DAN PENGENDALIAN
DOKUMEN
TAHUN 2019
A. LATAR BELAKANG
Pengaturan sistem pendokumentasian dokumen merupakan
salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan
keberhasilan akreditasi. Pengaturan sistem dokumentasi
merupakan satu proses implementasi akreditasi yang dianggap
penting karena dokumen merupakan acuan kerja, dokumen
pelaksanaan dan penererapan kebijakan, program dan
kegiatan, serta bagian dari salah satu persyaratan akreditasi.
Dengan adanya sistem dokumentasi yang baik dlaam suatu
organisasi diharapkan fungsi setiap personil maupun bagian
dari organisasi dapat berjalan sesuai perencanaan Bersama
dalam upaya mewujudkan kinerja yang optimal.
1|Halaman
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Panduan ini dimaksudkan agar Puskesmas Ibrahim Adjie
memiliki acuan dalam melakukan standarisasi tata naskah
seluruh dokumen.
2. Tujuan
Tersedianya pedoman penyusunan dokumen dalam
menyusun dokumen yang dipersyaratkan dalam standar
akreditasi.
C. SASARAN
Sasaran panduan ini adalah kepala, penanggung jawab dan
pelaksana upaya kesehatan di Puskesmas Ibrahim Adjie.
D. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 nomor 116;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, Lembaran Negara Republic Indonesia
Tahun 2009 Nomor 114;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 nomor 112;
4. Undang-undang Republik Indonesia Tahun 2009 tentang
Tenaga Kesehatan;
5. Undang-undang Republik Indonesia Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
2|Halaman
7. Peraturan Menteri Pan dan RB Nomor 35 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2015
tentang Komisi Akreditasi FKTP;
11. Peraturan Wali Kota nomor 010 Tahun 2017 tentang Tata
Naskah Dinas di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
3|Halaman
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS
4|Halaman
Dokumen yang didistribusikan untuk kebutuhan eksternal
atau atas permintaan pihak di luar Puskesmas digunakan
untuk keperluan insidentil, tidak dapat digunakan sebagai
acuan dalam melaksanakan pekerjaan dan memiliki tanda
“TIDAK TERKENDALI”. Yang berhak mengeluarkan
dokumen ini adalah penanggung jawab manajemen mutu
dan tercatat pada daftar distribusi dokumen tidak
terkendali.
4. Dokumen Kadaluarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh
karena telah mengalami perubahan/revisi sehingga tidak
dapat lagi digunakan menjadi acuan dalam melaksanakan
pekerjaan. Dokumen ini harus diberi tanda
“KADALUARSA”. Dokumen induk diidentifikasi dan
dokumen sisanya dimusnahkan.
5|Halaman
b. Pedoman untuk masing-masing UKM (esensial maupun
pengembangan)
c. Standar Operasional Prosedur (SOP)
d. Rencana Tahunan masing-masing UKM
e. Kerangka Acuan Program/Kegiatan pada tiap-tiap UKM
3. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
a. Kebijakan tentang Pelayanan Klinis
b. Pedoman Pelayanan Klinis
c. Standar Operasional Prosedur (SOP) klinis
d. Kerangka acuan terkait dengan program/kegiatan
Pelayanan Klinis dan Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien.
D. KETENTUAN UMUM
1. Penggunaan Kertas
a. Kertas yang digunakan untuk tata naskah adalah HVS 80
gram atau disesuaikan dengan kebutuhan, antara lain
untuk kegiatan surat-menyurat, penggandaan dan
dokumen laporan.
b. Penggunaan kertas HVS di atas adalah 80 gram atau jenis
lain dengan keasaman tertentu, hanya terbatas untuk
jenis naskah dinas yang mempuyai nilai kegunaan dalam
waktu lama.
c. Ukuran kertas yang digunakan untuk surat menyurat
adalah Folio /F4 (215 mm x 330 mm)
6|Halaman
d. Ukuran kertas yang digunakan untuk makalah, piper dan
laporan adalah A4 (210 mm x 297 mm)
e. Kertas yang digunakan untuk pidato adalah A5 setengah
kuarto (165 mm x 215 mm)
2. Pengetikan Sarana Administrasi dan Komunikasi
Perkantoran
a. Bookman Old Style atau disesuaikan kebutuhan ukuran
12.
b. Spasi 1 atau 1,5 sesuai kebutuhan.
c. Warna tinta hitam.
3. Warna dan kualitas Kertas
Warna dan kualitas kertas yang dimaksud berwarna putih
dengan kualitas baik.
4. Penggunaan Tinta
a. Tinta yang digunakan untuk naskah dinas berwarna
hitam.
b. Tinta yang digunakan untuk paraf dan penandatanganan
naskah dinas berwarna biru.
c. Tinta yang digunakan untuk keperluan keamanan naskah
dinas berwarna merah.
5. Kop Naskah Dinas UPT
a. Menggunkan lambang daerah berwarna hitam dengan
ditempatkan di bagian kiri atas. dan sebutan
PEMERINTAH KOTA BANDUNG ukuran 12, DINAS
KESEHATAN ukuran 12, UPT PUSKESMAS IBRAHIM
ADJIE dengan ukuran 14 dan dicetak tebal, alamat, kode
pos, nomor telepon, dan email di tulis dengan ukuran 12.
b. Menggunakan garis batas di bagian tengah bawah 2 garis
tebal dan tipis.
7|Halaman
6. Stempel
a. Stempel UPT Puskesmas Ibrahim Adjie adalah:
1) Ukuran garis tengah lingkaran luar untuk stempel
instansi adalah 4 cm
2) Ukuran garis tengah lingkaran tengah untuk stempel
jabatan dan stempel instansi adalah 3,8 cm
3) Ukuran garis tengah lingkaran dalam untuk stempel
instansi adalah 2,7 cm
4) Jarak antara 2 garis terdapat pada lingkaran dalam
untuk stempel instansi adalah 1 cm
5) Stempel menggunakan tinta warna ungu dan
dibubuhkan pada bagian kiri tanda tangan kepala
puskesmas
b. Ukuran stempel legalisasi adalah ukuran panjang 8 cm
dan ukuran lebar 4 cm.
8|Halaman
BAB III
PENYUSUNAN DOKUMEN PUSKESMAS
9|Halaman
XXX = Nomor Urut Surat Keputusan/Kebijakan
Upaya = Sesuai dengan Upaya yang mengusulkan SK
tersebut yaitu ADM untuk Administrasi
Manajemen, UKM untuk Upaya Kesehatan
Masyarakat dan UKP untuk Upaya
Kesehatan Perorangan
MM = Bulan Terbit dengan huruf romawi
YYYY = Tahun Terbit
3) Judul ditulis judul peraturan/keputusan tentang ….
4) Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa
5) Kepala Puskesmas ditulis simetris, diletakkan di tengah
margin di akhiri dengan tanda koma (,)
b. Konsideran, meliputi:
1) Menimbang:
a) Memuat uraian tugas singkat tentang pokok-pokok
pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan
pembuatan keputusan,
b) Huruf awal kata “Menimbang” ditulis dengan huruf
kapital diakhiri dengan tanda baca titik dua (:) dan
diletakkan di bagian kiri,
c) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran
menggunakan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanca
baca (;).
2) Mengingat:
a) Memuat dasar kewenangan dan peraturan
perundangan yang memerintahkan pembuat
peraturan/Surat Keputusan tersebut,
b) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum
adalah peraturan yang ditingkatannya sederajat atau
lebih tinggi,
c) Kata “mengingat” ditulis sejajar kata menimbang
d) Konsideran yang berupa peraturan perundangan
diurutkan sesuai dengan hierarki tata perundangan
10 | H a l a m a n
dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dulu,
diawali dengan nomor 1,2 dst di akhiri tanda baca (;)
3) Hierarki Perundangan
a) Undang – Undang
b) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang –Undang
(Perpu)
c) Peraturan Pemerintah
d) Peraturan Presiden
e) Keputusan Presiden
f) Peraturan Menteri
g) Keputusan Menteri
h) Peraturan Daerah
i) Peraturan Wali Kota
c. Diktum:
1) Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah
seluruhnya dengan huruf kapital;
2) Diktum Menetapkan di cantumkan setelah kata
memutuskan sejajar dengan kata menimbang dan
mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca (;)
3) Nama keputusan disesuaikan dengan judul keputusan,
seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda baca titik (.)
d. Batang Tubuh.
