurang lebih 5-9 menit sampai darah kotor keluar
i. Membersihkan dan membuang darah yang tertampung dalam gelas
bekam.
j. Membersihkan bekas luka bekam.
Setelah melakukan terapi bekam, dianjurkan untuk beristirahat, lebih baik
lagi tidur. Meminum air putih, madu, sari kurma atau teh manis untuk
mempercepat pemulihan.

E. Efektivitas Terapi Bekam


Teknik pengobatan bekam adalah suatu proses membuang darah kotor,
toksin, racun dari dalam tubuh melalui bawah permukaan kulit. Darah
kotor adalah darah yang mengandung toksin, atau darah statis yang

11
menyumbat peredaran darah sehingga sistem peredaran darah tidak dapat
berjalan lancar. Kondisi ini akan mengakibatkankelesuan, murung, resah,
linu, pusing, dan senantiasa merasa kurang sehat. Dan bekam merupakan
metode paling unggul dan sangat berkhasiat untuk mengatasi berbagai
macam penyakit. Bekam juga merupakan preventive medicine (metode
pencegahan) dan sangat efektif untuk curative medicine (metode
penyembuhan) (Kasmui, 2006).
Sekitar 12 titik akupunktur yang dapat dilakukan terapi bekam, antara lain:
1. Di bagian atas kepala. Bekam di kepala sangat efektif untuk terapi
penakit migrain, vertigo, sakit kepalamenahun, darah tinggi, stroke,
suka mengantuk, sakit gigi, sakit mata, melancarkan peredarandarah,
perbaikan sistem kekebalan tubuh.
2. Di sekitar urat leher. Titik ini untuk mengobati sakit kepala, kedua
telinga, polip hidung dan tenggorokan, kanker darah,melancarkan
peredaran darah.
3. Di bawah kepala. Bermanfaat menyembuhkan radang mata (pada
anak- anak), tumor pada telinga, berat kepala, bintik-bintik di wajah,
jerawat.
4. Daerah antara dua pundak.Merupakan titik paling sentral untuk
mengatasi berbagaimacam penyakit.
5. Daerah sekitar pundak kiri dan kanan. Bekam pada titik ini dapat
bermanfaaat untuk menetralisir keracunan danpenyakit liver.
6. Daerah punggung (di bawah tulang belikat). Bekam di daerah ini
banyak memiliki keistimewaandan kahsiatnya.
7. Daerah punggung bagian bawah dan tulang ekor, untuk penyakit
pegal/nyeri di pinggang danwasir.
8. Pangkal telapak kaki, untuk penyakit nyeri di kaki, asam urat,kaku,
dan pegal-pegal.
9. Di tempat-tempat yang dirasakan sakit (Kasmui, 2006).
Kelainan akan didiangnosa menurut reaksi pigmen (warna) dari tanda/
bekas kop sehingga perubahan tidak normal pada organ bagian dalam
tubuh akan lebih cepat ditemukan sehingga pengobatan akan sesuai

12
dengan hasil diagnosa-diagnosa (Beijing Kangzhu Cupping, tanpa tahun).
Reaksi warna pigmen tanda bekas kop dikategorikan sebagai berikut :
1. Ungu tua dan hitam, diindikasikan kekurangan darah dan peredaran darah
kurang lancar dosertai darah statis.
2. Ungu disertai tanda, diindikasikan darah membeku.
3. Ungu berpencar-pencar, diindikasikan kekurangan Qi dan darah beku.
4. Merah cerah, diindikasikan kekurangan Yin, Qi, dan darah.
5. Merah tua, diindikasikan lemak darah meninggi disertai panas.
6. Putih, tidak hangat ketika disentuh, diindikasikan dingin dan lembab
pathogen.
7. Garis pecah pada permukaan atau gatal ringan, diindikasikan masuk angin
dan lembab pathogen.
8. Bintik air di gelas kop menunjukkan lembab pathogen.
9. Melepuh, keluar titik darah, reaksi panas toxim (Beijing Kangzhu
Cupping, tanpa tahun).

F. Kontraindikasi Terapi Bekam


Pada pasien yang memiliki ambang batas nyeri yang rendah, terapi
bekam dapat menimbulkan ketidaknyamanan minimal akibat sedikit
intervensi pada kulit pasien, efek samping ringan lainnya yang mungkin
terjadi adalah rasa sedikit berkunang-kunang setelah melakukan terapi.
Terapi bekam tidak boleh dilakukan pada kulit yang meradang (luka,
borok, oedem), area dimana terdapat pembuluh darah besar, daerah
abdomen, pasien dengan demam tinggi dan kejang, area sacrum pada
wanita hamil, pasien dengan perdarahan spontan/menstruasi, pasien
kanker (metastasis), pasien dengan patahtulang atau spasme otot,
perdarahan karena trauma.

G. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Terapi Bekam


1. Memposisikan pasien senyaman mungkin.
2. Tabung kop dalam berbagai ukuran digunakan pada lokasi yang berbeda.
3. Jika menggunakan media api, nyala api harus cukup besar untuk

13
membuat tabung kop melekat dengan kuat.
4. Memastikan tabung kop melekat dengan kuat tanpa ada ruang terbuka
pada pinggiran tabung untuk masuknya udara.
5. Setelah terapi bekam, bila ada stasis darah yang terlihat/luka
memar/hematom, atau bahkan muncul gelembung kecil lepuhan pada
kulit, maka akan terabsorpsi/hilang dalam beberapa hari kemudian.
6. Pada terapi bekam yang dikombinasi dengan bloodletting/pengeluaran
darah, darah dapat dibersihkan dengan menggunakan bola kapas kering
(Kasmui, 2006)

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bekam adalah menghisap darah dan mengeluarkannya dari permukaan
kulit, yang kemudian ditampung di dalam gelas bekam, yang menyebabkan
pemusatan dan penarikan darah di sana, lalu dilakukan penyayatan permukaan
kulit dengan pisau bedah, guna untuk mengeluarkan darah.
Teknik bekam yang umum dilakukan adalah Dry Cupping/Bekam
Kering/Hijamah Jaaffah (Bekam yang tidak diikuti dengan pengeluaran
darah), Bekam Basah/Wet Cupping/Hijamah Rothbah (Dilakukan bekam
kering dulu, kemudian dikombinasi dengan teknik bloodletting (mengeluarkan
darah), Bekam Api/Fire Cupping (Teknik bekam dengan media api. Ada 2
teknik fire cupping, yaitu: Fire Throwing Method: Metode melempar bola
kapas yang dibakar dan Fire Twinkling Method: Metode bekam dengan
memercikkan api), Bekam Meluncur (bekam yang dilakukan sebagai
penggantikerokan), Bekam Tarik (teknik bekam dilakukan seperti ditarik-tarik
hanya beberapa detik kemudian ditarik dan ditempelkan lagi hingga kulit yang
dibekam menjadi merah)
Bekam merupakan metode paling unggul dan sangat berkhasiat untuk
mengatasi berbagai macam penyakit. Bekam juga merupakan preventive
medicine/ metode pencegahan dan sangat efektif untuk curative medicine/
metode penyembuhan (Kasmui, 2006).
Bekam tidak disarankan dilakukan pada kulit yang meradang/ luka, area
pembuluh darah besar, daerah abdomen, pasien demam tinggi dan kejang,
area sacrum pada wanita hamil, wanita sedang menstruasi, pasien kanker,
pasien dengan patahtulang, perdarahan karena trauma.

B. SARAN

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanpa tahun. “Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992


tentang Kesehatan”,(online),(http://dinkes.jogjaprov.go.id/files/UU_
Kesehatan.pdf, diakses 17 Mei 2013).
Beijing Kangzhu Cupping. Tanpa tahun. Buku Manual. Beijing : Golden.
Hana, Abu. 2007. “Penelitian Pengaruh Terapi Bekam untuk Penanganan Nyeri
Lutut Anterior (Bagian Depan) dan Potensi Peranannya dalam Promosi
Kesehatan”, (online), (http://kaahil.wordpress.com, diakses 21 Maret 2013).
Kasmui. 2006. “Bekam Pengobatan Menurut Sunnah Nabi”,(online),
(http://assunnah-qatar.com/phocadownload/PDF/BEKAM.pdf, diakses 10
Mei 2013).
Permadi, G. Pong dan Djuharto. 1982. Pedoman Praktis Belajar Akupunktur dan
Kecantikan. Bandung : Offset Alumni.
Saputra, Koosnadi dan Agustin Idayanti. 2005. Akupunktur Dasar. Surabaya :
Airlangga University Press.
Widjaja, Budi Sugiarto. 2005. Kurapuntur Menyembuhkan Penyakit dengan
Akupunktur Perut. Jakarta : Kawan Pustaka.
Wong, Master. 2010. 9 Terapi Pengobatan Terdahsyat. Jakarta :Penebar Plus+.

16

Anda mungkin juga menyukai