Anda di halaman 1dari 203

LAMPIRAN IV : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI

NOMOR : 12 TAHUN 2007


TANGGAL : 12 MARET 2007

PANDUAN TEKNIS
PENGOLAHAN DATA
PROFIL DESA DAN
KELURAHAN

DIREKTORAT JENDERAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
2009
Lampiran IV

BAB I
PENGERTIAN

a. Profil Desa/Kelurahan adalah gambaran menyeluruh tentang


karakter Desa dan Kelurahan yang meliputi data dasar keluarga,
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan,
prasarana dan sarana serta perkembangan kemajuan dan
permasalahan yang dihadapi desa dan kelurahan.
b. Penyusunan adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan dan
publikasi data profil desa dan kelurahan yang meliputi data dasar
keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta tingkat
perkembangan desa dan kelurahan.
c. Pendayagunaan adalah berbagai upaya memanfaatkan data dasar
keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta tingkat
perkembangan desa dan kelurahan dalam sistem perencanaan dan
evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pembinaan kemasyarakatan.
d. Pendataan adalah kegiatan pengumpulan fakta dan informasi melalui
pengisian daftar isian data dasar keluarga, potensi desa dan
kelurahan serta tingkat perkembangan desa dan kelurahan.
e. Pembangunan Desa dan Kelurahan adalah seluruh kegiatan
pembangunan yang berlangsung di Desa dan Kelurahan yang
dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya
gotong royong masyarakat.
f. Potensi Desa/Kelurahan adalah keseluruhan sumber daya yang
dimiliki atau digunakan oleh Desa dan Kelurahan baik sumber daya
alam, sumber daya manusia dan kelembagaan maupun prasarana
dan sarana untuk mendukung percepatan kesejahteraan masyarakat.
g. Tingkat Perkembangan Desa/Kelurahan adalah status tertentu dari
capaian hasil kegiatan pembangunan yang dapat mencerminkan
tingkat kemajuan dan/atau keberhasilan masyarakat, pemerintahan
Desa/Kelurahan serta pemerintahan daerah dalam melaksanakan
pembangunan di Desa dan Kelurahan.
h. Desa/Kelurahan Cepat Berkembang adalah Jika perolehan total skor
pengukuran mencapai lebih dari 90% dari total skor maksimal tingkat
perkembangan desa dan kelurahan tahunan.
i. Desa/Kelurahan Berkembang adalah Jika perolehan total skor
mencapai 60% sampai 90% dari total skor maksimal tingkat
perkembangan desa dan kelurahan tahunan.
j. Desa/Kelurahan Lamban Berkembang adalah Jika perolehan total
skor mencapai 30% sampai 60% dari total skor maksimal tingkat
perkembangan desa dan kelurahan tahunan.
k. Desa/Kelurahan Kurang Berkembang adalah Jika perolehan total
skor mencapai kurang dari 30% dari total skor maksimal tingkat
perkembangan desa dan kelurahan tahunan.
l. Desa/Kelurahan Swasembada adalah jika nilai total skor yang
diperoleh mencapai lebih dari 80% dari skor maksimal tingkat
perkembangan lima tahunan.
m. Desa/Kelurahan Swakarya adalah jika nilai total skor yang diperoleh
mencapai 60% sampai 80% dari skor maksimal tingkat perkembangan
lima tahunan.

2
Lampiran IV

n. Desa/Kelurahan Swadaya adalah jika nilai total skor yang diperoleh


mencapai kurang dari 60% dari skor maksimal tingkat perkembangan
lima tahunan.
o. Kategori Mula adalah desa/kelurahan yang membutuhkan prioritas
penanganan pada masalah pemenuhan kebutuhan dasar seperti
ekonomi, pendidikan dan kesehatan.
p. Kategori Madya adalah desa/kelurahan yang membutuhkan prioritas
penanganan pada masalah keamanan dan ketertiban, kesadaran
politik dan kebangsaan, peranserta masyarakat dalam pembangunan
dan kinerja lembaga kemasyarakatan.
q. Kategori Lanjut adalah desa/kelurahan yang membutuhkan prioritas
penanganan masalah yang terkait dengan kinerja pemerintahan desa
dan kelurahan serta pembinaan dan pengawasan dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan.
r. Desa/Kelurahan Miskin adalah desa/kelurahan yang potensi
umumnya rendah, laju perkembangannya lamban dan kurang
berkembang serta status perkembangannya berada pada tingkat
swadaya dengan kategori mula, madya dan lanjut.
s. Data dasar keluarga adalah gambaran menyeluruh potensi dan
perkembangan keluarga yang meliputi potensi sumber daya manusia,
perkembangan kesehatan dan pendidikan, penguasaan aset ekonomi
dan sosial keluarga, partisipasi anggota keluarga dalam proses
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta berbagai
permasalahan kesejahteraan keluarga dan perkembangan keamanan
dan ketertiban di lingkungannya.
t. Registrasi ibu dan anak tingkat dusun/lingkungan yang
selanjutnya disebut RIAD adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan
dan analisis serta publikasi dan pendayagunaan data perkembangan
ibu dan anak di tingkat dusun dan lingkungan berdasarkan data
dasar keluarga di setiap dusun dan lingkungan.
u. Tipologi Desa/Kelurahan adalah kondisi spesifik keunggulan potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi kelembagaan
serta potensi prasarana dan sarana dalam menentukan arah
pengembangan dan pembinaan masyarakat berdasarkan karakteristik
keunggulan komparatif dan kompetitif dari setiap desa dan
kelurahan.

3
Lampiran IV

BAB II
PROFIL DESA DAN KELURAHAN

Profil Desa dan Kelurahan adalah gambaran menyeluruh tentang


karakter Desa dan Kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, data
potensi desa/kelurahan dan data tingkat perkembangan desa/kelurahan.
Data dasar keluarga terdiri dari data potensi sosial ekonomi keluarga,
kesehatan individua, kelompok dan lingkungan keluarga, data pendidikan,
penguasaan aset ekonomi dan sosial budaya serta tingkat kesejahteraan
keluarga dan perkembangan keamanan dan ketertiban keluarga. potensi
desa dan kelurahan terdiri atas data potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana.

A. DATA DASAR KELUARGA

Data dasar keluarga berisikan gambaran menyeluruh potensi dan


perkembangan keluarga yang meliputi:

1. potensi sumber daya manusia;


2. perkembangan kesehatan;
3. perkembangan pendidikan;
4. penguasaan aset ekonomi dan sosial keluarga;
5. partisipasi anggota keluarga dalam proses pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan;
6. berbagai permasalahan kesejahteraan keluarga; dan
7. perkembangan keamanan dan ketertiban di lingkungannya.

Daftar isian data dasar keluarga yang diisi oleh kepala keluarga
selanjutnya di dihimpun dan diolah oleh Pokja Profil Desa/Kelurahan di
tingkat Desa/Kelurahan. Pokja melaksanakan kegiatan tabulasi dan
rekapitulasi data dasar keluarga dari tingkat RT, RW, Dusun/Lingkungan
sampai tingkat Desa/Kelurahan. Data hasil rekapitulasi selanjutnya
dijadikan input dalam mengisi daftar isian registrasi ibu dan anak tingkat
dusun/lingkungan (RIAD) untuk mendata perkembangan kualitas hidup ibu
dan anak dan lingkungannya di setiap Dasawisma di RT, RW,
Dusun/Lingkungan. Data yang dikumpulkan melalui instrumen
pengumpulan data RIAD dimaksud selanjutnya diolah dengan
menggunakan cara manual maupun program aplikasi RIAD. Output
pengolahan data RIAD dijadikan input analisis situasi ibu dan anak tingkat
dusun/lingkungan dan desa/kelurahan (ASIA) tingkat Desa/Kelurahan.
Data hasil ASIA dimaksud selanjutnya menjadi input bagi formulasi
kebijakan intervensi perbaikan kualitas hidup ibu dan anak mulai di tingkat
dusun/lingkungan.
Output RIAD dan ASIA adalah data profil keluarga dari aspek
kependudukan dan KB, kesehatan, pendidikan, ekonomi/pendapatan, sosial
dan budaya, peranserta dalam proses politik dan pembangunan,
penguasaan aset produksi, sumber daya alam dan lingkungan, serta
permasalahan kesejahteraan keluarga lainnya di setiap rumah tangga.
Berdasarkan profil permasalahan kualitas manusia di tingkat keluarga
dimaksud, pemerintah, dunia usaha dan masyarakat akan memanfaatkan
data dasar keluarga dimaksud dalam proses pilihan alternatif intervensi
kebijakan bagi perbaikan kualitas manusia Indonesia seluruhnya. Program
Keluarga Siaga, Keluarga Harapan, Desa Siaga, serta berbagai program
pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat di tingkat
keluarga, dusun/lingkungan bahkan sampai ke tingkat desa dan kelurahan
diharapkan memanfaatkan data dari hasil olahan data dasar keluarga.
4
Lampiran IV

B. DATA POTENSI DESA DAN KELURAHAN

Data potensi desa/kelurahan terdiri dari data potensi umum SDA,


SDM, Prasarana dan Sarana serta Kelembagaan. Hubungan antara keempat
variabel ini bersifat kausalitas. Sumber daya alam diciptakan Tuhan YME
dan diserahkan pengelolaannya kepada Manusia sebagai puncak dari segala
ciptaan untuk dikuasai, diolah, dimanfaatkan, dilindungi, dijaga,
dikembangbiakkan dan dilestarikan serta dipertanggungjawabkan kembali
kepada Pencipta, Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Output sinerjitas
kausalitas SDM dan SDA tampak secara nyata dalam bentuk berbagai jenis
prasarana dan sarana atau infrastruktur fisik dan non fisik. Prasarana dan
sarana ini harus dijamin pelestariannya, pemenuhan nilai kemanfaatannya
dan dilembagakan atau diinternalisasi dalam sistem sosial dan pranata
lainnya sehingga tampak dalam bentuk kelembagaan atau institusi dalam
segala dimensi kehidupan. Hal itu berarti interaksi kausalitas SDA dan SDM
menghasilkan prasarana dan sarana yang nilai kemanfaatannya dilestarikan
melalui sistem kelembagaan. Progresivitas interaksi kausalitas ini
menghasilkan suatu potensi yang perlu dikelola dengan cermat agar mampu
memberikan nilai aksiologis yang optimal bagi kesejahteraan manusia.
Kumpulan data dimaksud dikelompokkan ke dalam Data Potensi
Desa/Kelurahan. Dengan demikian, output dari interaksi antara SDM dan
SDA berupa prasarana dan sarana serta kelembagaan merupakan ruang
lingkup dan jenis data dari potensi desa/kelurahan.

1. RUANG LINGKUP DATA POTENSI DESA DAN KELURAHAN

Ruang lingkup data potensi Desa/Kelurahan terdiri dari 4 (empat)


variabel yaitu:
(1) Potensi Sumber Daya Alam;
(2) Potensi Sumber Daya Manusia;
(3) Potensi Kelembagaan;
(4) Potensi Prasarana dan Sarana.

POTENSI DESA/
KELURAHAN

SUMBER SUMBER SUMBER PRASARANA


DAYA DAYA DAYA DAN
ALAM MANUSIA KELEMBAGAAN SARANA

5
Lampiran IV

2. JENIS DATA POTENSI DESA/KELURAHAN

Ruang lingkup dan jenis data potensi desa dan kelurahan selengkapnya
sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel 1 : Ruang Lingkup dan Jenis Data Potensi Desa/Kelurahan


No Potensi No Jenis Data
A SUMBER DAYA ALAM
1 Potensi umum: batas dan luas
wilayah, iklim, jenis dan
kesuburan tanah, orbitasi,
bentangan wilayah dan letak;
2 Pertanian
3 Perkebunan
4 Kehutanan
5 Peternakan
6 Perikanan
7 Bahan galian/Pertambangan
8 Sumber daya air
9 Kualitas Lingkungan
10 Ruang Publik/Taman
11 Wisata

B SUMBER DAYA MANUSIA


1 Jumlah
2 Usia
3 Pendidikan
4 Mata Pencaharian Pokok
5 Agama dan aliran kepercayaan
6 Cacat Mental dan Fisik
7 Kewarganegaraan
8 Etnis/Suku Bangsa
9 Tenaga Kerja

C KELEMBAGAAN
1 Lembaga pemerintahan desa/
kelurahan
2 Lembaga kemasyarakatan
3 Lembaga Sosial Kemasyarakatan
4 Organisasi profesi
5 Partai Politik
6 Lembaga Perekonomian
7 Lembaga Pendidikan
8 Lembaga Adat
9 Lembaga Keamanan/Ketertiban

D PRASARANA DAN SARANA


1 Transportasi
2 Informasi dan Komunikasi
3 Air bersih dan Sanitasi
4 Prasarana dan Kondisi Irigasi
5 Pemerintahan
6 Kemasyarakatan
7 Peribadatan
8 Olah raga

6
Lampiran IV

9 Kesehatan
10 Pendidikan
11 Energi dan Penerangan
12 Hiburan dan Wisata
13 Kebersihan

3. ANALISIS DATA POTENSI DESA/KELURAHAN

Data SDA, SDM, Prasarana dan Sarana serta Kelembagaan yang telah
dikumpulkan Pokja Profil di tingkat desa dan kelurahan selanjutnya perlu
diolah dan dianalisis oleh Tim Pengolahan Data Profil di tingkat
Desa/Kelurahan dan tingkatan selanjutnya. Tujuan analisis data potensi
Desa/Kelurahan dimaksudkan untuk mengetahui perubahan potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia, potensi kelembagaan dan
potensi sarana dan prasarana yang dimiliki Desa/Kelurahan. Dari potensi
tersebut, dapat diketahui potensi pengembangannya pada masa mendatang.
Selain itu, analisis potensi Desa dan Kelurahan juga ditujukan untuk
mengetahui faktor penghambat pengembangan yang dihadapi Desa dan
Kelurahan, baik faktor penghambat penduduk, faktor penghambat
kelembagaan, faktor penghambat prasarana dan sarana maupun faktor
penghambat sumber daya alam. Dari data potensi Desa dan Kelurahan
dapat diketahui atau dirumuskan beberapa hal, yaitu :

(1) Tingkatan Potensi Umum


(2) Potensi pengembangan
(3) Tipologi Desa/Kelurahan
(4) Kendala­kendala pengembangan desa/kelurahan

3.1. Analisis Potensi Umum

Analisis Potensi umum dimulai dengan klarifikasi dan verifikasi data


sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana serta
kelembagaan yang sudah dikumpulkan dalam daftar isian masing­masing.
Data potensi yang valid dan reliabel itu selanjutnya diolah baik
menggunakan program aplikasi maupun secara manual. Analisis data
sumber daya alam didasarkan pada data potensi pertanian, potensi
kehutanan, potensi lingkungan dan udara, potensi peternakan, potensi
perkebunan, potensi bahan galian/pertambangan, potensi sumber daya air,
potensi kelautan dan perikanan, potensi ruang publik/taman dan potensi
wisata.
Analisis Potensi Sumber Daya Manusia didasarkan pada data potensi
jumlah penduduk dan jender, potensi umur dan jenis kelamin, potensi
pendidikan dan mata pencaharian/pekerjaan, potensi agama, potensi
keragaman etnis dan suku bangsa, tenaga kerja, dan jumlah penduduk
menurut kecacatan. Analisis Potensi Kelembagaan didasarkan pada data
potensi lembaga pemerintahan desa/kelurahan, lembaga kemasyarakatan
desa dan kelurahan, lembaga sosial kemasyarakatan, organisasi profesi
partai politik, lembaga perekonomian, lembaga pendidikan dan lembaga
Adat.
Sedangkan Analisis Potensi Sarana dan Prasarana didasarkan pada
perkembangan data potensi sarana dan prasarana transportasi, informasi
dan komunikasi, prasarana air bersih dan sanitasi, prasarana dan kondisi
irigasi, prasarana dan sarana pemerintahan, prasarana dan sarana lembaga
kemasyarakatan, prasarana peribadatan, prasarana olah raga, prasarana
dan sarana kesehatan, prasarana dan sarana pendidikan, prasarana dan
sarana energi dan penerangan serta prasarana dan sarana hiburan dan
wisata.
7
Lampiran IV

Setelah data dari setiap variabel diklarifikasi kebenarannya oleh Pokja,


langkah selanjutnya adalah memberikan nilai atau skoring terhadap setiap
jawaban terhadap daftar pertanyaan yang diisi oleh Tim Pengumpul tingkat
desa/kelurahan. Jawaban terhadap setiap jenis data yang dipertanyakan
dalam daftar isian data potensi desa/kelurahan selanjutnya diberikan skor
standar nasional untuk mengukur tinggi rendahnya potensi yang diukur.
Daftar skor bagi setiap pertanyaan sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel 2
Skor Potensi Desa dan Kelurahan

I. POTENSI SUMBER DAYA ALAM

No POTENSI SDA Ukuran Skor


A BATAS WILAYAH Bila belum ada penataan batas 0
Bila ada kesepakatan batas dalam 5
Perdes/Perda tentang batas desa/kel.
Bila belum ada peta tetapi batasnya 8
jelas
Bila ada peta dan batasnya sudah jelas 10
B LUAS WILAYAH
1 Luas Pemukiman Bila, luas pemukiman mencapai
Kurang dari 50 ha 2
50 – 100 ha 4
100 – 500 ha 6
500 – 1000 ha 8
Lebih dari 1000 ha 10

2 Luas Persawahan Bila, luas persawahan mencapai


Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

3 Luas Perkebunan Bila, luas perkebunan mencapai


Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

4 Luas Kuburan Bila, luas kuburan mencapai


Kurang dari 0,1 ha 2
0,1 – 1,0 ha 4
1,0 – 5,0 ha 6
5,0 – 10,0 ha 8
> 10,0 ha 10

5 Luas Pekarangan Bila, luas pekarangan mencapai


Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

8
Lampiran IV

6 Luas Taman Bila, luas taman mencapai


Kurang dari 0,1 ha 2
0,1 – 1,0 ha 4
1,0 – 3,0 ha 6
3,0 – 5,0 ha 8
> 5,0 ha 10

7 Perkantoran Bila, luas lahan perkantoran


Kurang dari 0,1 ha 2
0,1 – 1,0 ha 4
1,0 – 3,0 ha 6
3,0 – 5,0 ha 8
> 5,0 ha 10

8 Luas Prasarana umum Bila, luas tanah mencapai


lainnya
Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

C TANAH SAWAH
1 Luas Sawah Irigasi Bila luas sawah irigasi teknis
Teknis
Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

2 Luas Sawah Irigasi ½ Bila luas sawah irigasi teknis


Teknis
Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

3 Luas Sawah Tadah Bila luas sawah tadah hujan


Hujan
Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

4 Luas Sawah Pasang Bila luas sawah pasang surut


Surut
Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

9
Lampiran IV

D TANAH KERING

1 Luas Tegal/Ladang Bila luas tegalan/ladang


Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

2 Luas Pemukiman Bila luas pemukiman


Kurang dari 50 ha 2
50 – 100 ha 4
100 – 500 ha 6
500 – 1000 ha 8
> 1000 ha 10

3 Luas Pekarangan Bila luas pekarangan


Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

E TANAH BASAH

1 Luas Tanah Rawa Bila luas tanah rawa


Kurang dari 10 ha 8
10 – 50 ha 6
50 – 100 ha 4
100 – 500 ha 2
> 500 ha 1

2 Luas Pasang Surut Bila luas daerah pasang surut


Kurang dari 10 ha 8
10 – 50 ha 6
50 – 100 ha 4
100 – 500 ha 2
> 500 ha 1

3 Luas Lahan Gambut Bila luas lahan gambut


Kurang dari 10 ha 8
10 – 50 ha 6
50 – 100 ha 4
100 – 500 ha 2
> 500 ha 1

4 Luas Situ/Waduk/ Bila luas situ/waduk/danau


Danau
Kurang dari 1 ha 2
1,0 – 5,0 ha 4
5,0 – 10,0 ha 6
10 – 15 ha 8
Lebih dari 15 ha 10

10
Lampiran IV

F TANAH PERKEBUNAN
1 Luas perkebunan rakyat Bila luas perkebunan rakyat
Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

2 Luas perkebunan Bila luas perkebunan negara


negara
Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

3 Luas perkebunan Bila luas perkebunan swasta


swasta
Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

4 Luas perkebunan Bila luas perkebunan perorangan


perorangan
Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10
G TANAH FASILITAS UMUM

1 Luas tanah kas Bila luas tanah kas desa/kelurahan


desa/kelurahan
Kurang dari 1 ha 2
1,0 – 5,0 ha 4
5,0 – 10,0 ha 6
10 – 15 ha 8
Lebih dari 15 ha 10

2 Luas Tanah Bengkok Bila luas tanah bengkok


Kurang dari 1 ha 2
1,0 – 5,0 ha 4
5,0 – 10,0 ha 6
10 – 15 ha 8
Lebih dari 15 ha 10

3 Luas tanah titi sara Bila luas tanah titi sara


Kurang dari 1 ha 2
1,0 – 5,0 ha 4
5,0 – 10,0 ha 6
10 – 15 ha 8
Lebih dari 15 ha 10

11
Lampiran IV

4 Luas kebun desa Bila luas kebun desa


Kurang dari 1 ha 2
1,0 – 5,0 ha 4
5,0 – 10,0 ha 6
10 – 15 ha 8
Lebih dari 15 ha 10

5 Luas sawah desa Bila luas sawah desa


Kurang dari 1 ha 2
1,0 – 5,0 ha 4
5,0 – 10,0 ha 6
10 – 15 ha 8
Lebih dari 15 ha 10

6 Luas lapangan olahraga Bila luas lapangan olahraga


Kurang dari 1 ha 8
1,0 – 5,0 ha 6
5,0 – 10,0 ha 4
10 – 15 ha 2
Lebih dari 15 ha 1

7 Luas Perkantoran Bila luas perkantoran pemerintah


pemerintah
Kurang dari 1 ha 2
1,0 – 5,0 ha 4
5,0 – 10,0 ha 6
10 – 15 ha 8
Lebih dari 15 ha 10

8 Luas ruang Bila luas ruang publik/taman


publik/taman kota
Kurang dari 1 ha 2
1,0 – 5,0 ha 4
5,0 – 10,0 ha 6
10 – 15 ha 8
Lebih dari 15 ha 10

9 Luas tempat Bila luas tempat pemakaman umum


pemakaman umum
Kurang dari 1 ha 8
1,0 – 5,0 ha 6
5,0 – 10,0 ha 4
10 – 15 ha 2
Lebih dari 15 ha 1

10 Luas tempat Bila luas tempat pembuangan sampah.


pembuangan sampah Kurang dari 1 ha 2
1,0 – 5,0 ha 4
5,0 – 10,0 ha 6
10 – 15 ha 8
Lebih dari 15 ha 10

11 Luas tanah bangunan Bila luas bangunan sekolah/ perguruan


sekolah/perguruan tinggi
tinggi
12
Lampiran IV

Kurang dari 1 ha 2
1,0 – 5,0 ha 4
5,0 – 10,0 ha 6
10 – 15 ha 8
> 15 ha 10

12 Luas pertokohan Bila luas pertokohan


Kurang dari 1 ha 2
1,0 – 5,0 ha 4
5,0 – 10,0 ha 6
10 – 15 ha 8
Lebih dari 15 ha 10

13 Luas fasilitas pasar Bila luas fasilitas pasar


Kurang dari 1 ha 2
1,0 – 5,0 ha 4
5,0 – 10,0 ha 6
10 – 15 ha 8
Lebih dari 15 ha 10

14 Luas terminal Bila luas terminal


Kurang dari 1 ha 8
1,0 – 5,0 ha 6
5,0 – 10,0 ha 4
10 – 15 ha 2
Lebih dari 15 ha 1

15 Luas tanah utk jalan Bila luas jalan


Kurang dari 10 ha 8
10 – 50 ha 6
50 – 100 ha 4
100 – 500 ha 2
> 500 ha 1

16 Luas daerah tangkapan Bila luas daerah tangkapan air


air Kurang dari 1 ha 8
1,0 – 5,0 ha 6
5,0 – 10,0 ha 4
10 – 15 ha 2
Lebih dari 15 ha 1

17 Luas usaha perikanan Bila luas lahan usaha perikanan


Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

18 Luas lahan aliran listrik Bila luas sutet/aliran listrik tegangan


tegangan tinggi tinggi.
Kurang dari 1 ha 8
1,0 – 5,0 ha 6
5,0 – 10,0 ha 4
10 – 15 ha 2
> 15 ha 1
13
Lampiran IV

H TANAH HUTAN
1 Luas hutan lindung Bila luas hutan lindung
Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

2 Luas hutan produksi Bila luas hutan produksi


Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

3 Luas hutan produksi Bila luas hutan produksi tetap


tetap
Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

4 Luas hutan terbatas Bila luas hutan terbatas


< 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

5 Luas hutan konservasi Bila luas hutan konservasi


Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

6 Luas hutan adat Bila luas hutan adat


Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

7 Luas hutan asli Bila luas hutan asli


Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

8 Luas hutan sekunder Bila luas hutan sekunder


Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
14
Lampiran IV

100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

9 Luas hutan buatan Bila luas hutan buatan


Kurang dari 10 ha 8
10 – 50 ha 6
50 – 100 ha 4
100 – 500 ha 2
> 500 ha
10 Luas hutan mangrove Bila luas hutan mangrove
Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

11 Luas hutan suaka alam Bila luas hutan suaka alam


Kurang dari 10 ha 8
10 – 50 ha 6
50 – 100 ha 4
100 – 500 ha 2
> 500 ha

12 Luas hutan suaka Bila luas hutan suaka margasatwa


margasatwa
Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10

2 Luas hutan rakyat Bila luas hutan rakyat


Kurang dari 10 ha 2
10 – 50 ha 4
50 – 100 ha 6
100 – 500 ha 8
> 500 ha 10
I IKLIM

1 Curah hujan
Bila kurang dari 1500 mm/tahun 1
1500 – 2500 mm/tahun 5
Lebih dari 2500 mm/tahun 1

2 Jumlah bulan hujan Bila rata­rata curah hujan


Kurang dari 2 bulan 2
2 – 4 bulan 5
4 – 6 bulan 8
> 6 bulan 3

3 Kelembaban Bila rata­rata kelembaban


Kurang dari 2 bulan 2
2 – 4 bulan 5
4 – 6 bulan 8
> 6 bulan 3
15
Lampiran IV

4 Suhu harian rata­rata Bila suhu rata­rata


Kurang dari 10 0C 2
10 – 15 0C 4
15 – 20 0C 6
20 – 25 0C 8
25 – 30 0C 10
> 30 0C 2

J KESUBURAN TANAH
1 Warna tanah Bila warna tanah
> 60 % Kuning 4
> 60 % Merah 6
> 60 % Abu­abu 8
> 60 % Hitam 10

2 Tekstur tanah Bila tekstur tanah:


Debuan 4
Pasiran 6
Lempungan 8

3 Tingkat Kemiringan Bila kemiringan tanah antara 0 – 100 9


Tanah
10 ­ 250 8
25 ­ 500 6
50 ­ 750 4
> 750 2

4 Lahan Kritis Bila luas lahan kritis


Kurang dari 5% dari luas wilayah 8
5 – 15 % dari luas wilayah 6
15 – 30 % dari luas wilayah 4
30 – 45 % dari luas wilayah 2
> 45 % dari luas wilayah 1

5 Lahan Terlantar Bila luas lahan terlantar


Kurang dari 5% dari luas wilayah 8
5 – 15 % dari luas wilayah 6
15 – 30 % dari luas wilayah 4
30 – 45 % dari luas wilayah 2
> 45 % dari luas wilayah 1

