Kep
keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006). Perubahan kenyamanan adalah keadaan
di mana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap
suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito,Linda Jual, 2000).
Menurut Smeltzer & Bare (2010), ada sembilan fase dalam penyakit
kronis, yaitu :
a. Fase pra-trajectory adalah risiko terhadap penyakit kronis karena
faktor-faktor genetik atau perilaku yang meningkatkan ketahanan
seseorang terhadap penyakit kronis.
b. Fase trajectory adalah adanya gejala yang berkaitan dengan penyakit
kronis. Fase ini sering tidak jelas karena sedang dievaluasi dan sering
dilakukan pemeriksaan diagnostik.
c. Fase stabil adalah tahap yang terjadi ketika gejala-gejala dan
perjalanan penyakit terkontrol. Aktivitas kehidupan sehari-hari
tertangani dalam keterbatasan penyakit.
d. Fase tidak stabil adalah periode ketidakmampuan untuk menjaga gejala
tetap terkontrol atau reaktivasi penyakit. Terdapat gangguan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
e. Fase akut adalah fase yang ditandai dengan gejala-gejala yang berat
dan tidak dapat pulih atau komplikasi yang membutuhkan perawatan
di rumah sakit untuk penanganannya.
f. Fase krisis merupakan fase yang ditandai dengan situasi kritis atau
mengancam jiwa yang membutuhkan pengobatan atau perawatan
kedaruratan.
g. Fase pulih adalah keadaan pulih kembali pada cara hidup yang diterima
dalam batasan yang dibebani oleh penyakit kronis.
h. Fase penurunan adalah kejadian yang terjadi ketika perjalanan penyakit
berkembang disertai dengan peningkatan ketidakmampuan dan
kesulitan dalam mengatasi gejala-gejala.
i. Fase kematian adalah tahap terakhir yang ditandai dengan penurunan
bertahap atau cepat fungsi tubuh dan penghentian hubungan individual.
A.4. Kecemasan
1. Pengertian
Kecemasan merupakan reaktivitas emosional berlebihan, depresi yang tumpul,
atau konteks sensitif, respon emosional. Pendapat lain menyatakan bahwa
kecemasan merupakan perwujudan dari berbagai emosi yang terjadi karena
seseorang mengalami tekanan perasaan dan tekanan batin.
2. Klasifikasi
Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. ada
empat tingkatan yaitu :
a. Kecemasan Ringan
Dihubungkan dengan ketegangan yang dialami seharihari. Individu masih
waspada serta lapang persepsinya meluas, menajamkan indera. Dapat
memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah
secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
b. Kecemasan Sedang
Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi
penyempitan lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan
arahan orang lain.
c. Kecemasan Berat
Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detil
yang kecil dan spesifik dan tidak dapat berfikir hal-hal lain. Seluruh
perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak
perintah/arahan untuk terfokus pada area lain.
d. Panik
Individu kehilangan kendali diri dan detil perhatian hilang. Karena
hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan
perintah. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan
berhubungan dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya
pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif. Biasanya disertai
dengan disorganisasi kepribadian.
3. Tanda dan Gejala Kecemasan
Tanda dan gejala kecemasan yang ditunjukkan atau dikemukakan oleh
seseorang bervariasi, tergantung dari beratnya atau tingkatan yang dirasakan
oleh individu yang mengalami kecemasan.
Gejala somatik : jari tangan terasa dingin dan lembab, detak jantung
makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing/sakit kepala, nafsu
makan berkurang, gangguan pencernaan, tidur tidak nyenyak, dada
sesak/sesak nafas, rasa sakit pada otot dan tulang, gangguan
perkemihan,
Gejala psikologis : ketakutan merasa akan ditimpa bahaya, tidak dapat
memusatkan perhatian, tidak tenteram, ingin lari dari kenyataan,
pernyataan cemas/khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya
sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah,
mudah terkejut.
Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan/mimpi buruk
Gangguan konsentrasi daya ingat
6. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian pada masalah nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas
dan waktu serangan. Pengakajian dapat dilakukan dengan cara PQRST yaitu:
Quality : dari nyeri, seperti rasa tajam, tumpul atau tersayat
Region : yaitu daerah perjalanan nyeri
Severity : adalah keparahan atau intensitas nyeri
Time : lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut, kronis
2. Gangguan rasa nyaman
c. Intervensi Keperawatan