1) Batang tubuh memuat semua substansi keputusan
yang dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya:
KESATU :
KEDUA :
dst
2) Dicantumkan saat berlakunya keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan
lainnya,
11 | H a l a m a n
3) Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran
peraturan/keputusan, dan pada halaman terakhir
ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/keputusan.
e. Kaki:
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir
substansi peraturan/keputusan yang memuat penanda
tangan penerapan peraturan/keputusan, pengundangan
peraturan/keputusan yang terdiri atas:
1) tempat dan tanggal penetapan,
2) nama jabatan,
3) tanda tangan pejabat,
4) dan nama lengkap pejabat tanpa gelar yang menanda
tangani.
f. Penandatanganan:
Peraturan/Keputusan ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas, dituliskan nama tanpa gelar.
g. Lampiran peraturan/keputusan:
1) Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor
peraturan/keputusan
2) Halaman terakhir harus ditanda tangani oleh Kepala
Puskesmas.
12 | H a l a m a n
2. PEDOMAN MUTU
Pedoman Mutu adalah dokumen yang memberi informasi
yang konsisten ke dalam maupun ke luar tentang sistem
manajemen mutu. Panduan mutu disusun Puskesmas
Ibrahim Adjie. Format Pedoman Mutu Puskesmas Ibrahim
Adjie ditentukan sebagai berikut:
Kata Pengantar
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
B. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
C. Ruang Lingkup
D. Tujuan
E. Landasan Hukum dan Acuan
F. Istilah dan definisi.
II. Sistem Manajemen Mutu dan Sitem Penyelenggaraan
Pelayanan
A. Persyaratan Umum
B. Pengendalian Dokumen
C. Pengendalian rekaman
III. Tanggung Jawab Manajemen
A. Komitmen Manajemen
B. Fokus pada sasaran
C. Kebijakan Mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian
Sasaran Kinerja/Mutu
E. Tanggung jawab, Wewenang dan Komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab
Manajemen Mutu
G. Komunikasi Internal
13 | H a l a m a n
IV. Tinjauan Manajemen
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran Tinjauan
V. Manajemen Sumber Daya
A. Penyediaan Sumber Daya
B. Manajemen Sumber Daya Manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan Kerja
VI. Penyelenggaraan Pelayanan
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas:
1. Perencanaan upaya Kesehatan Masyarakat, akses
dan pengukuran kinerja
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
a. Pentepan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM:
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
f. Manajemen risiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran
kinerja UKM
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak seuai
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit Internal
14 | H a l a m a n
3) Pemantan dan pengukuran proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
B. Pelayanan Klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan)
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/penggandaan barang terkait dengan
pelayanan klinis:
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan
pasien
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen risiko
6. Pengkuruan, analisis, dan penyempurnaan:
a. Umum
15 | H a l a m a n
b. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit Internal
3) Pemantan dan pengukuran proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkenlanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
VII. Penutup
Lampiran (jika ada)
16 | H a l a m a n
dapat menyusun program kerja lima tahunan yang
dijabatkan dalam kegiatan dan rencana anggaran.
17 | H a l a m a n
C. Penyusunan Rencana Pelaksanaan (Planning Of
Action)
1) Penjadwalan
2) Pengalokasian sumber daya
3) Pelaksanaan kegiatan
4) Penggerak pelaksanaan
D. Penyusunan Pelengkap Dokumen
Bab III Indikator dan standar kerja
Bab IV Analisis Kinerja
A. Pencapaian kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan
upaya Puskesmas
B. Analisis Kinerja: menganalisis faktor pendukung
dan penghambat pencapaian kinerja.
Bab V Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahunan
A. Program Kerja dan kegiatan: berisi program-program
kerja yang akan dilakukan yang meliputi antara
lain:
1. Program Kerja Pengembangan SDM, yang
dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan, misalnya:
pelatihan, pengusulan penambahan SDM,
seminar, workshop, dsb
2. Program Kerja Pengembangan sarana, yang
dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan, misalnya:
pemeliharaan sarana, pengadaan alat-alat
kesehatan, dsb
3. Program Kerja Pengembangan Manajemen, dan
seterusnya.
B. Rencana anggaran: yang merupakan rencana biaya
untuk tiap-tiap program kerja dan kegiatan-kegiatan
yang direncanakan secara garis besar.
Bab VI Pemantauan dan Penilaian.
Bab VII Penutup.
18 | H a l a m a n
b. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Strategis
Puskesmas
Adapun tahapan penyusunan rencana strategis
Puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Membentuk tim penyusunan rencana kinerja strategis
yang terdiri dari Kepala Puskesmas bersama dengan
penanggung jawab upaya Puskesmas dan Pelayanan
Klinis.
b. Tim mempelajari rencana strategi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, target kinerja lima tahunan yang
harus dicapai oleh Puskesmas.
c. Tim menetapkan indicator kinerja tiap upaya
Puskesmas.
d. Tim mengumpulkan data pencapaian kinerja.
e. Tim melakukan analisis kinerja.
f. Tim menyusun pentahapan pencapaian indikator
kinerja untuk tiap upaya Puskesmas dengan
penjabaran pencapaian untuk tiap tahun.
g. Tim menyusun program kerja dan kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai target pada tiap-tiap
indicator kinerja.
h. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima
tahunan untuk disahkan oleh Kepala Puskesmas.
i. Sosialisasi rencana pada seluruh jajaran puskesmas.
19 | H a l a m a n
Puskesmas tersebut, misalnya Upaya KIA, Upaya KB,
Upaya PKM, dan seterusnya,
c. Indikator: diisi dengan indikator-indikator yang
menjadi tolok ukur kinerja Upaya/Pelayanan
d. Standar : diisi dengan standar kinerja untuk tiap
indicator
e. Pencapaian : diisi dengan pencapaian kinerja tahun
terakhir
f. Target pencapaian: diisi dengan target-target yang
akan dicapai pada tiap tahap tahunan
g. Program Kerja : diisi dengan Program Kerja yang akan
dilakukan untuk mencapai target pada tiap tahun
berdasarkan hasil analisis kinerja, misalnya program
kerja pengembangan SDM, program kerja peningkatan
mutu, program kerja pengembangan SDM, program
kerja pengembangan sarana, dsb
h. Kegiatan: merupakan rincian kegiatan untuk tiap
program yang direncanakan, misalnya untuk program
pengembangan SDM, kegiatan Pelatihan Perawat,
Pelatihan Tenaga PKM, dan sebagainya.
i. Volume : diisi dengan volume kegiatan yang
direncanakan untuk tiap tahapan tahunan
j. Harga Satuan: harga satuan untuk tiap kegiatan,
k. Perkiraan Biaya: diisi dengan perkalian antara volume
dengan harga satuan.
c. Penutup
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu
Kepala Puskesmas dalam menyusun rencana kinerja lima
tahunan, yang kemudian diuraikan dalam rencana
tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan
Rencana Pencapaian Kegiatan.
20 | H a l a m a n
4. PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) TAHUNAN.
Perencanaan adalah: suatu proses kegiatan secara urut
yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara
berhasil guna dan berdaya guna.
21 | H a l a m a n
Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi usulan
pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana
dan operasional Puskesmas. RUK yang disusun
merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penysunan
RUK tersebut dilakukan pada bulan Januari Tahun
berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian
kegiatan tahun sebelumnya (H-1) dan diharapkan proses
penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di
Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (H).
RUK kemudian dibahas di Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota selanjutnya terangkum dalam usulan Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota akan diajukan ke DPRD
untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan
dukungan politis.
22 | H a l a m a n
b. Tahap analisis situasi.
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai keadaan dan permasalahan yang dihadapi
Puskesmas melalui proses analisis terhadap data yang
dikumpulkan tim yang telah ditunjuk oleh Kepala
Puskesmas. Data- data tersebut mencakup data
umum, dan data khusus (hasil penilaian kinerja
Puskesmas).
3. Tahap penyusunan RUK.
Penyusunan RUK memperhatikan hal- hal untuk
mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada
periode sebelmnya dan memperhatikan program/ upaya
yang masih bermasalah, menyusun rencana kegiatan
baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan
diwilayan tersebut dan kemampuan Puskesmas.
Penyusunan RUK terdiri dua tahap, yaitu:
a. Analisis Masalah dan Kebutuhan Masyarakat.
Analisis masalah dan kebutuhan masyarakat
dilakukan melalui kesepakatan tim penyusun dan
lintas sektoral Puskesmas melalui:
1) Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan, melalui analisis
kesehatan masyarakat (community health analysis)
2) Menetapkan urutan prioritas masalah,
3) Merumuskan masalah,
4) Mencari akar penyebab, dapat mepergunakan
diagram sebab akibat, pohon masalah, curah
pendapat, dan alat lain yang dapat digunakan.
b. Penyusunan RUK.