6 Tingkat erosi tanah Bila tidak pernah terjadi erosi 8


Terjadi erosi ringan 4
Terjadi erosi sedang 2
Terjadi erosi berat 0

K TOPOGRAFI

Luas Bentangan Wilayah


1 Bentangan dataran Bila terdapat
rendah
Kurang dari 10% dari luas wilayah 3
10 – 40% dari luas wilayah 5
40 – 70% dari luas wilayah 7
> 70% dari luas wilayah 9
16
Lampiran IV

2 Bentangan daerah Bila terdapat


berbukit ­ bukit
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9
10 – 40% dari luas wilayah 7
40 – 70% dari luas wilayah 5
> 70% dari luas wilayah 2

3 Bentangan dataran Bila terdapat


tinggi
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9
10 – 40% dari luas wilayah 7
40 – 70% dari luas wilayah 5
> 70% dari luas wilayah 2

4 Bentangan wilayah Bila terdapat


lereng
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9
10 – 40% dari luas wilayah 7
40 – 70% dari luas wilayah 5
> 70% dari luas wilayah 2

5 Bentangan tepi pantai Bila terdapat


Kurang dari 10% dari luas wilayah 9
10 – 40% dari luas wilayah 7
40 – 70% dari luas wilayah 5
> 70% dari luas wilayah 2

6 Bentangan kawasan Bila terdapat bentangan rawa


rawa
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9
10 – 40% dari luas wilayah 7
40 – 70% dari luas wilayah 5
> 70% dari luas wilayah 2

7 Bentangan kawasan Bila terdapat bentangan lahan gambut


gambut
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9
10 – 40% dari luas wilayah 7
40 – 70% dari luas wilayah 5
> 70% dari luas wilayah 2

8 Bentangan aliran Bila desa/kelurahan berada dalam


sungai
Kurang dari 10% dari luas bentangan 9
sungai
10 – 40% dari luas bentangan sungai 7
40 – 70% dari luas bentangan sungai 5
> 70% dari luas bentangan sungai 3

9 Bantaran sungai Bila desa / kelurahan berada di


< 10% dari daerah bantaran sungai 9
10 – 40% dari daerah bantaran sungai 7
40 – 70% dari daerah bantaran sungai 5
> 70% dari daerah bantaran sungai 2

17
Lampiran IV

L LETAK Bila letak wilayah desa/kelurahan


Bukan di kawasan DAS, Bantara 10
Sungai, rawan banjir, potensial tsunami
dan rawan jalur gempa bumi & kawasan
rawan gunung berapi
Di kawasan DAS, Bantara Sungai , 5
rawan banjir, potensial tsunami, rawan
jalur gempa bumi & kawasan rawan
gunung berapi

M ORBITASI
1 Jarak ke ibu kota Bila, lama tempuh ke ibukota 2
kecamatan kecamatan lebih dari 3 jam
2 – 3 jam 4
1 – 2 jam 6
Kurang dari 1 jam 8
Bila kendaraan umum ke ibu kota ada 5
tapi terbatas
Bila kendaraan umum tidak ada 0

2 Jarak ke ibu kota Bila, lama tempuh ke ibukota lebih dari 2


Kabupaten/kota 6 jam
3 – 6 jam 4
1 – 3 jam 6
Kurang dari 1 jam 8
Bila kendaraan umum ke ibu kota ada 5
tapi terbatas
Bila kendaraan umum tidak ada 0

3 Jarak ke ibu kota Bila, lama tempuh ke ibukota lebih dari 2


provinsi 12 jam
6 – 12 jam 4
4 – 6 jam 6
2 – 4 jam 7
1 – 2 jam 8
Kurang dari 1 jam 9
Bila kendaraan umum ke ibu kota ada 3
tapi terbatas
Bila kendaraan umum banyak tersedia 5
Bila kendaraan umum tidak ada 0
N PERTANIAN
N1 Tanaman Pangan
1 Kepemilikan Lahan Pertanian tanaman pangan
a Memiliki lahan pertanian Bila jumlah keluarga mencapai
kurang dari 50 ha
< 10 % dari jumlah total keluarga 2
10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4
40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6
> 80 % dari jumlah total keluarga 8

b Memiliki lahan pertanian Bila jumlah keluarga mencapai


lebih dari 50 ha < 10 % dari jumlah total keluarga 2
10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4
40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6
> 80 % dari jumlah total keluarga 8

18
Lampiran IV

c Tidak memiliki lahan Bila jumlah keluarga mencapai


pertanian < 10 % dari jumlah total keluarga 2
10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4
40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6
> 80 % dari jumlah total keluarga 8

2 Produktivitas tanaman pangan


a Jenis tanaman pangan Bila kurang dari 10 jenis 1
Antara 10 – 20 jenis 5
20 – 30 jenis 7
Lebih dari 30 jenis 10

b Luas tanaman pangan Bila luas tanaman kurang dari 10 ha 2


10­50 ha 4
50­100 ha 6
100­500 ha 8
500­1000 ha 9
> 1000 ha 10

c Total Produksi Tanaman Bila tidak ada


pangan
Bila kurang dari 100 ton 4
100 – 500 ton 6
500 – 1000 ton 8
1000 – 10000 ton 9
> 10.000 ton 10

N2 Kepemilikan lahan untuk buah­buahan yang dibudidayakan


1 Memiliki lahan untuk Bila jumlah keluarga mencapai
tanaman buah­buahan < 10 % dari jumlah total keluarga 2
kurang dari 10 ha 10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4
40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6
> 80 % dari jumlah total keluarga 8

2 Memiliki lahan tanaman Bila jumlah keluarga mencapai


buah­buahan lebih dari < 10 % dari jumlah total keluarga 2
10 ha
10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4
40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6
> 80 % dari jumlah total keluarga 8

3 Tidak memiliki lahan Bila jumlah keluarga mencapai


tanaman buah­buahan
< 10 % dari jumlah total keluarga 8
10 – 40 % dari jumlah total keluarga 6
40 – 80 % dari jumlah total keluarga 4
> 80 % dari jumlah total keluarga 2

4 Jenis tanaman buah­ Bila kurang dari 10 jenis 1


buahan
Antara 10 – 20 jenis 5
20 – 30 jenis 7
Lebih dari 30 jenis 10

19
Lampiran IV

5 Luas tanaman buah­ Bila luas tanaman kurang dari 10 ha 2


buahan
10­50 ha 4
50­100 ha 6
100­500 ha 8
500­1000 ha 9
> 1000 ha 10

6 Total Produksi buah­ Bila tidak ada 2


buahan
Bila kurang dari 100 ton 4
100 – 500 ton 6
500 – 1000 ton 8
1000 – 10000 ton 9
> 10.000 ton 10

7 Mekanisme Pemasaran Bila 75% dijual langsung ke konsumen 3


Tanaman Pangan dan
Buah­buahan
Bila dijual ke pasar 4
Bila dijual melalui KUD 7
Bila melalui tengkulak 1
Bila melalui pengecer 3
Bila dijual ke lumbung desa/kel 8
Bila tidak dijual 6

N3 TANAMAN APOTIK HIDUP DAN OBAT KELUARGA


1 Jenis tanaman obat­ Bila kurang dari 10 jenis 1
obatan
Antara 10 – 20 jenis 5
20 – 30 jenis 7
Lebih dari 30 jenis 10

2 Luas tanaman obat­ Bila luas tanaman kurang dari 0,01 ha 2


obatan
0,01 – 0,05 ha 4
0,05 – 0,1ha 6
0,1 – 1,0 ha 8
>1,0 ha 10

3 Total Produksi tanaman Bila tidak ada 0


obat­obatan
Bila kurang dari 1 ton 2
1,0 – 1,5 ton 6
1,5 – 2,5 ton 8
2,5 – 5 ton 9
> 5 ton 10

4 Mekanisme Pemasaran Bila dijual langsung ke konsumen 7


Tanaman obat­obatan Bila dijual ke pasar 4
Bila dijual melalui Koperasi 5
Bila melalui tengkulak 3
Bila melalui pengecer 2
Bila dijual ke lumbung desa/kelurahan 8
Bila tidak dijual 6

20
Lampiran IV

O PERKEBUNAN
O1 Pemilikan lahan perkebunan
1 Keluarga yang memiliki Bila jumlah keluarga mencapai
lahan perkebunan <5 ha
<10% dari total jumlah keluarga 2
10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4
20 – 40 % 6
40 – 60 % 8
>60% 10
2 Keluarga yang tidak Bila jumlah keluarga mencapai
memiliki lahan
perkebunan
<10% dari total jumlah keluarga 2
10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4
20 – 40 % 6
40 – 60 % 8
> 60% 10
3 Keluarga yang memiliki Bila jumlah keluarga mencapai
lahan perkebunan 5,0 –
50,0 ha
<10% dari total jumlah keluarga 2
10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4
20 – 40 % 6
40 – 60 % 8
>60% 10
4 Keluarga yang memiliki Bila jumlah keluarga mencapai
lahan perkebunan >50ha
<10% dari total jumlah keluarga 2
10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4
20 – 40 % 6
40 – 60 % 8
>60% 10

5 Kepemilikan usaha Bila mencapai


perkebunan oleh negara
<10% dari total luas lahan usaha 3
10 – 20 % dari total luas lahan usaha 4
20 – 40 % dari total luas lahan usaha 5
40 – 60 % dari total luas lahan usaha 6
>60% dari total luas lahan usaha 7

O2 Luas dan hasil perkebunan menurut jenis komoditas

1 Jenis komoditas Bila kurang dari 10 jenis 3


tanaman perkebunan Antara 10 – 20 jenis 5
20 – 30 jenis 7
Lebih dari 30 jenis 9

2 Luas tanaman komoditas Bila luas tanaman kurang dari 10 ha 4


perkebunan 10­50 ha 5
50­100 ha 6
100­500 ha 7
500­1000 ha 8
> 1000 ha 9

21
Lampiran IV

3 Total Produksi tanaman Bila tidak ada 0


perkebunan
Bila kurang dari 1.000 ton 2
1,000,0 – 5,000 ton 4
5,000 – 10,000 ton 6
10. 000 – 50000 ton 8
> 50. 000 ton 10

4 Mekanisme Pemasaran Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7


hasil perkebunan
Bila 75% dijual ke pasar 4
Bila 75% dijual melalui Koperasi 5
Bila 75% melalui tengkulak 3
Bila 75% melalui pengecer 2
Bila dijual ke lumbung desa/kel 8
Bila tidak dijual 6
P KEHUTANAN
P1 Luas lahan kehutanan menurut kepemilikan
1 Milik negara Bila negara mempunyai lahan
< 10% luas lahan 2
10 – 40 % luas lahan 3
40 – 60 % luas lahan 4
60 – 80 % luas lahan rakyat 6
> 80 % luas lahan 8

2 Milik adat/ulayat Bila hak ulayat mempunyai lahan


< 10% luas lahan 3
10 – 40 % luas lahan 4
40 – 60 % luas lahan 8
60 – 80 % luas lahan 5
> 80 % luas lahan 2
3 Perhutani/Instansi Bila Perhutani mempunyai lahan
sektoral
< 10% luas lahan 2
10 – 40 % luas lahan 3
40 – 60 % luas lahan 4
60 – 80 % luas lahan 6
> 80 % luas lahan 8
4 Milik masyarakat Bila perorangan mempunyai lahan
perorangan
< 10% luas lahan 8
10 – 40 % luas lahan 6
40 – 60 % luas lahan 4
60 – 80 % luas lahan 3
> 80 % luas lahan 2
P2 Jenis dan produksi kehutanan
1 Jenis komoditas hasil Bila kurang dari 10 jenis 2
kehutanan
Antara 10 – 20 jenis 4
20 – 30 jenis 6
Lebih dari 30 jenis 8

2 Luas tanaman komoditas Bila luas tanaman produksi kehutanan 2


kehutanan kurang dari 100 ha
100­500 ha 3
22
Lampiran IV

500­1000 ha 5
1000­5000 ha 6
5000­10000 ha 7
10000 – 100000 ha 8
> 100000 ha 10

3 Total nilai produksi Bila tidak ada 0


kehutanan
Bila kurang dari 1.000 ton 2
1,000,0 – 10,000 ton 4
10000 – 50000 ton 6
50000 – 100000 ton 8
> 100000 ton 10

4 Mekanisme Pemasaran Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7


hasil perkebunan
Bila 75% dijual ke pasar 4
Bila 75% dijual melalui Koperasi 5
Bila 75% melalui tengkulak 3
Bila 75% melalui pengecer 2
Bila dijual ke lumbung desa/kel 8
Bila tidak dijual 6
P3 Kondisi Hutan
1 Hutan Bakau/mangrove Bila kondisi hutan bakau
< 10% rusak 4
10 – 40 % rusak 3
40 – 60 % rusak 2
60 – 80 % rusak 1
> 80 % rusak 0

2 Hutan Produksi Bila kondisi hutan produksi


< 10% rusak 4
10 – 40 % rusak 3
40 – 60 % rusak 2
60 – 80 % rusak 1
> 80 % rusak 0

3 Hutan lindung Bila kondisi hutan lindung


< 10% rusak 4
10 – 40 % rusak 3
40 – 60 % rusak 2
60 – 80 % rusak 1
> 80 % rusak 0
4 Hutan margasatwa Bila kondisi hutan margasatwa
< 10% rusak 4
10 – 40 % rusak 3
40 – 60 % rusak 2
60 – 80 % rusak 1
> 80 % rusak 0

5 Hutan suaka alam Bila kondisi hutan suaka alam


< 10% rusak 4
10 – 40 % rusak 3
40 – 60 % rusak 2
60 – 80 % rusak 1
23
Lampiran IV

> 80 % rusak 0

6 Hutan lainnya Bila kondisi hutan ..................


< 10% rusak 4
10 – 40 % rusak 3
40 – 60 % rusak 2
60 – 80 % rusak 1
> 80 % rusak 0

7 Hutan ....................... Bila kondisi hutan ..................


< 10% rusak 4
10 – 40 % rusak 3
40 – 60 % rusak 2
60 – 80 % rusak 1
> 80 % rusak 0

P4 Dampak yang timbul dari Pengolahan Hutan


1 Pencemaran Udara Bila ada pencemaran udara 0
Bila tidak ada pencemaran udara 10

2 Pencemaran Air Bila ada pencemaran air 0


Bila tidak ada pencemaran air 10

3 Longsor/erosi/abrasi Bila ada longsor/erosi/abrasi 0


Bila tidak ada 10

4 Bising Bila ada kebisingan 0


Bila tidak ada kebisingan 10

5 Kerusakan Biota Bila ada kerusakan biota 0


laut/sungai/danau/situ/waduk
Bila tidak ada 10

6 Kemusnahan Flora Bila ada kemusnahan flora 0


Bila tidak ada 10

7 Hilangnya sumber mata Bila terjadi hilangnya sumber mata air 0


air
Bila tidak ada 10

8 Kebakaran hutan Bila ada kebakaran hutan 0


Bila tidak ada kebakaran hutan 10

9 Terjadi kekeringan air Bila terjadi kekeringan sumber mata air 0


Bila tidak ada 10

10 Berubahnya fungsi hutan Bila ada perubahan fungsi hutan 0


Bila tidak ada 10

11 Terjadi lahan kritis Bila ada lahan kritis 0


Bila tidak ada 10

12 Hilangnya daerah Bila hilangnya daerah tangkapan/ 0


tangkapan air. resapan air
Bila tidak ada 10
24
Lampiran IV

13 Musnahnya habitat Bila ada pemusnahan habitat binatang 0


Binatang Hutan hutan
Bila tidak ada 10

P5 Mekanisme Pemasaran Hasil Hutan


1 Dijual langsung ke Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7
konsumen
Bila 75% dijual ke pasar 4
Bila 75% dijual melalui Koperasi 5
Bila 75% melalui tengkulak 3
Bila 75% melalui pengecer 2
Bila dijual ke lumbung desa/kel 8
Bila tidak dijual 6

Q PETERNAKAN
Q1 Kepemilikan dan Populasi ternak
1 Sapi
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4
>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 100 ekor 1
100 – 500 ekor 2
500 – 1000 ekor 3
1000 – 5000 ekor 4
Lebih dari 5000 ekor 5

2 Babi
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4
>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 500 ekor 1
500 – 1000 ekor 2
1000 – 5000 ekor 3
5000 – 10000 ekor 4
Lebih dari 10000 ekor 5
3 Kerbau
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
25
Lampiran IV

40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4


>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 100 ekor 1
100 – 500 ekor 2
500 – 1000 ekor 3
1000 – 5000 ekor 4
Lebih dari 5000 ekor 5
4 Ayam Kampung
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4
>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 1000 ekor 1
1000 – 5000 ekor 2
5000 – 10000 ekor 3
10000 – 50000 ekor 4
Lebih dari 50000 ekor 5
5 Ayam Boiler
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4
>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 5000 ekor 1
5000 – 10000 ekor 2
10000 – 50000 ekor 3
50000 – 100000 ekor 4
Lebih dari 100000 ekor 5
6 Domba
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4
>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 100 ekor 1
100 – 500 ekor 2
26
Lampiran IV

500 – 1000 ekor 3


1000 – 5000 ekor 4
Lebih dari 5000 ekor 5
7 Bebek
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4
>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 500 ekor 1
500 – 1000 ekor 2
1000 – 5000 ekor 3
5000 – 10000 ekor 4
Lebih dari 10000 ekor 5
8 Kuda
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4
>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 100 ekor 1
100 – 500 ekor 2
500 – 1000 ekor 3
1000 – 5000 ekor 4
Lebih dari 5000 ekor 5
9 Kambing
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4
>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 500 ekor 1
500 – 1000 ekor 2
1000 – 5000 ekor 3
5000 – 10000 ekor 4
Lebih dari 10000 ekor 5
10 Domba
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
27
Lampiran IV

10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2


20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4
>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 500 ekor 1
500 – 1000 ekor 2
1000 – 5000 ekor 3
5000 – 10000 ekor 4
Lebih dari 10000 ekor 5
11 Angsa
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4
>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 500 ekor 1
500 – 1000 ekor 2
1000 – 5000 ekor 3
5000 – 10000 ekor 4
Lebih dari 10000 ekor 5
12 Burung Puyuh
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4
>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 500 ekor 1
500 – 1000 ekor 2
1000 – 5000 ekor 3
5000 – 10000 ekor 4
Lebih dari 10000 ekor 5
13 Kelinci
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4
>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
28
Lampiran IV

Kurang dari 100 ekor 1


100 – 500 ekor 2
500 – 1000 ekor 3
1000 – 5000 ekor 4
Lebih dari 5000 ekor 5
14 Burung Walet
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4
>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 1000 ekor 1
1000 – 5000 ekor 2
5000 – 7500 ekor 3
7500 – 10000 ekor 4
Lebih dari 10000 ekor 5
15 Kucing
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 1
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4
>60% dari total jumlah penduduk 5

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 100 ekor 1
100 – 500 ekor 2
500 – 1000 ekor 3
1000 – 5000 ekor 4
Lebih dari 5000 ekor 5
16 Ular Kobra
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 5
<10% dari total jumlah penduduk 4
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1
>60% dari total jumlah penduduk 0

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 10 ekor 2
10 – 50 ekor 3
50 – 100 ekor 4
100 – 500 ekor 5
Lebih dari 500 ekor 6
17 Ular Piton
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
29
Lampiran IV

Tidak ada 5
<10% dari total jumlah penduduk 4
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1
>60% dari total jumlah penduduk 0

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 10 ekor 2
10 – 50 ekor 3
50 – 100 ekor 4
100 – 500 ekor 5
Lebih dari 500 ekor 6

18 Burung Cendrawasih
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 5
<10% dari total jumlah penduduk 4
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1
>60% dari total jumlah penduduk 0

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 10 ekor 2
10 – 50 ekor 3
50 – 100 ekor 4
100 – 500 ekor 5
Lebih dari 500 ekor 6
19 Burung Beo
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 5
<10% dari total jumlah penduduk 4
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1
>60% dari total jumlah penduduk 0

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 10 ekor 2
10 – 50 ekor 3
50 – 100 ekor 4
100 – 500 ekor 5
Lebih dari 500 ekor 6
20 Buaya
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 5
<10% dari total jumlah penduduk 4
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1
>60% dari total jumlah penduduk 0
30
Lampiran IV

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 10 ekor 2
10 – 50 ekor 3
50 – 100 ekor 4
100 – 500 ekor 5
Lebih dari 500 ekor 6
21 Hewan Ternak Lainnya
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Tidak ada 0
<10% dari total jumlah penduduk 2
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 4
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 5
>60% dari total jumlah penduduk 6

b Populasi Bila perkembangan populasi


Tidak ada 0
Kurang dari 1000 ekor 2
1000 – 5000 ekor 4
5000 – 10000 ekor 6
10000 – 50000 ekor 8
Lebih dari 50000 ekor 10

Q2 Produksi Peternakan
1 Susu Bila total produksi
Tidak ada 0
< 100 ton 2
100 ­ 500 ton 4
500 – 1000 ton 6
1000 – 10000 ton 8
>10000 ton 10

2 Kulit Bila total produksi


Tidak ada 0
< 1000 ton 2
1000 ­ 5000 ton 4
5000 – 10000 ton 6
10000 – 50000 ton 8
>50000 ton 10

3 Telur
Bila total produksi
Tidak ada 0
< 1000 ton 2
1000 ­ 5000 ton 4
5000 – 10000 ton 6
10000 – 50000 ton 8
>50000 ton 10

4 Daging Bila total produksi


Tidak ada 0
< 100 ton 2
100 ­ 500 ton 4
500 – 1000 ton 6
31
Lampiran IV

1000 – 10000 ton 8


>10000 ton 10

5 Madu Bila total produksi


Tidak ada 0
< 10 ton 2
10 ­ 100 ton 4
100 – 500 ton 6
500 – 1000 ton 8
>1000 ton 10

6 Bulu Bila total produksi


Tidak ada 0
< 10 ton 2
10 ­ 100 ton 4
100 – 500 ton 6
500 – 1000 ton 8
>1000 ton 10

7 Air liur burung walet Bila total produksi


Tidak ada 0
< 100 ton 2
100 ­ 500 ton 4
500 – 1000 ton 6
1000 – 10000 ton 8
>10000 ton 10

8 Minyak Bila total produksi


Tidak ada 0
< 100 ton 2
100 ­ 500 ton 4
500 – 1000 ton 6
1000 – 10000 ton 8
>10000 ton 10

9 Hiasan / Lukisan Bila total produksi


Tidak ada 0
<10 unit 2
10 – 50 unit 4
50 – 100 unit 6
100 – 500 unit 8
500 – 1000 unit 10
<1000 unit

10 Cindermata Bila total produksi


Tidak ada 0
< 100 unit 2
100 ­ 500 unit 4
500 – 1000 unit 6
1000 – 10000 unit 8
>10000 unit 10

Q3 Ketersediaan Hijauan Pakan Ternak

1 Luas tanaman pakan Bila terdapat


32
Lampiran IV

ternak
Tidak ada 0
< 100 ha 2
100 – 500 ha 4
500 – 1000 ha 6
1000 – 5000 ha 8
>5000 ha 10

2 Produksi hijauan untuk Bila hijauan makanan yang dihasilkan


makanan ternak sebanyak
< 100 ton 2
100 – 500 ton 4
500 – 1000 ton 6
1000 – 5000 ton 8
> 5000 ton 10

3 Luas lahan gembalaan Bila terdapat


Tidak ada 0
<1000 ha 2
1000 ­ 5000 ha 4
5000 – 10000 ha 6
10000 – 50000 ha 8
50000 ­ 100000 ha 9
>100000 ha 10

4 Dipasok dari luar desa / Bila terdapat


kelurahan
Tidak ada 3
< 100 ton 4
100 – 500 ton 5
500 – 1000 ton 6
1000 – 5000 ton 7
> 5000 ton 8

5 Disubsidi pemerintah Bila terdapat


Tiak ada 1
< 100 ton 2
100 – 500 ton 3
500 – 1000 ton 4
1000 – 5000 ton 5
> 5000 ton 6

Q4 Pemilik usaha pengolahan hasil ternak

1 Dendeng Bila terdapat


Tidak ada 0
< 10 % jumlah penduduk 2
10 – 40% jumlah penduduk 4
40 – 60% jumlah penduduk 6
60 – 80% jumlah penduduk 8
> 80% jumlah penduduk 10

2 Abon Bila terdapat


Tidak ada 0
< 10 % jumlah penduduk 2
33
Lampiran IV

10 – 40% jumlah penduduk 4


40 – 60% jumlah penduduk 6
60 – 80% jumlah penduduk 8
> 80% jumlah penduduk 10

3 Penyamakan kulit Bila terdapat


Tidak ada 0
< 10 % jumlah penduduk 2
10 – 40% jumlah penduduk 4
40 – 60% jumlah penduduk 6
60 – 80% jumlah penduduk 8
> 80% jumlah penduduk 10

4 Madu lebah Bila terdapat


Tidak ada 0
< 10 % jumlah penduduk 2
10 – 40% jumlah penduduk 4
40 – 60% jumlah penduduk 6
60 – 80% jumlah penduduk 8
> 80% jumlah penduduk 10

5 Biogas Bila terdapat


Tidak ada 0
< 10 % jumlah penduduk 2
10 – 40% jumlah penduduk 4
40 – 60% jumlah penduduk 6
60 – 80% jumlah penduduk 8
> 80% jumlah penduduk 10

6 Telur asin Bila terdapat


Tidak ada 0
< 10 % jumlah penduduk 2
10 – 40% jumlah penduduk 4
40 – 60% jumlah penduduk 6
60 – 80% jumlah penduduk 8
> 80% jumlah penduduk 10

7 Kerupuk kulit Bila terdapat


Tidak ada 0
< 10 % jumlah penduduk 2
10 – 40% jumlah penduduk 4
40 – 60% jumlah penduduk 6
60 – 80% jumlah penduduk 8
> 80% jumlah penduduk 10

8 Penyamakan kulit Bila terdapat


Tidak ada 0
< 10 % jumlah penduduk 2
10 – 40% jumlah penduduk 4
40 – 60% jumlah penduduk 6
60 – 80% jumlah penduduk 8
> 80% jumlah penduduk 10

9 Kerajinan tangan Bila perkembangan pengrajin


Tidak ada 0
34
Lampiran IV

< 10 % dari jumlah penduduk 2


10 – 40% dari jumlah penduduk 4
40 – 60% jumlah penduduk 6
60 – 80% jumlah penduduk 8
> 80% jumlah penduduk 10

10 Usaha pengolahan hasil Apabila perkembangan kepemilikan


peternakan lainnya usaha pengolahan
Tidak ada 0
< 10 % dari jumlah penduduk 2
10 – 40% jumlah penduduk 4
40 – 60% jumlah penduduk 6
60 – 80% jumlah penduduk 8
> 80% jumlah penduduk 10

Q5 Ketersediaan lahan pemeliharaan ternak/padang gembalaan


1 Milik masyarakat umum Bila potensi ketersediaan
Tidak ada 0
<1000 ha 2
1000 ­ 5000 ha 3
5000 – 10000 ha 4
10000 – 50000 ha 5
50000 – 100000 ha 6
>50000 ha 7

2 Milik perusahaan Bila terdapat


peternakan
Tidak ada 0
<1000 ha 4
1000 ­ 5000 ha 6
5000 – 10000 ha 8
10000 – 50000 ha 9
>50000 ha 10

3 Milik perorangan Bila terdapat


Tidak ada 0
<1000 ha 4
1000 ­ 5000 ha 6
5000 – 10000 ha 8
10000 – 50000 ha 9
>50000 ha 10

4 Sewa pakai Bila terdapat


Tidak ada 0
<1000 ha 4
1000 ­ 5000 ha 6
5000 – 10000 ha 8
10000 – 50000 ha 9
>50000 ha 10

