PENDAHULUAN
Pembedahan adalah suatu tindakan membuka dan atau membuang jaringan tubuh dan
1. Fase pre operatif (pra bedah) : dimulai dari keputusan untuk intervensi bedah dibuat
2. Fase intra operatif (saat pembedahan) : dimulai ketika pasien masuk dan dipindahkan
3. Fase post operatif (pasca bedah) dimulai dari masuknya pasien keruang pemulihan
dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau rumah.
banyak ditemui masalah keperawatan salah satunya seperti nyeri, baik itu nyeri akut
maupun kronik. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam skala atau
tingkatanya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa
nyeri yang dialaminya. (Hidayat Aziz Alimul, 2006). Nyeri merupakan suatu mekanisme
produksi bagi tubuh , timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri. (Arthur C. Curton 1983 dikutip
dari Saputra Lyndon, 2013). Nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak
menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan actual maupun potensial,
dikutip dari Saputra Lyndon, 2013). Seseorang dapat menoleransi, menahan nyeri ( pain
1
tolerance), atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain
threshold). Jenis stimulasi nyeri diantaranya adalah trauma pada jaringan tubuh, misalnya
karena bedah akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada
reseptor. (Hidayat Aziz Alimul, 2006). Nyeri postoperasi adalah nyeri yang dirasakan
akibat dari hasil pembedahan. Kejadian, intensitas, dan durasi nyeri postoperasi berbeda-
beda dari pasien ke pasien, dari operasi ke operasi, dan dari rumah sakit ke rumah sakit
yang lain. Lokasi pembedahan mempunyai efek yang sangat penting yang hanya dapat
dirasakan oleh pasien yang mengalami nyeri postoperasi. Nyeri postoperasi biasanya
ditemukan dalam pengkajian klinikal, nyeri postoperasi merupakan topik yang menarik
untuk dibahas dalam lingkup keperawatan. Dengan menggali nyeri postoperasi akan
membantu orang lain untuk mengerti dan dapat mengaplikasikan nyeri postoperasi
kepada pasien yang mengalami pembedahan. Aspek dari nyeri postoperasi adalah untuk
menyelidiki adanya pengalaman nyeri yang mencakup persepsi dan perilaku tentang nyeri
(Suza, 2007). (Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi, 2015) menyebutkan bahwa batasan
4. Laporan isyarat
5. Diaphoresis
6. Perilaku distraksi (missal : berjalan mondar – mandir mencari orang lain, aktivitas
yang berulang)
8. Masker wajah ( missal : mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata
2
9. Sikap melidungi area nyeri
10. Focus menyempit ( missal : gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berfikir,
Dari batasan karakteristik diatas disebutkan bahwa nyeri juga dapat berdampak pada
tekanan darah. Tekanan darah adalah kekuatan yang digunakan oleh darah yang
bersirkulasi pada dinding – dinding dari pembuluh – pembuluh darah, dan merupakan
satu dari tanda – tanda vital yang utama dari kehidupan, yang juga termasuk detak
jantung, kecepatan pernapasan dan temperatur. Tekanan darah dihasilkan oleh jantung
yang memompa darah kedalam arteri – arteri pada aliran darah. (AS Muhammadun,
2010). Menurut (Price 2005) ada 2 faktor penyebab yang mempengaruhi tekanan darah
Dari factor psikologis salah satunya terdapat nyeri. Menurut (Price 2005 )
mengatakan bahwa takut, nyeri, dan stress emosi mengakibatkan stimulasi simpatik, yang
meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vascular perifer. Efek stimulasi
World Health Organization menyatakan bahwa lebih dari 234 juta prosedur operasi
adalah 5-10 %, dan tingkat kematian dikarenakan obat bius dilaporkan tinggi. Infeksi dan
3
komplikasi pada pasca operasi lainnya juga menjadi perhatian diseluruh dunia (WHO
guidelines, 2009). Di Indonesia tercatat peningkatan bedah pada tahun 2000 sebesar
42.77%, tahun 2001 sebesar 45.19%, tahun 2002 sebesar 47.13%, tahun 2003 sebesar
46.87%, tahun 2004 sebesar 53.22%, tahun 2005 sebesar 51.59%, tahun 2006 53.68%,
dan akan terus meningkat setiap tahunnya (Himatusujanah, 2008). Di Banyuwangi sendiri,
dari bulan April sampai dengan Mei terdapat sebanyak 80% pasien post operasi dan
pengelolaan nyeri pascabedah belum optimal dan masih sering terabaikan. Diperkirakan
nyeri tidak ditangani secara adekuat pada setengah dari semua prosedur pembedahan.
Sekitar 80% pasien yang menjalani pembedahan mengalami nyeri akut pascabedah
(Apfelbaum dkk., 2003). Empat puluh persen pasien mengalami nyeri sedang hingga
melaporkan prevalensi nyeri pascabedah 41% mengalami nyeri sedang dan berat pada
hari 1 – 4. Prevalensi nyeri sedang dan berat adalah 30-55% (Sommer dkk., 2008).
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatan nyeri merupakan factor psikologis yang dapat
berdampak pada tekanan darah. Dari uraian diatas pun peneliti tertarik untuk
membuktikan apakah ada dampak yang signifikan kaitanya dengan skala nyeri yang
diderita pasien dengan tekanan darah yang dialami pasien tersebut. Apakah semua jenis
nyeri post operasi akan berdampak pada tekanan darah. Dan apakah tekanan darah pasien
akan tetap stabil dalam artian sama atau mengalami perubahan tekanan darah, pada saat
waktu pasien merasakan nyeri dan sesudah nyeri yang dirasakan pasien berkurang.
Berdasarkan asumsi ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
4
Hubungan Nyeri Post Operasi dengan Tekanan Darah pada Pasien Post Operasi di Ruang
Adakah Hubungan Nyeri Post Operasi dengan Tekanan Darah pada Pasien Post
tahun 2016.
1. Teridentifikasinya nyeri post operasi pada pasien post operasi di ruang bedah
3. Teranalisisnya hubungan nyeri post operasi dengan tekanan darah pada pasien
5
1.4 Manfaat Penelitian
pada pasien post operasi dengan tekanan darah pada pasien post operasi di ruang
koprehensif tentang hubungan nyeri pada pasien post operasi dengan tekanan
pengkajian tekanan darah pada pasien post operasi yang kaitanya dengan nyeri
hubungan nyeri post operasi dengan tekanan darah pada pasien post operasi.
4. Bagi Responden
informasi bagi pasien tentang bagaimana cara manajemen nyeri yang dialami
pasien post operasi. Agar pasien dapat mengontrol nyeri yang dialami tersebut,