Penyusunan RUK meliputi upaya kesehatan upaya
wajib, pengembangan dan upaya khusus setempat
yang meliputi:
23 | H a l a m a n
1) Kegiatan tahun yang akan datang,
2) Kebutuhan sumber daya,
3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik upaya kesehatan
masyarakat, dan upaya kesehatan perorangan tingkat
pertama, UKM esensial dan pengembangan secara
bersama-sama, terpadu dan terintegrasi, dengan
langkah-langkah:
a. Mempelajarai alokasi kegiatan,
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disutujui
dengan RUK,
c. Menyusun rancangan awal secara rinci,
d. Mengadakan lokakarya mini,
e. Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas
dengan menggunakan format- format sesuai dengan
Pedomanan Manajemen Puskesmas yang dikeluarkan
Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan tahun 2016. Adapun format-format untuk
dilihat didalam lampiran buku panduan penyusunan
dokumen ini.
5. PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar
yang memberi arah langkah-langkah yang harus dilakukan.
Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan.
24 | H a l a m a n
Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik dan
benar melalui penerapan SOP.
25 | H a l a m a n
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
26 | H a l a m a n
3) Format Panduan Pelayanan
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
27 | H a l a m a n
melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai, dengan
penjadualan yang jelas, dan evaluasi serta pelaporan.
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang
bersifat umum yang masih terkait dengan upaya/
kegiatan
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan
mengapa program tersebut disusun. Sebaiknya
dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan
program tersebut dapat lebih kuat.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan.
Tujuan umum adalah tujuan secara garis besarnya,
sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-
langkah kegiatan yang harus dilakukan sehingga
tercapainya tujuan Program/kegiatan. Oleh karena itu
antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk
melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan.
Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim,
melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik
dan terukur untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/
kegiatan.
28 | H a l a m a n
Sasaran Program/kegiatan menunjukkan hasil antara
yang diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu.
Penyusunan sasaran program perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
1) Specific : sasaran harus menggambarkan hasil
spesifik yang diinginkan, bukan cara pencapaiannya.
Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang
jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk
penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik.
2) Measurable : sasaran harus terukur dan dapat
dipergunakan untuk memastikan apa dan kapan
pencapaiannya. Akontabilitas harus ditanamkan
kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya
meetodologi untuk mengukur pencapaian sasaran
(keberhasilan upaya/ kegiatan) harus ditetapkan
sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran
tersebut dilaksanakan.
3) Agressive but Attainable : apabila sasaran harus
dijadikan standar keberhasilan, maka sasaran harus
menantang, namun tidak boleh mengandung target
yang tidak layak.
4) Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus
menspesifikkan hasil yang ingin dicapai. Misalnya :
mengurangi komplain masyarakat terhadap pelayanan
rawat inap sebesar 50%
5) Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam
waktu yang relatif pendek, mulai dari beberapa
minggu sampai beberapa bulan (sebaiknya kurang
dari 1 tahun). Kalau ada Program/kegiatan 5 (lima)
tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih
mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses
29 | H a l a m a n
anggaran apabila dibuat sesuai dengan batas-batas
tahun anggaran di Puskesmas.
g. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk
tiap-tiap rincian kegiatan yang akan dilaksanakan, yang
digambarkan dalam bentuk bagan Gantt.
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan
adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap jadwal
yang direncanakan. Jadwal tersebut akan dievaluasi
setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu),
sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada
penggeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka
dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu
Program/kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang
ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap
kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan
dilakukan dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana
membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut
dan kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang
harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara
bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan
tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiata
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis
dalam kerangka acuan adalah bagaimana melakukan
pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi
kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program
dan kapan laporan harus diserahkan dan kepada siapa
saja laporan tersebut harus diserahkan.
30 | H a l a m a n
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan
program/kegiatan secara menyeluruh. Jadi yang di tulis
didalam kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi
dan kapan evaluasi harus dilakukan.
31 | H a l a m a n
Kesehatan dan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
5) Beberapa Istilah Prosedur yang sering digunakan
yaitu:
a) Prosedur yang telah dieteapkan disingkat Protap,
b) Prosedur untuk panduan kerja (prosedur kerja,
disingkat PK)
c) Prosedur untuk melakukan tindakan
d) Petunjuk penatalaksanaan
e) Petunjuk pelaksanaan disingkat juklak
f) Petunjuk pelaksanaan secara teknis, disingkat
juknis,
g) Prosedur untuk melakukan tindakan klinis:
protocol klinis, Algoritma/Clinical Pathway.
Karena beranekaragamnya istilah tentang prosedur
dan untuk menghindari salah tafsir serta dalam
rangka menyeragamkan istilah maka dalam pedoman
penyusunan dokumen ini digunakan istilah “Standar
Operasional Prosedur” sebagaimana tercantum
dalam Permenpan Nomor 35 Tahun 2012.
Prosedur yang dimaksud dalam Istilah “Standar
Operasional Prosedur (SOP)“ bersifat institusi
maupun perorangan sebagai profesi sehingga dianggap
lebih tepat karena prosedur yang dimaksud dalam
pedoman penyusunan dokumen akreditasi FKTP ini
adalah prosedur yang bersifat institusi maupun
perorangan sebagai profesi, sementara istilah “
Standar Prosedur Operasional “ (SPO) yang
dipergunakan dalam undang-undang Praktik
Kedokteran maupun dalam undang-undang Kesehatan
lebih bersifat perorangan sebagai profesi.
32 | H a l a m a n
b. Tujuan Penyusunan SOP adalah agar berbagai proses
kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/
seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
c. Manfaat SOP
1) Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
2) Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
3) Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana
melaksanakan pekerjaannya.
d. Format SOP.
Format baku SOP Puskesmas Ibrahim Adjie mengacu
pada Pemenpan Nomor 35 Tahun 2012. Format
merupakan format minimal, oleh karena itu format ini
dapat diberikan tambahan materi/kolom misalnya hal-
hal yang yang perlu diperhatikan, dokumen terkait, dan
rekaman historis perubahan. Untuk SOP tindakan adar
memudahkan di dalam melihat langkah-langkahnya
dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain-
lain, namun tidak boleh mengurangi item yang ada di
SOP.
33 | H a l a m a n
Format SOP Puskesmas Ibrahim Adjie sebagai berikut :
JUDUL SOP
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPT Puskesmas Kepala Puskesmas
-TTD-
Ibrahim Adjie NIP………………
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/
Langkah-
langkah
6. Diagram Alir bisa ditambahkan apabila diperlukan
7. Hal-hal yang bisa ditambahkan apabila diperlukan
harus
diperhatikan
8. Unit Terkait
9. Dokumen bisa ditambahkan apabila diperlukan
Terkait
34 | H a l a m a n
CARA PENGISIAN FORMAT SOP
35 | H a l a m a n
7) Ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, diisi dengan
tandatangan beserta nama jelas Kepala Puskesmas.
36 | H a l a m a n
2. Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-
kegiatan dari tiap tahapan diagram makro, bentuk
simbol sebagai berikut:
Awal Kegiatan
Akhir Kegiatan
Ya
?
Simbol Keputusan
Tidak
Penghubung
Dokumen
Arsip
37 | H a l a m a n
4) SOP jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek-
Predikat-Objek SOP harus jelas.
5) SOP harus menggunakan kalimat perintah/intruksi bagi
pelaksana dengan bahasa yang dikenal pemakai.
6) SOP harus jelas, ringkas, da mudah dilaksanakan. Untuk
SOP pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek
keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pasien. Untuk
SOP profesi harus mengacu kepada standar profesi,
standar pelayanan, mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, dan memperhatikan
aspek keselematan pasien.
d. Evaluasi SOP.
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
1) Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat
dilakukan dengan meniai tingkat kepatuhan terhadap
langkah-langkah dalam SOP. Untuk evaluasi ini dapat
dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/check list
a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang
dikerjakan secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan
suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat, dikerjakan,
dan diberi tanda (check-mark).
b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen
mutu untuk mendukung standarisasi suatu proses
pelayanan.
c) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang
kompleks.
d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung,
mempermudah pelaksanaan dan memonitor SOP,
bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
e) Komponen daftar tilik adalah sebagai berikut:
(i) Kop Daftar Tilik
38 | H a l a m a n
(ii) Kotak heading hanya dibuat pada halaman pertama,
berisi judul, nomor dokumen, nomor revisi, tanggal
terbit dan halaman
(iii) Identitas sasaran adalah nama petugas yang
melaksanakan dan menerapkan SPO, terdiri dari
nama petugas, jabatan dan tanggal kegiatan
pemantauan/evaluasi.