5 Milik pemerintah Bila terdapat


Tidak ada 2
<1000 ha 4
1000 ­ 5000 ha 6
5000 – 10000 ha 8
35
Lampiran IV

10000 – 50000 ha 10
>50000 ha

6 Milik Masyarakat adat Bila terdapat


Tidak ada 0
<1000 ha 2
1000 ­ 5000 ha 4
5000 – 10000 ha 5
10000 – 50000 ha
50000 ­ 100000 ha 7
>100000 ha 8
R PERIKANAN
R1 Jenis dan alat produksi budi daya ikan laut, payau & air tawar

1 Jenis alat produksi Bila jumlah alat produksi


Tidak ada 0
1 – 3 jenis 2
3 – 6 jenis 4
6 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 3­6 jenis 8

2 Jenis Ikan tangkapan Bila jumlah total jenis ikan


dan panenan
Tidak ada 0
Kurang dari 10 jenis 2
10 – 20 jenis 4
20 – 30 jenis 6
30 – 50 jenis 8
Lebih dari 50 jenis 8

3 Produksi Perikanan Bila


Tidak ada 0
Kurang dari 10 ton 2
10 – 50 ton 4
50 – 100 ton 6
100 – 500 ton 8
500 – 1000 ton 9
Lebih dari 1000 ton 10
4 Pemasaran Hasil
Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7
Bila 75% dijual ke pasar 8
Bila 75% dijual melalui Koperasi 6
Bila 75% melalui tengkulak 2
Bila 75% melalui pelelangan ikan 9
Bila dijual ke lumbung desa/kel 5
Bila tidak dijual 4

S BAHAN GALIAN
S1 Jenis dan deposit bahan galian
1 Jenis bahan galian Bila jumlah jenis bahan tambang/galian
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis 4
5 – 10 jenis 5
10 – 20 jenis 6
20 – 40 jenis 7
36
Lampiran IV

Lebih dari 40 jenis 8

2 Produksi bahan Bila jumlah total rata­rata potensi


tambang/galian produksi bahan tambang/galian
Tidak ada 0
Kecil 4
Sedang 6
Besar 8

S2 Kepemilikan dan Bila pemilik dan pengelola bahan


pengelolaan tambang

a Pemerintah Tidak ada 0


Kurang dari 10 % 2
10 – 25% 3
25 – 50 % 4
50 – 75% 5
75­100% 7

b Swasta Tidak ada 0


Kurang dari 10 % 2
10 – 25% 3
25 – 50 % 4
50 – 75% 5
75­100% 7
c Perorangan
Tidak ada 0
Kurang dari 10 % 2
10 – 25% 3
25 – 50 % 4
50 – 75% 5
75 – 100% 7

d Masyarakat adat Tidak ada 0


Kurang dari 10 % 2
10 – 25% 3
25 – 50 % 4
50 – 75% 5
75 – 100% 7

S3 Pemasaran Hasil Tambang/Galian


Bila 75% dijual langsung ke konsumen 3
Bila 75% dijual ke pasar 4
Bila 75% dijual melalui Koperasi 6
Bila 75% melalui tengkulak 2
Bila dijual ke lumbung desa/kel 7
Bila tidak dijual 1

T SUMBER DAYA AIR


T1 Potensi air dan Sumber Daya air

1 Jenis potensi Bila total jumlah jenis potensi


Tidak ada 0
1 – 2 jenis 2
2 – 4 jenis 4
37
Lampiran IV

4 – 7 jenis 6
7 – 10 jenis 8
Lebih dari 10 jenis 10

2 Debit dan volume air Bila debit/volume/kapasitas


Kecil 5
Sedang 6
Besar 8

3 Sumber air bersih


Jumlah jenis sumber air Bila total jumlah jenis sumber
Tidak ada 0
1 – 2 jenis 2
2 – 4 jenis 4
4 – 7 jenis 6
7 – 10 jenis 8
Lebih dari 10 jenis 10

T2 Pemanfaat sumber air Bila jumlah KK pemanfaat

1 Mata air Tidak ada 7


< 10 % dari jumlah KK 5
10 – 40 % 4
40 – 60 % 3
60 – 80 % 2
80 – 100% 1

2 Sumur Gali Tidak ada 7


< 10 % dari jumlah KK 5
10 – 40 % 4
40 – 60 % 3
60 – 80 % 2
80 – 100% 1

3 Sumur pompa Tidak ada 7


< 10 % dari jumlah KK 5
10 – 40 % 4
40 – 60 % 3
60 – 80 % 2
80 – 100% 1

4 Hidran umum Tidak ada 0


< 10 % dari jumlah KK 2
10 – 40 % 4
40 – 60 % 6
60 – 80 % 8
80 – 100% 9

5 PAM Tidak ada 0


< 10 % dari jumlah KK 2
10 – 40 % 4
40 – 60 % 6
60 – 80 % 8
80 – 100% 9

38
Lampiran IV

5 Pipa Tidak ada 0


< 10 % dari jumlah KK 2
10 – 40 % 4
40 – 60 % 6
60 – 80 % 8
80 – 100% 9

6 Sungai Tidak ada 10


< 10 % dari jumlah KK 8
10 – 40 % 6
40 – 60 % 4
60 – 80 % 3
80 – 100% 2

7 Embung Tidak ada 10


< 10 % dari jumlah KK 8
10 – 40 % 6
40 – 60 % 4
60 – 80 % 3
80 – 100% 2

8 Bak penampung air Tidak ada 10


hujan
< 10 % dari jumlah KK 8
10 – 40 % 6
40 – 60 % 4
60 – 80 % 3
80 – 100% 2

9 Beli tangki swasta Tidak ada 1


< 10 % dari jumlah KK 2
10 – 40 % 4
40 – 60 % 6
60 – 80 % 8
80 – 100% 10

10 Depot isi ulang Tidak ada 1


< 10 % dari jumlah KK 2
10 – 40 % 4
40 – 60 % 6
60 – 80 % 8
80 – 100% 10

11 Sumber lain Tidak ada 1


< 10 % dari jumlah KK 2
10 – 40 % 3
40 – 60 % 4
60 – 80 % 5
80 – 100% 6

T3 Kondisi sumber air Bila kondisi sumber air bersih


bersih

1 Mata air Baik 10


Rusak 0
39
Lampiran IV

2 Sumur Gali Baik 10


Rusak 0

3 Sumur pompa Baik 10


Rusak 0

4 Hidran umum Baik 10


Rusak 0

5 PAM Baik 10
Rusak 0

6 Pipa Baik 10
Rusak 0

7 Sungai Baik 10
Rusak 0

8 Embung Baik 10
Rusak 0

9 Bak penampung air Baik 10


hujan
Rusak 0

10 Beli tangki swasta Baik 10


Rusak 0

11 Depot isi ulang Baik 10


Rusak 0

12 Sumber lain Baik 10


Rusak 0

T4 Kualitas air minum Bila kualitas air minum dari sumber

1 Mata air Berbau 0


Berwarna 0
Berasa 0
Baik 10

2 Sumur gali Berbau 0


Berwarna 0
Berasa 0
Baik 10

3 Sumur pompa Berbau 0


Berwarna 0
Berasa 0
Baik 10

4 Hidran umum Berbau 0


Berwarna 1
Berasa 2
Baik 10
40
Lampiran IV

5 PAM Berbau 0
Berwarna 0
Berasa 0
Baik 10

6 Pipa Berbau 0
Berwarna 0
Berasa 0
Baik 10

7 Sungai Tercemar 0
Pendangkalan 0
Baik 0
10

8 Bak penampung air Berbau 0


hujan
Berwarna 0
Berasa 0
Baik 10

9 Tangki swasta Berbau 0


Berwarna 0
Berasa 0
Baik 10

10 Depot isi ulang Berbau 0


Berwarna 0
Berasa 0
Baik 10

T5 Kondisi Sungai
Tercemar 0
Pendangkalan/pengendapan lumpur 1
Keruh 1
Jernih/tidak tercemar/memenuhi baku 10
mutu air sungai
Berkurangnya biota sungai 1
Kering 1

T6 Pemanfaatan Rawa Tidak dimanfaatkan 1


Usaha perikanan 5
Air minum 3
Cuci dan mandi 4
Irigasi 6
Buang air besar 0
Tanaman Sayuran/buah­buahan 2
Budi daya mangrove/sejenis 7

T7 Pemanfaatan dan kondisi danau/waduk/situ


a Pemanfaatan
1 Perikanan
Tidak 1
Usaha perikanan 5

41
Lampiran IV

2 Air minum/air baku Tidak 1


Air minum 5

3 Cuci dan mandi Tidak 1


Cuci dan mandi 2

4 Irigasi Tidak 1
Usaha irigasi 5

5 Buang air besar Tidak 5


Buang air besar/kecil 0
6 Pembangkit listrik Tidak 1
Usaha pembangkit tenaga listrik 5

7 Prasarana transportasi Tidak 2


Usaha transportasi 5

8 Pariwisata Tidak 2
Usaha wisata 5

b Kondisi
Bila kondisinya
1 Tercemar Tidak tercemar 10
Tercemar 0

Pendangkalan Tidak 10
Pendangkalan 0

2 Keruh Tidak 10
Keruh 0
Berlumpur Tidak 10
Berlumpur 0

T8 Air Panas
1 Sumber Tidak ada 1
Gunung berapi 2
Geiser 2

2 Pemanfaatan Tidak dimanfaatkan 0


Dimanfaatkan 5

3 Kepemilikan
Bila sumber air panas dikelola
a Pemerintah Kurang dari 25% 4
25­50% 5
50 – 100% 6
b Swasta Kurang dari 25% 4
25­50% 5
50 – 100% 8
c Perorangan/Masyarakat Kurang dari 25% 4
adat 25­50% 5
50 – 100% 6
U KUALITAS UDARA
U1 Kondisi udara Bila udara tidak tercemar 10
Bila Tercemar 0
42
Lampiran IV

a Sumber
1 Pabrik Milik pemerintah 0
Milik swasta 0
Milik masyarakat 1

2 Kendaraan bermotor Kurang dari 25% 1


25 ­ 100% 0

3 Pembakaran hutan/ Kurang dari 25% 2


lahan gambut
25 ­50% 1
5 – 100% 0

V KEBISINGAN
1 Tingkat kebisingan Tidak ada kebisingan 10
Kebisingan rendah 5
Kebisingan sedang 3
Kebisingan tinggi 1

2 Ekses kebisingan Ada 0


Tidak 10

3 Sumber kebisingan Kendaraan bermotor lebih dari 50% 5


Pabrik lebih dari 50% 5
Pelabuhan lebih dari 50% 4
Hiburan dan wisata lebih dari 50% 6
Lainnya lebih dari 50% 5

W RUANG PUBLIK/TAMAN
1 Keberadaan dan jumlah Tidak ada 0
total jenis ruang publik/
taman
Kurang dari 2 jenis 2
2 – 5 jenis 4
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 8
2 Pemanfaatan Dimanfaatkan secara pasif 4
Dimanfaatkan secara aktif 8

X POTENSI WISATA
1 Keberadaan dan jumlah Tidak ada 0
total jenis lokasi/area
wisata
Kurang dari 10 jenis 3
10 – 25 jenis 5
25 – 50 jenis 7
Lebih dari 50 jenis 9

2 Tingkat Pemanfaatan Dimanfaatkan secara pasif 5


Dimanfaatkan secara aktif 8

43
Lampiran IV

II. SKOR POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA

No POTENSI SDM Ukuran Skore


A KEPADATAN
Bila kurang dari 100 jiwa/km2 2
100 – 250 3
250 – 500 4
500 ­ 750 5
750­1000 6
Lebih dari 1000 jiwa/km2 8

B Perkembangan Usia Bila 25 – 50 % penduduk usia


0 – 7 tahun 2
7 – 18 tahun 3
18 – 56 tahun 8
Di atas 56 tahun 4

C TINGKAT PENDIDIKAN

1 Jumlah usia 7 – 18 Bila kurang dari 10% dari jumlah 3


tahun yang tidak penduduk dari usia 7 – 18 tahun
sekolah 10 – 25% 2
25% ­ 50% 1
Lebih dari 75% 0

2 Jumlah usia 12 – 56 Bila kurang dari 10% dari jumlah 3


tahun yang tidak pernah penduduk usia 12 – 56 tahun
sekolah
10 – 25% 2
25% ­ 50% 1
Lebih dari 75% 0

3 Jumlah usia 12 – 56 Bila kurang dari 10% dari jumlah 3


tahun tidak tamat SD penduduk usia 12 – 56 tahun
10 – 25% 2
25% ­ 50% 1
Lebih dari 75% 0

4 Jumlah usia 12 – 56 Bila kurang dari 10% dari jumlah 4


tahun tidak tamat SLTP penduduk usia 12 – 56 tahun
10 – 25% 3
25% ­ 50% 2
Lebih dari 75% 1

5 Jumlah usia 18 – 56 Bila kurang dari 10% dari jumlah 5


tahun tidak tamat SLTA penduduk usia 18 – 56 tahun
Bila mencapai 10 – 25% 4
Bila mencapai 25% ­ 50% 3
Lebih dari 75% 2
5
6 Tamat SLB Bila kurang dari 10% dari jumlah
penduduk yang cacat
10 – 25% 7
25% ­ 50% 9
Lebih dari 75% 10

44
Lampiran IV

D MATA PENCARIAN POKOK

Jumlah jenis mata Bila sebaran jenis matapencaharian 3


pencaharian pokok pokok penduduk kurang dari 5 jenis
5 – 10 jenis 4
10 – 15 jenis 5
15 – 20 jenis 6
20 – 25 jenis 7
25 – 30 jenis 8
30 – 35 jenis 9
Lebih dari 35 jenis 10

E AGAMA
1 Jumlah agama yang Bila sebaran penganut agama hanya 1 5
dianut
1 – 2 agama 6
2 – 3 agama 7
3 – 4 agama 8
4 – 5 agama 9
5 – 6 agama 10

2 Jumlah penganut aliran Jika jumlah penganut mencapai 4


kepercayaan kurang dari 1% jumlah penduduk
1 – 5% 3
5 – 10% 2
Lebih dari 10% dari jumlah penduduk 1

F KEWARGANEGARAAN
Bila semua penduduk WNI 5
Bila penduduk WNA kurang dari 5% 2
Bila penduduk WNA 5 – 10% 3
Bila penduduk WNA lebih dari 15% 4
Bila ada penduduk yang 6
Dwikewarganegaraan

G ETNIS
Pembauran Masyarakat Bila penduduk berasal dari 1 (satu) 1
kelompok etnis/suku bangsa
2 – 5 etnis/suku bangsa 2
5 – 10 etnis/suku bangsa 4
10 – 15 etnis/sukubangsa 6
15 – 20 etnis/suku bangsa 8
Lebih dari 20 etnis/suku bangsa 10

H CACAT MENTAL DAN FISIK

Jumlah penderita cacat Bila penduduk cacat fisik dan mental 5


mencapai kurang dari 0,1% dari
jumlah penduduk
0,1 – 0,5% 4
0,5 – 1% 3
1 – 5% 2
Lebih dari 5% 1

45
Lampiran IV

I TENAGA KERJA
1 Penduduk usia 18 ­ 56 Bila mencapai
yang tidak bekerja < 5% dari jumlah penduduk 5
5 – 10% 4
10 – 25% 3
25 – 50% 2
Lebih dari 50% 1
2 Penduduk usia 18 – 56 Bila sebanyak
tahun yang bekerja < 5% dari jumlah penduduk 1
5 – 10% 3
10 – 25% 5
25 – 50% 7
Lebih dari 50% 10

3 Angka Ketergantungan Rasio jumlah penduduk 18 – 56 tahun


kerja yang bekerja dengan penduduk usia 0­
56 tahun ke atas yang tidak bekerja,
bila mencapai
Kurang dari 5% 10
5 – 10% 8
10 – 25% 6
25 – 50% 4
50 – 75% 2
Lebih dari 75% 1

J KUALITAS ANGKATAN KERJA


1 Penduduk usia 18­56 Bila penduduk usia 18 – 56 yang buta
yang buta aksara dan aksara sebanyak
huruf/angka latin
< 10 % 4
10 – 25 % 3
25 – 50 % 2
50 – 75 % 1
> 75% 0
2 Penduduk usia 18­56 Bila penduduk usia 18 – 56 yang tidak
yang tidak tamat SD tamat SD sebanyak
< 10 % 4
10 – 25 % 3
25 – 50 % 2
50 – 75 % 1
> 75% 0
3 Penduduk usia 18­56 Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat
yang tamat SD SD sebanyak
< 10 % 1
10 – 25 % 2
25 – 50 % 3
50 – 75 % 4
> 75% 5
4 Penduduk usia 18­56 Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat
tahun yang tamat SLTP SLTP sebanyak
< 10 % 2
10 – 25 % 3
25 – 50 % 4
50 – 75 % 5
> 75% 6

46
Lampiran IV

5 Penduduk usia 18­56 Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat


yang tamat SLTA SLTA sebanyak
< 10 % 4
10 – 25 % 5
25 – 50 % 6
50 – 75 % 7
> 75% 8
6 Penduduk usia 18­56 Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat
yang tamat perguruan perguruan tinggi sebanyak
tinggi
< 10 % 6
10 – 25 % 7
25 – 50 % 8
50 – 75 % 9
> 75% 10

III. SKORING POTENSI KELEMBAGAAN

No POTENSI KELEMBAGAAN Penilaian Skore


A LEMBAGA PEMERINTAHAN
A1 Pemerintah Desa/Kelurahan

1 Dasar hukum pembentukan Pemerintah Desa/Kelurahan


Bila pembentukan organisasi 10
pemerintah desa dan kelurahan
berdasarkan Perda Kab/Kota
Berdasarkan Keputusan Bupati/ 2
Walikota
Berdasarkan Keputusan Camat 1
Tidak/belum ada dasar hukum 0

2 Dasar hukum pembentukan Bila pembentukan organisasi BPD 10


BPD berdasarkan Perda Kab/Kota
Berdasarkan Keputusan Bupati/ 2
Walikota
Berdasarkan Keputusan Camat 1
Tidak/belum ada dasar hukum 0

3 Jumlah aparat Bila jumlah aparat kurang dari 5 3


pemerintahan orang
5 – 7 orang 4
7 – 10 orang 5
10 – 15 orang 6
15 – 25 orang 8
Lebih dari 25 orang 10

4 Jumlah perangkat Bila jumlah unit kerja perangkat


desa/kelurahan desa/kelurahan
Sampai 3 unit kerja 5
4 – 5 unit kerja 7
6 – 7 unit kerja 8
Lebih dari 7 unit kerja 9

47
Lampiran IV

5 Kepala desa/lurah Bila ada 5


Bila tidak ada 0

6 Perangkat Desa/Kelurahan
a Sekretaris Bila ada 5
Bila tidak ada 0

b Kepala Urusan Bila kurang dari 50% Kepala Urusan 2


tidak ada/belum terisi
Bila lebih dari 50% ada tetapi tidak 3
aktif
Bila ada semua dan aktif 10

c Jumlah staf pemerintahan Bila staf berjumlah kurang dari 5 1


desa/kelurahan orang
5 – 7 orang 2
7 – 10 orang 3
10 – 15 orang 5
15 – 25 orang 8
Lebih dari 25 orang 10

7 Jumlah dusun/lingkungan Bila dusun/lingkungan sebagai 0


unsur lini pemerintahan
desa/kelurahan tidak ada
Bila ada organisasi dusun/ 5
lingkungan
Bila ada tetapi tidak aktif 6
Bila ada dan aktif 9

8 Tingkat Pendidikan Aparat


a Kepala Desa/Lurah Tidak sekolah 1
Bila SD ­ SLTP 3
SLTA 5
Diploma 6
S­1 8
S­2 atau S3 9

b Sekretaris Desa/Kelurahan Tidak sekolah 0


Bila SD ­ SLTP 3
SLTA 5
Diploma 8
S­1 9
S­2 atau S3 10
c Kepala­kepala urusan Tidak sekolah 0
Bila SD – SLTP kurang dari 10% 4
SLTA lebih dari 50% 7
Diploma lebih dari 10% 8
S­1 kurang dari 10% 9
S­2 atau S3 kurang dari 10% 10

B BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


1 Keberadaan BPD Bila BPD ada tetapi tidak aktif aktif 5
Bila tidak ada BPD 0
Bila ada dan aktif 10

48
Lampiran IV

2 Jumlah anggota BPD Bila anggota BPD sejumlah kurang 5


dari 5 orang
5 – 7 orang 6
7 – 9 orang 7
9 – 11 orang 8
Lebih dari 11 orang 9

3 Pendidikan ketua BPD Tidak sekolah 0


Bila SD ­ SLTP 4
SLTA 6
Diploma 8
S­1 9
S­2 atau S3 10

4 Wakil Ketua Tidak sekolah 0


Bila SD ­ SLTP 3
SLTA 4
Diploma 5
S­1 6
S­2 atau S3 8

5 Sekretaris Tidak sekolah 0


Bila SD ­ SLTP 2
SLTA 5
Diploma 7
S­1 8
S­2 atau S3 10

6 Anggota Tidak sekolah 0


Bila SD – SLTP kurang dari 10% 5
SLTA lebih dari 50% 7
Diploma lebih dari 10% 8
S­1 kurang dari 10% 9
S­2 atau S3 kurang dari 10% 10

C LEMBAGA KEMASYARAKATAN
1 Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan (LKD/LKK)
a Keberadaan LKD/LKK Bila Belum ada organisasi LKD/LKK 0
Bila pembentukan LKD/LKK 10
berdasarkan Perdes dan Perda
Kab/Kota
Berdasarkan Keputusan Bupati/ 2
Wali kota
Berdasarkan Keputusan Camat 1
Tidak/belum ada dasar hukum 0

b Jumlah pengurus Bila berjumlah kurang dari 5 orang 2


5 – 10 orang 3
10 – 15 orang 4
15 – 20 orang 5
20 – 25 orang 6
Lebih dari 25 orang 7

c Kantor Bila ada kantor yang jelas 5


Jika tidak mempunyai kantor 0
49
Lampiran IV

d Ruang Lingkup Kegiatan Bila jumlah kegiatan kurang dari 3 5


jenis
3 – 5 jenis 6
5 – 10 jenis 7
10 – 15 jenis 8
Lebih dari 15 jenis 9

2 Keberadaan Organisasi Bila tidak ada organisasi anggota 0


anggota LKD/ LKK LKD/LKK
Bila terdiri dari PKK, LKMD/LPM 10
atau Sebutan Lain, RT, RW, Karang
Taruna, dan lainnya
Bila hanya terdiri dari 1
LKMD/LKMK/LPM atau sebutan lain
3 Jumlah organisasi lain yang Kurang dari 5 unit organisasi 4
potensial menjadi anggota 5 – 10 unit organisasi 5
LKD/LKK 10 – 15 unit organisasi 6
15 ­25 unit organisasi 7
Lebih dari 25 unit organisasi 8

4 Pembentukan organisasi Bila pembentukan dan dasar hukum 10


anggota LKD/LKK organisasi anggota LKD/ LKK
seperti ketentuan peraturan
pemerintah
Bila tidak sesuai 0

a Kantor dan kepengurusan Bila tidak ada kantor 0


Bila ada kantor 5
Bila ada pengurus tetap dan aktif 10
b Kegiatan organisasi anggota Bila tidak mempunyai kegiatan 1
LKD/LKK
Bila 2 – 5 kegiatan 5
5 – 7 kegiatan 8
7 – 10 kegiatan 9
Lebih dari 10 kegiatan 10

D LEMBAGA POLITIK
D1 Partai Politik
1 Jumlah partai politik lokal Bila jumlah partai politik lokal
Kurang dari 10% dari total jumlah 3
parpol lokal yang ada di desa/kel ini
10 – 40 % dari jumlah parpol 4
40 – 60% dari jumlah parpol 5
60 – 80% dari jumlah parpol 6
Lebih dari 80% dari jumlah parpol 7

2 Jumlah partai politik Bila jumlah partai politik nasional


nasional
Kurang dari 10% dari jumlah parpol 3
tingkat nasional
10 – 40% dari jumlah parpol 4
40 – 60% dari jumlah parpol 5
60 – 80% dari jumlah parpol 6
Lebih dari 80% dari jumlah parpol 7
3 Jumlah pengurus Bila jumlah pengurus partai politik

50
Lampiran IV

berasal dari penduduk desa/


kelurahan ini mencapai:
Kurang dari 10% dari jumlah 2
pengurus parpol seluruhnya
10 – 40% dari jumlah pengurus 4
parpol seluruhnya
40 – 60% dari jumlah pengurus 6
parpol seluruhnya
60 – 80% dari jumlah pengurus 8
parpol seluruhnya
Lebih dari 80% dari jumlah 10
pengurus parpol seluruhnya

4 Jumlah Anggota Parpol Bila jumlah penduduk yang jadi


anggota tetap partai politik
Kurang dari 10% dari total jumlah 2
penduduk desa/kelurahan
10 – 40 % 4
40 – 60% 6
60 – 80% 8
Lebih dari 80% 10

5 Jumlah pemilih pada pemilu Bila jumlah pemilih pada pemilihan


terakhir terakhir dari desa/kelurahan ini
Kurang dari 10% dari total jumlah 2
penduduk
10 – 40 % 4
40 – 60% 6
60 – 80% 8
Lebih dari 80% jumlah penduduk 10

6 Kantor dan kegiatan partai Jika kurang dari 50% dari jumlah 5
politik partai yang ada tidak ada kantor di
desa/kelurahan ini
Lebih dari 50% partai yang ada 7
mempunyai kantor di desa/kel ini

7 Dasar hukum pembentukan Jika ada dasar hukum 10


Tidak belum ada dasar hukum 0

8 Ruang lingkup kegiatan Jika lebih dari 80% partai yang ada 10
mempunyai kegiatan di desa/kel ini
Kurang dari 80% partai yang ada 5
tidak mempunyai kegiatan di
desa/kel ini

D2 Organisasi Underbow Jumlah partai yang mempunyai


underbow di desa/kelurahan ini:
1 Keberadaan Bila kurang dari 10% dari jumlah 3
partai yang ada mempunyai
underbow di desa/kelurahan ini
10 – 40% 4
40 – 60% 5
60 – 80% 6
Lebih dari 80% 7
2 Dasar hukum underbow Bila jumlah underbow partai politik
51
Lampiran IV

yang tidak mempunyai dasar hukum


pembentukan mencapai
Kurang dari 10% dari total underbow 4
di desa/kelurahan ini
10 – 40% 3
40 – 60% 2
60 – 80% 1
Lebih dari 80% 0
E LEMBAGA EKONOMI
E1 Lembaga Ekonomi dan unit Usaha Desa/Kelurahan
1a Jenis Koperasi Unit Desa Bila jumlah jenis lembaga koperasi
dan simpan pinjam di desa/kel
Tidak ada 0
Kurang dari 2 unit 4
2 – 4 unit 5
4 – 6 unit 6
6 – 8 unit 7
Lebih dari 8 unit 8

1b Jumlah kegiatan Jika setiap jenis lembaga koperasi


mempunyai kegiatan
Kurang dari 2 jenis 4
2 – 4 jenis 5
4 – 6 jenis 6
6 – 10 jenis 7
Lebih dari 10 jenis 8

1c Jumlah pengurus dan Jika ada lembaga koperasi yang 0


anggota tidak mempunyai anggota
Jika semua lembaga koperasi yang 10
ada mempunyai anggota dan
pengurus yang memadai

E2 Jenis lembaga jasa Jika jumlah jenis lembaga jasa


keuangan keuangan di desa/kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 2 jenis 4
2 – 5 jenis 5
5 – 7 jenis 6
7 – 10 jenis 7
Lebih dari 10 jenis 8

Jumlah kegiatan Jika setiap jenis lembaga jasa


keuangan di desa/kelurahan ini
mempunyai kegiatan
Kurang dari 2 jenis 4
2 – 4 jenis 5
4 – 6 jenis 6
6 – 10 jenis 7
Lebih dari 10 jenis 8

