Anda di halaman 1dari 11

Hubungan antara Stres Kerja terhadap Asupan Makan pada Tenaga Kerja di PT X

IRLAN AWALIA SABRINI


Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

2003 tentang ketenagakerjaan adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Penduduk yang tercatat sebagai

tenaga kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun dan lebih. Dari tahun ke

tahun jumlah tenaga kerja di Indonesia cenderung meningkat. Berdasarkan

data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah tenaga kerja angkatan kerja pada

Agustus 2010 tercatat 108,21 juta orang. Pada Februari 2015 jumlah tenaga

kerja angkatan kerja mencapai 120,8 juta orang (BPS, 2015).

Dari data WHO tahun 2008 sekitar 59 juta pekerja diseluruh dunia setiap

harinya terpajan berbagai bahaya kesehatan maupun keselamatan. Pada

dasarnya setiap tenaga kerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh

perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja (K3), sesuai yang tertera

dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 dalam pasal 86

tentang ketenagakerjaan. Sampai saat ini para pengusaha pabrik atau

perusahaan di Indonesia masih kurang memperhatikan status kesehatan

tenaga kerja, termasuk kesejahteraan dan kebutuhan gizi (Sjahmien, 2009).

Tenaga kerja yang produktif, sehat dan berkualitas, sangat dibutuhkan

perusahaan dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat.

Pencapaian kesehatan di lingkungan kerja sudah menjadi suatu kebutuhan.

Tingkat kesehatan dan produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa

faktor salah satunya adalah gizi kerja (Sumardiyono, 2007).

1
Hubungan antara Stres Kerja terhadap Asupan Makan pada Tenaga Kerja di PT X
IRLAN AWALIA SABRINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Gizi kerja adalah pemberian gizi yang diterapkan kepada masyarakat

tenaga kerja dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi,

dan produktivitas setinggi-tingginya. Manfaat yang diharapkan dari pemenuhan

gizi kerja adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan ketahanan tubuh

serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas kerja.

Secara khusus gizi kerja adalah zat makanan yang bersumber dari bahan

makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai

dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya (Tarwaka et al., 2004).

Penyelenggaraan gizi kerja dalam bentuk pemberian makan di tempat

kerja, perlu mendapat perhatian yang serius. Asupan makan di tempat kerja

adalah semua jenis makanan dan minuman yang di konsumsi saat berada di

tempat kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola

tempat kerja. Pada umumnya tenaga kerja menghabiskan waktu produktif 30%-

50% atau sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja (Yuniastuti, 2008).

Kurangnya nilai gizi pada makanan yang dikonsumsi tenaga kerja sehari-

hari akan membawa akibat buruk terhadap tubuh, seperti pertahanan tubuh

terhadap penyakit menurun, kemampuan fisik kurang, berat badan menurun,

muka pucat kurang bersemangat, kurang motivasi, bereaksi lamban, apatis dan

lain sebagainya. Dan apabila gizi selama bekerja tercukupi, maka akan dapat

menurunkan kelelahan dan meningkatkan kapasitas kerja (Ratnawati, 2011).

Sebagian besar masalah gizi pada tenaga kerja sebagai akibat langsung

kurangnya asupan makanan yang tidak sesuai dengan beban kerja atau jenis

pekerjaan. Asupan makan adalah semua jenis makanan dan minuman yang

dikonsumsi tubuh setiap hari (Sumarno dalam Gizi Indonesia, 1997).

2
Hubungan antara Stres Kerja terhadap Asupan Makan pada Tenaga Kerja di PT X
IRLAN AWALIA SABRINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Pencapaian kesehatan di tempat kerja sangat di pengaruhi dengan

bagaimana pelaksanaan pemenuhan gizi tenaga kerja. Apakah sudah sesuai

atau belum sesuai. Makanan yang dihidangkan untuk tenaga kerja hendaknya

memenuhi syarat-syarat gizi, yaitu mengandung zat tenaga (karbohidrat dan

lemak), zat pembangun (protein), dan zat pengatur (vitamin, mineral, dan air).

Komposisi antara ketiga zat tersebut harus seimbang dan diberikan dalam

jumlah dan kandungan kalori yang tepat (Dewan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Nasional, 1994).

Faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat K3, seperti

pemakaian waktu kerja yang berlebih ataupun beban kerja yang berlebih akan

menimbulkan kelelahan kerja. Kelelahan tersebut dapat menimbulkan risiko

terjadi stres akibat kerja, penyakit akibat kerja dan terjadi kecelakaan akibat

kerja, bila tidak ada penanganan secara lanjut (Tarwaka et al., 2004).