(iv) Penelusuran dilakukan dengan melakukan
observasi petugas sesuai dengan pertanyaan yang
telah disusun dan menuangkan hasil pengamatan
dalam kolom ya atau tidak.
f) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP
dalam langkah- langkah kegiatan, dengan rumus
sebagai berikut:
∑𝑌𝑎
𝑪𝒐𝒎𝒑𝒍𝒊𝒂𝒏𝒄𝒆 𝑹𝒂𝒕𝒆 (𝑪𝑹) = 𝑥 100%
∑𝑌𝑎 + 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘
39 | H a l a m a n
k) Contoh Format penulisan adalah sebagai berikut:
Nama petugas :
Jabatan :
Tanggal pelaksanaan :
Tidak
No Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
40 | H a l a m a n
2) Evaluasi isi SOP.
1) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan
minimal dua tahun sekali yang dilakukan oleh
masing-masing unit kerja.
2) Hasil evaluasi :SOP masih tetap bisa dipergunakan,
atau SOP tersebut perlu diperbaiki/direvisi.
Perbaikan/revisi isi SOP bisa dilakukan sebagian atau
seluruhnya.
3) Perbaikan/ revisi perlu dilakukan bila :
Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang
ada
Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK)
pelayanan kesehatan,
Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
Adanya perubahan fasilititas
4) Pergantian kepala Puskesmas, bila SOP memang
masih sesuai/ dipergunakan maka tidak perlu direvisi.
41 | H a l a m a n
1. Identifikasi Penyusunan/Perubahan dokumen
Identifikasi kebutuhan dilakukan pada tahap self assessment
dalam pendampingan akreditasi. Hasil self assessment
digunakan sebagai acuan untuk mengidentifikasi dokumen
sesuai sesuai standar akreditasi yang sudah ada di
Puskesmas Ibrahim Adjie. Bila dokumen sudah ada, dapat
diidentifikasi dokumen tersebut masih efektif atau tidak.
2. Penyusunan Dokumen
Kepala Subag Tata Usaha, Penanggung jawab adman, dan
Penannggung Jawab UKM dan UKP bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan identifikasi/perubahan serta
penyusunan dokumen.
Penyusunan dokumen secara keseluruhan dikoordinir oleh
tim mutu/tim akreditasi dengan mekanisme sebagai berikut:
a) SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja
disampaikan ke tim akreditasi;
b) Fungsi tim akreditasi dalam penyusunan dokumen adalah:
1) Memberi tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki
dokumen yang telah disusun oleh pelaksana atau unit
kerja baik segi bahasa maupun penulisan
2) Mengkoordinir proses pembuatan dokuem sehingga tidak
terjadi duplikasi dokumen antar unit
3) Melakukan cek ulang terhadap dokumen yang akan
ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas Ibrahim Adjie
3. Pengesahan Dokumen
Dokumen disahkan oleh Kepala Puskesmas Ibrahim Adjie
4. Sosialisasi Dokumen
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka
perlu dilakukan sosialisasi dokumen tersebut, khusus bagi
SOP, bila rumit maka melaksanakan SOP tersebut perlu
dilakukan pelatihan.
42 | H a l a m a n
5. Pencatatan Dokumen, Distribusi dan Penarikan Dokumen
Kepala Puskesmas Ibrahim Adjie menunjuk salah anggota tim
mutu akreditasi sebagai petugas pengendali dokumen yang
ditetapkan dalam SK Pengedali Dokumen Puskesmas Ibrahim
Adjie.
Petugas Pengendali Dokumen bertanggung jawab atas:
a. Penomoran Dokumen
1) Surat Keputusan / Kebijakan: [XXX]/SK/UPAYA/UPT-
IBRA/[MM]/[YYYY]
XXX = Nomor Urut Surat Keputusan / Kebijakan
43 | H a l a m a n
Masyarakat dan UKP untuk Upaya
Kesehatan Perorangan
YYYY = Tahun Terbit
44 | H a l a m a n
4) Bagi data yang berupa e-file maka distribusi dokumen
bisa melalui jejaring area local, dan diatur kewenangan
otoritasi di setiap unit kerja, sehingga unit kerja dapat
mengetahui batas kewenangan dalam membuka
dokumen
e. Menarik dokumen lama apabila dokumen lama sudah
terdapat perubahan dan diganti oleh dokumen pengganti
serta mengisi format usulan penambahan/penarikan
dokumen
f. Mengarsipkan dokumen induk yang sudah tidak berlaku
dengan membubuhkan stempel “KADALUARSA” dan
kemudian menyimpan dokumen tersebut selama 2 tahun
dengan pertimbangan kurangnya tempat penyimpanan
dokumen.
g. Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
6. Tata cara Penyimpanan Dokumen.
a. Dokumen asli (dokumen master yang sudah dinomori dan
ditanda tangani) agar disimpan di sekertariat Tim Mutu.
Penyimpanan dokumen yang asli harus rapi sehingga
mudah dicari kembali bila diperlukan.
b. Dokumen terkendali disimpan di masing-masing unit kerja,
dimana dokumen tersebut digunakan. Apabila dokumen
tersebut tidak digunakan maka unit kerja wajib
mengembalikan dokumen yang sudah tidak berlaku
tersebut ke sekertariat tim mutu sehingga di unit kerja
hanya ada dokumen yang masih berlaku saja. Sekertariat
tim mutu dapat memusnahkan foto kopi dokumen yang
tidak berlaku tersebut, namun dokumen asli tetap
disimpan, dengan lama penyimpanan 2 tahun.
45 | H a l a m a n
c. Dokumen di unit upaya Puskesmas harus diletakkan di
tempat yang mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah
dibaca oleh pelaksana.
7. Penataan Dokumen
Untuk memudahkan di dalam pencarian dokumen akreditasi
Puskesmas dikelompokan masing-masing bab/ kelompok
pelayanan/ UKM dengan diurutkan setiap urutan kriteria dan
elemen penilaian, dan diberikan daftar secara berurutan.
46 | H a l a m a n
8. Revisi atau perubahan dokumen
a. Dilakukan setelah proses pengkajian serta mendapat
pengesahan sesuai pejabat yang berwenang
b. Setiap kali revisi seluruh halaman akan mengalami
perubahan
c. Isi revisi atau perubahan harus tercatat dalam formulir
perubahan
d. Tanggal terbit diubah menjadi tanggal terbit dokumen
terkini.
C. REKAM IMPLEMENTASI
1. Rekam implementasi adalah dokumen yang menjadi bukti
objektif dari kegiatan yang dilakukan atau hasil yang dicapai
dalam kegiatan Puskesmas dalam melaksanakan regulasi
internal atau kegiatan yang direncanakan.
2. Catatan/rekaman implementasi sebagai bukti pelaksanaan
kegiatan juga harus dikendalikan. Catatan rekaman
implementasi harus dapat terbaca, segera dapat
teridentifikasi dan dapat diakses kembali.
3. Prosedur Pengendalian Rekaman di Puskesmas Ibrahim
Adjie
a. Mengidentifikasi rekaman
1) Identifikasi kebutuhan dilakukan pada tahap self
assessment dalam pendampingan akreditasi. Hasil self
assessment digunakan sebagai acuan untuk
mengidentifikasi rekaman sesuai sesuai standar
akreditasi yang sudah ada di Puskesmas Ibrahim Adjie.
Bila dokumen sudah ada kemudian diajukan kepada
kesekretariatan mutu akreditasi untuk diberi nomor.
2) Kepala Subag Tata Usaha, Penanggung jawab adman,
dan Penannggung Jawab UKM dan UKP menyusun
rekaman yang diperlukan untuk akreditasi dan
47 | H a l a m a n
dikoordinir oleh tim mutu agar tidak terjadi duplikasi
dokumen antar unit.
3) Kepala Subag Tata Usaha, Penanggung jawab adman,
dan Penannggung Jawab UKM dan UKP mengajukan
rekaman yang telah disusun kepada tim mutu/tim
akreditasi.
4) Tim mutu melakukan cek ulang terhadap rekaman
yang akan ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas
Ibrahim Adjie.
5) Kepala Puskesmas Ibrahim Adjie menandatangani
rekaman untuk disahkan.
b. Pencatatan dalam Daftar Rekaman
1) Rekaman yang sudah ditandatangai dicatat dalam
daftar rekaman.