Jumlah pengurus dan Jika ada lembaga jasa keuangan 0


anggota yang tidak jelas keanggotaannya
Jika semua lembaga jasa keuangan 10
yang ada mempunyai anggota dan

52
Lampiran IV

pengurus yang memadai

E3 Industri Kecil dan


Menengah
Jenis industri kecil dan Bila jumlah jenis usaha industri
menengah kecil dan menengah di desa/kel ini
Tidak ada 0
Kurang dari 5 jenis usaha 4
5 – 10 jenis usaha 5
10 – 15 jenis usaha 6
15 – 20 jenis usaha 7
Lebih dari 20 jenis usaha 8

Jumlah kegiatan Jika setiap jenis usaha industri yang


ada mempunyai kegiatan produksi
Kurang dari 5 unit kegiatan 4
5 – 10 kegiatan 5
10 – 15 kegiatan 6
15 – 20 kegiatan 7
Lebih dari 20 kegiatan 8

Jumlah pengelola Jika setiap jenis kegiatan


melibatkan
1 – 4 tenaga kerja pengelola 5
4 – 9 orang 6
9 – 15 orang 7
Lebih dari 15 orang 8

E4 Usaha Jasa Pengangkutan


1 Jumlah pemilik angkutan Bila kepemilikan usaha jasa
darat, sungai, laut, udara, pengangkutan orang dan barang di
ekspedisi desa/kelurahan ini
Tidak ada 0
Kurang dari 1% dari jumlah 2
keluarga
1 – 5% 3
5 – 10% 4
10 – 15% 5
Lebih dari 15% 6

2 Kapasitas angkut jasa Bila kapasitas angkut usaha jasa 5


pengangkutan darat, pengangkutan yang ada di
sungai, laut dan udara desa/kelurahan ini kurang dari 10
orang
10 – 50 orang 6
50 – 100 orang 7
100 – 200 orang 8
200 – 500 orang 9
Lebih dari 500 orang 10

3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari 5


semua usaha jasa pengangkutan
yang ada kurang dari 50 orang
50 – 75 orang 6
75 – 100 orang 7

53
Lampiran IV

100 – 200 orang 8


Lebih dari 200 orang 9

E5 Usaha Jasa dan Perdagangan


1 Jumlah usaha jasa Bila jumlah usaha jasa dan
perdagangan perdagangan di desa/kelurahan ini
Tidak ada 0
Kurang dari 5 unit usaha 1
5 – 15 unit usaha 3
15 – 30 unit usaha 5
30 ­ 60 unit usaha 7
60 – 100 unit usaha 8
Lebih dari 100 unit usaha 9

2 Jenis produksi yang Bila jumlah jenis produk dari setiap


diperdagangkan unit usaha yang diperdagangkan
Kurang dari 10 jenis 1
10 – 20 jenis 3
20 – 30 jenis 5
30 – 50 jenis 7
50 – 100 jenis 8
Lebih dari 100 jenis 9

3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari 4


semua unit usaha perdagangan
yang ada kurang dari 100 orang
100 – 200 orang 5
200 – 300 orang 6
300 –500 orang 7
Lebih dari 500 orang 8

E6 Usaha Jasa Hiburan


1 Jumlah usaha jasa hiburan Bila jumlah usaha jasa hiburan di
desa/kelurahan ini
Kurang dari 5 unit usaha 1
5 – 15 unit usaha 3
15 – 30 unit usaha 5
30 ­ 60 unit usaha 7
60 – 100 unit usaha 8
Lebih dari 100 unit usaha 9

2 Jenis jasa hiburan yang Bila jumlah jenis kegiatan dari


diusahakan setiap unit usaha jasa hiburan
Kurang dari 10 jenis 1
10 – 20 jenis 3
20 – 30 jenis 5
30 – 50 jenis 7
50 – 100 jenis 8
Lebih dari 100 jenis 9

3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari 3


semua unit usaha jasa hiburan
yang ada kurang dari 100 orang
100 – 200 orang 5
200 – 300 orang 7

54
Lampiran IV

300 –500 orang 8


Lebih dari 500 orang 9

E7 Usaha Jasa Gas, Listrik, BBM dan Air


1 Jumlah usaha jasa gas, Bila jumlah semua usaha yang ada
listrik, BBM dan Air Minum di desa/kelurahan ini
Kurang dari 5 unit usaha 1
5 – 15 unit usaha 3
15 – 30 unit usaha 5
30 ­ 60 unit usaha 7
60 – 100 unit usaha 8
Lebih dari 100 unit usaha 9

2 Jenis jasa yang diusahakan Bila jumlah jenis kegiatan dari


setiap unit usaha yang ada
Kurang dari 10 jenis 1
10 – 20 jenis 3
20 – 30 jenis 5
30 – 50 jenis 7
50 – 100 jenis 8
Lebih dari 100 jenis 9

3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari 5


semua unit usaha yang ada kurang
dari 100 orang
100 – 200 orang 7
200 – 300 orang 8
300 –500 orang 9
Lebih dari 500 orang 10

E8 Usaha jasa keterampilan


1 Jumlah usaha jasa Bila jumlah semua usaha jasa
keterampilan keterampilan di desa/kelurahan ini
Tidak ada 0
Kurang dari 5 unit usaha 1
5 – 15 unit usaha 3
15 – 30 unit usaha 5
30 ­ 60 unit usaha 7
60 – 100 unit usaha 8
Lebih dari 100 unit usaha 9

2 Jenis usaha jasa Bila jumlah jenis produk dari setiap


keterampilan unit usaha jasa keterampilan
Kurang dari 10 jenis 1
10 – 20 jenis 3
20 – 30 jenis 5
30 – 50 jenis 7
50 – 100 jenis 8
Lebih dari 100 jenis 9

3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari 2


semua unit usaha jasa keterampilan
yang ada kurang dari 100 orang
100 – 200 orang 4
200 – 300 orang 6

55
Lampiran IV

300 –500 orang 7


Lebih dari 500 orang 8

E9 Usaha jasa Hukum dan Konsultasi


1 Jumlah usaha jasa hukum Bila jumlah semua usaha jasa
dan konsultasi hukum dan konsultasi di
desa/kelurahan ini
Tidak ada 0
Kurang dari 5 unit usaha 1
5 – 15 unit usaha 3
15 – 30 unit usaha 5
30 ­ 60 unit usaha 7
60 – 100 unit usaha 8
Lebih dari 100 unit usaha 9

2 Jenis usaha jasa hukum Bila jumlah jenis produk dari setiap
dan konsultasi unit usaha jasa hukum dan
konsultasi
Kurang dari 10 jenis 1
10 – 20 jenis 3
20 – 30 jenis 5
30 – 50 jenis 7
50 – 100 jenis 8
Lebih dari 100 jenis 9

3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari 2


semua unit usaha jasa hukum dan
konsultasi yang ada kurang dari 100
orang
100 – 200 orang 3
200 – 300 orang 5
300 –500 orang 7
Lebih dari 500 orang 8

E10 Usaha Penginapan

1 Jumlah usaha jasa Bila jumlah semua usaha jasa


penginapan penginapan di desa/kelurahan ini
Tidak ada 0
Kurang dari 5 unit usaha 4
5 – 15 unit usaha 5
15 – 30 unit usaha 6
30 ­ 60 unit usaha 7
60 – 100 unit usaha 8
Lebih dari 100 unit usaha 9

2 Jenis usaha jasa Bila jumlah jenis produk dari setiap


penginapan unit usaha jasa penginapan
Kurang dari 10 jenis 1
10 – 20 jenis 3
20 – 30 jenis 5
30 – 50 jenis 7
50 – 100 jenis 8
Lebih dari 100 jenis 9

56
Lampiran IV

3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari 3


semua unit usaha jasa penginapan
yang ada kurang dari 100 orang
100 – 200 orang 4
200 – 300 orang 5
300 –500 orang 6
Lebih dari 500 orang 7

E11 Lembaga Pendidikan


1 Jenis lembaga pendidikan Bila jumlah semua lembaga
formal pendidikan yang ada di
desa/kelurahan ini
Tidak ada lembaga pendidikan 0
Kurang dari 2 lembaga 5
2 – 4 lembaga 7
Lebih dari 4 lembaga 9

2 Jumlah tenaga pengajar Bila setiap jenis lembaga pendidikan


yang ada mempunyai tenaga
pengajar
Kurang dari 6 orang 3
6 – 10 orang 4
10 – 15 orang 5
15 – 20 orang 6
Lebih dari 20 orang 7

3 Kepemilikan lembaga Bila dari semua lembaga pendidikan


pendidikan formal yang ada di desa/kelurahan

a Milik pemerintah Tidak ada 0


Kurang dari 10% 2
10 – 50% 3
Lebih dari 50% 5

b Milik swasta Tidak ada 0


Kurang dari 10% 4
10 – 50% 6
Lebih dari 50% 8

c Milik desa/kelurahan atau Tidak ada


lembaga kemasyarakatan Kurang dari 10% 8
desa/ kelurahan 10 – 50% 9
Lebih dari 50% 10

4 Lembaga pendidikan formal keagamaan


a Jumlah lembaga keagamaan Bila jumlah lembaga pendidikan
keagamaan yang ada di desa/
kelurahan ini
Tidak ada 0
Ada 1 jenis lembaga pendidikan 4
keagamaan
2 jenis lembaga 5
3 jenis lembaga 6
Lebih dari 3 jenis lembaga 7
keagamaan

57
Lampiran IV

b Lembaga pendidikan formal Bila setiap lembaga keagamaan yang


keagamaan milik lembaga ada di desa/kelurahan ini memiliki
agama lembaga pendidikan
Tidak ada lembaga pendidikan milik 0
agama tertentu
Milik 1 lembaga agama 4
Milik 2 lembaga agama 6
Milik 3 lembaga agama 8
Milik lebih dari 3 lembga agama 10

c Jumlah tenaga pengajar Bila setiap jenis lembaga pendidikan


formal keagamaan yang ada
mempunyai tenaga pengajar
Kurang dari 6 orang 3
6 – 10 orang 5
10 – 15 orang 7
15 – 20 orang 8
Lebih dari 20 orang 9

5 Kepemilikan lembaga pendidikan formal keagamaan


a Milik pemerintah Bila kepemilikan dari semua
lembaga pendidikan yang ada di
desa/kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 10% dari jumlah 2
lembaga pendidikan keagamaan
yang ada di desa/kelurahan
10 – 50% 3
Lebih dari 50% 5

b Milik swasta/yayasan Kurang dari 10% 4


10 – 50% 8
Lebih dari 50% 9

c Milik desa/kelurahan atau Tidak ada 0


lembaga kemasyarakatan Kurang dari 10% dari jumlah 7
desa/kelurahan lembaga pendidikan keaagamaan
yang ada di desa/kelurahan
10 – 50% 8
Lebih dari 50% 10

6 Pendidikan non Formal/Kursus

a Jenis lembaga pendidikan Bila jumlah semua lembaga


non formal/kursus pendidikan non formal/kursus yang
ada di desa/kelurahan ini
Tidak ada 0
Kurang dari 2 lembaga 5
2 – 5 lembaga 7
5 – 10 lembaga 8
Lebih dari 10 lembaga 9

b Jumlah tenaga pengajar Bila setiap jenis lembaga pendidikan


yang ada mempunyai tenaga
pengajar

58
Lampiran IV

Kurang dari 6 orang 3


6 – 10 orang 5
10 – 15 orang 7
15 – 20 orang 8
Lebih dari 20 orang 9

c Kepemilikan lembaga Bila dari semua lembaga pendidikan


pendidikan formal yang ada di desa/kelurahan

c1 Milik pemerintah Tidak ada 0


Kurang dari 10% 2
10 – 50% 3
Lebih dari 50% 5

c2 Milik swasta Tidak ada 0


Kurang dari 10% 4
10 – 50% 8
Lebih dari 50% 9

c3 Milik desa/kelurahan atau Tidak ada 0


lembaga kemasyarakatan
desa/ kelurahan
Kurang dari 10% 7
10 – 50% 8
Lebih dari 50% 10

E12 LEMBAGA ADAT

1 Keberadaan lembaga adat Bila lembaga adat di desa/kel ini


Tidak ada 0
Ada 5

2 Simbol lembaga adat Bila simbol lembaga dan kekuasaan


adat di desa/kelurahan ini
Tidak ada 0
Kurang dari 3 jenis 5
3 – 5 jenis 7
Lebih dari 5 jenis 9

3 Jenis kegiatan lembaga adat Bila jumlah jenis kegiatan adat


Tidak ada 0
Kurang dari 2 jenis 4
2 – 5 jenis 6
5 – 10 jenis 8
Lebih dari 10 jenis 9

E13 LEMBAGA KEAMAMAAN


1 Hansip dan Linmas

a Keberadaan Hansip dan Bila Hansip dan Limas di desa/kel


Linmas
Tidak ada 0
Ada dan pasif 5
Ada dan aktif 10

59
Lampiran IV

b Jumlah anggota Hansip Bila Tidak ada 0

Kurang dari 1% jumlah penduduk 4


1 – 5% 5
5 – 10% 6
Lebih dari 10% jumlah penduduk 7

c Jumlah anggota Satgas Bila Tidak ada 0


Linmas
Kurang dari 1% jumlah penduduk 3
1 – 5% 5
5 – 10% 7
Lebih dari 10% jumlah penduduk 9

2 Pelaksanaan SISKAMLING
Bila Siskamling Tidak ada/tidak 0
aktif
Ada dan aktif 8

3 Jumlah Pos Kamling Bila jumlah Poskamling di 0


desa/kelurahan Tidak ada
Kurang dari 2 unit 4
2 – 5 unit 6
5 – 10 unit 8
Lebih dari 10 unit 9

4 Satpam Swakarsa
a Keberadaan Satpam Bila tidak ada Satpam Swakarsa 2
Swakarsa
Bila ada Satpam Swakarsa 5

b Kepemilikan dan induk Pemerintah 5


oganisasi Satpam Swakarsa
Perusahaan swasta 4
Perorangan 1
Bila tidak ada induk organisasinya 0
Bila ada organisasi induknya 2

5 Keberadaan organisasi Bila tidak ada 2


kemanan dan ketertiban
masyarakat lainnya
Bila ada dan pasif 5
Bila ada dan aktif 8

6 Kerjasama Trantiblinmas
Jenis kerjasama
a Kerjasama dengan TNI Bila tidak ada 1
Bila ada kerjasama antara Kepala 3
Desa/Lurah dengan Danramil
1 ­ 4 jenis kegiatan 5
4 – 10 jenis kegiatan 6
Lebih dari 10 jenis kegiatan 7

b Kerjasama dengan Polri Bila tidak ada 1


Bila ada kerjasama antara Kepala 3

60
Lampiran IV

Desa/Lurah dengan Kapolsek


1 – 2 jenis kegiatan 5
2 – 4 jenis kegiatan 6
Lebih dari 4 jenis kegiatan 7

61
Lampiran IV

III. SKORING POTENSI PRASARANA DAN SARANA

No POTENSI SARANA DAN Cara Penilaian Skore


PRASARANA
A TRANSPORTASI
A1 Transportasi darat
1 Jalan Desa/Kelurahan Jika total panjang semua jenis
permukaan jalan desa/
kelurahan yang rusak
Kurang dari 1% total panjang 7
jalan
1 – 5% 6
5 – 10% 5
10 – 25% 4
25 – 50% 3
Lebih dari 50% total panjang 2
jalan

2 Jalan antar desa/kelurahan Jika total panjang semua jenis


permukaan jalan antar desa/
kelurahan yang rusak
Kurang dari 1% total panjang 5
jalan
1 – 5% 4
5 – 10% 3
10 – 25% 2
25 – 50% 1
Lebih dari 50% total panjang 0
jalan

3 Jalan kabupaten/kota yang Jika total panjang semua jenis


melewati desa/kelurahan permukaan jalan
kabupaten/kota yang melewati
desa/ kelurahan yang rusak:
Kurang dari 1% total panjang 5
jalan
1 – 5% 4
5 – 10% 3
10 – 25% 2
25 – 50% 1
Lebih dari 50% total panjang 0
jalan

4 Jalan provinsi yang Jika total panjang semua jenis


melewati desa/kelurahan permukaan jalan provinsi yang
melewati desa/kelurahan
dalam kondisi rusak
Kurang dari 1% total panjang 5
jalan
1 – 5% 4
5 – 10% 3
10 – 25% 2
25 – 50% 1
Lebih dari 50% total panjang 0
jalan

62
Lampiran IV

5 Jalan negara yang melewati Jika kondisi total panjang


desa/kelurahan semua jenis permukaan jalan
negara yang melewati
desa/kelurahan yang rusak
Kurang dari 1% total panjang 5
jalan
1 – 5% 4
5 – 10% 3
10 – 25% 2
25 – 50% 1
Lebih dari 50% total panjang 0
jalan

5 Jembatan desa/kelurahan
Bila total jumlah jembatan yang
ada di desa/kelurahan dalam
kondisi rusak
Kurang dari 1% total jumlah 5
jembatan
1 – 5% 4
5 – 10% 3
10 – 25% 2
25 – 50% 1
Lebih dari 50% total jumlah 0
jembatan

6 Prasarana dan sarana Bila total jumlah terminal.


angkutan darat pelabuhan, stasiun, pangkalan
yang ada di wilayah
desa/kelurahan dalam kondisi
rusak:
Kurang dari 1% total jumlah 5
prasarana dan sarana sejenis
ayang ada
1 – 5% 4
5 – 10% 3
10 – 25% 2
25 – 50% 1
Lebih dari 50% total jumlah 0
prasarana sejenis yang ada

7 Sarana Transportasi darat

a Jenis sarana transportasi Bila jumlah total jenis sarana


darat transportasi darat di desa/
kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 2 jenis 3
2 – 5 jenis 6
5 – 7 jenis 8
Lebih dari 7 jenis sarana 9
angkutan

b Jumlah sarana transportasi Bila setiap jenis sarana


darat transportasi darat memiliki
jumlah armada pengangkutan
63
Lampiran IV

Tidak ada 0
Kurang dari 5 unit 5
5 – 25 unit 6
25 – 50 unit 7
50 – 100 unit 8
Lebih dari 100 unit 9

A2 Transportasi Sungai/Laut
1 Jenis prasarana dan sarana Bila jumlah total jenis sarana
transportasi sungai/laut transportasi sungai/laut di
desa/ kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 2 jenis 2
2 – 5 jenis 4
5 – 7 jenis 6
Lebih dari 7 jenis sarana 8
angkutan

2 Jumlah prasarana dan Bila jumlah armada


sarana dan transportasi pengangkutan dari setiap jenis
sungai/laut prasarana dan sarana
transportasi sungai/laut
Tidak ada
Kurang dari 5 unit 0
5 – 25 unit 2
25 – 50 unit 4
50 – 100 unit 6
Lebih dari 100 unit 8

A3 Prasarana dan Sarana transportasi Udara

1 Jenis prasarana dan sarana Bila jumlah total jenis sarana


transportasi udara transportasi udara di wilayah
desa/ kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 2 jenis 6
2 – 5 jenis 7
5 – 7 jenis 8
Lebih dari 7 jenis sarana 9
angkutan

2 Jumlah prasarana dan Bila jumlah armada


sarana transportasi udara pengangkutan dari setiap jenis
prasarana dan sarana
transportasi udara
Tidak ada 0
Kurang dari 2 unit 5
2 – 5 unit 6
5 – 10 unit 7
10 – 50 unit 8
Lebih dari 50 unit 9

B PRASARANA SARANA KOMUNIKASI DAN INFORMASI

1 Jenis prasarana telepon Bila jumlah jenis prasarana

64
Lampiran IV

umum, Warnet dan Wartel telepon di desa/kelurahan


Tidak ada 0
Kurang dari 2 unit 5
2 – 4 unit 6
4 – 7 unit 7
7 – 10 unit 8
Lebih dari 10 unit 9

2 Jumlah pelanggan Telkom, Bila total jumlah pelanggan di


GSM, CDMA desa/kelurahan
Tidak ada 0
Kurang dari 250 pelanggan 3
250 ­ 500 pelanggan 4
500 – 1000 pelanggan 5
1000 – 5000 pelanggan 6
5000 – 10000 7
Lebih dari 10000 pelanggan 8

3 Sinyal telepon seluler Bila Ada 10


Bila Tidak ada 0

4 Kantor Pos Bila ada 10


Bila tidak ada 0
5 Pegawai pos Bila pegawai/tukang pos di 0
desa/kelurahan tidak ada
Ada 5

6 Radio dan TV
a Milik umum Bila tidak ada 0
Bila ada 5
b Milik pribadi
c Jumlah TV Bila tidak ada TV 0
Bila jumlahnya kurang dari 5
10% dari jumlah keluarga
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

d Jumlah radio Bila tidak ada radio 0


Bila jumlahnya kurang dari 5
10% dari jumlah keluarga
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

e Antene parabola Bila tidak ada 0


Bila jumlahnya kurang dari 5
10% dari jumlah keluarga
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

65
Lampiran IV

7 Koran, majalah, buletin


Bila tidak ada 0
Bila ada 5

8 Papan iklan/pengumuman Bila tidak ada 0


Bila ada 5

C PRASARANA AIR BERSIH DAN SANITASI


C1 Prasarana air bersih
1 Jumlah sumur pompa, Bila jumlahnya di desa/
sumur gali dan penampung kelurahan
air hujan, mata air
Tidak ada 0
Kurang dari 1% dari total 2
prasarana air bersih
1 ­ 10% 3
10 ­ 15% 4
15 ­ 25% 5
Lebih dari 25% 6

2 Jumlah hidran umum, Bila jumlahnya di desa/


tangki air bersih dan kelurahan
bangunan/depot
pengolahan air minum
Tidak ada 0
Kurang dari 1% dari total 3
prasarana air bersih
1 ­ 10% 4
10 ­ 15% 5
15 ­ 25% 6
Lebih dari 25% 7

C2 Sanitasi
1 Saluran drainase/saluran Bila tidak ada 0
pembuangan air limbah
Bila ada 5

2 Sumur resapan air rumah Bila tidak ada 0


tangga
Kurang dari 10% dari total 2
keluarga
10 – 25% 4
25 – 50% 6
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 10

3 Jumlah MCK umum Bila tidak ada 0


Kurang dari 5 unit 2
5 – 10 unit 4
10 –20 unit 6
Lebih dari 20 unit 8

4 Jamban keluarga Bila jumlah jamban keluarga di


desa/kelurahan
Tidak ada 0

66
Lampiran IV

Kurang dari 10% dari jumlah 2


keluarga
10 – 25% 4
25 – 50% 6
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 10

5 Kondisi saluran drainase/ Bila kondisi saluran drainase


saluran pembuang limbah atau Saluran pembuangan air
limbah rusak:
Kurang dari 10% dari jumlah 4
saluran yang ada
10 – 25% 3
25 – 50% 2
Lebih dari 50% 1

Bila kondisi saluran drainase


atau Saluran pembuangan air
limbah baik:
Kurang dari 10% dari jumlah 2
saluran yang ada
10 – 25% 3
25 – 50% 4
Lebih dari 50% dalam keadaan 5
baik dari jumlah saluran yang
ada

D PRASARANA DAN KONDISI IRIGASI


Kondisi
1 Kondisi saluran primer Bila kondisinya baik 5
Bila kondisi saluran primer
yang rusak:
Kurang dari 10% total panjang 4
saluran primer:
10 – 25% total panjang saluran 3
25 – 50 % total panjang saluran 2
Lebih dari 50% total panjang 1
saluran

2 Panjang saluran sekunder Bila kondisinya baik 5


Bila kondisi saluran sekunder
yang rusak:
Kurang dari 10% total panjang 4
saluran primer
10 – 25% total panjang saluran 3
25 – 50 % total panjang saluran 2
Lebih dari 50% total panjang 1
saluran

3 Panjang saluran tersier Bila kondisinya baik 5


Bila kondisi saluran tesier yang
rusak:
Kurang dari 10% total panjang 4
saluran primer
10 – 25% total panjang saluran 3

67
Lampiran IV

25 – 50 % total panjang saluran 2


Lebih dari 50% total panjang 1
saluran

4 Jumlah pintu sadap Bila kondisinya baik 5


Bila kondisi pintu yang rusak:
Kurang dari 10% total jumlah 4
pintu
10 – 25% total jumlah pintu 3
25 – 50 % total jumlah pintu 2
Lebih dari 50% total jumlah 1
pintu

5 Jumlah pintu pembagi air Bila kondisinya baik 5


Bila kondisi pintu pembagi
yang rusak:
Kurang dari 10% total pintu 4
pembagi air
10 – 25% total pintu pembagi 3
air
25 – 50 % total pintu pembagi 2
air
Lebih dari 50% total pintu 1
pembagi air

E PRASARANA DAN SARANA PEMERINTAHAN


E1 Prasarana dan Sarana Pemerintahan Desa/Kelurahan
1 Gedung kantor
a Kondisi gedung kantor Bila tidak ada gedung kantor 0
Bila ada, kondisinya
Rusak 1
Baik 5

b Jumlah ruang kerja Bila jumlah ruang kantor,


Kurang dari 3 ruang 3
3 – 5 ruang 4
5 – 7 ruang 5
Lebih dari 7 ruangan 6

c Balai desa/kelurahan Bila tidak ada balai desa 0


Bila ada 5

2 Listrik Bila tidak ada listrik 0


Bila ada 5

3 Air bersih Bila tidak ada air bersih 0


Bila ada
Rusak 1
Baik 5

4 Telepone Bila tidak ada telepone 0


Bila ada 5

5a Rumah dinas kepala desa / Bila tidak ada rumah dinas 1


lurah kepala desa/lurah

68
Lampiran IV

Bila ada 10

5b Rumah dinas perangkat Bila tidak ada 0


desa/kelurahan
Bila ada 10

6 Inventaris dan alat tulis


kantor
6a Jumlah jenis inventaris dan Bila tidak ada 0
alat tulis kantor
Bila jumlah semua jenis
inventaris dan ATK
Kurang dari 2 jenis 2
2 – 5 buah 4
6 – 8 buah 6
9 – 15 buah 8
Lebih dari 15 jenis 10
6b Jumlah alat kerja perjenis Bila tidak ada 0
inventaris
Bila total semua jenis
mempunyai:
Kurang dari 2 unit 2
3 – 5 unit 4
5 – 10 unit 6
Lebih dari 10 unit untuk setiap 8
jenis

E2 Administrasi desa dan Kelurahan

1 Jumlah jenis buku Bila tidak ada buku 0


administrasi administrasi desa/kelurahan
desa/kelurahan
Bila ada tetapi tidak diisi 1
Bila ada dan diisi:
Kurang dari 10 jenis buku 5
11 – 15 jenis buku 6
16 – 20 jenis buku 7
21 – 25 jenis buku 8
26 – 30 jenis buku 9
Lebih dari 30 jenis buku 10

2 Keberadaan buku data Bila tidak ada buku data profil 0


profil desa/kelurahan
Bila ada 10

E3 Prasarana dan sarana badan permusyawaratan desa / BPD

1 Gedung kantor
a Kondisi gedung kantor Bila tidak ada gedung kantor 0
Bila ada, kondisinya
Rusak 1
Baik 5

b Jumlah ruang kerja Bila jumlah ruang kantor,


Kurang dari 3 ruang 3

69
Lampiran IV

3 – 5 ruang 4
5 – 7 ruang 5
Lebih dari 7 ruangan 6

c Balai BPD Bila tidak ada 0


Bila ada 5

2 Listrik Bila tidak ada listrik 0


Bila ada 5

3 Air bersih Bila tidak ada air bersih 0


Bila ada
Rusak 1
Baik 5

4 Telepone Bila tidak ada telepone 0


Bila ada 5

5 Inventaris dan alat tulis kantor


5a Jenis inventaris dan alat Bila tidak ada 0
tulis kantor (ATK)
Bila jumlah semua jenis
inventaris dan ATK:
Kurang dari 2 jenis 3
3– 5 jenis 4
6 – 8 jenis 5
9 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

