Anda di halaman 1dari 6

2 Geopark Indonesia Yang Diakui Dunia Karena

Budaya dan Keindahannya, Apa Perbedaannya?


Oleh: Jehan Trysha Riandha (270110160127, kelas B)

Ciletuh - Palabuhanratu Global UNESCO Geopark


Ciletuh - Palabuhanratu Global UNESCO Geopark merupakan salah satu
Geopark Indonesia yang berlokasi di daerah barat Sukabumi, Jawa Barat. Geopark
Ciletuh terletak di perbatasan zona aktif tektonik: zona subduksi antara lempeng
Eurasia dan lempeng Indo-Australia, yang saling bertumbukan sebanyak 4 mm
pertahunnya. Daerah ini dicirikan oleh keragaman geologi yang langka yang dapat
diklasifikasikan menjadi tiga zona: zona subduksi batuan terangkat, lanskap plateau
Jampang, pergeseran zona magmatik kuno dan evolusi fore arc. Bukti untuk proses
subduksi serupa yang terjadi selama usia Cretaceous (145-66 juta tahun yang lalu)
ditemukan di daerah Ciletuh dalam bentuk formasi batuan yang disimpan di dalam
parit subduksi dalam.

Formasi batuan ini terdiri dari ophiolit, metamorf, batuan sedimen yang
dalam, dan kompleks mélange dan dikenal sebagai formasi batuan tertua di
permukaan Jawa Barat. Pada Oligosen-Miosen Awal (sekitar 23 hingga 15 juta tahun
yang lalu), daerah tersebut mengalami peningkatan dan membentuk dataran tinggi
(plateau) Jampang. Proses tektonik selama Miosen-Pliosen (5-8 juta tahun yang lalu)
menyebabkan keruntuhan gravitasional sebagian dari formasi Jampang, membentuk
morfologi amfiteater alam berbentuk tapal kuda terbesar di Indonesia yang disebut
dengan Mega Amfiteater dan serangkaian air terjun. Daerah ini dapat juga
digambarkan sebagai ‘the first land of the western Java Island’.
Proses pelapukan dan abrasi mempengaruhi beberapa formasi batuan dan
menghasilkan formasi unik dari batuan berbentuk binatang. Sejak Pleistocene (2,5
juta tahun yang lalu hingga baru-baru ini), aktivitas gunung berapi telah bergeser ke
utara, mengakibatkan mata air panas, geyser dan sumber daya panas bumi di daerah
utara.

Ciletuh baru saja diresmikan menjadi UNESCO Global Geopark (UGG) pada
sidang Executive Board UNESCO ke 204, Komisi Programme and External Relations,
Kamis 12 April 2018 lalu di Paris, Perancis. Menurut General Manager Badan
pengelola Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu, Dana Budiman usulan Ciletuh menjadi
UGG diterima tanpa perdebatan. Artinya, semua negara menyetujui kawasan Ciletuh,
Palabuhanratu diresmikan menjadi UNESCO Global Geopark. Pertimbangan
UNESCO mengakui Ciletuh sebagai geopark dunia, bukan tanpa alasan. Sejak
penilaian pada awal Agustus 2017, Ciletuh memiliki poin yang bagus di setiap kriteria
standar geopark dunia. “Potensinya juga sangat besar. Keindahan alamnya lengkap.
Ada landscape, gunung, air terjun, sawah, ladang, dan berujung di muara sungai ke
laut. Karena itu harus cepat dikembangkan, agar bisa menghidupkan ekonomi
masyarakatnya,” ujar Dana.
Batur Global Geopark
Sedangkan di timur Pulau Jawa, atau lebih tepatnya di Pulau Bali. Bali selama ini
dikenal sebagai primadona pariwisata Indonesia yang sudah diakui seluruh dunia.
Selain terkenal memiliki pantai-pantai nan indah, Bali juga terkenal dengan wisata
seni dan budaya yang unik, serta wisata alam lainnya yang sangat mengagumkan.
Salah salah satunya adalah geopark Indonesia lainnya yang telah diakui oleh
UNESCO juga dan tak kalah mempesona, yaitu Geopark Gunung Batur yang terletak
di Kabupaten Bangli, Bali.