2) Menyerahkan rekaman kepada kelompok kerja yang
membutuhkan untuk digandakan
3) Rekaman yang sudah dicatat dalam daftar rekaman
kemudian digandakan sesuai kebutuhan kelompok
kerja
4) Kesekretariatan tim mutu mencatat rekaman dalam
daftar rekaman.
c. Mendistribusikan rekaman yang sudah diberi stempel
terkendali
Rekaman yang sudah digandakan kemudan di cap
terkendali dan didistribusikan kepada kelompok kerja
yang membutuhkan. Setiap melakukan distribusi
rekaman harus memakai ekspedisi dan formulir tanda
terima.
48 | H a l a m a n
4. Jenis Rekaman
a. Surat Edaran;
1) Pengertian
Surat edaran adalah naskah dinas yang berisi
pemberitahuan penjelasan dan/atau petunjuk cara
melaksanakan hal tertentu yang dianggap penting dan
mendesak.
2) Susunan
Susunan Surat Edaran terdiri dari:
a) Kepala Surat Edaran;
1) Nama tempat ditetapkan;
2) Tanggal, Bulan dan Tahun;
3) Pejabat / alamat yang dituju;
4) Kata “Surat Edaran “ ditempatkan ditengah
lembar isi naskah dinas.
b) Isi Surat Edaran dituangkan / dirumuskan dalam
bentuk uraian:
c) Bagian Akhir Surat Edaran terdiri atas:
1) Nama jabatan;
2) Tanda Tangan Pejabat;
3) Nama, Pangkat, dan NIP bagi PNS;
4) Stempel Jabatan/Instansi.
3) Penandatanganan
Surat Edaran yang ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas
49 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
SURAT EDARAN
NOMOR ...................................
TENTANG
.......................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
........................................................................................................
.......................................................................................................
KEPALA PUSKESMAS
NAMA JELAS
PANGKAT
50 | H a l a m a n
b. Surat biasa
a. Pengertian
Surat biasa adalah naskah dinas yang berisi
pemberitahuan, pertanyaan, permintaan jawaban atau
saran dan sebagainya.
b. Susunan
1) Susunan Surat Biasa terdiri atas :
a) Nama tempat ditetapkan;
b) Tanggal, bulan, tahun;
c) Pejabat alamat yang dituju;
d) Nomor Surat;
e) Sifat surat;
f) Hal Surat.
2) Isi surat biasa dirumuskan dalam bentuk uraian
3) Bagian akhir surat biasa terdiri atas:
a) Nama jabatan;
b) Tanda tangan pejabat;
c) Nama pejabat, pangkat dan NIP bagi PNS;
d) Stempel jabatan/instansi;
e) Tembusan.
f) Penandatanganan.
Surat Keterangan yang ditandatangani oleh
Kepala Puskesmas atas wewenang jabatannya
4) Bentuk / model naskah dinas Surat Keterangan,
sebagaimana tertera pada halaman berikut.
51 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
KEPALA PUSKESMAS
NAMA JELAS
PANGKAT
NIP
Tembusan:
1. Yth…………………………
2. Yth. ……………………….
52 | H a l a m a n
c. Surat keterangan;
1) Pengertian
2) Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi
pernyataan tertulis dari pejabat sebagai tanda bukti
untuk menerangkan atau menjelaskan kebenaran
sesuatu hal.
3) Susunan
a) Kepala Surat Keterangan terdiri atas :
Kata “ Surat Keterangan “ ditempatkan di bagian
tengah lembar naskah;
Nomor dan Tahun atau dapat menggunakan
Nomor panjang menurut kebutuhan.
b) Isi Surat Keterangan terdiri atas :
Nama dan Jabatan yang menerangkan;
NIP, Pangkat / Golongan, Jabatan;
Maksud Keterangan.
c) Bagian Akhir Surat Keterangan terdiri atas
Nama tempat;
Tanggal, Bulan dan Tahun;
Tanda tangan Pejabat;
Nama Jabatan;
Nama Jelas Pejabat;
Pangkat dan NIP;
Stempel Jabatan / Instansi.
4) Penandatanganan.
Surat Keterangan yang ditandatangani oleh Daerah
atas wewenang jabatannya dibuat diatas kertas
ukuran folio, dengan menggunakan kop naskah
dinas /FKTP yang bersangkutan dengan lambang
daerah warna hitam ditempatkan dibagian kiri atas.
5) Bentuk naskah dinas Surat Keterangan adalah
sebagai berikut
53 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
SURAT KETERANGAN
NOMOR …………………………………………..
KEPALA PUSKESMAS
NAMA JELAS
PANGKAT
NIP
Tembusan:
1. Yth…………………………
2. Yth. ……………………….
54 | H a l a m a n
d. Surat Perintah;
1) Pengertian
Surat perintah adalah naskah dinas dari atasan yang
ditujukan kepada bawahan yang berisi perintah untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu.
2) Susunan
Susunan surat perintah terdiri atas:
a) Kepala Surat Perintah terdiri atas:
Tulisan “Surat Perintah”;
Nomor.
b) Isi Surat Perintah terdiri atas:
Nama pejabat dan jabatan yang memberikan
perintah;
Nama pejabat yang di berikan perintah, jenis
perintah khusus yang harus dilaksanakan dan
waktu yang harus dilaksanakandan waktu
pelaksanaan.
c) Bagian akhir Surat Perintah terdiri atas:
Nama tempat;
Tanggal, bulan dan tahun;
Nama jabatan;
Tanda tangan pejabat;
Nama jelas pejabat berikut pangkat dan NIP bagi
PNS;
Stempel jabatan/instansi.
3) Penandatanganan
Surat perintah ditandatangani oleh kepala
Puskesmas sesuai dengan kewenangannya.
4) Bentuk/model naskah dinas Surat Perintah adalah
sebagai berikut:
55 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
SURAT PERINTAH
NOMOR ........................................
Dasar : ...............................................................................
........................................................................................
Nama : ………………………………………………………………
Jabatan : Kepala Puskesmas
MEMERINTAHKAN
Kepada :
Nama : …………………………………………………………………
Jabatan : …………………………………………………………………
Untuk …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………...................
Ditetapkan di ………………..
Pada tanggal ……………….
KEPALA PUSKESMAS
NAMA JELAS
PANGKAT
NIP
56 | H a l a m a n
e. Surat Izin;
1) Pengertian
Surat izin adalah naskah dinas yang berisi persetujuan
terhadap suatu permohonan yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang.
2) Komponen surat izin terdiri dari :
a) Kepala Surat Izin terdiri atas :
Tulisan “ Surat Izin “; yang ditempatkan di tengah
lembar
atas naskah dinas;
Nomor;
Tulisan “ Tentang “.
b) Isi Surat Izin terdiri atas :
Dasar;
Nama ;
Jabatan;
Alamat;
Keperluan Izin.
c) Bagian Akhir Surat Izin terdiri atas :
Nama tempat dikeluarkan;
Tanggal, Bulan dan Tahun;
Nama jabatan;
Tanda Tangan;
Nama Pejabat berikut Pangkat dan NIP ;
Stempel Jabatan/Instansi.
3) Penandatanganan
Surat perintah ditandatangani oleh kepala
Puskesmas sesuai dengan kewenangannya.
4) Bentuk/model naskah dinas Surat Izin,
sebagaimana tertera pada halaman berikut.
57 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
SURAT IZIN
NOMOR …………………………………………..
TENTANG
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
.
Dasar : a. ………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………
MEMBERIKAN IZIN
Kepada :
Nama : …………………………………………………………………
Jabatan : …………………………………………………………………
Alamat : …………………………………………………………………
Untuk : …………………………………………………………………
Ditetapkan di ………………..
Pada tanggal ……………….
KEPALA PUSKESMAS
NAMA JELAS
PANGKAT
NIP
58 | H a l a m a n
f. Surat Tugas;
1) Pengertian
Surat Tugas adalah naskah dinas dari atasan yang
ditujukan kepada bawahan yang berisi perintah untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2) Susunan
a) Kepala Surat tugas terdiri atas :
Tulisan “ Surat Tugas “;
Nomor.
b) Isi Surat Tugas memuat dasar dan pertimbangan
penugasan, nama, Pangkat / Golongan, NIP,
Jabatan yang diberi tugas dan jenis tugas yang
harus dilaksanakan dan waktu pelaksanaan tugas.
c) Bagian Akhir Surat Tugas terdiri atas :
Nama tempat;
Tanggal, Bulan dan Tahun;
Nama jabatan;
Tanda Tangan Pejabat yang memberi tugas;
Nama Jelas Pejabat ;
Pangkat dan NIP bagi PNS;
Stempel Jabatan/Instansi.
d) Penandatanganan
e) Surat Tugas yang ditandatangani oleh Pimpinan
atas wewenang jabatannya.
f) Bentuk/model naskah dinas Surat Perintah Tugas,
sebagaimana tertera pada halaman berik
59 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
SURAT TUGAS
NOMOR........................................
