Bab 2
Bab 2
BAB II
HIPOTESIS PENELITIAN
A. KAJIAN PUSTAKA
bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang
pribadi, sosial dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut
individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi, dan
Ada beberapa teori atau pendapat yang menjadi acuan dalam pembelajaran
guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
Secara lebih terurai diungkapkan oleh Reigeluth, bahwa fungsi dan peran
instructional evaluation.
pembelajaran memiliki sifat keluwesan (fleksibel), tidak kaku dalam satu model
tertentu saja. Format desain biasa dikembangkan dalam bentuk yang bervariasi
dilakukan oleh guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan
(Rusman, 2006:193):
nyata,
tahunya melalui pemanfaatan sumber belajar secara luas, baik dari sumber
keseimbangan antara apa yang ia rasakan dan ketahui pada satu sisi dengan apa
yang ia lihat sebagai suatu fenomena baru sebagai pengalaman dan persoalan.
(Komalasari, 2013 h. 19). Bruner (1977) dengan teori free discovery, Ausubel
(1968) dengan teori meaningful learning dan, Vygotsky (1978) tentang teori
penilaian sebenarnya.
diajarakan.
13
pertanyaan.
pengajaran dan pembelajaran kontekstual (CTL), cara belajar yang baik akan
berlaku untuk semua anak dan cara itu mencakup semua strategi dan komponen –
komponen CTL. Adapun komponen CTL menurut Johnson (2011:93) para siswa
di haruskan : a) menjadi siswa yang dapat mengatur diri sendiri dan aktif, b)
2. Pemecahan Masalah
siswa melalui penciptaan suasana belajar yang aktif dalam proses inkuiri,
bermakna, dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa bekerja dengan tipe
dari problem solving yaitu heuristik dan strategi matematika dan hasil rata-rata
dari mekanisme dan penyelesaian tengah (Greer, 1997). Dengan kata lain, model
dalam tujuan dari pembelajaran matematika dan pelajaran ini tidak gampang.
Adapun indikator menurut Ibrahim dan Nur (2000:13) dan Ismail (2002:1)
sebagai berikut :
15
tentang konsep itu, kemudian siswa bertanya, guru memeriksa apakah siswa sudah
contoh soal aplikasi dari konsep tersebut. Selanjutnya meminta siswa untuk
menyelesaikan soal – soal secara individu. Kegiatan terakhir ialah siswa menulis
materi yang telah diuraikan yang mungkin dilengkapi dengan soal – soal
pekerjaan rumah.
guru sebagai pemberi informasi, yaitu guru menjelaskan konsep matematis secara
langsung dan tanya jawab seperlunya, sesuai buku panduanya. Bahan ajar
disajikan di dalam kelas yang sudah jadi, dilanjutkan dengan contoh – contoh
pengerjaan, tanya jawab materi yang kurang dikuasai oleh siswa yang tetap
Tabel 2.1.
Perbedaan Pola Pembelajaran Kontekstual (CTL) dengan
Pembelajaran Konvensional
mereaksi dengan satu cara tertentu terhadap pribadi lain, obyek, lembaga, atau
persoalan tertentu. Dilihat dari satu titik pandangan yang sedikit berbeda, sikap
LaPierre (1934) dalam Allen, Guy, & Edgley (1980) sikap sebagai ‘Suatu
diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap
Sejalan dengan definisi sikap, dalam hal ini mengenai proses pendidikan
melalui proses belajar, 3) sikap selalu berhubungan dengan obyek, sehingga tidak
18
berdiri sendiri, 4) sikap dapat berhubungan dengan satu obyek, tetapi dapat
Asumsi dasar yang melandasi studi Hovland dan kawan-kawan (Fishben &
Ajzen, 1975; Brehm & Kassin, 1990): beranggapan bahwa efek suatu komunikasi
tertentu yang berupa perubahan sikap akan tergantung pada sejauh mana
atau afek negatif terhadap suatu obyek psikologis’. (Edwar 1957 dalam Azwar,
2013 h. 5). Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan
sikap. Dikatakan bahwa sikap merupakan respon evaluatif yang dapat berbentuk
87).
berbagai penelitian aktual di dalam ilmu kognitif (cognitif science) dan teori-teori
relevan, yaitu:
19
keseimbangan antara apa yang ia rasakan dan ketahui pada satu sisi dengan apa
yang ia lihat sebagai suatu fenomena baru sebagai pengalaman dan persolan. Bila
dirinya tidak akan terganggu. Jika tidak, ia harus melakukan adaptasi dengan
ekuilibrasi.
struktur kognitif kedalam situasi yang baru. Sedangkan proses ekuilibrasi adalah
hierakhis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak
dapat belajar sesuatu yang berada diluar tahap kognitifnya. Piaget membagi tahap-
terhadap tingkah laku seseorang. Dengan teorinya yang disebut Free Discovery
learning, Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu enactive, iconic, dan
symboloc.
Belajar lebih bermakna bagi siswa jika materi pelajaran diurutkan dari umum ke
dalam bentuk abstrak atau ringkasan konsep-konsep dasar tentang apa yang
dipelajari dan hubungannya dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif
siswa.
diajarkan.
21
seseorang harus dimengerti dari latar sosial budaya dan sejarahnya. Perolehan
sikap matematika pada siswa, diantaranya Rahayu (2011), dan Solihin (2011).
selama proses pembelajaran, siswa menunjukkan sikap dan aktivitas belajar yang
positif.
Masalah (PBM) lebih baik dari siswa yang mendapat pembelajaran biasa
B. KERANGKA PEMIKIRAN
pendidikan matematika untuk memenuhi kebutuhan masa yang akan datang yang
matematika tetapi juga merupakan keterampilan yang akan dibawa pada masalah-
dalam hidupnya.
23
(berpusat pada siswa dan belajar dengan melakukan) salah satunya adalah
pembelajaran kontekstual.
Y1
Y2
Keterangan:
and learning
Y2 : Sikap siswa
C. HIPOTESIS PENELITIAN
yang memperoleh stategi pembelajaran CTL lebih baik daripada siswa yang
CTL lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.