Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembedahan adalah suatu tindakan membuka dan atau membuang jaringan tubuh dan

dapat mengubah struktur dan fungsi tubuh.

Proses keperawatan perioperatif dapat dibagi kedalam tiga bagian, yaitu :

1. Fase pre operatif (pra bedah) : dimulai dari keputusan untuk intervensi bedah dibuat

dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi.

2. Fase intra operatif (saat pembedahan) : dimulai ketika pasien masuk dan dipindahkan

kebagian bedah hingga pasien pindah keruang pemulihan.

3. Fase post operatif (pasca bedah) dimulai dari masuknya pasien keruang pemulihan

dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau rumah.

(Heriana Pelapina, 2014)

Setelah pasien mengalami tindakan operatif, tidak menutup kemungkinan akan

banyak ditemui masalah keperawatan salah satunya seperti nyeri, baik itu nyeri akut

maupun kronik. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat

sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam skala atau

tingkatanya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa

nyeri yang dialaminya. (Hidayat Aziz Alimul, 2006). Nyeri merupakan suatu mekanisme

produksi bagi tubuh , timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu

tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri. (Arthur C. Curton 1983 dikutip

dari Saputra Lyndon, 2013). Nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak

menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan actual maupun potensial,

atau menggambarkan terjadinya kerusakan. ( International Association For Study of Pain,

dikutip dari Saputra Lyndon, 2013). Seseorang dapat menoleransi, menahan nyeri ( pain

1
tolerance), atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain

threshold). Jenis stimulasi nyeri diantaranya adalah trauma pada jaringan tubuh, misalnya

karena bedah akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada

reseptor. (Hidayat Aziz Alimul, 2006). Nyeri postoperasi adalah nyeri yang dirasakan

akibat dari hasil pembedahan. Kejadian, intensitas, dan durasi nyeri postoperasi berbeda-

beda dari pasien ke pasien, dari operasi ke operasi, dan dari rumah sakit ke rumah sakit

yang lain. Lokasi pembedahan mempunyai efek yang sangat penting yang hanya dapat

dirasakan oleh pasien yang mengalami nyeri postoperasi. Nyeri postoperasi biasanya

ditemukan dalam pengkajian klinikal, nyeri postoperasi merupakan topik yang menarik

untuk dibahas dalam lingkup keperawatan. Dengan menggali nyeri postoperasi akan

membantu orang lain untuk mengerti dan dapat mengaplikasikan nyeri postoperasi

kepada pasien yang mengalami pembedahan. Aspek dari nyeri postoperasi adalah untuk

menyelidiki adanya pengalaman nyeri yang mencakup persepsi dan perilaku tentang nyeri

(Suza, 2007). (Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi, 2015) menyebutkan bahwa batasan

karakteristik nyeri adalah :

1. Perubahan selera makan

2. Perubahan tekanan darah

3. Perubahan frekwensi jantung

4. Laporan isyarat

5. Diaphoresis

6. Perilaku distraksi (missal : berjalan mondar – mandir mencari orang lain, aktivitas

yang berulang)

7. Mengekspresikan perilaku ( missal : gelisah, merengek, menangis)

8. Masker wajah ( missal : mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata

berpencar, atau tetap pada satu focus meringis)

2
9. Sikap melidungi area nyeri

10. Focus menyempit ( missal : gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berfikir,

penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)

11. Indikasi nyeri yang dapat diamati

12. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri

13. Sikap tubuh melindungi

14. Dilatasi pupil

15. Melaporkan nyeri secara verbal

16. Gangguan tidur.

Dari batasan karakteristik diatas disebutkan bahwa nyeri juga dapat berdampak pada

tekanan darah. Tekanan darah adalah kekuatan yang digunakan oleh darah yang

bersirkulasi pada dinding – dinding dari pembuluh – pembuluh darah, dan merupakan

satu dari tanda – tanda vital yang utama dari kehidupan, yang juga termasuk detak

jantung, kecepatan pernapasan dan temperatur. Tekanan darah dihasilkan oleh jantung

yang memompa darah kedalam arteri – arteri pada aliran darah. (AS Muhammadun,

2010). Menurut (Price 2005) ada 2 faktor penyebab yang mempengaruhi tekanan darah

yaitu, factor fisiologis dan factor psikolgis.

Dari factor psikologis salah satunya terdapat nyeri. Menurut (Price 2005 )

mengatakan bahwa takut, nyeri, dan stress emosi mengakibatkan stimulasi simpatik, yang

meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vascular perifer. Efek stimulasi

simpatik akan meninkatkan tekanan darah.