Dasar : ..................................................................................
.................................................................................
MEMERINTAHKAN :
2. Nama : .............................................
Pangkat/ : .............................................
Gol
NIP : .............................................
Jabatan : .............................................
Untuk 1. …..........................................................................
:
2. .............................................................................
Ditetapkan di ………………..
Pada tanggal ……………….
KEPALA PUSKESMAS
NAMA JELAS
PANGKAT
NIP
60 | H a l a m a n
g. Surat Kuasa;
1) Pengertian
Surat Kuasa adalah naskah dinas dari pajabat yang
berwenang kepada bawahan berisi pemberian
wewenang dengan atas namanya untuk melakukan
sesuatu tindakan tertentu dalam rangka kedinasan.
2) Susunan
a) Kepala Surat Kuasa terdiri atas:
Tulisan “Surat Kuasa” ditempatkan di tengah
lembar naskah dinas;
Tulisan “Nomor” Surat Kuasa ditempatkan di
bawah tulisan “Surat Kuasa”
b) Isi Surat Kuasa terdiri atas:
Nama pejabat, pangkat, NIP dan jabatan yang
memberi kuasa;
Tulisan “Kepada”;
Nama pejabat, pangkat, NIP dan jabatan yang
diberi kuasa;
Tulisan “Untuk”;
Hal-hal yang menyangkut jenis tugas
dan tindakan yang dikuasakan.
c) Bagian akhir Surat kuasa terdiri atas:
Nama tempat dikeluarkan;
Tanggal, bulan dan tahun pembuatan;
Nama jabatan pemberi kuasa;
Tanda tangan pejabat pemberi kuasa;
Nama jelas pemberi pemberi kuasa
(pangkat dan NIP bagi PNS)
Stempel jabatan/instansi;
Tulisan “Yang memberi kuasa”;
Nama jabatan yang diberi kuasa;
Nama jelas, pangkat dan NIP yang diberi kuasa;
61 | H a l a m a n
Dapat dibubuhkan materai Rp.6000,00.-
3) Penandatanganan
4) Surat Kuasa ditandatangani oleh Pimpinan dan atau
perangkat daerah atas wewenang jabatannya.
5) Bentuk / model naskah dinas surat undangan,
sebagaimana tertera pada halaman berikut.
62 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
SURAT KUASA
NOMOR …………………………………………..
Bandung, ……………..
Yang diberi kuasa Yang memberi kuasa
Nama Jabatan, KEPALA PUSKESMAS
Materai
Rp.6.000,-
63 | H a l a m a n
h. Surat Undangan;
1) Pengertian
Surat undangan adalah naskah dinas dari pejabat yang
berwenang berisi undangan kepada pejabat/pegawai
yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri
suatu acara kedinasan.
2) Susunan
a) Kepala Surat Undangan terdiri atas
b) Nama tempat, tanggal, bulan dan tahun
ditempatkan di kanan atas;
c) Alamat undangan yang ditujukan ditempatkan di
bawah nama, tempat, tanggal, bulan dan tahun;
d) Nomor, sifat, Lampiran dan hal diketik secara
vertikal, ditempatkan di sebelah kiri atas.
3) Isi Surat Undangan terdiri atas:
a) Maksud dan tujuan;
b) Hari penyelenggaraan;
c) Tanggal, waktu dan tempat penyelenggaraan;
d) Acara yang akan diselenggarakan;
e) Tulisan Penutup.
4) Bagian akhir surat undangan.
a) Nama Jabatan pengundang;
b) Tanda tangan pejabat pengundang;
c) Nama Jelas Pejabat, Pangkat dan NIP pengundang;
d) Stempel Jabatan / Instansi
e) Catatan yang dianggap perlu.
5) Penandatanganan
Surat Undangan ditandatangani oleh Pimpinan atas
wewenang jabatannya
6) Bentuk / model naskah dinas surat undangan,
sebagaimana tertera pada halaman berikut.
64 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun
Nomor : Kepada
Sifat : Yth. ………………………………………..
Lampiran : ……………………………………………..
Hal : Undangan di -
………………………………..
.......................................................................................................
.......................................................................................................
Hari :
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Acara :
.......................................................................................................
.......................................................................................................
KEPALA PUSKESMAS
NAMA JELAS
PANGKAT
NIP
Catatan :
1. …………………………
2. …………………………
65 | H a l a m a n
i. Surat keterangan melaksanakan Tugas;
1) Pengertian
Surat keterangan melaksanakan tugas adalah naskah
dinas dari pejabat yang berwenang berisi pernyataan
bahwa seorang pegawai telah melaksanakan tugas.
2) Susunan
Surat keterangan melaksanakan tugas terdiri atas:
a) Kepala Surat keterangan melaksanakan tugas terdiri
atas:
Tulisan “Surat Keterangan Melaksanakan Tugas”;
Tulisan nomor.
b) Isi Surat keterangan melaksanakan tugas terdiri
atas:
Nama, pangkat/golongan, NIP dan jabatan
pejabat/ pegawai yang memberi pernyataan;
Nama, pangkat/golongan, NIP dan jabatan
pejabat/ pegawai yang diberi pernyataan;
Nomor, tanggal, dasar surat peraturan
penagngkatan dan mulai melaksanakan tugas.
c) Bagian akhir Surat Keterangan
Melaksanakan Tugas terdiri atas:
Nama tempat pembuatan;
Tanggal, bulan dan tahun pembuatan;
Nama jabatan pembuat pernyataan;
Tanda tangan pejabat;
Nama, pangkat dan NIP;
Stempel jabatan/instansi.
3) Penandatanganan
Surat keterangan melaksanakan tugas
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas
4) Bentuk / Model naskah dinas Surat keterangan
melaksanakan tugas sebagai berikut:
66 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
Ditetapkan di ………………..
Pada tanggal ……………….
KEPALA PUSKESMAS
67 | H a l a m a n
j. Surat Panggilan
1) Pengertian
Surat panggilan adalah naskah dinas dari pejabat yang
berwenang berisi panggilan kepada seorang pegawai
untuk menghadap.
2) Susunan
a) Kepala Surat Undangan terdiri atas:
Nama tempat, tanggal, bulan dan tahun
ditempatkan di kanan atas;
Nama instansi pemerintah/ badan/ hukum/
swasta/ perorangan yang dipanggil;
Nomor, sifat, lampiran dan hal diketik secara
vertical.
b) Isi Surat Undangan terdiri atas:
Hari, tanggal, waktu, tempat, menghadap kepada,
alamat pemanggil;
Maksud surat panggilan tersebut.
c) Bagian akhir surat panggilan terdiri atas:
Nama jabatan;
Tanda tangan pejabat;
Nama, pangkat dan NIP pajabat
Stempel jabatan/instansi;
Tembusan apabila diperlukan.
3) Penandatanganan
Surat panggilan ditandatangani oleh Pimpinan atas
wewenang jabatannya
4) Bentuk / model naskah dinas surat undangan,
sebagaimana tertera pada halaman berikut.
68 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun
Nomor : Kepada
Sifat : Yth. ………………………………………..
Lampiran : ……………………………………………..
Hal : Panggilan di -
………………………………..
KEPALA PUSKESMAS
NAMA JELAS
PANGKAT
NIP
Catatan
1. …………………………………..
2. …………………………………..
69 | H a l a m a n
k. Nota Dinas;
1) Pengertian
Nota dinas adalah naskah dinas yang bersifat internal
berisi komunikasi kedinasan antar pejabat atau dari
atasan kepada bawahan dan dari bawahan kepada
atasan.
2) Susunan
a) Kepala nota dinas terdiri atas:
1) Tulisan “Nota Dinas” ditempatkan di tengah-
tengah isi naskah;
2) Pejabat/alamat yang dituju;
3) Pejabat yang mengirim;
4) Tanggal, bulan dan tahun;
5) Nomor, dapat ditambahkan kode sesuai dengan
kebutuhan;
6) Sifat, lampiran dan hal.
b) Isi Nota dinas dirumuskan dalam bentuk uraian:
c) Bagian akhir naskah Nota Dinas terdiri atas:
1) Nama jabatan;
2) Tanda tangan pejabat;
3) Nama, pengkat dan NIP.