Stres secara sederhana adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik

secara fisik atau mental terhadap suatu perubahan di lingkungan. Penyebab

stres bersumber dari biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Stres kerja adalah

perasaan tertekan yang dialami tenaga kerja dalam menghadapi pekerjaan,

yang disebabkan oleh stresor yang datang dari lingkungan kerja seperti faktor

lingkungan, organisasi, dan individu. Tinggi rendahnya tingkat stres kerja

tergantung dari manajemen stres yang dilakukan oleh individu dalam

menghadapi stresor pekerjaan tersebut (Suleiman, 2014).

Selama stres berlangsung maka tubuh akan mengalami beberapa reaksi

seperti peningkatan tekanan darah, peningkatan metabolisme, produksi

kolesterol dan adrenalin. Orang yang mengalami stres juga akan mengalami

gejala-gejala stres yang meliputi, gejala badan yaitu sakit kepala, sakit maag,

3
Hubungan antara Stres Kerja terhadap Asupan Makan pada Tenaga Kerja di PT X
IRLAN AWALIA SABRINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

mudah kaget, keringat dingin, gangguan pola tidur, letih, serta kaku leher.

Gejala emosional yaitu pelupa, sukar konsentrasi, cemas, was-was serta

mudah marah. Gejala sosial yaitu makin banyak atau sedikit makan dan minum,

sukar kontrol diri dan menarik diri dari lingkungan sekitar (Anoraga, 2006).

Beberapa aspek terkait dengan kesehatan dipengaruhi oleh kejadian

stres, salah satunya berdampak dalam hal pemilihan makanan. Literatur

menunjukkan bahwa stres memengaruhi makan dengan cara dua arah. Sekitar

30% asupan makan menurun dan kehilangan berat badan selama atau setelah

stres. Sementara sebagian besar individu meningkatkan asupan makanan

mereka selama stres (Chida et al., 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Oliver et al. (2000) pada orang sehat yang

diberi intervensi berupa stressor menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

asupan makan tinggi kalori dan makanan manis. Stres kerja berhubungan

dengan kejadian kegemukan, karena stres kerja mengubah pola makan

menjadi tidak sehat, kurang berolahraga, dan akhirnya akan meningkatkan

berat badan (Spector, 2002).

Stres kerja menjadi suatu persoalan yang serius bagi perusahaan karena

dapat menurunkan kinerja tenaga kerja dan perusahaan. Di Indonesia, salah

satu penelitian yang pernah dilakukan oleh sebuah lembaga manajemen di

Jakarta pada tahun 2002, menemukan bahwa krisis ekonomi yang

berkepanjangan, PHK, pemotongan gaji, dan keterpaksaan untuk bekerja pada

bidang kerja yang tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki merupakan

stressor utama pada saat itu (Saragih, 2010).

The American Institute of Stress selama tahun 2001 memperoleh data

yang menunjukkan bahwa, jumlah hari yang dipakai para pekerja untuk absen

4
Hubungan antara Stres Kerja terhadap Asupan Makan pada Tenaga Kerja di PT X
IRLAN AWALIA SABRINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

dengan alasan mengalami gangguan yang berkaiatan dengan masalah stres

bisa mencapai 20 hari dalam 1 tahun. Diperkirakan 40% dari keluar masuknya

tenaga kerja untuk bekerja disuatu perusahaan disebabkan oleh masalah stres.

Perkiraan ini didasari oleh kenyataan bahwa 60-90% kunjungan ke dokter

disebabkan oleh masalah-masalah yang berkaitan dengan stres (Losyk, 2005).

PT X merupakan industri yang bergerak di bidang manufaktur lampu

Perusahaan ini merupakan salah satu industri yang banyak menyerap tenaga

kerja. Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan, PT X memiliki fasilitas

kantin dan katering. Katering yang disediakan perusahaan untuk melayani

kebutuhan makan utama tenaga kerja sebanyak satu kali makan pada setiap

shift. Menu yang disediakan berupa nasi, lauk, sayur, buah, dan susu yang

diberikan sebanyak 2 gelas dalam seminggu.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dwianasari, et al. (2012) di PT

X ditemukan rata-rata jumlah kalori makanan yang disediakan sebesar 763

kalori/hari, diluar pemberian susu sebanyak 2 gelas dalam seminggu.

Perusahaan rutin mengevaluasi makanan yang disedikan dari ketepatan jumlah

kalori dengan penimbangan setiap harinya, asupan makan tenaga kerja melalui

sisa makanan, dan evaluasi cita rasa makanan dengan menggunakan

kuesioner. Walaupun asupan makan di tempat kerja sudah dapat terkontrol,

namun diluar perusahaan tenaga kerja tidak mengimbangi dengan asupan

yang sesuai, khususnya di rumah dan lingkungan tempat tinggal.

