BAB 1-1 (Bu Arni)
BAB 1-1 (Bu Arni)
Disusunoleh :
Kelompok 8
Iim Nurkhotimah H
Ilham Nugraha
Izmi Novita Dewi
Silvia Esterlita
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini. Tak lupa
Shalawat serta Salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah diutus
kemuka bumi ini sebagai Rahmatanlil Alamin yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir
nanti.
Makalah ini disusun untuk mengetahui lebih lnjut tentang penyakit hemofilia yang
sudah cukup terkenal di dalam materi keperawatan medikal bedah. Dimana dalam makalah
ini diharapkan lebih membuka wawasan berpikir dibidang terkait dengannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum Wr.Wbr.
12 November 2018
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar..........................................................................................................................
Daftar isi....................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
1. Latar belakang..................................................................................................4
2. Rumusan Masalah.............................................................................................4
3. Tujuan.........................................................................................................................5
4. Manfaat Penulis.........................................................................................6
BAB II Pembahasan
2. Definisi......................................................................................................10
3. Klasifikasi.................................................................................................10
4. Etiologi.......................................................................................................11
5. Patofisilogi..................................................................................................12
6. Patway........................................................................................................13
7. Menifestasi Klinis.........................................................................................14
8. Komplikasi..................................................................................................15
9. Pemeriksaan Penunjang................................................................................15
10. Penatalaksanaan...........................................................................................16
11. Askep..........................................................................................................17
1. Kesimpulan......................................................................................................
2. Saran...............................................................................................................
Daftar pustaka.........................................................................................................................
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Tumor ialah Istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan benigna (jinak)
dalam setiap bagian tubuh. Pertmbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan
berkembang dengan mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya. (Sue
Hinchliff, kamus Keperawatan, 1997).
Tumor otak adalah tumor jinak pada selaput otak atau salah satu otak (Rosa
Mariono, MA, Standart asuhan Keperawatan St. Carolus, 2000).
Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh
tubuh, dengan frekwensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis
spinalis. Di Amerika di dapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap tahun,
sedang menurut Bertelone, tumor primer susunan saraf pusat dijumpai 10% dari
seluruh penyakit neurologi yang ditemukan di Rumah Sakit Umum. Di Indonesia
data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan.Insiden tumor otak pada
anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan
puncak usia 40-65 tahun.
Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding
perempuan (39,26 persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai ≥60 tahun
(31,85 persen); selebihnya terdiri dari berbagai kelompok usia yang bervariasi dari
3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita tumor otak, hanya 100 penderita
(74,1 persen) yang dioperasi penulis dan lainnya (26,9 persen) tidak dilakukan
operasi karena berbagai alasan, seperti; inoperable atau tumor metastase
(sekunder). Lokasi tumor terbanyak berada di lobus parietalis (18,2 persen),
sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di beberapa lobus otak, suprasellar,
medulla spinalis, cerebellum, brainstem, cerebellopontine angle dan multiple. Dari
hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA), jenis tumor terbanyak yang dijumpai
adalah; Meningioma (39,26 persen), sisanya terdiri dari berbagai jenis tumor dan
lain-lain yang tak dapat ditentukan.
Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi
tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme
perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel
merusak dirinya dengan aapoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat.
Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA
kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri.
Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu
terjadinya kanker.
4
Komplikasi tumor otak yang paling ditakuti selain kematian adalah gangguan
fungsi luhur. Gangguan ini sering diistilahkan dengan gangguan kognitif dan
neurobehavior sehubungan dengan kerusakan fungsi pada area otak yang
ditumbuhi tumor atau terkena pembedahan maupun radioterapi. Neurobehavior
adalah keterkaitan perilaku dengan fungsi kognitif dan lokasi / lesi tertentu di otak.
Pengaruh negatif tumor otak adalah gangguan fisik neurologist, gangguan kognitif,
gangguan tidur dan mood, disfungsi seksual serta fatique.
Tumor otak termasuk penyakit yang sulit terdiagnosa secara dini. Secara klinis
sukar membedakan antara tumor otak yang benigna atau yang maligna, karena
gejala yang timbul ditentukan pula oleh lokasi tumor, kecepatan tumbuhnya,
kecepatan terjadi tekanan tinggi intrakranial dan efek masa tumor ke jaringan otak.
Dipikirkan menderita tumor otak bila didapat adanya gangguan cerebral umum
yang bersifat progresif, adanya gejala tekanan tinggi intrakranial dan adanya gejala
sindrom otak yang spesifik Pemeriksaan radiologi, dalam hal ini CT Scan berperan
dalam diagnosa tumor otak, sedang diagnosa pasti tumor otak benigna atau
maligna dengan pemeriksaan patologi-anatomi.
5
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Otak terletak di dalam rongga kranium tengkorak. Otak berkembang dari sebuah
tabung yang mulanya memeperlihatkan tiga gejala pembesaran. Otak awal, yang
disebut otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Otak depan, menjadi belahan
otak (hemisperium cerebri), korpus striatum dan talami (talamus dan hipotalamus).