Geopark Gunung Batur merupakan geopark Indonesia pertama yang diakui oleh
UNESCO. Hal tersebut diresmikan pada European Geopark Conference ke-11 di
Arouca, Portugal tanggal 19-21 September 2012 bersama 91 geopark lainnya dari 21
negara lainnya. Geopark Gunung Batur diakui dunia internasional karena keelokan
alamnya, jejak arkeologi dan geologi serta kekhasan budaya masyarakatnya yang
unik.
Gunung Batur merupakan bagian dari rangkaian ‘Ring of Fire‘ Pasifik (Cincin
Api Pasifik) dan menjadi salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia. Tercatat sejak
tahun 1804 gunung yang kini ditetapkan sebagai Global Geopark ini telah meletus
sebanyak 26 kali. Kawasan Geopark Gunung Batur ini merupakan kaldera terbesar
dan terindah di dunia, karena di tempat ini terdapat sebuah danau berbentuk bulan
sabit seluas 16,6 kilometer persegi, panjangnya sekitar 7,5 km, lebar maksimum 2,5
km dengan kelilingnya mencapai 22 km dan merupakan danau kaldera terluas kedua
di Indonesia setelah Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara.
Di pinggiran Danau Batur terdapat sejumlah pura yang bisa dikunjungi sebagai
desa wisata seperti Pura Ulun Danau Batur, Pura Pancering Jagat Terunyan dan Pura
Bukit Mentik. Kawasan Batur juga memiliki keanekaragaman hayati yang unik. Salah
satunya adalah Anjing Kintamani yang memiliki bentuk kepala seperti Serigala dan
badan mirip Anjing cau-cau dari Cina. Selain itu di Kintamani juga banyak tumbuh
Bunga Edelweis Pohon Kasian Bukiit, Jeruk dan tanaman hortikultura khas
pegunungan seperti kol, cabai dan tomat.

Perbandingan Dua Geopark Indonesia Yang Diakui UNESCO


Kedua geopark ini memiliki pesonanya masing-masing sehingga sulit untuk
membandingkan keduanya. Kedua geopark ini memamerkan sebagian dari keindahan
alam Indonesia yang amat sangat beragam. Geopark Ciletuh dengan mega
amfiteaternya yang begitu megah dan geopark Batur dengan danau bulan sabitnya
yang menawan.
Kedua geopark ini merupakan detinasi wisata yang dapat memajukan ekonomi
Indonesia. Hanya saja, dinutuhkan pengembangan yang lebih lagi untuk fasilitas agar
wisatawan merasa nyaman. Dikarenakan Geopark Ciletuh masih dalam tahap
pengembangan dan baru diakui UNESCO, fasilitas yang disediakan tidak sebanyak
fasilitas yang ditawarkan oleh geopark Batur. Geopark Ciletuh masih harus
mengembangkan aspek keamanan (misalnya pagar pembatas di sekitar Mega
Amfiteater) serta fasilitas berupa tempat penginapan, akses transportasi menuju
beberapa lokasi, akses internet, spot foto yang masih harus dibuat lebih menarik dan
lain sebagainya.
Geopark Batur terletak di Pulau Bali, yaitu pulau yang sudah dikenal di seluruh
dunia sehingga untuk mengenalkan geopark tersebut kepada dunia tidak akan sesulit
mengenalkan geopark Ciletuh. Selain itu, geopark Ciletuh lebih luas daripada
geopark Batur sehingga tantangan yang dihadapi oleh pengelola geopark Ciletuh juga
lebih besar dalam mengembangkan daya tarik geopark Ciletuh. Dibutuhkan
kreativitas dari pengelola dan masyarakat sekitar untuk memajukan pariwisata di
daerah geopark Ciletuh.
Kemudian pada geopark Batur, budaya serta adat istiadat masyarakat sekitar
terasa begitu kental sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Sedangkan pada geopark Ciletuh, meskipun masyarakatnya menawarkan keramahan
khas Indonesia, budaya dan adat istiadatnya masih kurang ditonjolkan sehingga
wisatawan masih kurang merasakan adat sunda di daerah tersebut.

Demikian perbandingan kedua geopark Indonesia yang diakui oleh UNESCO,


semoga kedua geopark tersebut akan semakin maju dan dapat menjadi sarana
mendidik untuk warga sekitar maupun wisatawan sehingga manusia dapat lebih
menghargai dan menjaga kelestarian bumi kita yang indah ini.

***
REFERENSI
 https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/12/28/5-geopark-nasional-dan-
global-yang-sudah-diakui-unesco
 https://www.kintamani.id/museum-geopark-batur-kintamani-wisata-edukasi-t
erbaru-menyenangkan-bali-001976.html
 https://www.viva.co.id/blog/wisata/990692-geopark-gunung-batur-keindahan
-lain-di-pulau-bali
 https://alamendah.org/2012/09/25/gunung-batur-bali-geopark-pertama-di-ind
onesia/
 https://travel.kompas.com/read/2018/04/17/172000427/geopark-ciletuh-dapat
-pengakuan-unesco-global-geopark
 http://www.unesco.org/new/en/natural-sciences/environment/earth-sciences/u
nesco-global-geoparks/list-of-unesco-global-geoparks/indonesia/ciletuh-palabuha
nratu/

Anda mungkin juga menyukai