5b Jumlah inventaris dan ATK Bila tidak ada 0


Bila jumlah total setiap jenis
mempunyai:
Kurang dari 2 unit 3
3 – 5 unit 4
5 – 10 unit 5
Lebih dari 10 unit untuk setiap 6
jenis

6 Administrasi BPD

Jumlah jenis buku Bila tidak ada buku 0


administrasi administrasi desa/kelurahan
desa/kelurahan
Bila ada tetapi tidak diisi 1
Bila ada dan diisi:
Kurang dari 3 jenis buku 4
4 – 6 jenis buku 5
7 – 10 jenis buku 6
Lebih dari 10 buku 7

E4 Prasarana dan sarana Dusun/Lingkungan atau sebutan


Lain

1 Gedung kantor/balai Tidak ada 0


Ada 5

70
Lampiran IV

2 Alat Tulis Kantor (ATK) Tidak ada 0


Ada 5

3 Barang inventaris kantor Tidak ada 0


Ada 5

4 Buku administrasi Tidak ada 0


Ada dan tidak terisi 1
Ada dan terisi 5

5 Kegiatan Tidak ada 0


Ada 5

6 Jumlah pengurus Tidak ada pengurus 0


Bila ada, kurang dari 3 orang 3
4 – 6 orang 4
7 – 10 orang 5
Lebih dari 10 orang 6

F Prasarana dan sarana Lembaga Kemasyarakatan


F1 Prasarana dan sarana Lembaga Kemasyarakatan
Desa/Kelurahan (LKD/LKK)
1 Gedung/kantor LKD/LKK Bila tidak memiliki gedung 0
Bila ada 5

2 Peralatan kantor, komputer, Jika tidak ada 0


fax, mesin tik, kardek, meja
dan kursi
Jika ada 5

3 Buku administrasi Bila tidak ada 0


LKD/LKK Jika ada, jumlah buku yang
tersedia
> 3 buah 2
4– 6 buah 4
7 – 10 buah 6
Lebih dari 10 buah 8

F2 LKMD/LPM atau sebutan lain


1 Gedung/kantor LKMD Bila tidak memiliki gedung 0
Bila ada 5

2 Peralatan kantor, komputer, Jika tidak ada 0


fax, mesin tik, kardek, meja
dan kursi
Jika ada 5

3 Buku administrasi lembaga Bila tidak ada 0


kemasyarakatan
Jika ada, jumlah buku yang
tersedia
> 3 buah 2
4– 6 buah 4
7 – 10 buah 6
Lebih dari 10 buah 8

71
Lampiran IV

F4 PKK
1 Keberadaan organisasi Tidak ada 0
Ada 5

2 Gedung/kantor LKD/LKK Bila tidak memiliki gedung 0


Ada 5

3 Peralatan kantor, komputer, Jika tidak ada 0


fax, mesin tik, kardek, meja Jika ada 5
dan kursi

4 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0


Bila ada dan tidak aktif 1
Bila ada dan aktif 5

5 Buku administrasi PKK Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlah buku yang
ada
Kurang dari 10 jenis 5
11 – 15 jenis 6
15 – 20 jenis 7
21 – 25 jenis 8
Lebih dari 25 jenis 9

6 Jenis kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0


Jika ada, jumlah kegiatan:
Kurang dari 10 jenis 5
11 – 15 jenis 6
16 – 20 jenis 7
21 – 25 jenis 8
Lebih dari 25 jenis 9

F5 Karang taruna
1 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0
Bila ada dan tidak aktif 1
Bila ada dan aktif 5

2 Buku administrasi Bila tidak ada 0


Jika ada kurang dari 2 jenis 2
2 – 4 jenis 4
5 – 7 jenis 6
8 – 10 jenis 8
Lebih dari 10 jenis 10

3 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0


Jika jumlah kegiatan:
Kurang dari 5 jenis 2
6 – 10 jenis 4
11 – 15 jenis 6
Lebih dari 15 jenis 8

F6 RT
1 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0
Bila ada dan tidak aktif 1
Bila ada dan aktif 5
72
Lampiran IV

2 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0


Bila jumlahnya:
Kurang dari 5 jenis 2
6 – 10 4
11 – 15 6
16 – 20 8
Lebih dari 20 jenis 10

3 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0


Jika ada kegiatan maka
banyaknya kegiatan :
Kurang dari 10 jenis 2
11 – 15 jenis 4
16 – 20 jenis 6
Lebih dari 20 jenis 8
F7 RW
1 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0
Bila ada dan tidak aktif 1
Bila ada dan aktif 5

2 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0


Bila jumlahnya:
Kurang dari 5 jenis 2
6 – 10 4
11 – 15 6
16 – 20 8
Lebih dari 20 jenis 10

3 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0


Jika ada, banyaknya kegiatan:
Kurang dari 10 jenis 2
11 – 15 jenis 4
16 – 20 jenis 6
Lebih dari 20 jenis 8

F8 Lembaga Adat
1 Keberadaan Tidak ada 0
Ada 5

2 Memiliki gedung / kantor Bila tidak memiliki gedung 0


Bila ada 5

3 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0


Bila ada dan tidak aktif 1
Bila ada dan aktif 5

4 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0


Bila jumlahnya:
Kurang dari 2 jenis 4
3–5 5
6 – 10 6
Lebih dari 10 jenis 7

5 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0


Jika ada, banyaknya kegiatan:
73
Lampiran IV

Kurang dari 10 jenis 5


11 – 15 jenis 6
16 – 20 jenis 7
Lebih dari 20 jenis 8

F9 BUMDES
1 Keberadaan Tidak ada 0
Ada 10

2 Memiliki gedung / kantor Bila tidak memiliki gedung 0


Bila ada 5

3 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 1


Bila ada dan tidak aktif 2
Bila ada dan aktif 5

4 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0


Bila jumlahnya:
Kurang dari 2 jenis 2
3–5 3
6 – 10 4
Lebih dari 10 jenis 5

5 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0


Jika ada banyaknya kegiatan:
Kurang dari 10 jenis 5
11 – 15 jenis 6
16 – 20 jenis 7
Lebih dari 20 jenis 8

F10 Organisasi Anggota Lembaga Kemasyarakatan


Desa/Kelurahan Lainnya yang ada di Desa/Kelurahan
1 Jenis organisasi anggota Bila tidak ada 0
Lembaga Kemasyarakatan
Desa/Kelurahan lainnya
Bila ada jumlahnya
Kurang dari 5 jenis 5
6 ­10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

2 Jenis kegiatan Jika tidak ada kegiatan 0


Jika setiap jenis organisasi
anggota lembaga
kemasyarakatan desa/
kelurahan mempunyai
Kurang dari 2 kegiatan 3
3 – 5 kegiatan 4
5 – 10 kegiatan 5
Lebih dari 10 kegiatan 6

G Prasarana Peribadatan
1 Jumlah Masjid Bila tidak ada 0
Jika ada, jumlahnya
Kurang dari 2 buah 2
74
Lampiran IV

3 – 5 buah 3
5 – 10 buah 4
Lebih dari 10 buah 5

2 Jumlah Langgar Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
Kurang dari 2 buah 2
3 – 5 buah 3
5 – 10 buah 4
Lebih dari 10 buah 5

3 Jumlah Gereja Kristen Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
Kurang dari 2 buah 3
3 – 5 buah 4
Lebih dari 5 buah 5

4 Jumlah Gereja Katolik Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
Kurang dari 2 buah 3
3 – 5 buah 4
Lebih dari 5 buah 5

5 Jumlah Wihara Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
Kurang dari 2 buah 3
3 – 5 buah 4
Lebih dari 5 buah 5

6 Jumlah Pura Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
Kurang dari 2 buah 3
3 – 5 buah 4
Lebih dari 5 buah 5

7 Jumlah Klenteng Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
Kurang dari 2 buah 3
3 – 5 buah 4
Lebih dari 5 buah 5

H Prasarana Olahraga
1 Lapangan sepak bola Bila tidak ada 0
Bila ada, berjumlah
1 unit 2
2 unit 4
3 unit 6
Lebih dari 3 unit 8

2 Lapangan bulu tangkis Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
Kurang dari 2 buah 2
2 – 4 buah 4
4 – 8 buah 6
8 – 10 buah 8
75
Lampiran IV

Lebih dari 10 Buah 10


3 Meja pingpong Bila tidak ada 0
Jika ada, jumlahnya
Kurang dari 2 buah 2
2 – 4 buah 4
4 – 8 buah 6
8 – 10 buah 8
Lebih dari 10 Buah 10

4 Lapangan tenis Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
Kurang dari 2 buah 2
2 – 4 buah 4
4 – 8 buah 6
8 – 10 buah 8
Lebih dari 10 Buah 10

5 Lapangan Voli Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
Kurang dari 2 buah 2
2 – 4 buah 4
4 – 8 buah 6
8 – 10 buah 8
Lebih dari 10 Buah 10

6 Lapangan Golf Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
1 unit 5
2 unit 7
Lebih dari 2 unit 9

7 Pacuan kuda Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
1 unit 5
2 unit 7
Lebih dari 2 unit 9

8 Arum Jeram Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
1 unit 5
2 unit 7
Lebih dari 2 unit 9

9 Lapangan basket Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
Kurang dari 3 unit 5
4 – 5 unit 7
Lebih dari 5 unit 9

10 Pusat kebugaran Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
Kurang dari 3 unit 5
4 – 5 unit 7
Lebih dari 5 unit 9
76
Lampiran IV

11 Gelanggang Remaja Bila tidak ada 0


Jika ada, jumlahnya
1 unit 5
2 unit 7
Lebih dari 2 unit 9

I PRASARANA DAN SARANA KESEHATAN


I1 Prasarana kesehatan
1 Puskesmas Bila tidak ada 0
Jika ada 1 unit 8
Lebih dari 2 unit 9

2 Rumah sakit Umum Bila tidak ada 0


Jika ada 1 unit 8
Lebih dari 2 unit 9

3 Puskesmas Pembantu Bila tidak ada 0


Jika ada 1 unit 5
Lebih dari 2 unit 7

4 Poliklinik Bila tidak ada 0


Jika ada 1 unit 5
Lebih dari 2 unit 7

5 Apotik Bila tidak ada 0


Jika ada 1 unit 5
Lebih dari 2 unit 7

6 Posyandu Bila tidak ada 0


Jika ada kurang dari 2 unit 5
Lebih dari 3 – 5 unit 7
Lebih dari 5 unit 9

7 Toko obat Bila tidak ada 0


Jika ada 1 unit 5
Lebih dari 2 unit 7

8 Balai pengobatan Bila tidak ada 0


masyarakat swasta
Jika ada 1 unit 5
Lebih dari 2 unit 7

9 Gudang obat Bila tidak ada 0


Jika ada 1 unit 5
Lebih dari 2 unit 7

10 Tempat praktek dokter Bila tidak ada 0


Jika ada 1 unit 5
Lebih dari 2 unit 7

11 Rumah bersalin Bila tidak ada 0


Jika ada 1 unit 5
Lebih dari 2 unit 7

77
Lampiran IV

12 Balai kesehatan ibu dan Bila tidak ada 0


anak Jika ada 1 unit 5
Lebih dari 2 unit 7

13 Rumah sakit mata Bila tidak ada 0


Jika ada 1 unit 8
Lebih dari 2 unit 10
I2 Sarana Kesehatan
1 Jumlah Dokter Umum Bila tidak ada 0
Bila ada 1 orang 5
Bila ada lebih dari 2 orang 7

2 Jumlah Dokter Gigi Bila tidak ada 0


Bila ada 1 orang 5
Bila ada lebih dari 2 orang 7

3 Jumlah dokter spesial Bila tidak ada 0


Bila ada 1 orang 5
Bila ada lebih dari 2 orang 7

4 Jumlah paramedis Bila tidak ada 0


Bila ada kurang dari 5 orang 5
Bila ada 5 orang lebih 7

5 Jumlah Dukun bersalin Bila tidak ada 0


Bila ada kurang dari 5 orang 5
Bila ada lebih dari 5 orang 7

6 Bidan/perawat Bila tidak ada 0


Bila ada kurang dari 5 orang 5
Bila ada lebih dari 5 orang 7

7 Dukun pengobatan Bila tidak ada 0


alternatif
Bila ada kurang dari 5 orang 2
Bila ada lebih dari 5 orang 4

8 Jenis sarana kesehatan Bila ada kurang dari 5 jenis 5


lainnya Jika lebih dari 5 unit 8

J PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN


1 Gedung Kampus PTN dan Bila tidak ada 0
PTS Bila ada gedungnya milik 5
sendiri
Bila ada gedungnya sewa 3

2 Gedung SMA sederajat dan Bila tidak ada 0


SLTP/Sederajat Bila ada gedungnya milik 5
sendiri
Bila ada gedungnya sewa 3

3 Gedung SD/Sederajat dan Bila tidak ada 0


TK/Sederajat Bila ada dan gedungnya milik 5
sendiri
Bila ada tetapi gedungnya sewa 3
78
Lampiran IV

4 Gedung Tempat bermain Bila tidak ada 0


anak
Bila ada gedungnya milik 5
sendiri
Bila ada gedungnya sewa 3
5 Gedung Lembaga Bila tidak ada 0
pendidikan agama
Bila ada gedungnya milik 5
sendiri
Bila ada gedungnya sewa 3

6 Gedung perpustakaan Bila tidak ada 0


desa/taman bacaan
Bila ada gedungnya milik 5
sendiri
Bila ada gedungnya sewa 3

7 Gedung prasarana dan Bila ada gedungnya milik 5


sarana pendidikan lainnya sendiri
Bila ada gedungnya sewa 3

K PRASARANA ENERGI DAN PENERANGAN


1 Listrik PLN Bila tidak ada 0
Bila ada 5

2 Diesel Umum Bila tidak ada 0


Bila ada 5

3 Genset Pribadi Bila tidak ada 0


Bila ada 5

4 Lampu minyak tanah/jarak Bila tidak ada 0


Bila ada 5

5 Kayu bakar Bila tidak ada 0


Bila ada 5

6 Batu bara Bila tidak ada 0


Bila ada 5

7 Tanpa penerangan Bila ada 0


Bila tidak ada 5

L PRASARANA HIBURAN DAN WISATA


1 Jumlah tempat wisata Bila tidak ada 0
Bila ada 5

2 Hotel bintang 5 Bila tidak ada 0


Bila ada 5

3 Hotel bintang 4 Bila tidak ada 0


Bila ada 5

4 Hotel bintang 3 Bila tidak ada 0


Bila ada 5

79
Lampiran IV

5 Hotel bintang 2 Bila tidak ada 0


Bila ada 5
6 Hotel bintang 1 Bila tidak ada 0
Bila ada 5

7 Hotel melati Bila tidak ada 0


Bila ada 5

8 Diskotik Bila tidak ada 0


Bila ada 5

9 Museum Bila tidak ada 0


Bila ada 5

10 Restoran Bila tidak ada 0


Bila ada 5

11 Bioskop Bila tidak ada 0


Bila ada 5

12 Prasarana hiburan dan Bila tidak ada 0


wisata lainnya
Bila ada 5

M PRASARANA DAN SARANA KEBERSIHAN


1 Tempat Pembuangan Bila tidak ada 0
Sementara (TPA) Bila ada 5

2 Tempat Pembuangan Akhir Bila tidak ada 0


Bila ada 5

3 Alat penghancur sampah Bila tidak ada 0


Bila ada 5

4 Jumlah gerobak sampah Bila tidak ada 0


Bila ada 5

5 Jumlah tong sampah Bila tidak ada 0


Bila ada 5

6 Jumlah truck pengangkut Bila tidak ada 0


sampah
Bila ada 5

7 Satgas kebersihan Bila tidak ada 0


Bila ada 5

8 Jumlah anggota Satgas Bila tidak ada 0


kebersihan Bila ada kurang dari 10 orang 5
Lebih dari 10 orang

9 Satgas pemulung Bila tidak ada 0


Bila ada 5

80
Lampiran IV

10 Tempat pengolahan sampah Bila tidak ada 0


Bila ada 5

11 Pengelola sampah
Pemerintah 5
Swasta 7
Swadaya masyarakat 9

12 Pengelola sampah lainnya Bila tidak 0


Bila ada 5

Setelah data potensi desa/kelurahan yang diisi Tim Pengumpul atau Pokja
Profil di tingkat Desa/Kelurahan, diberi skor atau diberi nilai oleh Tim
Pengolah Data Profil, maka langkah selanjutnya adalah perhitungan skor
tertinggi dan skor terendah dari setiap variabel pengukur tingkatan potensi
desa/kelurahan. Skoring tertinggi dan terendah yang digunakan untuk
menganalisis tingkatan potensi desa/kelurahan sebagaimana pada tabel
berikut:

Tabel 3 : Rekapitulasi Skoring Data Potensi Desa/Kelurahan

No Komponen Skor
Terendah Tertinggi

A SUMBER DAYA ALAM 264 2327

1. Batas Wilayah 0 10
2. Luas Wilayah 16 80
3. Luas tanah sawah 8 40
4. Luas tanah kering 6 30
5. Luas tanah basah 5 34
6. Luas tanah perkebunan 8 40
7. Luas tanah fasilitas umum 30 164
8. Luas tanah hutan 26 136
9. Iklim 7 31
10. Kesuburan tanah 12 51
11. Bentangan Wilayah 20 81
12. Letak 5 10
13. Orbitasi 0 25
14. Pertanian tanaman pangan 13 54
15. Tanaman Buah­buahan 10 62
16. Tanaman apotik hidup 5 38
17. Perkebunan 22 83
18 Kehutanan 14 222
19 Peternakan 8 570
20 Perikanan 2 35
21 Bahan galian 1 47
22 Sumber daya air 32 493
23 Kualitas udara 5 40
24 Ruang Publik/Taman 4 16
25 Wisata 5 17

81
Lampiran IV

B POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA 46 165


1. Kepadatan 2 8
2. Perkembangan Usia 7 19
3. Pendidikan 8 31
4. Mata Pencaharian 3 10
5. Agama 6 14
6. Kewarganegaraan 2 6
7. Etnis 1 10
8. Penduduk cacat mental/fisik 1 5
9. Tenaga kerja 16 62

C POTENSI KELEMBAGAAN 73 775


1. Lembaga Pemerintah Desa/Kel 12 107
2. Badan Permusyawaratan Desa 5 57
3. Lembaga kemasyarakatan 12 79
4. Partai politik dan underbow partai 25 82
politik
5. Lembaga ekonomi dan unit usaha 4 26
desa/kelurahan
6 Lembaga jasa keuangan 4 26
7 Industri kecil dan menengah 9 24
8 Usaha jasa pengangkutan 10 25
9 Usaha jasa dan perdagangan 5 26
10 Usaha jasa hiburan 5 27
11 Usaha jasa gas, listrik, BBM dan 7 28
air minum
12 Usaha jasa keterampilan 3 26
13 Usaha jasa hukum dan konsultasi 3 26
14 Usaha penginapan 4 26
15 Lembaga pendidikan formal 10 89
16 Lembaga pendidikan non formal 3 42
17. Lembaga adat 0 24
18. Lembaga keamanan dan Linmas 2 75

D POTENSI PRASARANA DAN SARANA 33 1079


1. Transportasi 2 89
2. Komunikasi dan Informasi 0 89
3. Air Bersih dan Sanitasi 2 51
4. Irigasi 5 25
5. Pemerintah Desa/Kelurahan 4 69
6. Administrasi Desa/Kelurahan 0 20
7. Badan Permusyawaratan Desa 3 51
8. Dusun/Lingkungan/Sebutan Lain 0 31
9. Lembaga Kemasyarakatan 4 219
Desa/Kelurahan
10. Peribadatan 0 35
11. Olah Raga 0 103
12. Kesehatan 5 154
13. Pendidikan 3 35
14. Energi dan Penerangan 0 35
15. Hiburan dan Wisata 0 60
16. Kebersihan 5 63

TOTAL SELURUHNYA 416 4346

82
Lampiran IV

Berdasarkan nilai skor potensi yang diperoleh, dapat dilakukan


perhitungan tinggi rendahnya setiap potensi di desa/kelurahan dimaksud
atas klasifikasi Desa dan Kelurahan dengan Tingkatan Potensi Tinggi,
Potensi Sedang dan Tingkatan Potensi Rendah. Penentuan tinggi rendahnya
suatu potensi ditentukan dengan menghitung total skor setiap potensi yang
dicapai dan membandingkannya dengan skor maksimal bagi potensi
dimaksud. Dengan demikian dapat diketahui capaian skor setiap potensi
dan dapat mengukur tinggi rendahnya skor potensi setiap desa/kelurahan.
.
No Variabel Skor
Terendah Tertinggi

A SUMBER DAYA ALAM 264 2327


B SUMBER DAYA MANUSIA 46 165
C KELEMBAGAAN 73 775
D PRASARANA DAN SARANA 33 1079

TOTAL SKOR POTENSI DESA/KELURAHAN 416 4346

Total skore untuk potensi Desa/Kelurahan adalah 4346. Suatu


desa/kelurahan dikatakan memiliki Potensi Tinggi apabila nilai skornya
mencapai lebih dari 3476,8 (lebih dari 80% dari nilai skor maksimal),
Potensi Sedang apabila memiliki skor dari 2607,6 s/d 3476,8 (antara 60%
s.d. 80% dari nilai skor maksimal), sedangkan suatu desa/kelurahan
diklasifikasikan Potensi Rendah bila capaian skor kurang dari 2607,6
(atau kurang dari 60% dari nilai skor maksimal).

Tinggi,
Tinggi, apabila
apabila
> 3476,8
> 2088

ANALISIS
Sedang, apabila
TINGKATAN
Analisis Sedang, apabila
2607,6 – 3476,8
POTENSI UMUM
Potensi Umum 1566 - 2088

Rendah, apabila
Rendah, apabila
<> 2607,6
1566

C. POTENSI PENGEMBANGAN

Data yang dibutuhkan untuk mengukur potensi pengembangan


desa/kelurahan adalah data SDA, SDM, Kelembagaan dan Prasarana dan
Sarana. Output yang dihasilkan dari pengukuran potensi pengembangan ini
adalah arah pengembangan desa/kelurahan berdasarkan kontribusi
sektoral terhadap perbaikan kesejahteraan masyarakat. Ada beberapa
sektor yang tidak potensial dikembangkan, dan ada beberapa sektor yang
sangat potensial dikembangkan. Determinan variabel yang diperhitungkan
untuk menentukan potensial tidaknya suatu potensi dikembangkan adalah
dukungan dari SDA,SDM, prasarana dan sarana serta kelembagaan.

83
Lampiran IV

1. Ruang Lingkup dan Jenis Data Pengukuran Potensi Pengembangan

Ruang lingkup dan jenis data yang dibutuhkan dalam pengukuran potensi
pengembangan adalah potensi pertanian, potensi perkebunan, potensi
peternakan, potensi perikanan, potensi pertambangan/bahan galian,
potensi perdagangan, potensi industri dan kerajinan rumah tangga serta
potensi pariwisata.

Analisis penilaian tingkat Potensi pertanian didasarkan pada data potensi


tanaman pangan, tanaman buah­buahan dan palawija serta subvariabel
pendukungnya. Penilaian tingkat Potensi Perkebunan didasarkan pada
nilai skor dari indikator potensi perkebunan dan pendukungnya. Demikian
pula penilaian tingkat Potensi Peternakan didasarkan pada nilai skor dari
indikator potensi peternakan pada nilai skor dari indikator potensi
peternakan dan pendukungnya. Penilaian tingkat Potensi Perikanan
didasarkan pada nilai skor dari indikator potensi perikanan dan
pendukungnya. Penilaian tingkat Potensi Pertambangan didasarkan pada
nilai skor dari indikator potensi pertambangan dan pendukungnya.
Penilaian tingkat Potensi Perdagangan didasarkan pada nilai skor dari
indikator potensi perdagangan dan pendukungnya. Penilaian tingkat
Potensi Industri didasarkan pada nilai skor dari indikator potensi industri
dan pendukungnya. Penilaian tingkat Potensi Wisata didasarkan pada nilai
skor indikator potensi wisata beserta data pendukungnya.
Data yang digunakan untuk mengukur potensi pengembangan berasal dari
data skor potensi sumber daya alam untuk masing­masing indikator potensi
yang akan diukur. Dari data skor itulah dilakukan pengukuran skor untuk
potensi pengembangan setiap jenis potensi. Berdasarkan skor setiap potensi
pada data skor potensi SDA, dapat dirumuskan skor untuk penentuan
potensialitas pengembangan dari setiap potensi. Skor dimaksud
sebagaimana tabel berikut.

