Konjungtivitis Vernal
Oleh :
Pembimbing :
B. Definisi
C. Epidemiologi
D. Etiologi
E. Patofosiologi
Pasien biasanya memiliki riwayat alergi pada keluarga (hay fever, eksim,
dll) atau pada dirinya sendiri. Konjungtiva tampak putih susu dan banyak
papila halus di konjungtiva tarsalis inferior. Konjungtiva palpebra superior
sering menampilkan papila raksasa mirip batu kali. Setiap papila berbentuk
poligonal, dengan atap rata, dan mengandung berkas kapiler. Pada beberapa
kasus mungkin terdapat kotoran mata berserabut dan pseudomembran
fibrinosa (tanda Maxwell-Lyons) terutama pada orang negro turunan Afrika,
lesi paling mencolok pada limbus, yaitu pembengkakan gelatinosa (papillae).
Pseudogerontoxon (kabut serupa busur) sering terlihat pada kornea dekat
papila limbus. Juga ditemukan bintik-bintik trantas berupa bintik putih di
limbus pada pasien dengan fase aktif keratokonjungtivitis vernal. Eosinofil
dan granula eosinofilik dapat ditemukan pada trantas dot dan apusan eksudat
konjungtiva (voughan)
G. Diagnosis
Dari pemeriksaan klinis, pada anamnesis didapatkan keluha gatal dan mata
merahkecoklatan atau kotor. Pada pemeriksaan fisik, pada palpebra
didapatkan hipertrofi papiler, coble stone, dan giant’s papilae. Pada
konjungtivabulbi didapatkan adanya warna merah kecoklatan (kotor)
terutama di daerah fisura interpalpebralis. Pada limbus ditemukan horner
trantas dot. Pada pemeriksaan labolatorium yaitu kerokan konjungtiva
ataugetah mata, didapatkan sel-sel eosinofil dan eosinofil granul.
H. Tatalaksana
Yang perlu diperhatikan bagi penderita yaitu : tidak boleh menggunakan obat
tetes mata kortikostreroid terus menerus, setiap pembelian obat harus dengan
resep dokter, jelaskan bahaya pemakaian kortikosteroid seperti infeksi
bakteri dan jamur serta glaukoma, kontrol teratur, kompres dingin selama 10
menit beberapa kali sehari dapat mengurangi keluhan penderita, dan
anjurkan pasien untuk pindah ketempat yang lebih dingin.
I. Prognosis
J. Pencegahan
DAFTAR PUSTAKA