Anda di halaman 1dari 13

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Perilaku kekerasan
SESI 3 PK : Mengunggkapkan,Meminta,dan Menolak

Topik : Terapi Aktivitas Kelompok Perilaku Kekerasan

Sessi ke : Sesi Ke III

Terapis : 4 (empat) orang mahasiswa D-III Keperawatan STIKes Mercubaktijaya Padang

Sasaran : 6 (enam) orang pasien yang mengalami Perilaku Kekerasan di Ruang Dahlia

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri untuk mengontrol prilaku kekeasan
2. Tujuan Khusus
1. Klien mampu mengungkapkan secara baik
2. Klien mampu meminta secara baik
3. Klien mampu menolak secara baik
B. LANDASAN TEORI
1. Konsep Perilaku Kekerasan
a). Pengertian
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah tidak memiliki
tujuan khusus,tapi merajuk pada suatu perangkat perasaan perasaan tertentu yang
biasanya disebut dengan perasaan marah (Dermawan dan Rusdi,2013)

b). Etiologi
1. Faktor Predisposisi
1. Faktor Biologis
a) Neurologic faktor, beragam komponen dari sistem syaraf sperti
synap,neurotransmiterre,dendrite, axon terminalis mempunyai peran
memfasilitasi atau menghambat rangsangan dan pesan-pesan yang akan
mempengahuri sifat agresif. Sistem limbik sangat terlibat dalam
menstimulus timbulnya perilaku bermusuhan da respon agresif.
b) Genetik faktor, adanya faktor gen yang diturunkan melalui orang tua,
menjadi potensi perilaku agresif.
c) Cyrcardian Rhytm, memegang peranan pada individu. Menurut penelitian
pada jam-jam tertentu manusia mengalami peningkatan cortsiol terutama
pada jam-jam sibuk seperti menjelang masuk kerja dan menjelang
berakhirnya pekerjaan sekitar jam 09.00 dan jam 13.00. pada jam tertentu
orang lebih mudah terstimulasi untuk bersikap agresif.
d) Biochemistry faktor (faktor biokimia tubuh) seperti neurotransmiter di otak
(epinephrine, norephinephrine, asetikolin dan serotonin) sangat berperan
dalam penyampaian informasi melalui sistem persyarafan dalam tubuh.
e) Brain Area Disorder, gangguan pada sistem limbik dan lobus temporal,
sindrom otak organik, tumor otak, trauma otak, penyakit ensepalitis, epilepsi
di temukan sangat berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindakan
kekerasan.
2. Faktor Psikologis
1) Teori psikonalisa
Agresivitas dan kekerasan dapat di pengaruhi oleh riwayat tumbuh
kembang seseorang . teori ini menjelaskan bahwa adanya ketidakpuasan
fase oral antara usia 0-2 tahun dimana anak tidak mendapat kasih sayang
dan pemenuhan kebutuhan air susu yanag cukup cenderung
mengembangkan sikap agresif dan bermusuhan.setekah dewasa sebagai
konpensansi ketidakpuasannya. Tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa man
dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri
yang rendah.
2) Imitation, modeling and information processing theory, menurut teori ini
perilaku kekerasan bisa berkembang dalam lingkungan yang menolerir
kekerasan.
3) Learning theory, menurut teori ini perilaku kekerasan merupakan hasil
belajar dari individu terhdap lingkungan terdekatnya. Ia mengamati
bagaimana respon ibu saat marah.
3. Faktor Sosial Budaya
1) Latar Belakang Budaya
a. Budaya permissive : Kontrol sosial yang tidak pasti terhadap
perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku
kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan
diterima.
2) Agama dan Kenyakinan
1. Keluarga yang tidak solid antara nilai kenyakinan dan praktek,
serta tidak kuat terhadap nilai-nilai baru yang rusak.
2. Kenyakinan yang salah terhadap nilai dan kepercayaan tentang
marah dalam kehidupan. Misal Yakin bahwa penyakit
merupakan hukuman dari Tuhan.
3) Keikut sertaan dalam Politik
a. Terlibat dalam politik yang tidak sehat
b. Tidak siap menerima kekalahan dalam pertarungan politik.

4) Pengalaman sosial

a. Sering mengalami kritikan yang mengarah pada penghinaan.


b. Kehilangan sesuatu yang dicintai (orang atau pekerjaan).
c. Interaksi sosial yang provaktif dan konflik
d. Hubungan interpersonal yang tidak bermakna
e. Sulit memperhatikan hubungan interpersonal.
5) Peran sosial
a. Jarang beradaptasi dan bersosialisasi.

b. Perasaan tidak berarti di masyarakat.

c. Perubahan status dari mandiri ketergantungan (pada lansia)

d. Praduga negatif.