84
Lampiran IV

Tabel 4
Indikator dan Skor Penilaian Potensi Pengembangan

No Jenis Potensi Indikator Skore


1 Persawahan (1) Luas persawahan 2 – 10
(3) Luas tanah sawah irigasi 2 – 10
(4) Iklim 7 – 31
(5) Kesuburan tanah 4 – 10
(6) Bentangan dataran rendah 3–9
(7) Letak 5 – 10
(8) Orbitasi 0 ­ 25
(9) Memiliki lahan pertanian 2–8
lebih dari 50 ha
10 Kondisi sungai 0 – 10
11 Penduduk usia 18 – 56 1 ­ 10
tahun yang bekerja
12 Penduduk usia 18 – 15 yang
tamat SMA 4­8
13 Prasarana dan Kondisi
irigasi 5 – 25

35 ­ 166

2 Tanaman Komoditi (1) Memiliki lahan tanaman


buah­buahan buah­buahan lebih dari 10
ha. 2–8
(2) Jenis tanaman buah­
buahan 1 – 10
(3) Luas tanaman buah­
buahan 2 – 10
(4) Total produksi buah­
buahan 2 – 10
(5) Mekanisme pemasaran
tanaman Pangan dan Buah­
buahan 1–8
(6) Tingkat kesuburan tanah 4 – 10
(7) Iklim 7 – 41
(8) Letak wilayah atau desa 5 – 10

24 ­ 107

3 Tanaman pangan per (1) Memiliki lahan pertanian 2–8


komoditi lebih dari 50 ha
(2) Jenis tanaman pangan 1 – 10
(3) Luas tanaman pangan 2 – 10
(4) Total produksi tanaman 4 – 10
pangan
(5) Iklim 2 ­ 10
(6) Luas pemilikan lahan 1 ­ 10
(7) Pemasaran 1–8

13 – 66

85
Lampiran IV

4 Tanaman obat per (1) Jenis tanaman obat­obatan 1 ­ 10


komoditi (2) Luas tanaman obat­obatan 2 – 10
(3) Total produksi tanaman 0 – 10
obat­obatan
(3) Mekanisme pamasaran 2–8
tanaman obat­obatan
(4) Luas pemilikan lahan 1­10
(5) Pemasaran 2­8

8 – 56

5 Perkebunan per (1) Luas perkebunan 2 – 10


komoditi (2) Potensi irigasi 6 – 30
(3) Luas Tanah perkebunan 4 – 40
(4) Iklim 7 – 31
(5) Kesuburan tanah 4 ­ 10
(6) Luas bentangan dataran
rendah 3–9
(7) Letak 5 – 10
(8) Orbitasi 0 – 25
(9) Keluarga yang memiliki lahan
perkebunan >50 ha 2 – 10
(10) Jenis komoditas tanaman
perkebunan. 3–9
(11) Luas tanaman komoditas
perkebunan 4­9
(12) Total produksi tanaman
perkebunan 0 – 10
(13) Pemasaran hasil perkebunan 2–8

42 ­ 211

6 Kehutanan (1) Luas hutan produksi 2 – 10


(2) Luas hutan produksi tetap 2 – 10
(3) Luas hutan rakyat 2 ­ 10
(3) Kondisi kehutanan 0 – 28
(4) Mekanisme pemasaran hasil 2–8
hutan
(5) Orbitasi 0 ­ 25
(5) Kondisi iklim 7 ­ 31

15 – 122

7 Peternakan per jenis (1) Kepemilikan ternak 0­5


ternak (2) Populasi ternak 0–5
(2) Produksi peternakan 0 – 100
(3) Luas tanaman pakan ternak 0 – 10
(4) Produksi hijauan untuk
makanan ternak 2 – 10
(5) Luas lahan gembalaan 0 – 10
(6) Pemilik usaha pengolahan
hasil ternak 0 – 100
(7) Ketersediaan lahan
pemeliharaan ternak/
padang gembalaan. 0 ­ 57

86
Lampiran IV

(8) Pemasaran hasil ternak 2–8

4 – 305

8 Perikanan (1) Luas situ/waduk/ danau 2 – 10


(2) Luas usaha perikanan 2 – 10
(2) Kapasitas Produksi Per­
ikanan 0 – 10
(3) Iklim 7 – 31
(3) Budi daya ikan payau, air 2 – 35
tawar dan laut
(4) Bentangan tepi pantai 2–9
(5) Bentangan kawasan rawa 2­9
(6) Bentangan aliran sungai 3­9
(7) Bantaran sungai 2­9
(8) Mekanisme pemasaran hasil
perikanan 2­8
(9) Pemanfaatan dan kondisi
danau/waduk/situ. 1–5

25 – 145

9 Wisata (1) Jumlah areal wisata 0–9


(2) Jenis wisata 0 – 10
(3) Tingkat pemanfaatan 5–8
(4) Sarana dan prasarana
pariwisata 0 – 10
(5) Prasarana transportasi 0 – 10
(6) Prasarana penerangan 0 – 10
(7) Sarana prasarana
komunikasi dan informasi
0 – 10
(9) Keamanan dan ketertiban 0 – 10
(10) Jumlah usaha jasa
penginapan 0– 9
(11) Jenis usaha jasa
penginapan 1– 9
(12) Penyerapan jumlah tenaga 3– 9
kerja
(13) Jenis kegiatan lembaga adat 0 – 9
(14) Wisata Gunung 0 ­ 10
(15) Wisata Agro 0 ­ 10
(16) Wisata Hutan 0 ­ 10
(17) Wisata Sungai/Arung Jeram 0 ­ 10
(18) Wisata Danau 0 ­ 10

9 ­ 163

10 Pertambangan (1) Jenis bahan galian 0–8


(2) Produksi bahan tambang
atau galian 0–8
(2) Prasarana transportasi 2 – 10
(3) Jumlah pemilik usaha 0 – 28
(4) Pemasaran hasil tambang 1–7
(5) Prasarana dan sarana 0 – 10

87
Lampiran IV

(6) Penduduk usia 18­56 tahun


yang tamat SMA 6 – 10

9 – 81

11 Perdagangan (1) Orbitasi 2­10


(2) Prasarana transportasi 2­10
(3) Prasarana penerangan 3­10
(4) Prasarana komunikasi 0­5
(5) Lembaga Ekonomi dan Unit
Usaha Desa/ Kelurahan 0 ­ 26
(6) Lembaga jasa keuangan 4 – 26
(7) Jumlah usaha jasa dan
perdagangan 5 – 26
(8) Jenis produksi yang diper­
dagangkan 3–9
(9) Penduduk usia 18 – 56
tahun yang tamat SMA 6 ­ 10
(10) Penyerapan jumlah tenaga
kerja 3–9
16 – 141

12 Industri (1) Orbitasi 2 – 10


(2) Prasarana transportasi 2 – 89
(3) Listrik PLN 0 – 35
(4) Prasarana komunikasi dan
informasi 0 – 89
(6) Industri kecil dan 9 – 24
menengah
(7) Kualitas tenaga kerja 0 – 10
(8) Jumlah pemilik usaha 0 – 10
(9) Penyerapan jumlah tenaga
kerja 3–9
13 ­ 276

Perumusan potensi pengembangan suatu potensi didasarkan pada capaian


nilai skor dari indikator sektor yang bersangkutan. Suatu sektor sangat
potensial dikembangkan, apabila capaian nilai skor indikatornya lebih
dari 80% dari skor maksimal potensi yang diukur; potensial
dikembangkan apabia capaian nilai skorenya antara 70­80% dari skor
maksimal potensi yang diukur; cukup potensial dikembangkan apabila
nilai skornya antara 60­70% dari skor maksimal potensi yang diukur; dan
suatu sektor dikatakan kurang potensial dikembangkan apabila nilai
skornya kurang dari 60% dari skor maksimal potensi yang diukur.

Berdasarkan skoring terhadap data potensi pengembangan di atas, langkah


selanjutnya adalah menentukan potensialitas pengembangan desa/
kelurahan. Suatu potensi potensial dikembangkan atau tidak sangat
tergantung dari persentase capaian skor dari skor maksimal potensi yang
diukur. Penentuan potensial tidaknya suatu potensi dikembangkan
didasarkan atas rumusan sebagaimana pada tabel berikut.

88
Lampiran IV

Tabel 5
Penilaian Potensi Pengembangan Desa/Kelurahan

No Potensi Pengembangan Skor Potensi


1 Persawahan (35 – 166) >132,8 Sangat potensial
116,2 – 132,8 Potensial
99,6 – 116,2 Cukup potensial
<99,6 Kurang
potensial

2 Tanaman Komoditi buah­ >85,6 Sangat potensial


buahan (24 – 107) 74,9 – 85,6 Potensial
64,2 – 74,9 Cukup potensial
< 64,2 Kurang
potensial

3 Tanaman pangan per >44,8 Sangat potensial


komoditi (13 – 66) 39,2 – 44,8 Potensial
33,6 – 39,2 Cukup potensial
< 33,6 Kurang
potensial

4 Tanaman obat­obatan >36,8 Sangat potensial


(8 – 56) 32,2 – 36,8 Potensial
27,6 – 32,2 Cukup potensial
< 32,2 Kurang
potensial

5 Perkebunan perkomoditi >168,8 Sangat potensial


(42 – 211) 147,7 – 168,8 Potensial
126,6 – 147,7 Cukup potensial
< 126,6 Kurang
potensial

6 Kehutanan (15 – 122) >97,6 Sangat potensial


85,4 – 97,6 Potensial
73,2 – 85,4 Cukup potensial
< 73,2 Kurang
potensial

7 Peternakan (4 – 305) > 244 Sangat potensial


213,5 – 244 Potensial
183 – 213,5 Cukup potensial
< 183 Kurang
potensial

8 Perikanan ( 25 – 145) >88 Sangat potensial


77 ­ 88 Potensial
66 – 77 Cukup potensial
<66 Kurang
potensial

9 Wisata (9 – 163) >130,4 Sangat potensial


114,1 – 130,4 Potensial
97,8 – 114,1 Cukup potensial

89
Lampiran IV

<97,8 Kurang
potensial

10 Pertambangan ( 9 – 81) >64,8 Sangat potensial


56,7 – 64,8 Potensial
48,6 – 56,7 Cukup potensial
<48,6 Kurang
potensial

11 Perdagangan (16 – 141) >112,8 Sangat potensial


98,7 – 112,8 Potensial
84,6 – 98,7 Cukup potensial
<84,6 Kurang
potensial

12 Industri (13 – 276) >220,8 Sangat potensial


193,2 – 220,8 Potensial
165,6 – 193,2 Cukup potensial
<165,6 Kurang
potensial

Dari skoring potensi pengembangan ini diketahui pula faktor pembatas


pengembangan setiap potensi. Faktor pembatas pengembangan dirumuskan
dari indikator potensi pengembangan suatu sektor yang nilainya 0. Artinya,
kalau suatu indikator pada suatu indikator nilai skorenya 0, maka indikator
yang bersangkutan akan menjadi faktor pembatas pengembangan pada
pengembangan potensi yang bersangkutan.

C. TIPOLOGI DESA/KELURAHAN

Tipologi Desa/Kelurahan adalah kondisi spesifik keunggulan potensi


sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi kelembagaan serta
potensi prasarana dan sarana dalam menentukan arah pengembangan dan
pembinaan masyarakat berdasarkan karakteristik keunggulan komparatif
dan kompetitif dari setiap desa dan kelurahan. Semua desa dan kelurahan
harus dapat digolongkan menurut karakteristik tertentu yang prioritas
pengembangannya lebih potensial diarahkan pada sumber mata
pencaharian yang dominan. Dalam profil desa/kelurahan, penentuan
tipologi desa dan kelurahan didasarkan pada data potensi pengembangan.
Berdasarkan penentuan potensi pengembangan, dilakukanlah perhitungan
tipologi desa/kelurahan yang mencerminkan prioritas arah pengembangan
desa dan kelurahan baik dalam jangka pendek dan menengah maupun
jangka panjang. Indikator yang dipergunakan untuk mengukur tipologi
suatu desa/kelurahan berdasarkan potensi pengembangan adalah
gabungan dari indikator dalam potensi SDA, SDM, prasarana dan sarana
serta kelembagaan. Keempat potensi ini bersinerji membentuk tipologi suatu
desa/kelurahan. Berdasarkan indikator potensi SDA dan potensi
pendukung lainnya, tipologi desa dan kelurahan dapat diklasifikasikan atas
10 (sepuluh) tipe yakni :

90
Lampiran IV

1. tipologi desa dan kelurahan persawahan;


2. tipologi desa dan kelurahan perladangan;
3. tipologi desa dan kelurahan perkebunan;
4. tipologi desa dan kelurahan peternakan;
5. tipologi desa dan kelurahan nelayan;
6. tipologi desa dan kelurahan pertambangan/galian;
7. tipologi desa dan kelurahan kerajinan dan industri kecil;
8. tipologi desa dan kelurahan industri sedang dan besar;
9. tipologi desa dan kelurahan jasa dan perdagangan; dan
10. tipologi desa dan kelurahan pariwisata.

Dengan adanya klasifikasi tipologi desa/kelurahan yang demikian, maka


setiap desa/kelurahan mempunyai arah prioritas pengembangan potensi
yang lebih potensial.

Teknik penentuan tipologi suatu desa dan kelurahan didasarkan atas


indikator penilaian berikut.

TABEL 6
PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN PERSAWAHAN

Variabel/Subvariabel Indikator Skor

Kesuburan tanah 4 ­ 10
Curah hujan tahunan 1–5
Presentase bentangan dataran rendah 3–9
Persentase luas sawah beririgasi 2 – 10
Persentase luas sawah tidak beririgasi 2 – 10
Potensi air irigasi 2 – 10
Kondisi Irigasi 5 – 25
Rata­rata hasil padi (ton/ha) 2 – 10
Persentase petani produktif dengan
jumlah tenaga kerja produktif 2 – 10
Rasio luas tanah pertanian dengan
jumlah petani 2 – 10
Persentase jumlah penduduk memiliki
tanah sawah 0– 8
Struktur pemilikan tanah 2 – 10
Mekanisme pemasaran hasil pertanian 1–8
Prasarana irigasi 2 – 10
Peta tata ruang perdesaan 0–8
Kontrubsi sektor pertanian sawah
terhadap pendapatan perkapita 0 – 10
Jumlah skor 30 – 184

91
Lampiran IV

TABEL 7
PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN PERLADANGAN

Variabel/Subvariabel Indikator Skor

Tingkat kesuburan tanah 4 – 10


Curah hujan tahunan 1–5
Tingkat erosi tanah 0–8
Topografi 20 ­ 81
Persentase luas lahan tegalan 2 – 10
Rata­rata hasil palawija 4 – 10
Rasio luas tanah pertanian dengan
jumlah petani 0–8
Persentase luas tanah terlantar 2 – 10
Struktur pemilikan tanah 2–8
Mekanisme pemasaran hasil pertanian 1–8
Prasarana irigasi 2–8
Peta tata ruang perdesaan 0–8

Jumlah skor 38 – 174

TABEL 8
PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN PERKEBUNAN

Variabel/Subvariabel Indikator Skor

Persentase luas lahan tanaman


perkebunan 2–8
Persentase luas hutan konversi 2–8
Kondisi lahan perkebunan 2 – 10
Kesuburan tanah 2 – 20
Topografi 20 – 81
Produktivitas lahan perkebunan 4 – 10
Persentase jumlah penduduk memiliki
usaha perkebunan 0–8
Struktur pemilikan lahan perkebunan 2–8
Mekanisme pemasaran hasil
perkebunan 1–8
Prasarana dan sarana transportasi 2 – 55
Peta tata ruang perdesaan 0–8
Jumlah jenis tanaman perkebunan 3–9
Jumlah skor 40 – 233

92
Lampiran IV

TABEL 9
PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN PETERNAKAN

Variabel/Subvariabel Indikator Skor

Ketersediaan hijauan pakan ternak 2 – 10


Prosentase penduduk yang memiliki 0 – 100
pengolahan hasil ternak
Ketersediaan lokasi kawasan
peternakan 0 – 55
Ketersediaan air pada musim 0 – 10
kemarau
Rata­rata populasi jumlah ternak 0–5
besar
Rata­rata populasi jumlah ternak 0–5
sedang
Rata­rata populasi jumlah ternak
kecil dan unggas 0–5
Persentase jumlah penduduk
memiliki usaha peternakan 0 – 10
Persentase jumlah penduduk yang
bekerja di sektor peternakan 0 – 10
Prosentase hasil peternakan per item
produksi 0 ­ 10
Kontribusi sektor peternakan bagi
PD/KDB 0– 5
Kontribusi sektor peternakan bagi
pendapatan perkapita 0–5
Mekanisme pemasaran hasil
perternakan 1–8
Peta tata ruang perdesaan 0–8

Jumlah skor 3 – 246

TABEL 10
PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN NELAYAN

Variabel/Subvariabel Indikator Skor

Luas perairan laut/darat 2–9


Potensi perikanan air tawar/laut 2–9
Kontribusi sektor perikanan
terhadap PDB dan Pendapatan 0–5
Perkapita
Persentase jumlah penduduk bekerja
di sektor perikanan 0 – 10
Persentase jumlah pemilik usaha
perikanan 0 – 10
Pelestarian hutan bakau 2–9
Hasil tangkapan ikan 0–8
Keberadaan tempat pelelangan ikan 1–5
Produksi perikanan 0 – 10
Persentase jumlah penduduk yang
93
Lampiran IV

memiliki usaha perikanan 0 – 10


Jenis prasarana dan sarana
transportasi sungai/laut. 0–8
Mekanisme pemasaran hasil 1–8
perikanan
Jumlah prasarana dan sarana
transportasi sungai/laut. 0–8
Peta tata ruang perdesaan 0–8

Jumlah skor 8 – 117

TABEL 11
PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN PERTAMBANGAN/GALIAN C

Variabel/Subvariabel Indikator Skor

Jumlah deposit bahan galian/tambang 0–8


Kualitas lingkungan fisik 0 – 10
Persentase penduduk yang bekerja di
sektor pertambangan/galian 0 – 10
Persentase pemilik usaha
pertambangan/bahan galian 0 – 10
Rata­rata hasil produksi
pertambangan/galian C 0 – 10
Mekanisme pemasaran hasil
pertambangan/bahan galian 1–7
Prasarana dan sarana transportasi dan
perhubungan 2 – 89
Prasarana dan sarana komunikasi dan 0 – 89
informasi
Prasarana dan sarana penerangan 0 – 35
Peta tata ruang perdesaan 0–8
Kontribusi sektor pertambangan/galian
C terhadap PDDB 0–8
Kontribusi sektor pertambangan/galian
C terhadap pendapatan perkapita 0–8

Jumlah skor 3 – 292

TABEL 12
PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN KERAJINAN/INDUSTRI
KECIL

Variabel/Subvariabel Indikator Skor

Peta tata ruang desa/kelurahan 0–8


Kualitas lingkungan 2–8
Ketersediaan bahan baku
kerajinan/industri kecil 2–8
Produksi usaha kerajinan/industri kecil 2 – 10
Prosentase jumlah penduduk usia 18­56 0–8
tahun yang tamat SLTA
Persentase jumlah penduduk memiliki
usaha di sektor kerajinan/industri kecil 0 – 10
94
Lampiran IV

Kontribusi sektor kerajinan/industri


kecil terhadap PDDB 0–8
Mekanisme pemasaran hasil kerajinan
/industri kecil 1–8
Jumlah penduduk yang bekerja di
sektor kerajinan/industri kecil 0 – 10
Kontribusi sektor kerajinan/industri
kecil terhadap pendapatan perkapita 0–8
Ketersediaan prasarana dan sarana
transportasi 2 – 55
Ketersediaan sarana dan prasarana 0 – 89
informasi dan komunikasi
Ketersediaan Lembaga Ekonomi dan 4 – 26
Unit Usaha Desa/Kelurahan
Prasarana dan sarana penerangan 0 – 35
Jumlah skor 13 – 291

TABEL 13
PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN INDUSTRI SEDANG/BESAR

Variabel/Subvariabel Indikator Skor

Prasarana pembuangan limbah 0–5


Prasrana listrik 0–8
Topografi 20 – 81
Prasarana dan sarana perhubungan/
transportasi 2 – 89
Prasarana dan sarana informasi dan
komunikasi 0 – 89
Kualitas tenaga kerja 1–9
Ketersediaan kawasan industri 2 – 10
Potensi industri 0–8
Persentase penduduk yang memiliki
usaha di sektor industri sedang/besar 2–8
Persentase penduduk usia 18 – 56 yang
tamat SLTA 0–8
Jumlah Penduduk yang bekerja di
sektor industri sedang/besar 2–8
Peta tata ruang perdesaan 0–8
Kontribusi sektor industri sedang/besar
terhadap PDDB 0–8
Konstribusi sektor industri
sedang/besar terhadap pendapatan
perkapita 0–8
Dukungan lembaga keuangan 0–8
Jumlah skor 29 – 355

95
Lampiran IV

TABEL 14
PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN JASA DAN PERDAGANGAN

Variabel/Subvariabel Indikator Skor

Prasarana dan sarana perhubungan


darat 0 ­ 18
Kondisi Topografi 20 – 81
Luas fasilitas pertokoan 2 – 10
Luas fasilitas pasar 2 – 10
Prasarana dan sarana perhubungan
laut dan atau sungai 0 – 16
Prasarana dan sarana perhubungan
udara 0 – 18
Prasarana dan sarana informasi dan
komunikasi 0 ­ 81
Prasarana dan sarana air bersih
Prasarana dan sarana energi dan 0­5
penerangan
Prasarana dan sarana pasar 2­8
Persentase jumlah penduduk memiliki
usaha di sektor jasa dan perdagangan
Prasarana dan sarana hiburan dan
pariwisata 0 ­ 60
Orbitasi
Prosentase penduduk usia 18 – 56
tahun yang tamat SLTA 4–8
Prosentase penduduk usia 18 – 56
tahun yang tamat PT 6 ­ 10
Peta tata ruang perdesaan 0–8
Kontribusi sektor jasa dan perdagangan
terhadap PDB Desa/Kelurahan 2 ­ 10
Kontribusi sektor jasa dan perdagangan
terhadap pendapatan perkapita 0­8
desa/kelurahan
Prasarana dan sarana perbankan 4 ­ 10
Jumlah skor 42 – 361

96
Lampiran IV

TABEL 15
PENENTUAN TIPOLOGI DESA/KELURAHAN PARIWISATA

Variabel/Subvariabel Indikator Skor

Jumlah potensi dan obyek wisata 5 – 17


Prasarana dan sarana perhubungan
udara 0 – 18
Prasarana dan sarana transportasi darat 0 – 18
Prasarana dan sarana transportasi laut 0 – 16
Prasarana dan sarana informasi dan
komunikasi 0 – 89
Prasarana dan sarana air bersih 0 – 13
Prasarana dan sarana energi dan 0–5
penerangan (listrik PLN)
Jumlah tempat penginapan 0–5
Banyaknya event/kegiatan budaya yang 0–9
dibuat dalam satu tahun.
Kontribusi sektor industri kecil dan
kerajinan terhadap pariwisata. 0–8
Jumlah tenaga kerja 0 – 10
Kualitas tenaga kerja 0 ­ 10
Kontribusi sektor pariwisata dan budaya
terhadap perekonomian rakyat. 0–8
Prasarana hiburan dan wisata 0 – 60
Jumlah usaha jasa penginapan 0–9
Jenis usaha jasa penginapan 1–9
Prasarana Linmas
Peta tata ruang perdesaan 0–8

Jumlah skor 6 – 312

Penetapan tipologi suatu desa/kelurahan didasarkan pada perhitungan skor


bagi setiap jenis potensi pengembangan. Manakala capaian skor suatu
potensi pengembangan paling tinggi dari potensi pengembangan lainnya
dalam satu desa/kelurahan, maka potensi pengembangan itulah yang lebih
atau sangat potensial dikembangkan di desa/kelurahan dimaksud.
Sedangkan potensi pengembangan lain dengan skor rangking berikutnya
menjadi potensi pendukung yang harus diarahkan pengembangannya pula.
Dengan demikian, potensi pengembangan ditentukan berdasarkan capaian
skor tertinggi dan persentase tertinggi dari struktur pendapatan atau
kontribusi sektoral terhadap pendapatan domestik desa/kelurahan bruto
dan pendapatan perkapita masyarakat. Tipologi desa/kelurahan ditentukan
dari capaian skor dan persentasi tertinggi dari 10 (sepuluh) kemungkinan
pengembangan.

Penggolongan desa/kelurahan menurut karakteristik potensi pengembangan


tertentu diperlukan dalam penentuan prioritas pengembangan
desa/kelurahan sesuai dukungan potensi unggulan masing­masing. Karena
itu, berdasarkan potensi arah pengembangannya, tipologi desa/kelurahan
digolongkan dalam 10 (sepuluh) tipe yakni desa/kelurahan persawahan,
perladangan, perkebunan, peternakan, nelayan, pertambangan/galian C,
industri kerajinan/kecil, industri sedang/besar serta tipe desa/kelurahan
jasa dan perdagangan dan tipologi desa/kelurahan pariwisata. Teknik
penentuan tipologi desa/kelurahan adalah:
97
Lampiran IV

1. perhitungan capaian skor masing­masing potensi pengembangan dari


skor maksimal untuk setiap potensi;
2. perhitungan capaian persentase skoring masing­masing potensi
pengembangan berdasarkan skoring maksimal;
3. penentuan tipe desa/kelurahan berdasarkan skor potensi pengembangan
yang mendapatkan skor dan persentase tertinggi dari 10 (sepuluh)
kemungkinan arah pengembangan desa/kelurahan.

Setelah penentuan tipologi desa/kelurahan sesuai dukungan potensi yang


potensial dikembangkan langkah selanjutnya adalah mengarahkan
pengembangan berbagai sektor pembangunan desa/kelurahan pada
subvariabel dan indikator utama yang potensial dikembangkan. Peranan
sektor lainnya adalah sebagai pendukung yang juga harus dikembangkan.
Dengan demikian, tidak akan terjadi penentuan arah pengembangan
desa/kelurahan yang tidak sesuai arah potensi utama dan pendukung
pengembangannya. Intervensi kebijakan pembangunan desa/kelurahan
didasarkan atas karakteristik tipologi desa/kelurahan sesuai dukungan
potensi yang ada.

98
99

BAB III
TINGKAT PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN

A. INDIKATOR PENGUKUR TINGKAT PERKEMBANGAN


MASYARAKAT

Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan adalah status tertentu


dari capaian hasil kegiatan pembangunan yang dapat mencerminkan
tingkat kemajuan dan/atau keberhasilan masyarakat, pemerintahan
Desa dan Kelurahan dan pemerintahan daerah dalam melaksanakan
pembangunan di Desa dan Kelurahan. Tingkat keberhasilan kegiatan
pembangunan Desa dan Kelurahan yang dilakukan selama satu tahun
dan atau selama lima tahun. Penilaian hasil kegiatan pembangunan
tahunan dimaksudkan untuk mengetahui laju perubahan dan
kecepatan perkembangan penduduk, ekonomi, pendidikan, kesehatan,
keamanan dan ketertiban, kedaulatan politik masyarakat, partisipasi
masyarakat dalam pembangunan, kinerja lembaga kemasyarakatan,
kinerja pemerintahan desa/kelurahan serta efektivitas pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan pemerintahan.

Dari hasil evaluasi keberhasilan kegiatan pembangunan setiap tahun


akan diperoleh status perkembangan Desa/Kelurahan, yaitu Desa dan
Kelurahan Cepat Berkembang, Desa/Kelurahan Berkembang, Desa
dan Kelurahan Lamban Berkembang, dan Desa dan Kelurahan Kurang
Berkembang. Sedangkan penilaian hasil kegiatan pembangunan lima
tahun dimaksudkan untuk mengevaluasi keberhasilan jangka pendek
pembangunan manusia Indonesia (IPM) melalui pengukuran klasifikasi
tingkat dan status perkembangan kemajuan desa dan kelurahan dalam
10 (sepuluh) variabel yakni:

1. perkembangan kependudukan;
2. ekonomi masyarakat;
3. pendidikan masyarakat;
4. kesehatan masyarakat;
5. keamanan dan ketertiban;
6. kedaulatan politik masyarakat;
7. peranserta masyarakat dalam pembangunan;
8. lembaga kemasyarakatan;
9. kinerja pemerintahan desa dan kelurahan; dan
10. pembinaan dan pengawasan.

Hasil evaluasi keberhasilan kegiatan pembangunan selama 5 tahun


akan diperoleh status kemajuan suatu Desa/Kelurahan atas klasifikasi
Desa/Kelurahan Swasembada, Desa/Kelurahan Swakarya, dan
Desa/Kelurahan Swadaya baik dalam Kategori Mula dan Kategori
Madya dan Kategori Lanjut.