World Health Organization menyatakan bahwa lebih dari 234 juta prosedur operasi

besar dilakukan di seluruh dunia setiap tahunnya (William, 2010). Penelitian

membuktikan di Negara berkembang tingkat kematian disebabkan karena operasi mayor

adalah 5-10 %, dan tingkat kematian dikarenakan obat bius dilaporkan tinggi. Infeksi dan

3
komplikasi pada pasca operasi lainnya juga menjadi perhatian diseluruh dunia (WHO

guidelines, 2009). Di Indonesia tercatat peningkatan bedah pada tahun 2000 sebesar

42.77%, tahun 2001 sebesar 45.19%, tahun 2002 sebesar 47.13%, tahun 2003 sebesar

46.87%, tahun 2004 sebesar 53.22%, tahun 2005 sebesar 51.59%, tahun 2006 53.68%,

dan akan terus meningkat setiap tahunnya (Himatusujanah, 2008). Di Banyuwangi sendiri,

prevalensi pasien yang menjalani operasi (pembedahan) di RSUD Belambangan mulai

dari bulan April sampai dengan Mei terdapat sebanyak 80% pasien post operasi dan

mengalami peningkatan 10% dari jumlah bulan sebelumnya. Meskipun pengetahuan

tentang mekanisme nyeri pascabedah sudah mengalami banyak kemajuan, namun

pengelolaan nyeri pascabedah belum optimal dan masih sering terabaikan. Diperkirakan

nyeri tidak ditangani secara adekuat pada setengah dari semua prosedur pembedahan.

Sekitar 80% pasien yang menjalani pembedahan mengalami nyeri akut pascabedah

(Apfelbaum dkk., 2003). Empat puluh persen pasien mengalami nyeri sedang hingga

berat selama 24 jam pertama pascabedah (Beauregard dkk.,1998). Penelitian lainnya

melaporkan prevalensi nyeri pascabedah 41% mengalami nyeri sedang dan berat pada

hari 1 – 4. Prevalensi nyeri sedang dan berat adalah 30-55% (Sommer dkk., 2008).

(dikutip dari jurnal penelitian Asykun Nasyid Room, dkk, 2013)

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatan nyeri merupakan factor psikologis yang dapat

berdampak pada tekanan darah. Dari uraian diatas pun peneliti tertarik untuk

membuktikan apakah ada dampak yang signifikan kaitanya dengan skala nyeri yang

diderita pasien dengan tekanan darah yang dialami pasien tersebut. Apakah semua jenis

nyeri post operasi akan berdampak pada tekanan darah. Dan apakah tekanan darah pasien

akan tetap stabil dalam artian sama atau mengalami perubahan tekanan darah, pada saat

waktu pasien merasakan nyeri dan sesudah nyeri yang dirasakan pasien berkurang.

Berdasarkan asumsi ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

4
Hubungan Nyeri Post Operasi dengan Tekanan Darah pada Pasien Post Operasi di Ruang

Bedah Kecelakaan RSUD Belambangan Banyuwangi Tahun 2016.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah Hubungan Nyeri Post Operasi dengan Tekanan Darah pada Pasien Post

Operasi di Ruang Bedah Kecelakaan RSUD Belambangan Banyuwangi tahun 2016?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya Hubungan Nyeri Post Operasi dengan Tekanan Darah pada

Pasien Post Operasi di Ruang Bedah Kecelakaan RSUD Belambangan Banyuwangi

tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Teridentifikasinya nyeri post operasi pada pasien post operasi di ruang bedah

kecelakaan RSUD Belambangan Banyuwangi Tahun 2016.

2. Teridentifikasinya tekanan darah pada pasien post operasi di ruang bedah

kecelakaan RSUD Belambangan Banyuwangi Tahun 2016.

3. Teranalisisnya hubungan nyeri post operasi dengan tekanan darah pada pasien

post operasi di ruang bedah kecelakaan RSUD Belambangan Banyuwangi 2016.

5
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui tentang hubungan nyeri

pada pasien post operasi dengan tekanan darah pada pasien post operasi di ruang

bedah kecelakaan RSUD Belambangan Banyuwangi 2016.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai dasar untuk memberikan asuhan keperawatan yang

koprehensif tentang hubungan nyeri pada pasien post operasi dengan tekanan

darah pada pasien post operasi. Dan diharapkan dapat mempermudah

pengkajian tekanan darah pada pasien post operasi yang kaitanya dengan nyeri

yang dialami pasien.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi

keperawatan dalam mengembangkan perencanaan keperawatan tentang

hubungan nyeri post operasi dengan tekanan darah pada pasien post operasi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai data yang dapat memperkuat teori tentang hubungan nyeri

post operasi dengan tekanan darah pada pasien post operasi.

4. Bagi Responden

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

informasi bagi pasien tentang bagaimana cara manajemen nyeri yang dialami

pasien post operasi. Agar pasien dapat mengontrol nyeri yang dialami tersebut,

juga dapat mengontrol tekanan darah pada pasien secara mandiri.

Anda mungkin juga menyukai