3) Penandatanganan
Naskah nota dinas ditandatangani oleh
pimpinan/kepala dinas sesuai dengan batas
kewenangannya.
70 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
NOTA DINAS
Kepada :………………………………………………………………………
Dari : ……………………………………………………………………
Tanggal : ……………………………………………………………………
Nomor : ……………………………………………………………………
Sifat : ……………………………………………………………………
Lampiran : ……………………………………………………………………
Hal : ……………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
KEPALA PUSKESMAS
NAMA JELAS
PANGKAT
NIP
Catatan
1. …………………………………..
2. …………………………………..
71 | H a l a m a n
l. Rekomendasi;
1) Pengertian
Rekomendasi adalah naskah dinas dari pejabat yang
berwenang berisi keterangan atau catatan tentang
sesuatu hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
kedinasan.
2) Susunan
Rekomendasi terdiri atas:
a) Kepala rekomendasi terdiri atas:
Tulisan “Rekomendasi” ditempatkan di tengah-
tengah isi naskah;
Nomor dan tahun ditempatkan di bawah tulisan
“Rekomendasi”;
b) Isi rekomendasi dirumuskan dalam bentuk uraian;
c) Bagian akhir rekomendasi terdiri atas:
Nama tempat, tanggal, bulan dan tahun;
Nama jabatan pembuat rekomendasi;
Tanda tangan pejabat;
Nama jelas, pangkat dan NIP;
Stempel jabatan/instansi.
3) Penandatanganan
Rekomendasi ditandatangani oleh pimpinan/kepala
dinas sesuai dengan batas kewenangannya.
72 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
REKOMENDASI
……………………………………………………………………..
NOMOR ……………………………………………..
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
a.……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
b….…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
KEPALA PUSKESMAS
NAMA JELAS
PANGKAT
NIP
73 | H a l a m a n
m. Surat pengantar;
1) Pengertian
Surat pengantar adalah naskah dinas berisi
jenis dan jumlah barang yang berfungsi sebagai
tanda terima.
2) Susunan
Surat Pengantar terdiri atas:
a) Kepala rekomendasi terdiri atas:
Nomor;
Pejabat/alamat yang dituju;
Tulisan “Surat Pengantar” ditempatkan
di tengah-tengah lembar isi naskah.
b) Isi surat pengantar terdiri atas:
Kolom nomor urut;
Kolom jneis yang dikirim;
Kolom banyaknya naskah/barang dan
sebagainya;
Kolom keterangan.
c) Bagian akhir Surat Pengantar terdiri atas:
Nama tempat;
tanggal, bulan dan tahun;
Nama jabatan pembuat pengantar;
Tanda tangan;
Nama jelas, pangkat dan NIP;
Stempel jabatan/instansi;
Penerimaan.
3) Penandatanganan
Surat Pengantar ditandatangani oleh pimpinan/kepala
dinas sesuai dengan batas kewenangannya.
74 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun
Kepada
Yth. ………………………………………..
……………………………………………..
di -
………………………………..
SURAT PENGANTAR
NOMOR ……………………………………
Diterima Tanggal………………….
Penerima Nama Jabatan Pengirim Nama Jabatan
NAMA NAMA
Pangkat Pangkat
NIP NIP
Nomor Telepon…………………..
75 | H a l a m a n
n. Notulen;
1) Pengertian
Notulen adalah naskah dinas yang memuat catatan
proses sidang atau rapat.
2) Susunan
Notulen terdiri atas:
a) Kepala Notulen sidang/rapat terdiri atas:
Nama sidang/rapat;
Hari, tanggal;
Jam;
Tempat;
Acara;
Peserta sidang/rapat;
Susunan acara.
b) Isi Notulen terdiri atas:
Kata pembukaan;
Pembahasan;
Pembacaan aturan;
Kesimpulan;
Rekomendasi.
c) Bagian akhir notulen terdiri atas:
Nama jabatan;
Tanda tangan;
Nama pejabat, pengkat dan NIP.
3) Penandatanganan
4) Notulen ditandatangani oleh
a) Ketua/wakil ketua;
b) Penanggung jawab pertemuan;
c) Sekretaris.
5) Bentuk / Model naskah dinas notulen sebagai berikut:
76 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
NOTULEN RAPAT/PERTEMUAN
Notulensi
Pertemuan
Tanggal : Tempat:
Jam :
Peserta 1.
2.
3.
Susunan Acara 1.
2.
3.
Pembahasan
77 | H a l a m a n
Kesimpulan
Rekomendasi
NAMA
NIP
78 | H a l a m a n
o. Daftar Hadir;
1) Pengertian
Daftar hadir adalah naskah dinas dari pejabat
berwenang yang berisi keterangan atas kehadiran
seseorang.
79 | H a l a m a n
penanggungjawab;
Daftar hadir tidak perlu dibubuhi stempel
instansi.
3) Penandatanganan
Daftar hadir untuk keperluan rapat/sidang dan untuk
keperlun dinas (presensi) dibuat di atas kertas ukuran
folio dengan kop dinas ditandatangani pejabat
penanggung jawab.
4) Bentuk / Model naskah dinas daftar hadir sebagai
berikut
80 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
DAFTAR HADIR
Hari : …………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………
Waktu : …………………………………………………………………
Tempat : …………………………………………………………………
Acara : …………………………………………………………………
JABATAN TANDA
NO NAMA KET
/INSTANSI/UNIT TANGAN
1
2
3
4
5
6
dst
Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun.
KEPALA PUSKESMAS
NAMA JELAS
PANGKAT
NIP
81 | H a l a m a n
p. Surat Perjanjian;
1) Pengertian
Surat perjanjian adalah naskah dinas dari pejabat
berwenang yang berisi keterangan atas kehadiran
seseorang.
2) Susunan
Surat perjanjian terdiri atas:
a) Kepala surat perjanjian terdiri atas:
Tulisan “Surat Perjanjian” yang ditempatkan di
tengah- tengah lembar naskah;
Nomor dan tahun;
Tulisan “Tentang”;
Judul Surat Perjanjian.
b) Isi Surat Perjanjian terdiri atas:
Hari, tanggal, bulan dan tahun serta tempat
pembuatan;
Nama, pangkat, NIP (bagi PNS), pekerjaan dan
alamat pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian;
Permasalahan-permasalahan yang diperjanjikan
dirumuskan dalam bentuk uraian atau dibagi
dalam pasal-pasal dan yang dikemukakan yang
menyangkut hak dan kewajiban dari masing-masing
pihak serta tidak bertentangandengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
Sanksi hukum;
Penyelesaian-penyelesaian.
c) Bagian akhir Surat Perjanjian terdiri atas:
Nama “Pihak ke ”;
Nama jabatan pihak-pihak yang membuat
perjanjian;
Tanda tangan pihak-pihak yang membuat
perjanjian;
82 | H a l a m a n
Materai;
Nama jelas pihak-pihak penandatangan;
Pangkat dan NIP bagi PNS;
Stempel jabatan/instansi;
Saksi-saksi (nama jelas dan tandatangan).
3) Penandatanganan
Surat perjanjian ditandatangani oleh kepala dinas sesuai
dengan batas kewenangannya.
83 | H a l a m a n
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No.88 Telp (022)7208355
Bandung 40272
SURAT PERJANJIAN
NOMOR ........./…………./………/…………..
TENTANG
………………………………………………………………………………………
Materai
Rp. 6000
…………………… ……………………..
NAMA NAMA
PANGKAT
NIP
Saksi-saksi :
1. (tanda tangan)
2. (tanda tangan)
84 | H a l a m a n
q. Laporan Hasil Kegiatan;
Laporan hasil kegiatan disusun sebagai bukti kegiatan
yang telah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat. Format/Sistematika Penulisan diawali
dengan KOP FKTP, judul dan nomor laporan hasil
kegiatan, adapun format laporan hasil kegiatan adalah
sebagai berikut :
1) Pendahuluan
2) Latar Belakang
3) Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
4) Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
5) Cara Melaksanakan Kegiatan
6) Sasaran
7) Jadual Pelaksanaan Kegiatan
8) Indikator keberhasilan → daftar tilik
9) Laporan hasil kegiatan
10) Kesimpulan dan saran
11) Penutup
1. Jika Laporan Hasil kegiatanlebih dari satu halaman,
maka halaman kedua tanpa kop Dinas/FKTP.