Indikator yang digunakan untuk mengukur laju kemajuan tahunan dan


status tingkat perkembangan desa dan kelurahan selama lima tahun
didasarkan atas 10 (sepuluh) variabel penentu perkembangan desa/
kelurahan. Kesepuluh variabel itu telah dikonkritisasikan dalam
subvariabel, indikator dan subindikator di mana masing­masingnya
sudah diberikan nilai atau skor tertentu. Daftar isian data tingkat
perkembangan desa/kelurahan yang sudah diisi tim pengumpul data
profil tingkat desa/kelurahan selanjutnya diberi skoring dengan
berpedoman pada skala nilai sebagaimana pada tabel berikut.
100

TABEL 1  
SKOR TINGKAT PERKEMBANGAN DESA/KELURAHAN 

No Indikator Cara Penilaian Skore


I PERKEMBANGAN PENDUDUK
1 Jumlah Penduduk Bila perkembangan jumlah
penduduk tahun ini
Kurang dari 0,1% dari total jumlah 5
penduduk
0,1 – 0,5% 4
0,5 – 1,0% 3
1 – 1,5% 2
Lebih dari 1,5% 1

2 Jumlah Keluarga Bila perkembangan jumlah kepala


keluarga tahun ini
Kurang dari 0,1% dari jumlah total 1
kepala keluarga
0,1 – 0,5% 2
0,5 – 1,0% 3
1 – 1,5% 4
Lebih dari 1,5% 5

II Ekonomi Masyarakat
A Pengangguran Bila jumlah penduduk usia 18­56 1
tahun yang masih sekolah, tidak
bekerja dan bekerja tidak tentu
Lebih dari 80% dari total jumlah
penduduk usia 18 – 56 tahun
60 – 80% 2
40 – 60% 4
20 – 40% 6
10 – 20% 8
Kurang dari 10% 10

B Kesejahteraan Keluarga Bila jumlah keluarga prasejahtera 1


dan sejahtera I lebih dari 75% dari
total jumlah keluarga
50 – 75% 2
40 – 50% 4
20 – 40% 6
10 – 20% 8
Kurang dari 10% 10

C PENDAPATAN DOMESTIK DESA/KELURAHAN BRUTO


(PDD/KB)

1 Subsektor Pertanian Bila jumlah selisih lebih antara


total nilai produksi dengan biaya
yang dikeluarkan subsektor
pertanian mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10
101

2 Subsektor Perkebunan Bila jumlah selisih lebih antara


total nilai produksi dengan total
biaya yang dikeluarkan subsektor
perkebunan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

Subsektor Peternakan Bila jumlah selisih lebih antara


3 total nilai produksi dengan total
biaya yang dikeluarkan subsektor
peternakan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

4 Subsektor Perikanan
Bila jumlah selisih lebih antara
total nilai produksi dengan biaya
yang dikeluarkan subsektor
perikanan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

5 Subsektor Kehutanan Bila jumlah selisih lebih antara


total nilai produksi dengan biaya
yang dikeluarkan subsektor
kehutanan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

Sektor Pertambangan Bila jumlah selisih lebih antara


6 dan Galian total nilai produksi dengan biaya
yang dikeluarkan subsektor
pertambangan dan galian mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
102

Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

Subsektor Kerajinan Bila jumlah selisih lebih antara


7 total nilai produksi dengan biaya
yang dikeluarkan subsektor
kerajinan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

Sektor Industri Bila jumlah selisih lebih antara


8
Pengolahan total nilai produksi dengan biaya
yang dikeluarkan sektor industri
pengolahan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

9 Subsektor Bila jumlah selisih lebih antara


Perdagangan besar total nilai transaksi dengan biaya
dan eceran yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

10 Subsektor hotel dan Bila jumlah selisih lebih antara


restoran total nilai pendapatan dengan biaya
yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

11 Sektor Bangunan/ Bila jumlah selisih lebih antara


Konstruksi total nilai bangunan/konstruksi
103

dengan biaya yang dikeluarkan


mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

12 Subsektor bank dan Bila jumlah selisih lebih antara


lembaga keuangan total nilai transaksi dengan biaya
bukan bank yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

13 Subsektor sewa Bila jumlah selisih lebih antara


bangunan dan jasa total nilai transaksi dengan biaya
perusahaan yang dikeluarkan subsektor
mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

Subsektor jasa Bila jumlah selisih lebih antara


14
pemerintahan umum total nilai transaksi dengan biaya
yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

15 Subsektor jasa swasta Bila jumlah selisih lebih antara


total nilai transaksi dengan biaya
yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10
104

Subsektor jasa Bila jumlah selisih lebih antara


16 hiburan dan rekreasi total nilai transaksi dengan biaya
yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

Subsektor jasa Bila jumlah selisih lebih antara


17 perorangan dan rumah total nilai transaksi dengan biaya
tangga yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10
18 Subsektor angkutan Bila jumlah selisih lebih antara
dan jasa penunjang total nilai transaksi dengan biaya
angkutan yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

Subsektor komunikasi Bila jumlah selisih lebih antara


19 total nilai transaksi dengan biaya
yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

20 Subsektor listrik dan Bila jumlah selisih lebih antara


gas total nilai transaksi dengan biaya
yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10
105

21 Subsektor air minum Bila jumlah selisih lebih antara


total nilai transaksi dengan biaya
yang dikeluarkan mencapai
Kurang dari 5% dari total biaya 4
yang dikeluarkan
Antara 5 – 10% 5
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
75 – 100% 9
Lebih dari 100% 10

D. PENDAPATAN PERKAPITA
D.1 MENURUT SEKTOR USAHA
1
Subsektor Pertanian Bila total jumlah pendapatan sektor
pertanian dibagi jumlah total
anggota keluarga petani dan buruh
tani memperoleh rata­rata
pendapatan peranggota keluarga
pertanian mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1
Rp.2 juta ­ Rp.5 juta/tahun 2
Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5
Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7
Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8
Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9
Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10
2
Perkebunan Bila total jumlah pendapatan sektor
perkebunan dibagi jumlah total
anggota keluarga dan buruh
perkebunan memperoleh rata­rata
pendapatan peranggota keluarga
perkebunan setahun mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1
Rp.2 juta ­ Rp.5 juta/tahun 2
Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5
Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7
Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8
Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9
Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10

3 Peternakan Bila total jumlah pendapatan sektor


peternakan dibagi jumlah total
anggota keluarga peternak dan
buruh peternakan memperoleh
rata­rata pendapatan peranggota
keluarga peternakan setahun
mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1
Rp.2 juta ­ Rp.5 juta/tahun 2
Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5
Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7
Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8
Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9
Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10
106

4 Perikanan Bila total jumlah pendapatan sektor


perikanan dibagi jumlah total
anggota keluarga perikanan dan
buruh usaha perikanan
memperoleh rata­rata pendapatan
peranggota keluarga perikanan
setahun mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1
Rp.2 juta ­ Rp.5 juta/tahun 2
Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5
Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7
Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8
Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9
Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10

Kerajinan Bila total jumlah pendapatan sektor


5 kerajinan dibagi jumlah total
anggota keluarga pengrajin dan
buruh usaha kerajinan memperoleh
rata­rata pendapatan peranggota
keluarga pengrajin mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1
Rp.2 juta ­ Rp.5 juta/tahun 2
Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5
Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7
Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8
Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9
Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10
6
Pertambangan Bila total jumlah pendapatan sektor
pertambangan dibagi jumlah total
anggota keluarga pertambangan
dan buruh usaha pertambangan/
galian memperoleh rata­rata
pendapatan peranggota keluarga
pertambangan mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1
Rp.2 juta ­ Rp.5 juta/tahun 2
Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5
Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7
Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8
Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9
Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10

7 Kehutanan Bila total jumlah pendapatan sektor


kehutanan dibagi jumlah total
anggota keluarga pengusaha
kehutanan dan buruh usaha
kehutanan memperoleh rata­rata
pendapatan peranggota keluarga
mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1
Rp.2 juta ­ Rp.5 juta/tahun 2
Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5
Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7
Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8
Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9
Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10
107

Industri kecil, Bila total jumlah pendapatan sektor


8 menengah dan besar industri kecil, menengah dan besar
dibagi jumlah total anggota
keluarga di sektor industri kecil,
menengah dan besar serta buruh
usaha industri memperoleh rata­
rata pendapatan peranggota
keluarga mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1
Rp.2 juta ­ Rp.5 juta/tahun 2
Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5
Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7
Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8
Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9
Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10

9 Jasa dan Perdagangan Bila total jumlah pendapatan sektor


jasa dan perdagangan dibagi
jumlah total anggota keluarga dan
buruh di sektor usaha jasa dan
perdagangan memperoleh rata­rata
pendapatan peranggota keluarga
mencapai:

Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1


Rp.2 juta ­ Rp.5 juta/tahun 2
Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5
Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7
Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8
Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9
Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10

D.2 PENDAPATAN RIIL KELUARGA

Bila total pendapatan keluarga dari


berbagai sektor dibagi total jumlah
anggota keluarga yang
menghasilkan rata­rata pendapatan
peranggota keluarga mencapai:
Kurang dari Rp.2 juta/tahun 1
Rp.2 juta ­ Rp.5 juta/tahun 2
Rp.5 juta – Rp. 10 juta/tahun 5
Rp.10 juta – Rp. 15 juta/tahun 7
Rp.15 – Rp. 20 juta/tahun 8
Rp.20 juta – Rp. 25 juta/tahun 9
Lebih dari Rp. 25 juta/tahun 10

E. STRUKTUR MATA PENCAHARIAN MENURUT SEKTOR

No Indikator Cara Penilaian Skore


1 Sektor pertanian
a Petani Jika tidak ada petani 0
Kurang dari 1% dari jumlah 2
total penduduk
1 – 10% 4
10 – 20% 6
20 – 30% 8
108

Lebih dari 30% 10

b Buruh tani Jika tidak ada buruh tani 0


Kurang dari 5% dari jumlah 2
total penduduk
5 ­ 15% 4
15 – 30% 6
30 ­ 50% 8
Lebih dari 50% 10

c Pemilik usaha pertanian Jika tidak ada 0


Kurang dari 1% dari jumlah 2
total penduduk
1–5% 4
5 ­10% 6
10 – 15% 8
Lebih dari 15% 10
2 Sektor Perkebunan
a Buruh perkebunan Jika tidak ada 0
Kurang dari 5% dari jumlah 2
total penduduk
5 ­ 15% 4
15 – 30% 6
30 ­ 50% 8
Lebih dari 50% 10
b Karyawan perusahaan Jika tidak ada 0
perkebunan
Kurang dari 1% dari jumlah 2
total penduduk
1–5% 4
5 ­10% 6
10 – 15% 8
Lebih dari 15% 10
c Pemilik usaha perkebunan Jika tidak ada 0
Kurang dari 1% dari jumlah 2
total penduduk
1–5% 4
5 ­10% 6
10 – 15% 8
Lebih dari 15% 10
3 Peternakan
a Buruh usaha peternakan Jika tidak ada 0
Kurang dari 5% dari jumlah 2
total penduduk
5 ­ 15% 4
15 – 30% 6
30 ­ 50% 8
Lebih dari 50% 10

b Pemilik usaha peternakan Jika tidak ada 0


Kurang dari 1% dari jumlah 2
total penduduk
1–5% 4
5 ­10% 6
10 – 15% 8
Lebih dari 15% 10
4 Perikanan
a Nelayan Jika tidak ada nelayan 0
Kurang dari 5% dari jumlah 2
109

total penduduk
5 ­ 15% 4
15 – 30% 6
30 ­ 50% 8
Lebih dari 50% 10
b Pemilik usaha perikanan Jika tidak ada 0
Kurang dari 1% dari jumlah 2
total penduduk
1–5% 4
5 ­10% 6
10 – 15% 8
Lebih dari 15% 10
c Buruh usaha perikanan Jika tidak ada 0
Kurang dari 5% dari jumlah 2
total penduduk
5 ­ 15% 4
15 – 30% 6
30 ­ 50% 8
Lebih dari 50% 10

5 Kehutanan
a Pemilik usaha pengolahan Jika tidak ada 0
hasil hutan
Kurang dari 1% dari jumlah 2
total penduduk
1–5% 4
5 ­10% 6
10 – 15% 8
Lebih dari 15% 10

b Buruh usaha pengolahan Jika tidak ada 0


hasil hutan
Kurang dari 5% dari jumlah 2
total penduduk
5 ­ 15% 4
15 – 30% 6
30 ­ 50% 8
Lebih dari 50% 10

c Pengumpul hasil hutan Jika tidak ada 0


Kurang dari 5% dari jumlah 2
total penduduk
5 ­ 15% 4
15 – 30% 6
30 ­ 50% 8
Lebih dari 50% 10

6 Sektor Pertambangan dan Bahan Galian C


a Penambang galian C Jika tidak ada 0
kerakyatan/perorangan
Kurang dari 5% dari jumlah 2
total penduduk
5 ­ 15% 4
15 – 30% 6
30 ­ 50% 8
Lebih dari 50% 10

b Pemilik usaha Jika tidak ada 0


pertambangan skala kecil
110

dan besar
Kurang dari 1% dari jumlah 2
total penduduk
1–5% 4
5 ­10% 6
10 – 15% 8
Lebih dari 15% 10

c Buruh usaha Jika tidak ada 0


pertambangan
Kurang dari 5% dari jumlah 2
total penduduk
5 ­ 15% 4
15 – 30% 6
30 ­ 50% 8
Lebih dari 50% 10

7 Sektor Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga

a Sebaran matapencaharian Bila tidak ada penduduk yang 0


penduduk di sektor/ bermatapencaharian tetap di
usaha industri kecil dan sektor industri kecil dan
kerajinan rumah tangga kerajinan rumah tangga
Bila jumlah jenis usaha yang
ada di sektor industri kecil dan
kerajinan rumah tangga
mencapai
Kurang dari 2 jenis 2
3 – 5 jenis 5
5 – 10 jenis 7
10 – 15 jenis 9
Lebih dari 15 jenis 10

b Penyerapan tenaga kerja Bila dari semua jenis usaha


sektor industri kecil dan
kerajinan rumah tangga
mampu menyerap tenaga kerja
Kurang dari 5% dari jumlah 2
total penduduk
5 ­ 15% 4
15 – 30% 6
30 ­ 50% 8
Lebih dari 50% 10

8 Sektor Industri menengah dan besar


a Karyawan perusahaan Bila tidak ada penduduk yang 0
swasta bermatapencaharian tetap
sebagai karyawan perusahaan
swasta
Bila jumlah karyawan
perusahaan swasta mencapai
Kurang dari 5% dari jumlah 2
total penduduk
5 ­ 15% 4
15 – 30% 6
30 ­ 50% 8
Lebih dari 50% 10
111

b Karyawan perusahaan Bila tidak ada penduduk yang 0


pemerintah bermatapencaharian tetap
sebagai karyawan perusahaan
pemerintah
Bila jumlah karyawan
perusahaan pemerintah
mencapai
Kurang dari 5% dari jumlah 2
total penduduk
5 ­ 15% 4
15 – 30% 6
30 ­ 50% 8
Lebih dari 50% 10

c Pemilik perusahaan Jika tidak ada penduduk yang 0


industri menengah dan menjadi pemilik perusahaan
besar yang beroperasi di desa/
kelurahan
Jika ada, jumlahnya kurang 2
dari 1% dari jumlah total
penduduk
1–5% 4
5 ­10% 6
10 – 15% 8
Lebih dari 15% 10

9 Sektor perdagangan
a Pengusaha perdagangan Jika tidak ada penduduk yang 0
hasil bumi menjadi pengusaha
perdagangan hasil bumi
Jika ada, jumlahnya kurang 2
dari 1% dari jumlah total
penduduk
1–5% 4
5 ­10% 6
10 – 15% 8
Lebih dari 15% 10

b Buruh jasa perdagangan Bila tidak ada penduduk yang 0


hasil bumi bermatapencaharian tetap
sebagai buruh karyawan
perusahaan jasa perdagangan
hasil bumi
Bila ada, jumlah karyawan
mencapai
Kurang dari 5% dari jumlah 2
total penduduk
5 ­ 15% 4
15 – 30% 6
30 ­ 50% 8
Lebih dari 50% 10
10 Sektor Jasa

a Jenis usaha jasa yang ada Bila ada penduduk yang tidak 0
bermatapencaharian tetap di
sektor jasa yang ada
Bila ada, jenis usaha sektor 2
jasa yang menjadi mata
pencaharian utama penduduk
112

berjumlah Kurang dari 3 jenis


usaha jasa
3 – 5 jenis 4
6 – 10 jenis 6
11 – 15 jenis 8
Lebih dari 15 jenis usaha 10

b Penyerapan tenaga kerja di Bila dari semua jenis usaha


sektor jasa sektor jasa yang ada, jumlah
penduduk yang bermata
pencaharian tetap di sektor
jasa yang ada mencapai
Kurang dari 5% dari jumlah 2
total penduduk
5 ­ 15% 4
15 – 30% 6
30 ­ 50% 8
Lebih dari 50% 10

F. PENGUASAAN ASET EKONOMI MASYARAKAT


F.1. ASET TANAH
Aset tanah Jika jumlah penduduk yang 2
memiliki tanah kurang dari
10% dari jumlah total
penduduk
10 – 25% 4
25 – 50% 6
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 10

F.2. ASET SARANA TRANSPORTASI UMUM


1 Memiliki ojek sepeda/ Jika tidak ada penduduk yang 1
motor memiliki ojek sepeda/motor
Jika jumlah pemilik kurang 2
dari 5% dari total jumlah
penduduk
5 – 10% 3
10 – 25% 4
25 – 50% 5
Lebih dari 50% 6

2 Memiliki becak/bentor, Jika tidak ada penduduk yang 1


cidemo, andong dan dokar memiliki
Jika jumlah pemilik kurang 2
dari 5% dari total jumlah
penduduk
5 – 10% 3
10 – 25% 4
25 – 50% 5
Lebih dari 50% 6

3 Memiliki angkutan kota/ Jika tidak ada penduduk yang 1


desa, minibus, bus memiliki
Jika jumlah pemilik kurang 3
dari 5% dari total jumlah
penduduk
5 – 10% 4
10 – 25% 5
25 – 50% 6
113

Lebih dari 50% 7

4 Memiliki perahu dayung, Jika tidak ada penduduk yang 1


kapal motor, dan memiliki
angkutan laut/sungai
lainnya
Jika jumlah pemilik kurang 2
dari 5% dari total jumlah
penduduk
5 – 10% 3
10 – 25% 4
25 – 50% 5
Lebih dari 50% 6
5 Memiliki angkutan udara Jika tidak ada penduduk yang 5
memiliki
Jika ada yang memiliki dari 10
berbagai jenis

F.3. ASET SARANA PRODUKSI


1 Jenis sarana produksi Jika tidak ada salah satu pun 0
jenis sarana produksi di
desa/kelurahan
Jika ada kurang dari 2 jenis 4
3 – 4 jenis 5
5 – 6 jenis 6
7 – 8 jenis 7
9 – 10 jenis 8
11­ 20 jenis 9
Lebih dari 20 jenis 10
2 Kepemilikan sarana Jika tidak ada penduduk yang 0
produksi memiliki sarana produksi yang
ada di desa/kelurahan ini
Jika jumlah penduduk yang 1
memiliki sarana produksi
kurang dari 5% dari jumlah
total penduduk
5 – 10% 2
10 – 15% 3
15 – 25% 5
25% ­ 50% 7
Lebih dari 50% 10

G. ASET PERUMAHAN
G.1 Rumah menurut dinding
1 Tembok Jika tidak ada rumah 2
penduduk yang dindingnya
tembok
Jika jumlah rumah dinding 3
tembok kurang dari 5% dari
total jumlah rumah yang ada
5 – 10% 4
15 – 20% 5
20 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9
2 Kayu Jika tidak ada rumah 9
penduduk yang dindingnya
114

kayu
Jika jumlah rumah dinding 8
kayu kurang dari 5% dari total
jumlah rumah yang ada
5 – 10% 7
15 – 20% 6
20 – 25% 5
25 – 50% 4
50 – 75% 3
Lebih dari 75% 2

3 Bambu Jika tidak ada rumah 9


penduduk yang berdinding
bambu
Jika jumlah rumah dinding 8
bambu kurang dari 5% dari
total jumlah rumah yang ada
5 – 10% 7
15 – 20% 6
20 – 25% 5
25 – 50% 4
50 – 75% 3
Lebih dari 75% 2
4 Tanah liat Jika tidak ada rumah 10
penduduk yang berdinding
tanah liat
Jika jumlah rumah dinding 4
tanah liat kurang dari 5% dari
total jumlah rumah yang ada
5 – 10% 3
15 – 25% 2
Lebih dari 25% 1

5 Pelepah kelapa/lontar dan Jika tidak ada rumah 10


dedaunan penduduk yang berdinding
pelepah dan dedaunan
Jika jumlah rumah dinding 6
pelepah dan dedaunan
kurang dari 5% dari total
jumlah rumah yang ada
5 – 10% 5
15 – 20% 4
20 – 25% 3
25 – 50% 2
50 – 75% 1
Lebih dari 75% 0

G.2 Rumah menurut lantai


1 Keramik Jika tidak ada rumah 2
penduduk yang berlantai
keramik
Jika jumlah rumah lantai 3
keramik kurang dari 5% dari
total jumlah rumah yang ada
5 – 10% 4
15 – 20% 5
20 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
115

Lebih dari 75% 9

2 Semen Jika tidak ada rumah 2


penduduk yang berlantai
semen
Jika jumlah rumah lantai 3
semen kurang dari 5% dari
total jumlah rumah yang ada
5 – 10% 4
15 – 20% 5
20 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

3 Kayu Jika tidak ada rumah 2


penduduk yang berlantai
kayu
Jika jumlah rumah lantai kayu 3
kurang dari 5% dari total
jumlah rumah yang ada
5 – 10% 4
15 – 20% 5
20 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

4 Tanah Jika tidak ada rumah 2


penduduk yang berlantai
tanah
Jika jumlah rumah lantai 3
tanah kurang dari 5% dari total
jumlah rumah yang ada
5 – 10% 4
15 – 20% 5
20 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

G.3 Rumah menurut Atap

1 Genteng Jika tidak ada rumah 2


penduduk yang beratap
genteng
Jika jumlah rumah atap 3
genteng kurang dari 5% dari
total jumlah rumah yang ada
5 – 10% 4
15 – 20% 5
20 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

2 Seng Jika tidak ada rumah 2


penduduk yang beratap seng
Jika jumlah rumah atap seng 3
116

kurang dari 5% dari total


jumlah rumah yang ada
5 – 10% 4
15 – 20% 5
20 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

3 Asbes Jika tidak ada rumah 8


penduduk yang beratap asbes
Jika jumlah rumah atap asbes 7
kurang dari 5% dari total
jumlah rumah yang ada
5 – 10% 6
15 – 20% 5
20 – 25% 4
25 – 50% 3
50 – 75% 2
Lebih dari 75% 1

4 Beton Jika tidak ada rumah 2


penduduk yang beratap beton
Jika jumlah rumah atap beton 3
kurang dari 5% dari total
jumlah rumah yang ada
5 – 10% 4
15 – 20% 5
20 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

5 Kayu dan Bambu Jika tidak ada rumah 1


penduduk yang beratap kayu
dan atau bambu
Jika jumlah rumah atap kayu 2
dan bambu kayu kurang dari
5% dari total jumlah rumah
yang ada
5 – 10% 3
15 – 20% 4
20 – 25% 5
25 – 50% 6
50 – 75% 7
Lebih dari 75% 8

6 Daun lontar, gebang, Jika tidak ada rumah 9


ilalang dan dedaunan lain penduduk yang beratap
dedaunan
Jika jumlah rumah atap 8
dedaunan kurang dari 5% dari
total jumlah rumah yang ada
5 – 10% 7
15 – 20% 6
20 – 25% 5
25 – 50% 3
50 – 75% 2
Lebih dari 75% 1
117

H. PEMILIKAN ASET EKONOMI LAINNYA

1 Sebaran jumlah jenis aset Bila tidak ada satu jenis pun 0
ekonomi lainnya aset ekonomi yang dimiliki
penduduk desa/kelurahan ini
Bila jumlah jenis aset yang 1
dimiliki penduduk kurang dari
2 jenis
3 – 5 jenis 2
6 – 8 jenis 3
9 – 10 jenis 4
11 – 15 jenis 5
16 – 20 jenis 6
21 – 30 jenis 7
Lebih dari 30 jenis 8

2 Sebaran pemilik berbagai Bila tidak ada penduduk yang 0


jenis aset memiliki salah satu jenis aset
ekonomi lainnya ini
Bila jumlah penduduk yang 2
memiliki aset dari berbagai
jenis kurang dari 1% dari total
jumlah penduduk
1 – 5% dari total jumlah 3
penduduk
5 – 10% 4
10 – 15% 5
15 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

III. PENDIDIKAN MASYARAKAT


A. Tingkat Pendidikan Penduduk
1 Jumlah penduduk buta Jika tidak ada penduduk yang 10
aksara dan huruf latin buta aksara dan huruf latin
Jika jumlah penduduk buta 9
aksara dan huruf latin kurang
dari 10% dari total jumlah
penduduk
10% ­ 25% 6
25 – 50 % 2
50 – 75% 1
Lebih dari 75% 0

2 Jumlah penduduk usia 3­ Jika tidak ada anak usia 3 – 6 1


6 tahun yang masuk TK tahun yang masuk TK dan
dan kelompok bermain atau kelompok bermain
anak.
Jika jumlah anak usia 3 – 6 2
tahun yang masuk TK atau
kelompok bermain kurang dari
10% dari total jumlah anak
usia 3 – 6 tahun
10 – 25% 4
25 – 50% 5
50 – 75% 6
Lebih dari 75% 7
118

3 Jumlah penduduk tidak Bila jumlah penduduk yang 5


tamat SD/sederajat pendidikan terakhir tidak
tamat SD/sederajat kurang
dari 1% dari jumlah total
penduduk
1 – 5% 4
5 – 10 % 3
10 – 15% 2
Lebih dari 15% 0

4 Jumlah penduduk tidak


tamat SLTP/Sederajat
Bila jumlah penduduk yang 1
pendidikan terakhir tamat
SLTP/sederajat kurang dari
1% dari jumlah total penduduk
1 – 10% 2
10 – 15 % 3
15 – 25% 4
25 – 50% 5
50 – 75% 6
Lebih dari 75% 7

5 Jumlah penduduk tamat


SLTA/sederajat
Bila jumlah penduduk yang 1
pendidikan terakhir tamat
SLTA/sederajat kurang dari
1% dari jumlah total penduduk
1 – 10% 3
10 – 15 % 4
15 – 25% 5
25 – 50% 6
50 – 75% 7
Lebih dari 75% 8

6 Jumlah penduduk tamat


Diploma/sederajat
Bila jumlah penduduk yang 3
pendidikan terakhir tamat
diploma/sederajat kurang dari
1% dari jumlah total penduduk
1 – 10% 4
10 – 15 % 5
15 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

8 Jumlah penduduk tamat Bila jumlah penduduk yang 4


S1, S2 dan S3 pendidikan terakhir tamat S1,
S2 dan S3 kurang dari 1% dari
jumlah total penduduk
1 – 10% 5
10 – 15 % 6
15 – 25% 7
25 – 50% 8
50 – 75% 9
Lebih dari 75% 10
119

9 Jumlah penduduk cacat Jika tidak ada anak dan 5


penduduk yang cacat fisik dan
mental
Jika jumlah anak dan 4
penduduk yang cacat kurang
dari 5% dari total jumlah
penduduk
5 – 10% 3
10 – 25% 2
25 – 50% 1
Lebih dari 50% 0

10 Jumlah penduduk cacat Jika jumlah anak dan 1


yang tamat SLB penduduk cacat fisik/mental
yang tamat sekolah/SLB
kurang dari 1% dari total
jumlah penduduk yang cacat
1 – 5% 2
5 – 10% 3
10 – 25% 6
25 – 50% 7
Lebih dari 50% 8

B. Wajib Belajar 9 tahun


Jumlah penduduk usia 7­ Jika jumlah penduduk usia 7­ 9
15 tahun yang tidak 15 tahun yang tidak sekolah
sekolah kurang dari 1% dari total
jumlah penduduk usia 7 – 15
tahun
1 – 5% 6
5 – 10% 5
10 – 25% 4
25 – 50% 2
Lebih dari 50% 1

C. Rasio Guru dan Murid


1 Rasio guru dan murid TK Jika tidak ada guru dan murid 0
dan kelompok bermain TK dan kelompok bermain
Bila 1 guru mengajar kurang 8
dari 10 murid
11 – 20 murid 6
21 – 30 murid 3
31 – 40 murid 2
Lebih dari 40 murid 1

2 Rasio guru dan murid


SD/sederajat
Bila jumlah siswa dibagi 9
jumlah guru menghasilkan
perbandingan 1 guru mengajar
kurang dari 10 murid
11 – 20 murid 8
21 – 30 murid 5
31 – 40 murid 3
Lebih dari 40 murid 1

3 Rasio guru dan murid


SLTP/sederajat
Bila jumlah siswa dibagi 9
120

jumlah guru menghasilkan


perbandingan 1 guru mengajar
kurang dari 10 murid
11 – 20 murid 8
21 – 30 murid 5
31 – 40 murid 3
Lebih dari 40 murid 1

4 Rasio guru dan murid


SLTA/sederajat
Bila jumlah siswa dibagi 9
jumlah guru menghasilkan
perbandingan 1 guru mengajar
kurang dari 10 murid
11 – 20 murid 8
21 – 30 murid 5
31 – 40 murid 3
Lebih dari 40 murid 1