Otak tengah (diencepalon). Otak belakang, tersusun atas pons varolii, medulla
oblongata, serebellum. Ketiga bagian dari otak belakang inilah yang disebut
dengan batang otak . Serebrum mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak.
Yang masing-masing disebut fosa kranialis anterior dan fosa kranialis tengah.
Serebrum terdiri dari dua belahan (hemisfer) besar sel saraf (substansi kelabu) dan
serabut saraf (substansi putih). Lapisan luar substansi kelabu disebut korteks.
Kedua hemisfer otak itu dipisahkan oleh celah yang dalam, tapi bersatu kembali
pada bagian bawahnya melalui korpus kolosum, yaitu massa substansia putih yang
terdiri dari serabut saraf. Disebelah bawahnya lagi terdapat kelompok-kelompok
substansia kelabu atau ganglia basalis.
6
terdiri dari otak tengah (midbrain), pons varolli, dan medulla oblongata .Otak
Tengah merupakan bagian atas batang otak. Aqueductus serebri yang
menghubungkan ventrikel ketiga dan keempat melintasi melalui otak tengah ini.
Otak tengah mengandung pusat-pusat yang megendalikan keseimbangan dan
geraka-gerakan mata .Pons varoli merupakan bagian tengah batang otak dan karena
itu memiliki jalur lintas naik dan turun seperti pada otak tengah. Selain itu juga
terdapat banyak serabut yang berjalan menyilang pons untuk menghubungkan
kedua lobus serebellum dan menghubungkan serebellum dengan kortex serebri.
Medulla oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan
pons dengan sumsum tulang belakang. Medulla oblongata terletak dalam frosa
kranilis posterior dan bersatu dengan sumsum tulang belakang tepat di bawah
foramen magnum tulang oksipital.
1. Autoregulasi serebral
7
Walaupun teori ini cukup menarik, tetapi terdapat bukti-bukti yang menunjukkan
pengaruh faktor neurogenik pada autoregulasi ini.
2. Pengaturan neurogenik
Peran faktor neurogenik telah dibuktikan yakni berupa pengawasan susunan saraf
otonom yang terletak di batang otak dan diensefalon, serta inervasi alfa dan beta
adrenergik dan kolinergik. Adrenergik alfa bersifat vasokonstriktif, sedangkan
adrenergik beta dan kolinergik mengakibatkan vasodilatasi. Peningkatan aliran
darah hemisferik dapat disebabkan oleh perangsangan formasio retikularis.
Agaknya hal ini diakibatkan oleh peran faktor neurogenik dan akibat
meningkatnya metabolisme otak.
3. Autoregulasi Serebral
8
gangguan autoregulasi, beberapa aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan darah
seperti batuk, suctioning, dapat meningkatkan aliran darah otak sehingga juga
meningkatkan tekanan TIK.
2.2 Definisi
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan
ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak.
(price, A. Sylvia, 1995: 1030). Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang
bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang
tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun
metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut
tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti kanker
paru, payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder. (Mayer.
SA,2002).
Tekanan intra kranial ( TIK ) adalah suatu fungsi nonlinier dari fungsi otak, cairan
serebrospinal (CSS) dan volume darah otak sehingga. Sedangkan peningkatan intra
kranial (PTIK) dapat terjadi bila kenaikan yang relatif kecil dari volume otak,
keadaan ini tidak akan cepat menyebabkan tekanan tinggi intrakranial, sebab
volume yang meninggi ini dapat dikompensasi dengan memindahkan cairan
serebrospinal dari rongga tengkorak ke kanalis spinalis dan volume darah
intrakranial akan menurun oleh karena berkurangnya peregangan durameter.
Hubungan antara tekanan dan volume ini dikenal dengan complience. Jadi jika
otak, darah dan cairan serebrospinal volumenya terus menerus meninggi, maka
mekanisme penyesuaian ini akan gagal dan terjadi peningkatan intrakranial yang
mengakibatkan herniasi dengan gagal pernapasan dan gagal jantung serta
kematian.
2.3 Klasifikasi
b) Berdasarkan lokasi
Tumor intradural
Ekstramedular : cleurofibroma, meningioma
9
Intramedular : apendymoma, astrocytoma, oligodendroglioma,
emangioblastoma
Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid,
paru-paru, ginjal dan lambung.
2.4 Etiologi
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti,
walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang
perlu ditinjau, yaitu :
Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-
anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat
dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial
yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat
untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
2. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya
suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya
suatu radiasi.
3. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara
infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
4. Substansi-substansi karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini
telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,
nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan
10
2.5 Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan
neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor :
gangguan fokal disebebkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intracranial.
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan
infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan
neuron.Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang
bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri
pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin
dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.Serangan kejang
sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompesi invasi
dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Bebrapa tumor membentuk kista
yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan
neurologist fokal.Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor :
2. Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang
disebabkan oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan
volume intracranial dan meningkatkan tekanan intracranial.
Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah
bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan gangguan
pernafasan.
11
Pathway Tumor Intrakranial
Tumor otak
Nyeri
Hipoksia cerebral
12
2.6 Manifestasi Klinis
Menurut lokasi tumor :
1. Lobus frontalis
1. Lobus oksipital
Kejang, gangguan penglihatan.