85 | H a l a m a n
BAB IV
PENUTUP
86 | H a l a m a n
Lampiran 1. Contoh Kerangka Acuan Program Usaha
Kesehatan Gigi Masyarakat
CONTOH KERANGKA ACUAN
PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
I. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas terdiri dari
pelayanan di dalam gedung yaitu di poli gigi dan pelayanan luar
gedung yaitu program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM). Masalah
kesehatan gigi yang paling banyak ditemukan adalah karies gigi,
hal ini terjadi karena kurangnya tingkat pengetahuan
masyarakat terhadap pentingnya kesehatan gigi dan mulut dari
mulai bayi dalam kandungan sampai tua (life Cycle).
Program UKGM merupakan program kesehatan gigi dan mulut
yang ditujukan untuk masyarakat terutama pada kelompok
rawan/resiko tinggi, yang termasuk kelompok rawan tersebut
adalah: Ibu Hamil, Balita, Anak Pra Sekolah dan Lansia.
Pelaksanaan kegiatan program UKGM dilaksanakan sesuai visi
Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna melalui pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan, pemberian pelayanan yang cepat dan
tepat sasaran sesuai dengan tata nilai UPT Puskesmas Ibrahim
Adjie yang telah ditetapkan yaitu Cekatan, Informatif,
Profesional, Akurat, Handal, Optimal, Responsif, Efisien.
II. Latar belakang
Puskesmas Ibrahim Adjie terltetak di wilayah kecamatan A yang
terdiri dari 4 desa dengan jumlah penduduk 12.000 jiwa, 23 ibu
hamil, 120 balita, 100 anak pra sekolah dan 80 lansia
berdasarkan data penduduk tahun 2017.
87 | H a l a m a n
Dari hasil penilaian kinerja Puskesmas tahun 2016 jumlah
kunjungan bumil yang diperiksa kesehatan gigi dan mulut
hanya 40%, anak pra sekolah yang telah diperiksa kesehatan
gigi dan mulut 50% dan lansia yang telah diperiksa kesehatan
gigi dan mulut 20%.
Berdasarkan data tersebut di atas maka disusunlah kerangka
acuan program Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)
Puskesmas Ibrahim Adjie tahun 2017 yang disusun
berdasarkan RUK/RPK Puskesmas Ibrahim Adjie tahun 2017.
III. Tujuan:
A. Tujuan umum: meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut di masyarakat
khususnya pada kelompok rawan.
B. Tujuan khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada
ibu hamil
2. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada
anak para sekolah
3. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada
lansia
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
A Pemeriksaan Kesehatan Penyuluhan
gigi dan mulut Ibu Hamil Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
Rujukan
B Pemeriksaan Kesehatan Penyuluhan
gigi dan mulut anak pra Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
sekolah Sikat gigi bersama
Rujukan
C Pemeriksaan Kesehatan Penyuluhan
gigi dan mulut Lansia Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
Rujukan
88 | H a l a m a n
V. Cara melaksanakan kegiatan dan sasaran:
No Kegiatan Pelaksana Lintas Lintas sektor Ket
Pokok Program UKGM program terkait
terkait
A Pemeri ksaan - Menyusun 1. Program 1. Kader Sumber
Keseha tan rencana KIA - Mengkoordinir pembiayaan
gigi dan kegiatan - Menyusun Bumil untuk BOK KIA
mulut Ibu - Koordinasi jadwal diperiksa
Hamil dengan LP/LS kegiatan ada kesehatan gigi &
- Menentukan pemeriksaan mulut
tempat dan kes. Gigi & - Memantau
waktu Mulut bagi Ibu kesehatan gigi &
pelaksanaan hamil pada mulut Bumil
kegiatan saat
- Menyiapkan pelaksanaan
form laporan & kelas Bumil
Rujukan
- Menyiapkan
bahan
penyuluhan
- Menyiapkan
alat
pemeriksaan
kes. Gigi &
Mulut
- Membuat
laporan
kegiatan
89 | H a l a m a n
C Pemeriksaan - Menyusun 2. Program 1. Kader Sumber
Kesehatan rencana Lansia - Mengkoordinir pembiayaan
gigi dan kegiatan - Menyusun Lansia untuk BOK
mulut Lansia - Koordinasi jadwal diperiksa
dengan LP/LS kegiatan ada kesehatan gigi &
- Menentukan pemeriksaan mulut
tempat dan kes. Gigi & - Memantau
waktu Mulut bagi kesehatan gigi &
pelaksanaan Lansia pada mulut Lansia
kegiatan saat
- Menyiapkan pelaksanaan
form laporan & Posbindu
Rujukan Lansia
- Menyiapkan
bahan
penyuluhan
- Menyiapkan
alat
pemeriksaan
kes. Gigi &
Mulut
- Membuat
laporan
kegiatan
90 | H a l a m a n
Lampiran 2. Contoh Surat Keputusan Tentang Kebijakan Mutu
dan Keselamatan Pasien
TENTANG
KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE,
Menimbang : a. bahwa pasien mempunyai hak untuk
memperoleh pelayanan yang bermutu dan
aman;
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien di
Puskesmas Ibrahim Adjie perlu disusun
kebijakan mutu dan keselamatan pasien;
Meningat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1691 Tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien RumahSakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
91 | H a l a m a n
Indonesia Nomor 75 Tahun 2015 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG
KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN
PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE.
Kesatu : Kebijakan mutu dan keselamatan pasien
Puskesmas ibrahim Adjie sebagaimana tercantum
dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/ perubahan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 1 Januari 2019
KEPALA PUSKESMAS IBRAHIM
ADJIE,
SITI NURHASIJATININGSIH
92 | H a l a m a n
Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas
Nomor 001/SK/ADM/UPT-IBRA/I/2019
Tentang : Kebijakan Mutu Dan Keselamatan
Pasien
93 | H a l a m a n
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja
UKM, dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur,
proses, dan outcome.
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien
melalui standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang
sistem untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan
baik pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya
kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian
nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera.
i. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu
pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk di
dalamnya program peningkatan mutu laboratorium dan
program peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk
menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan
tindak lanjut yang dilakukan.
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan
keselamatan pasien.
5. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-
butir di bawahini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai
Puskesmas, dan perencanaan Puskesmas,
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman
praktik klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah
dan berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari
Kementerian Kesehatan,
94 | H a l a m a n
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan
yang ada di Puskesmas,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yangbaik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang
terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses
dan sistem pelayanan.
6. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus
didokumentasikan.
95 | H a l a m a n
Lampiran 3. Contoh Template Pedoman Mutu
PEDOMAN/MANUAL MUTU
I. Pendahuluan, yang berisi:
A. Latar belakang:
1. Profil organisasi
a. Gambaran umum organisasi
b. Visi organisasi
c. Misi organisasi
d. Struktur organisasi
e. Motto
f. Tata nilai
2. Kebijakan mutu:
Dst.
96 | H a l a m a n
Lampiran 4 Contoh SOP
Injeksi Intra Maskular
No. Dokumen : 001/SOP/UKP/2019
No. Revisi : 01
SOP Tanggal Terbit : 01 Januari 2019
Halaman : 1/3
97 | H a l a m a n
f. Petugas mengatur posisipasien
g. Petugas memilih area penusukan yang bebas dari
lesi dan peradangan
h. Petugas membersihkan area penusukan
menggunakan kapas alkohol
i. Petugas membuka tutupjarum
j. Petugas menusukkan jarum ke daerah penusukan
dengan sudut 90 derajat, kira- kira sampai
jaringanotot
k. Petugas meLakukan aspirasispuit
l. Petugas mengobservasi ada tidak darah dalam spuit,
Jika ada darah tarik kembali jarum dari kulit
m. Petugas menekan tempat penusukan dengan kapas
alkohol
n. Petugas mengganti penusukan ke tempat lain,Jika
tidak ada darah, masukkan obat perlahan-lahan
hingga habis
o. Petugas mencabutjarum
p. Petugas menekan tempat penusukan dengan kapas
alkohol
q. Petugas memberitahu kepada pasien bahwa
tindakan sudah selesai
r. Petugas membuang sampah medis pada tempatnya
s. Petugas mencatat tindakan dalam rekam medis
t. Petugas merapikan alat danbahan
u. Petugas mencuci tangan
98 | H a l a m a n
6. Diagram Alir
99 | H a l a m a n
10. No Yang diubah Isi perubahan R
Tanggal mulai diberlakukan
Rekaman
historis
perubahan
bisa ditambahkan apabila diperlukan
(diisi terpisah dari halaman SOP)
100 | H a l a m a n