6) Adanya budaya atau norma yang menerima suatu ekspresi marah.

2. Faktor Presipitasi

Yosep & Sutini (2014) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang dapat

mencetuskan perilaku kekerasan seringkali berkaitan dengan :

1. Ekspresi diri, ingin menunjukan eksistensi diri atau simbol solidaritas seperti
dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian
massal dan sebagainya.

2. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial


ekonomi.
3. Manifestasi klinis

Menurut (Fitria, 2010) tanda dan gejala peilaku kekerasan antara lain :

1. Fisik : mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang

mengatup, wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku.

2. Verbal : mengancam, mengumpat dengan kata – kata kotor,

berbicara dengan nada keras, kasar dn ketus.

3. Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri/oranglain,

merusak lingkungan, amuk/agresif.

4. Emosi : tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu,

dendam jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin

berkelahi, menyalahkan dan menuntut.

5. Intelektual : mendominasi cerewet, kasar, berdebat, meremehkan

dan tidak jarang mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.

6. Spiritual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan,

tidak bermoral dan kreativitas terhambat.

7. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan

dan sindiran.

8. Perhatian : bolos, melarikan diri dan melakukan penyimpangan

sosial.

2. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok


Kelompok adalah sekumpulan orang yang saling berhubungan, saling
bergantung satu sama lain dan menyepakati suatu tatanan norma tertentu. Individu
dalam kelompok saling mempengaruhi dan bertukar informasi melalui komunikasi.
Dinamika dalam kelompok bahkan dapat memfasilitasi perubahan perilaku anggota
kelompoknya sehingga apabila kelompok ini di desain secara sistematis dapat
menjadi sarana perubahan perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif atau dapat
difungsikan sebagai terapi. Terapi menggunakan aktifitas dalam kelompok ini
disebut sebagai Terapi Aktivitas Kelompok.
Pasien dengan gangguan jiwa mengalami perubahan perilaku yang ditandai
dengan perilaku pasien maladptif, tidak umum, aneh, tidak lazim, dan menimbulkan
distres serta gangguan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Terapi
menggunakan aktivitas dalam kelompok ini disebut sebagai Terapi Aktivitas
Kelompok. Dengan demikian, terapi aktivitas kelompok sebagai bagian dari terapi
kelompok sangat penting diterapkan dalam penanganan pasien gangguan jiwa
dimasyarakat.
Terapi Aktivitas Kelompok adalah salah satu jenis terapi pada sekelompok
pasien (5-12 orang) yang bersama-sama melakukan aktivitas tertentu untuk
mengubah perilaku maladaptif menjadi adaptif. Lama pelaksanan TAK adalah 20-40
menit untuk kelompok yang baru terbentuk. Untuk kelompok yang sudah kohesif,
TAK dapat berlangsung selama 60-120 menit (Budi Ana Keliat, 2007).

C. KARAKTERISTIK ANGGOTA KELOMPOK


1. Klien dengan gangguan jiwa terkhususnya perilaku kekerasan
2. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah klien yang tidak mampu
mengontrol emosinya
3. Klien dapat diajak bekerjasama ( cooperatif )

D. PROSES SELEKSI
1. Identifikasi klien yang masuk dalam kriteria dengan perilaku kekerasan

2. Membuat kontrak dengan klien

a. Mengobservasi klien yang masuk dalam kriteria

b. Mengidentifikasi klien yang masuk dalam kriteria

c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria

d. Membuat kontrak dengan klien yang seuju ikut TAK, meliputi:


menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok .
E. URAIAN STRUKTUR KEGIATAN
a. Pelaksanaan
1. Hari, tanggal : Rabu, 26 Juni 2019
2. Tempat kegiatan : Ruangan Dahlia
3. Waktu : 10.00 – 10.45 WIB
4. Metode kegiatan : Diskusi dan tannya jawab , bermain peran
5. Anggota kelompok : 6 (enam) orang

b. Tim Terapi dan Tugasnya


1. Tim Terapi dan Tugasnya
a. Leader: Anggun Hutri Cahnia
Tugas:
1. Menyiapkan proposal TAK
2. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok
sebelum kegiatan dimulai
3. Menjelaskan permainan
4. Mengarahkan proses kegiatan kearah pencapain tujuan dengan cara
memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan
5. Mempimpin terapi kelompik dengan baik dan tertib
6. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok

b. Co-leader: Desi Andria Ningsih


Tugas
1. Mendampingi leader jika terjadi blocking
2. Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
3. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien
4. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam
proses terapi
5. Bersama leader memecahkan penyelesain masalah

c. Fasilitator: Indah Angelita


Tugas:
1. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
2. Memotivasi klien yang kurang aktif
3. Memfasilitasi dan memberikan stimulus serta motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi

d. Observer: Goval
Tugas:
1. Mengobservasi jalannya kegiatan
2. Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non-verbal klien selama
kegiatan berlangsung
3. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.

F. SETTING TEMPAT
Ruang TAK Dahlia
a. Terapis dengan klien duduk bersama membentuk persegi panjang
b. Ruang nyaman dan tenang

R K G

MEJA

Ket:
: Leader dan Co-Leader : Observer
: Klien : Fasilitator

: Pembimbing Akademik dan Pembimbing Klinik

G. LANGKAH KEGIATAN
A. Alat
1. Kertas Karton
2. Spidol
3. Audio (HP)
4. Kotak Korek Api

H. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran simulasi

I. Langkah Kegiatan
No Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan Peserta

1. Pebukaan Orientasi 1. Menjawab salam


Pada tahap ini terapis melakukan :
10:00 2. Mendengarkan dan
1. Memberi salam terapeutik : salam
memperhatikan
dari, terapis,tim, pembimbing
akademik dan pembimbing klinik. 3. Menjawab pertanyaan
2. Evaluasi/validasi: Menanyakan
4. Mendengarkan dan
perasaan klien saat ini epada
memperhatikan
masing masing klien. Tanyakan
kepada klien kegiatan yang sudah
dilakukan keada masing masing
klien
3. Kontrak
Jelaskan kegitan yang akan
dilaukan yaitu :
mengunggkapkan, meminta, dan
menolak secara baik
Tujuannya :1. Klien mampu
mengungkapkan secara baik.
2. Klien mampu
meminta secara baik
3. Klien mampu
menolak secara baik

2 Pelaksanaan Fase kerja 1. Mengikuti kegiatan


a. Diskusikan kepada klien cara sesuai aturan main
10.20
mengontrol emosi dan 2. Melaksanakan
melengkapi jawaban klien antisipasi masalah
b. Jelaskan cara mengontrol yang ditentukan
emosi dengan terapis
mengunggapkan, meminta dan
meolak secara baik. Tanyakan
kepada semua klien secara
bergantian tentang mengontrol
emosi. Jika ada klien yang
tidak menjawab, beri stimulasi
hingga mampu menjawab.
c. Anjurkan klien untuk
mengulagi cara mengontrol
emosi mengunggkapkan,
meminta dan menolak dengan
baik.
d. Beri reinforman setiap
keberhasilan klien.
e. jelaskan cara permainan dan aturan
main selama TAK berlangsung
3 Penutupan Terminasi 1. Mengungkapkan
10:45 a. Evaluasi subjektif: tanyakan pendapat
perasaan klien setelah 2. Menyetujui / member
melakukan cara mengontrol pendapat tentang
emos. rencana selanjutnya
b. Evaluasi objektif: minta klien
mengulagi kembali cara
mengontrol emosi
mengunggkapkan, meminta
dan menolak .
c. Tindak lanjut: anjurkan klien
untuk memasukan ke dalam
jadwal kegiatan.
EVALUASI DAN DOKUMENTASI

Nama pasien
No. Kemampuan Darlisan Genri Nofril Suriawan afdilah syahril
1 Meperagakan cara
meminta dengan baik
2 Memperagakan cara
menolak yang baik
3 Mempergakan cara
mengungkapkan
kekerasan yang baik

Catatan:
1. Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan
2. Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu
3. Klien dianggap mampu jika semua unsure kemampuan tercapai.
J. PENUTUP
Demikianlah proposal TAK ini kami ajukan dalam rangka memenuhi tugas praktik klinik
keperawatan jiwa di RSJ. Prof. HB. Saanin Padang, atas perhatian dan kesempatan yang
diberikan, kami ucapkan terima kasih.

Padang, 21 Juni 2019


Ketua Kelompok

( ANGGUN HUTRI CAHNIA)


NIM : 17112050

Disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )

Pembimbing akademik

( )

Anda mungkin juga menyukai