Perusahaan ini juga mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan, baik

kesehatan secara umum, kesehatan kerja, maupun tentang gizi kerja sebagai

salah satu bentuk perhatian terhadap K3. Selain itu perusahaan memiliki

menejemen pengendalian stres kerja, yang setiap 3 bulan sekali dilakukan

5
Hubungan antara Stres Kerja terhadap Asupan Makan pada Tenaga Kerja di PT X
IRLAN AWALIA SABRINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

pengukuran stres kerja. Pengukuran stres kerja dilakukan untuk mengetahui

gambaran tingkat stres kerja yang dialami oleh tenaga kerja. Sehingga

perusahaan dapat mengevaluasi penyebab stres kerja dan sebagai langkah

antisipasi untuk mencegah dan mengendalikan stres kerja yang terjadi.

Walaupun demikian sebagian tenaga kerja khususnya wanita

mengeluhkan merasa lelah sebelum bekerja, sering melakukan kesalahan, sulit

tidur jika mempunyai masalah di tempat kerja, kinerja tergagnggu jika sedang

memiliki masalah diluar pekerjaan, dan merasa belum puas dengan

pekerjaannya. Berdasarkan keluhan tersebut dapat disimpulkan bahwa tenaga

kerja tersebut mengalami stres kerja (Wambrau, et al., 2010). Tenaga kerja di

PT X memiliki tingkat paparan sumber stres yang berbeda, seperti pada tenaga

kerja di bagian produksi yang memiliki 2 shift kerja (pagi dan siang) dan setiap

tenaga kerja memiliki target produksi yang harus dipenuhi. Sehingga dalam

pelaksanaan pengendalian menejemen stres banyak tenaga kerja yang tidak

sempat mengikuti penyuluhan karena keterbatasan waktu dan pekerjaan rumah

yang sudah menanti. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan

penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan stres kerja terhadap asupan

makan tenaga kerja di PT. X.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian:

1. Apakah ada hubungan antara stres kerja terhadap asupan makan sehari

pada tenaga kerja di PT. X?

6
Hubungan antara Stres Kerja terhadap Asupan Makan pada Tenaga Kerja di PT X
IRLAN AWALIA SABRINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2. Apakah ada hubungan antara stres kerja terhadap asupan makan di tempat

kerja pada tenaga kerja di PT. X?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja

terhadap asupan makan pada tenaga kerja di PT. X.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran stres kerja pada tenaga kerja di PT. X.

b. Mengetahui gambaran asupan makan meliputi energi, protein, lemak, dan

karbohidrat, baik sehari maupun di tempat kerja.

c. Mengetahui hubungan antara stres kerja terhadap asupan makan sehari

yang meliputi energi, protein, lemak, dan karbohidrat pada tenaga kerja

di PT. X.

d. Mengetahui hubungan antara stres kerja terhadap asupan makan di

tempat kerja yang meliputi energi, protein, lemak, dan karbohidrat pada

tenaga kerja di PT. X.

e. Mengetahui hubungan antara stres kerja terhadap persen pemenuhan

makan sehari dan di tempat kerja. Mengetahui hubungan stres kerja

dengan persen pemenuhan makan di tempat kerja dibandingkan asupan

makan sehari meliputi asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat.

7
Hubungan antara Stres Kerja terhadap Asupan Makan pada Tenaga Kerja di PT X
IRLAN AWALIA SABRINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Mendapatkan pengetahuan tambahan, meningkatkan keterampilan

dalam melakukan penelitian di lapangan dan mengaplikasikan ilmu yang

sudah diperoleh selama perkuliahan.

2. Bagi Subjek Penelitian

Mengetahui sejauh mana stres kerja yang dialami dan asupan makan

tenaga kerja. Agar tenaga kerja dapat mengelola stres kerja yang dialami

lebih baik dan mengetahui asupan yang dibutuhkan.

3. Bagi Institusi Terkait

a. Memberi informasi stres kerja yang dialami dan asupan makan tenaga

kerja. Data ini dapat membantu perusahaan untuk meminimalisir kejadian

stres kerja dan memenuhi asupan makan tenaga kerja.

b. Memberi informasi tentang hubungan antara stres kerja terhadap asupan

makanan tenaga kerja. Sehingga dapat dijadikan evaluasi untuk

menentukan strategi peningkatan kinerja.

4. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai stres kerja telah banyak dilakukan para peneliti,

namun penelitian mengenai hubungan stres kerja terhadap asupan makan

tenaga kerja di PT. X belum pernah di teliti, adapun penelitian yang pernah ada

terkait tema penelitian ini antara lain:

8
Hubungan antara Stres Kerja terhadap Asupan Makan pada Tenaga Kerja di PT X
IRLAN AWALIA SABRINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1. Hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada pekerja di sentra

industri gamelan Wisnu Sukoharjo (Panengah, 2012). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji hubungan antara beban kerja

dengan stres kerja. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik

dengan pendekatan cross sectional dan pemilihan sampel secara simple

random sampling. Hasilnya adalah ada hubungan yang sangat signifikan

antara beban kerja dengan stres kerja, dengan kekuatan korelasi dalam

katagori kuat. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan diantaranya adalah variabel penelitian yaitu beban kerja sebagai

variabel bebas dan stres kerja sebagai variabel terikat. Subjek dan lokasi

penelitian adalah 48 pekerja laki-laki di sentra industri gamelan.

2. Hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai menu seimbang

terhadap asupan makan tenaga kerja PT. X di Yogyakarta (Dwianasari, et

al., 2012). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

pengetahuan dan sikap tentang menu seimbang dengan asupan makan

tenaga kerja. Penelitian tersebut menggunakan desain penelitian cross

sectional. Subjek dari penelitian ini adalah tenaga kerja PT GE Lighting pada

bagian produksi lampu pijar. Hasil dari penelitian tersebut adalah tidak ada

hubungan antara pengetahuan mengenai menu seimbang dengan asupan

makan berupa energi, protein, lemak, dan karbohidrat. Tidak ada hubungan

antara sikap mengenai menu seimbang terhadap asupan protein, lemak dan

karbohidrat. Ada hubungan antara sikap mengenai menu seimbang dengan

asupan energi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah variabel bebas dari penelitian ini antara lain pengetahuan

dan sikap mengenai menu seimbang.

9
Hubungan antara Stres Kerja terhadap Asupan Makan pada Tenaga Kerja di PT X
IRLAN AWALIA SABRINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

3. Hubungan antara status ekonomi, asupan makan, dan status gizi dengan

kinerja pada buruh gendong di Pasar Bringharjo (Neglaresti, 2010). Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status ekonomi, asupan

makanan dan status gizi terhadap kinerja pada buruh gendong. Penelitian

tersebut menggunakan desain penelitian cross sectional. Hasil dari

penelitian tersebut adalah tidak ada hubungan antara status ekonomi

dengan asupan makan. Tidak ada hubungan antara asupan makan dengan

status gizi. Ada hubungan antara status gizi dengan kinerja. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah subjek dan

lokasi penelitian yang merupakan buruh gendong di Pasar Bringharjo. Serta

variabel asupan makanan sebagai variabel bebas.

4. Hubungan stres kerja dengan hipertensi pada karyawan bagian operasi dan

komersial pusat di PT PELINDO Makassar (Nengsih, 2015). Penelitian

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, status gizi, perilaku

merokok, stres kerja dengan hipertensi. Jenis penelitian ini adalah

observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik

pengambilan sampel menggunakan exhaustive sampling sebanyak 35

pekerja. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel umur, perilaku

merokok, status gizi, dan stres kerja memiliki hubungan yang bermakna

dengan hipertensi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah subjek dan lokasi penelitian. Variabel bebas terdiri dari

umur, status gizi, perilaku merokok, dan stres kerja. Pada penelitian ini

hipertensi sebagai variabel terikat. Penggunaan kuesioner stres kerja yang

berbeda yang bersumber dari survei diagnostik stres (diagnostic survey).

10
Hubungan antara Stres Kerja terhadap Asupan Makan pada Tenaga Kerja di PT X
IRLAN AWALIA SABRINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

5. Hubungan asupan zat gizi, status gizi, dan motivasi dengan prokduktivitas

pekerja wanita pada bagian pencetakan di pabrik bakpia pathuk 25

Yogyakarta (Kusriyana, et.sl., 2008). Penelitian tersebut menggunakan

desain penelitian cross sectional. Hasil dari penelitian tersebut adalah tidak

ada hubungan yang bermakna antara asupan zat gizi (energi, protein, lemak,

dan karbohidrat) dan status gizi dengan produktivitas sedangkan untuk

motivasi ada hubungan yang bermakna dengan produktivitas. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah subjek yang

digunakan hanya tenaga kerja perempuan. Lokasi penelitian pada bagian

pencetakan di pabrik bakpia pathuk 25. Serta variabel asupan makan

sebagai variabel bebas.

11

Anda mungkin juga menyukai