2. Lobus temporalis
Tinitus, halusinasi pendengaran, afasia sensorik, kelumpuhan otot wajah.
3. Lobus parietalis
Hilang fungsi sensorik, kortikalis, gangguan lokalisasi sensorik, gangguan
penglihatan.
4. Cerebulum
Papil oedema, nyeri kepala, gangguan motorik, hipotonia, hiperekstremitas
sendi.
Tanda dan gejala umum :
1. Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin tambah bila batuk, dan
membungkuk Kejang
2. Tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial : pandangan kabur, mual,
muntah, penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda vital,
afasia.
3. Perubahan kepribadian
4. Gangguan memori
5. Gangguan alam perasa
13
2.7 Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor
otak ialah :
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak
yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan
patologi anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan
proses-proses infeksi (abses cerebri).
4. Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
14
2.9 Penatalaksanaan
Pembedahan.
Craniotomi
1. Radiotherapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang
tenggorkan.
2. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek
samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.
3. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Data Demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan,
dan penanggung biaya.
a) Keluhan utama
15
c) Riwayat penyakit keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada
hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga
dengan tumor kepala.
d) Pengkajian psiko-sosio-spirituab
1. Pernafasan B1 (breath)
2. Bentuk dada : normal
3. Pola napas : tidak teratur
4. Suara napas : normal
5. Sesak napas : ya
6. Batuk : tidak
7. Retraksi otot bantu napas ; ya
8. Alat bantu pernapasan : ya (O2 2 lpm)
9. Kardiovaskular B2 (blood)
10. Irama jantung : irregular
11. Nyeri dada : tidak
12. Bunyi jantung ; normal
13. Akral : hangat
14. Nadi : Bradikardi
15. Tekanana darah Meningkat
16. Persyarafan B3 (brain)
17. Penglihatan (mata) : Penurunan penglihatan, hilangnya ketajaman atau
diplopia.
18. Pendengaran (telinga): Terganggu bila mengenai lobus temporal
19. Penciuman (hidung) : Mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus frontal
20. Pengecapan (lidah) : Ketidakmampuan sensasi (parathesia atau anasthesia)
1. Afasia : Kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan
ekspresif atau kesulitan berkata-kata, reseotif atau berkata-kata
komprehensif, maupun kombinasi dari keduanya.
2. Ekstremitas : Kelemahan atau paraliysis genggaman tangan tidak
seimbang, berkurangnya reflex tendon.
16
3. 3. GCS : Skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran
pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai
respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.
(1) : Spontan
(7) : Kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun
tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)
(3) : Flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada &
kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(2) : Extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh,
dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
17
1. Perkemihan B4 (bladder)
2. Kebersihan : bersih
3. Bentuk alat kelamin : normal
4. Uretra : normal
5. Produksi urin: normal
6. Pencernaan B5 (bowel)
7. Nafsu makan : menurun
8. Porsi makan : setengah
9. Mulut : bersih
10. Mukosa : lembap
11. Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
1. Kemampuan pergerakan sendi : bebas
2. Kondisi tubuh: kelelahan
3.2 Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakaranial
3.3 Intervensi
Intervensi :
18
3. Mengajarkan tehnik relaksasi dan metode distraksi
Intervensi :
19
R : Mengetahui keadaan umum pasien, karena pada stadium awal
tanda vital tidak berkolerasi langsung dengan kemunduran status
neurologi
3. Kaji fungsi autonom: jumlah dan pola pernapasan, ukuran dan reaksi
pupil, pergerakan otot
20
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan
ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak.
(price, A. Sylvia, 1995: 1030). Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang
bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang
tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun
metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut
tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti kanker
paru, payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder. (Mayer.
SA,2002).
Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding
perempuan (39,26 persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai ≥60 tahun
(31,85 persen); selebihnya terdiri dari berbagai kelompok usia yang bervariasi dari
3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita tumor otak, hanya 100 penderita
(74,1 persen) yang dioperasi penulis dan lainnya (26,9 persen) tidak dilakukan
operasi karena berbagai alasan, seperti; inoperable atau tumor metastase
(sekunder). Lokasi tumor terbanyak berada di lobus parietalis (18,2 persen),
2. Saran
Bagi pembaca di sarankan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan Tumor
Otak / Intrakranial Sehingga dapat di lakukan upaya-upaya yang bermanfaat untuk
menanganinya secara efektif dan efisien .
21
Daftar Fustaka
https://yuliasafwati23.wordpress.com/2013/06/19/makalah-tumor-
intrakranial/amp/
http://strict&source=hp&ei=TQXsW9mlFpSoyAOir6TIBg&ins=false&q=makalah
+tumor+otak&oq=makalah+tumor
https://yuliasafwati23.wordpress.com/2013/06/19/makalah-tumor-
intrakranial/amp/
https://www.google.com
search?safe=strict&source=hp&ei=TQXsW9mlFpSoyAOir6TIBg&ins=false&q=m
akalah+tumor+otak&oq=makalah+tumor/
22
23