PEMBAHASAN
28
selain epitel mukosa juga jaringan limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan
mengalami pengerutan sehingga kripti melebar. Kripta ini tampak diisi oleh detritus.
Proses berjalan terus sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan
perlekatan dengan jaringan di sekitar fossa tonsilaris1
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, maka dapat
ditegakkan diagnosis kerja adalah limfadenitis colli ec tonsilitis kronik. Secara teori
tonsil tidak mempunyai sistem limfatik aferen. Aliran limfe dari parenkim tonsil
ditampung pada ujung pembuluh limfe eferen yang terletak pada trabekula, yang
kemudian membentuk pleksus pada permukaan luar tonsil dan berjalan menembus M.
Konstriktor faringeus superior, selanjutnya menembus fascia bukofaringeus dan
akhirnya menuju kelenjar servikalis profunda yang terletak sepanjang pembuluh darah
besar leher, di belakang dan di bawah arkus mendibula. Kemudian aliran limfe ini
dilanjutkan ke nodulus limfatikus daerah dada, untuk selanjutnya bermuara ke dalam
duktus torasikus.
29
sama seperti gejala infeksi lainnya yaitu kenaikan suhu tubuh biasanya subfebris, nyeri
kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, nadi lambat serta keluhan nyeri menelan.
Gejala lokal yang tampak berupa tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor yang
makin lama makin meluas dan bersatu membentuk membrane semu (pseudomembran)
akan mudah berdarah, kelenjar limfa leher akan membengkak menyerupai leher sapi
(bull neck). Pada pasien ini tidak ditemukan gejada dari tonsilitis difteri maka dari itu
tondilitis difteri dapat disingkirkan.
30