5 Rasio guru dan murid


SLB/sederajat
Bila jumlah siswa dibagi 9
jumlah guru menghasilkan
perbandingan 1 guru mengajar
kurang dari 2 murid
2 – 5 murid 8
6 – 8 murid 5
9 – 10 murid 3
Lebih dari 10 murid 0
D. Kelembagaan Pendidikan Masyarakat
1 Jumlah perpustakaan Jika tidak ada perpustakaan 0
desa/kelurahan desa/kelurahan
Jika jumlah perpustakaan 5
desa/kelurahan 1 unit
2 – 5 unit 7
Lebih dari 5 unit 9

2 Jumlah taman bacaan Jika tidak ada taman bacaan 0


desa / kelurahan desa dan kelurahan
Jika jumlah taman bacaan 5
desa/kelurahan 1 unit
2 – 5 unit 6
Lebih dari 5 unit 10

3 Jumlah perpustakan Jika tidak ada perpustakaan 0


keliling keliling desa/kelurahan
Jika jumlah perpustakaan 7
keliling desa/kelurahan 1 unit
2 – 5 unit 8
Lebih dari 5 unit 10

4 Jumlah sanggar belajar Jika tidak ada sanggar belajar 0


Jika jumlah sanggar belajar 5
desa/kelurahan 1 unit
2 – 5 unit 7
Lebih dari 5 unit 9

5 Jumlah kegiatan lembaga Jika tidak ada kegiatan 0


121

pendidikan luar sekolah lembaga pendidikan luar


sekolah
Jika jumlah kegiatan lembaga 4
pendidikan luar sekolah di
desa/kelurahan 1 jenis
2 – 5 unit 8
Lebih dari 5 unit 10

6 Jumlah kelompok belajar Jika tidak ada kelompok 0


paket A, B dan C belajar paket A, B dan C
Jika jumlah kelompok belajar 5
paket A, B dan C kurang dari 4
kelompok
5 – 8 kelompok 7
Lebih dari 8 kelompok 9

7 Jumlah lembaga kursus Jika tidak ada lembaga kursus 0


keterampilan keterampilan
Jika jumlah lembaga kursus 6
keterampilan 1 unit
2 – 5 unit 7
6 – 8 unit 8
9 – 10 unit 9
Lebih dari 10 unit 10

IV. KESEHATAN MASYARAKAT


A. Kualitas ibu hamil

1 Jumlah ibu hamil periksa Jika tidak ada ibu hamil yang 0
di posyandu periksa ke Posyandu
Jika jumlah ibu hamil periksa 2
di Posyandu kurang dari 10%
dari total jumlah ibu hamil
10 – 25% 4
25 – 50% 6
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

2 Jumlah ibu hamil periksa Jika tidak ada ibu hamil yang 0
di Puskesmas dan Rumah periksa ke puskesmas dan
Sakit Rumah Sakit
Jika jumlah ibu hamil periksa 2
di puskemas dan rumah sakit
kurang dari 10% dari total
jumlah ibu hamil
10 – 25% 4
25 – 50% 6
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

3 Jumlah ibu hamil periksa Jika tidak ada ibu hamil yang 0
di Dokter praktek dan periksa ke Dokter praktek dan
Bidan Praktek Bidan Praktek
Jika jumlah ibu hamil yang 2
periksa di Dokter praktek dan
Bidan Praktek kurang dari 10%
dari total jumlah ibu hamil
10 – 25% 4
25 – 50% 6
122

50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

4 Jumlah ibu hamil periksa Jika tidak ada ibu hamil yang 0
di Dukun terlatih periksa ke dukun terlatih
Jika jumlah ibu hamil yang 2
periksa di dukun terlatih
kurang dari 10% dari total
jumlah ibu hamil
10 – 25% 4
25 – 50% 6
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

5 Jumlah kematian ibu Jika tidak ada ibu hamil 10


hamil meninggal
Jika jumlah ibu hamil 8
meninggal kurang dari 10%
dari total jumlah ibu hamil
10 – 25% 2
25 – 50% 1
Lebih dari 50% 0

6 Jumlah ibu hamil yang


melahirkan
Jika jumlah ibu hamil yang 1
melahirkan kurang dari 10%
dari total jumlah ibu hamil
10 – 25% 2
25 – 50% 5
50 – 75% 7
Lebih dari 75% 9

7 Jumlah kematian ibu nifas Jika tidak ada kematian ibu 10


nifas
Jika jumlah kematian ibu nifas 8
kurang dari 1% dari jumlah
total ibu nifas
1 – 10% 6
10 – 25% 4
25 – 50% 2
Lebih dari 50% 1

B. Kualitas Bayi
1 Jumlah keguguran Jika tidak pernah terjadi 10
kandungan keguguran kandungan
Jika jumlah keguguran
kandungan kurang dari 5%
dari jumlah total ibu hamil
5 – 10% 3
10 – 15% 2
15 – 25% 1
Lebih dari 25% 0
2 Jumlah bayi lahir mati
Jika tidak ada bayi lahir mati 10
Jika jumlah bayi lahir mati 4
kurang dari 5% dari jumlah
total bayi yang lahir
5 – 10% 3
123

10 – 15% 2
15 – 25% 1
Lebih dari 25% 0

3 Jumlah bayi usia 0 – 12 Jika tidak ada bayi usia 0 – 12 8


bulan yang mati yang mati
Jika jumlah bayi usia 0 – 12 4
bulan mati kurang dari 10%
dari total jumlah bayi usia 0 –
12 bulan
10 – 25% 3
25 – 50% 2
Lebih dari 50% 1

4 Jumlah bayi lahir berat Jika semua bayi lahir berat 10


kurang dari 2,5 kg lebih dari 2,5 kg

Jika jumlah bayi lahir berat 8


badan kurang dari 2,5 kg
kurang dari 10% dari total
jumlah bayi lahir
10 – 25% 6
25 – 50% 4
Lebih dari 50% 2

5 Jumlah bayi 0 – 5 tahun Jika tidak ada bayi 0 – 5 tahun 10


yang cacat yang menderita cacat
Jika jumlah bayi 0 – 5 tahun 4
yang menderita cacat kurang
dari 10%
10 – 25% 3
25 – 50% 2
Lebih dari 50% 1

C. Kualitas Persalinan
C.1. Tempat Persalinan
1 Tempat persalinan RSU Jika jumlah tempat persalinan 1
dan Puskesmas di RSU, rumah bersalin dan
Puskesmas kurang dari 10%
dari total jumlah persalinan
10 – 25% 2
25 – 50% 6
Lebih dari 50% 8

2 Tempat persalinan BKIA Jika jumlah tempat persalinan 2


dan Polindes di Balai Kesehatan Ibu dan
Anak dan Polindes kurang dari
10% dari total jumlah
persalinan
10 – 25% 4
25 – 50% 6
Lebih dari 50% 8

3 Tempat persalinan Rumah Jika jumlah tempat persalinan 1


praktek dokter dan bidan di tempat praktek dokter atau
rumah praktek bidan kurang
dari 10% dari jumlah total
persalinan
10 – 25% 2
124

25 – 50% 3
Lebih dari 50% 4

4 Tempat persalinan rumah Jika jumlah tempat persalinan 4


dukun dan rumah sendiri di rumah dukun dan rumah
sendiri kurang dari 10%
10 – 25% 3
25 – 50% 2
Lebih dari 50% 1

C.2. Pertolongan Persalinan


1 Pertolongan Dokter, Bidan Jika jumlah persalinan yang 3
dan Perawat ditolong dokter, bidan dan
perawat kurang dari 10% dari
jumlah total persalinan
10 – 25% 4
25 – 50% 5
Lebih dari 50% 6

2 Persalinan yang ditolong Jika tidak pernah ditolong 5


Dukun bersalin dukun bersalin
10 – 25% 4
25 – 50% 3
Lebih dari 50% 2
3 Jumlah persalinan yang Jika jumlah persalinan yang 4
ditolong keluarga ditolong keluarga kurang dari
10% dari total jumlah
persalinan
10 – 25% 3
25 – 50% 2
Lebih dari 50% 1

D. Cakupan Imunisasi
1 Imunisasi bayi usia 2 Jika jumlah bayi usia 2 bulan 1
bulan yang diimunisasi kurang dari
10% dari total jumlah bayi usia
2 bulan
10 – 25% 2
25 – 50% 4
50 ­ 75% 6
Lebih dari 75% 8

2 Imunisasi bagi bayi usia 3 Jika jumlah bayi usia 3 bulan 1


bulan yang diimunisasi kurang dari
10% dari total jumlah bayi usia
3 bulan
10 – 25% 2
25 – 50% 4
50 ­ 75% 6
Lebih dari 75% 8

3 Imunisasi bagi bayi usia 4 Jika jumlah bayi usia 4 bulan 1


bulan yang diimunisasi kurang dari
10% dari total jumlah bayi usia
4 bulan
10 – 25% 2
25 – 50% 4
50 ­ 75% 6
Lebih dari 75% 8
125

4 Imunisasi bagi bayi usia 9 Jika jumlah bayi usia 9 bulan 1


bulan yang diimunisasi kurang dari
10% dari total jumlah bayi usia
9 bulan
10 – 25% 2
25 – 50% 4
50 ­ 75% 6
Lebih dari 75% 8
E. Perkembangan Pasangan Usia Subur dan KB
E.1. Pasangan Usia Subur
1 Jumlah pasangan usia Bila jumlah pasangan usia 3
subur subur kurang dari 10% dari
jumlah total wanita usia subur
15 – 49 tahun
10 – 25% 4
25 – 50% 5
50 – 75% 6
Lebih dari 75% 7

2 Wanita kawin muda usia Jika jumlah wanita usia di 5


kurang dari 16 tahun bawah 16 tahun yang kawin
muda kurang dari 10% dari
total jumlah perempuan usia
12 sampai 16 tahun
10 – 25% 4
25 – 50% 3
50 – 75% 2
Lebih dari 75% 1
E.2. Keluarga Berencana

1 Jumlah pengguna metode


Kontrasepsi
Jika total jumlah pengguna 3
metode KBA dan obat
tradisional kurang dari 10%
dari total jumlah pasangan
usia subur
10 – 25% 4
25 – 50% 5
50 – 75% 6
Lebih dari 75% 8

2 Jumlah PUS yang tidak Jika jumlah total pasangan 7


menggunakan metode KB usia subur/PUS yang tidak
menggunakan metode KB
kurang dari 10% dari total
jumlah PUS
10 – 25% 6
25 – 50% 5
50 – 75% 4
Lebih dari 75% 3
F. Wabah Penyakit
1 Jenis wabah penyakit Jika tidak ada kejadian wabah 10
penyakit
Jika jumlah kejadian wabah 4
penyakit yang diderita
masyarakat kurang dari 3 jenis
4 – 5 jenis 3
126

6 – 7 jenis 2
7 – 10 jenis 1
Lebih dari 10 jenis 0

2 Jumlah korban meninggal Jika tidak ada korban 10


meninggal
Jika jumlah korban meninggal 3
akibat berbagai jenis wabah
penyakit kurang dari 10% dari
total jumlah kejadian
10 – 25% 2
25 – 50% 1
Lebih dari 50% 0

G. Angka Harapan Hidup/AHH


Angka harapan hidup Jika AHH penduduk desa/
kelurahan:
Kurang dari AHH tingkat 3
kabupaten/kota
Sama dengan AHH tingkat 5
kabupaten/kota
Lebih dari AHH tingkat 10
kabupaten/kota

H. Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih


Jumlah keluarga yang Jika jumlah keluarga lebih dari
menggunakan sumur gali 25 – 75% dari total jumlah
keluarga menggunakan:
Air PAM, Pipa air kran dan 10
hidran umum,
Sumur gali dan sumur pompa 6
Air sungai dan mata air 5
Embung dan bak penampung 7
air hujan
Akses air minum dari air laut 8
Dari sumber lainnya 9

I. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


1 Kebiasaan buang air besar Jika jumlah keluarga yang 8
memiliki WC sehat lebih dari
75%
Jika jumlah keluarga yang 6
menggunakan fasilitas MCK
umum lebih dari 10%
Jika jumlah keluarga yang 2
memiliki WC kurang
memenuhi standar kesehatan
lebih dari 25%
Jika jumlah keluarga yang 0
biasa buang air di semak,
kebun, hutan, sungai, parit,
dan lain­lain lebih dari 10%
dari total jumlah keluarga

2 Pola makan Jika kebiasaan penduduk


makan dalam sehari
Belum tentu makan sekali 0
sehari
1 kali 2
2 kali 3
127

3 kali 4
Lebih dari 3 kali 1

3 Kebiasaan berobat waktu Bila kebiasaan berobat saat


sakit sakit:
Berobat ke dokter, puskesmas, 10
mantri kesehatan, posyandu,
perawat, dan bidan
Berobat ke dukun terlatih 3
Menggunakan obat tradisional 4
dari dukun pengobatan
alternatif
Gunakan obat tradisional dari 8
keluarga sendiri
Ke paranormal 1
Tidak diobati 0

J Status Gizi Balita


Jika lebih dari 25% balita dari
total jumlah balita:
Bergizi baik 8
Bergizi kurang 2
Bergizi lebih 1
Bergizi buruk 0

K. Jenis Penyakit dan Tempat Perawatan Penderita Sakit


tahun ini
1 Jenis penyakit yang
diderita penduduk
Bila tidak ada jenis penyakit 10
yang diderita
Bila jumlah jenis penyakit yang 4
diderita penduduk kurang dari
2 jenis
3 – 4 jenis 3
5 – 7 jenis 2
7 – 10 jenis 1
Lebih dari 10 jenis 0

2 Penderita penyakit Bila jumlah penderita sakit 5


kurang dari 1% dari jumlah
total penduduk
1 – 5% 4
5 – 10% 3
10 – 25% 2
Lebih dari 25% 0

3 Tempat perawatan
a Rumah sakit/Puskesmas Bila jumlah penderita yang 1
dirawat di puskesmas dan
rumah sakit, kurang dari 10%
dari total jumlah penderita
sakit
10 – 25% 3
25 – 50% 5
Lebih dari 50% 7

b Rumah sendiri Bila jumlah penderita yang 7


dirawat di rumah kurang dari
128

10% dari total jumlah


penderita sakit
10 – 25% 5
25 – 50% 3
Lebih dari 50% 1

L. Perkembangan Sarana dan Prasarana Kesehatan


Masyarakat

1 MCK umum Jika ada fasilitas MCK umum 8


Jika tidak ada 0

2 Organisasi Posyandu dan Jika tidak ada Posyandu 0


Kepengurusan
Jika ada Posyandu 1
Jika ada pengurus dan kader 5
Posyandu yang aktif

3 Kegiatan Posyandu
Jika tidak ada kegiatan 0
Posyandu
Jika jumlah kegiatan Posyandu 2
kurang dari 2 jenis
3 – 5 jenis 6
6 – 8 jenis 7
8 – 10 jenis 8
Lebih dari 10 jenis 9

4 Administrasi Posyandu Jika tidak buku administrasi 0


Posyandu
Jika ada buku administrasi 5
dan diisi secara rutin

5 Dasawisma Jika tidak ada dasawisma 0


Jika ada dasawisma yang 8
pengurusnya aktif dan ada
kegiatannya

6 Kesehatan Masyarakat

a Kegiatan Kebersihan Jika tidak ada kegiatan 0


Lingkungan kebersihan lingkungan
Jika ada 5

b Pengobatan Gratis Jika tidak ada kegiatan 0


pengobatan gratis
Jika ada 5

c Pemberantasan Sarang Jika tidak ada kegiatan 0


Nyamuk (PSN) pemberantasan sarang
nyamuk
Jika ada 5

d Pembangunan prasarana Jika tidak ada kegiatan 0


dan sarana kesehatan pembangunan prasarana dan
lingkungan/komunitas sarana kesehatan lingkungan
dan komunitas lainnya
Jika ada 5
129

V. KEAMANAN DAN KETERTIBAN


A. Jenis Konflik Sara
1 Konflik Sara pada tahun Jika tidak ada konflik Sara di 10
ini desa/kelurahan
Jika ada korban non material 0
dan harta benda
2 Konflik sosial ekonomi
a Konflik antar kelompok Jika tidak ada konflik sosial 10
masyarakat dalam ekonomi antar kelompok
desa/kelurahan masyarakat dalam desa/
kelurahan
Jika ada korban non material 0
dan harta benda
b Konflik antar kelompok Jika tidak ada konflik sosial 10
masyarakat antar ekonomi antara kelompok
desa/kelurahan masyarakat antar desa/
kelurahan
Jika ada korban nonmaterial 0
dan harta benda

3 Konflik sosial politik antar Jika tidak ada 10


masyarakat dengan
lembaga politik
Jika ada korban non material 0
dan harta benda konflik sosial
politik

4 Konflik masyarakat Jika tidak ada 10


dengan pemerintah
Jika ada korban non material 0
dan harta benda

5 Konflik antara masyarakat Jika tidak ada 10


dengan perusahaan
Jika ada korban non material 0
dan harta benda

6 Proses hukum bagi pelaku Jika tidak ada kasus yang 0


konflik diproses secara hukum
Jika jumlah kasus yang 5
diproses secara hukum
kurang dari 10% dari total
jumlah kasus konflik
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

B. Perkelahian
1 Korban kasus perkelahian Jika tidak ada kasus 5
Jika ada korban kerugian 1
material dan non material

2 Proses hukum bagi pelaku Jika tidak ada kasus yang 0


diproses secara hukum
Jika jumlah kasus yang 5
diproses secara hukum
kurang dari 75% dari total
jumlah kasus perkelahian
Lebih dari 75% 8
130

C. Pencurian
1 Korban kasus pencurian Jika tidak ada kasus 5
Jika ada korban kerugian 1
material dan non materil

2 Proses hukum bagi pelaku Jika tidak ada kasus yang 0


diproses secara hukum
Jika jumlah kasus yang 5
diproses secara hukum
kurang dari 75% dari total
jumlah kasus pencurian
Lebih dari 75% 8

D. Penjarahan dan Penyerobotan tanah

1 Korban kasus Jika tidak ada kasus 5


Jika ada korban kerugian 1
material dan non materil

2 Proses hukum bagi pelaku Jika tidak ada kasus yang 0


diproses secara hukum
Jika jumlah kasus yang 5
diproses secara hukum
kurang dari 50% dari total
jumlah kasus
Lebih dari 50% 8

E. Perjudian, Penipuan dan Penggelapan


1 Kasus perjudian Jika tidak ada kasus 8
Jika ada kasus perjudian 0

2 Kasus penipuan dan Jika tidak ada 8


penggelapan
Jika ada 0

3 Jumlah kasus sengketa Jika tidak ada 8


warisan, jual beli dan
hutang piutang
Jika ada 0

F. Pemakaian Narkoba dan Miras


1 Kasus Narkoba Jika tidak ada kasus 10
pemakaian Narkoba
Jika ada kasus produksi, 0
pengedaran, penggunaan dan
korban narkoba

2 Kasus Miras
Jika tidak ada produksi, 10
pengedaran dan pengguna
serta korban Miras
Jika ada 0

G. Prostitusi
1 Lokalisasi Jika tidak ada 10
Jika ada tempat resmi dan 0
terselubung penyedia prostitusi

2 Penertiban tempat Jika ada penertiban pelaku 5


131

praktek prostitusi prostitusi


Jika tidak ada pembinaan dan 0
pengawasan praktek prostitusi

H. Pembunuhan
1 Korban Pembunuhan Jika tidak ada kasus 10
Jika ada korban pembunuhan 0

2 Proses hukum bagi pelaku Jika tidak ada kasus yang 0


diproses secara hukum
Jika jumlah kasus yang 5
diproses secara hukum
kurang dari 75% dari total
jumlah kasus
Lebih dari 75% 8

I. Penculikan

1 Korban Penculikan Jika tidak ada kasus 10


Jika ada korban penculikan 0

2 Proses hukum bagi pelaku Jika tidak ada kasus yang 0


diproses secara hukum
Jika jumlah kasus yang 5
diproses secara hukum
kurang dari 75% dari total
jumlah kasus
Lebih dari 75% 8

J. Kejahatan Seksual

1 Kasus perkosaan Jika tidak ada kasus 10


Jika ada korban perkosaan 0
Jika ada kasus kehamilan di 1
luar nikah menurut hukum
negara

2 Tempat liar bagi praktek Jika tidak ada tempat bagi 10


pekerja seks komersial pekerja seks komersial
(PSK) jalanan
Jika ada 0

K. Masalah Kesejahteraan Sosial

1 Jenis masalah Jika tidak ada salah satu jenis 10


kesejahteraan sosial pun masalah kesejahteraan
sosial di desa/kelurahan
Jika jumlah jenis masalah
kesejahteraan sosial yang ada:
Kurang dari 10 jenis masalah 3
11 – 15 jenis 2
16 – 20 jenis 1
Lebih dari 20 jenis 0

2 Jumlah penyandang
masalah kesejahteraan
sosial
Jika jumlahnya kurang dari 5
132

1% dari total jumlah penduduk


1 – 5% 3
5 – 10% 2
10 – 15% 1
Lebih dari 15% 0

3 Keberadaan Panti/sanggar/rumah singgah dan tempat


pemulihan/rehabilitasi bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial
Jika tidak ada
Jika tidak ada 0
Jika ada 10

L. Teror dan Intimidasi


1 Jumlah kasus Jika tidak ada kasus 10
Jika jumlah kasus teror dan 4
intimidasi kurang dari 2 kasus
3 – 5 kasus 3
5 – 7 kasus 2
7 – 10 kasus 1
Lebih dari 10 kasus 0

2 Penyelesaian kasus Jika tidak ada kasus yang 0


diselesaikan secara hukum
Jika jumlah kasus yang 5
diselesaikan kurang dari 50%
dari total jumlah kasus
Jika lebih dari 50% kasus 8
diselesaikan

M. Pelembagaan Sistem Keamanan Lingkungan Semesta

1 Organisasi Siskamling Ada 8


Tidak ada 0

2 Organisasi pertahanan Ada 8


sipil dan perlindungan
masyarakat dan Satpam
Tidak ada 0

3 Kegiatan Siskamling Ada 8


Tidak 1

4 Pembinaan Siskamling, Ada 7


Hansip dan Linmas
Tidak 0

5 Administrasi Siskamling, Ada 7


Hansip dan Linmas
Tidak 0

VI. KEDAULATAN POLITIK MASYARAKAT


A. Kesadaran berpemerintahan, berbangsa dan bernegara
1 Jenis kegiatan pemantapan nilai ideologi Pancasila sebagai
dasar negara, nilai Bhinneka Tunggal Ika dan nilai
kesebangsaan lainnya
Jika tidak ada salah satu jenis 0
pun kegiatan
Jika jumlah jenis kegiatan
133

pemantapan ideologi negara:


Kurang dari 2 jenis 1
3 – 5 jenis 3
6 – 10 jenis 5
11 – 15 jenis 7
Lebih dari 15 jenis 9

2 Jumlah kegiatan Jika jumlah kegiatan


pemantapan nilai pemantapan nilai ideologi
Pancasila dan Bhinneka Pancasila dari setiap jenis:
Tunggal Ika
Kurang dari 2 kegiatan 1
3 – 5 kegiatan 3
6 – 10 kegiatan 5
11 – 15 kegiatan 7
Lebih dari 15 kegiatan 9

3 Kasus ancaman keutuhan Jika tidak ada kasus 10


NKRI, gangguan
Kantibmas, disintegrasi
sosial, politik, ekonomi
dan nilai kesebangsaan
lainnya
Jika jumlah kasus kurang dari 4
2 kasus
3 – 5 kasus 3
6 – 10 kasus 2
11 – 15 kasus 1
Lebih dari 15 kasus 0

4 Kasus ketenagakerjaan Jika tidak ada kasus 10


dan perlintasan batas
antar negara
Jika jumlah kasus kurang dari 3
5 kasus
6 – 10 kasus 2
11 – 15 kasus 1
Lebih dari 15 kasus 0

5 Fasilitasi penyelesaian Jika tidak ada kegiatan 0


Kasus penyelesaian kasus
Jika ada fasilitasi penyelesain 5
kasus oleh pemerintah
desa/kelurahan

B. Kesadaran Membayar Pajak dan Retribusi


1 Realisasi PBB Jika realisasi kurang dari 10% 1
dari target PBB
10 – 25% 2
25 – 50% 3
50 – 75% 4
Lebih dari 75% 5
2 Tindakan hukum terhadap Jika tidak ada 1
penunggak PBB
Jika ada 5
3 Realisasi Retribusi dan Jika realisasi kurang dari 10% 1
Pungutan resmi lainnya dari target retribusi
dari masyarakat
10 – 25% 2
134

25 – 50% 3
50 – 75% 4
Lebih dari 75% 5

4 Tindakan hukum terhadap Jika tidak ada 1


penunggak PBB
Jika ada 5

5 Pungutan tidak resmi Jika tidak ada 10


Jika ada 0

C. Partisipasi Politik
C.1. Jumlah Partai Politik dan Pemilihan Umum

1 Jumlah pemilih yang Jika jumlah penduduk yang


menggunakan hak pilih menggunakan hak pilih:
dalam pemilihan presiden/
wakil dan legislatif pada
Pemilu terakhir
Kurang dari 10% dari jumlah 4
total penduduk yang memiliki
hak pilih:
10 – 25% 5
25 – 50% 6
50 – 75% 7
Lebih dari 75% 8

2 Jumlah penduduk yang Jika tidak ada penduduk yang 1


dipilih dalam pemilu terpilih
legislatif yang lalu
Jika jumlah penduduk yang
terpilih:
Kurang dari 10% dari jumlah 6
total penduduk yang memiliki
hak pilih
10 – 25% 7
25 – 50% 8
50 – 75% 9
Lebih dari 75% 10

3 Parpol yang mempunyai Jika tidak ada Parpol yang 5


kantor dan pengurus di berkantor di desa/kelurahan
desa/kelurahan ini
Bila ada 7

4 Jumlah perempuan dari Jika tidak ada 5


desa/kelurahan yang aktif
di partai politik
Jika ada 7

5 Jumlah penduduk yang Jika tidak ada penduduk yang 5


menjadi pengurus parpol jadi pengurus Parpol yang
di desa/kelurahan berkantor di desa/kelurahan
Jika ada 7

C.2. Pemilihan Kepala Daerah

1 Jumlah pemilih yang Jika jumlah penduduk yang


menggunakan hak pilih menggunakan hak pilih:
135

dalam pemilihan
Gubernur pada Pemilu
terakhir
Kurang dari 10% dari jumlah 5
total penduduk yang memiliki
hak pilih:
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9

2 Jumlah pemilih yang Jika jumlah penduduk yang


menggunakan hak pilih menggunakan hak pilih:
dalam pemilihan Bupati/
Walikota pada Pilkada
terakhir
Kurang dari 10% dari jumlah 5
total penduduk yang memiliki
hak pilih:
10 – 25% 6
25 – 50% 7
50 – 75% 8
Lebih dari 75% 9
C.3. Penetapan Kepala Desa/Lurah dan Perangkat
Desa/Kelurahan
1 Penentuan jabatan kepala Jika proses penentuannya:
desa
Dipilih secara langsung oleh 10
penduduk yang mempunyai
hak pilih
Dipilih oleh perwakilan 2
kelompok masyarakat
Ditunjuk oleh Bupati/Walikota 0
Diangkat turun temurun oleh 1
masyarakat setempat

2 Penentuan Sekretaris Jika proses dilakukan melalui


Desa/Kelurahan
Diusulkan oleh kepala 10
desa/lurah, dipilih, diangkat
dan ditetapkan oleh Sekretaris
Daerah atas nama Bupati/
Walikota
Diusulkan oleh kepala 1
desa/lurah, diangkat dan
ditetapkan oleh Camat
Ditunjuk dan diangkat oleh 0
kepala desa/lurah
3 Penentuan perangkat desa Ditunjuk, dan ditetapkan oleh 1
termasuk kepala dusun Kepala Desa disahkan oleh
sebagai unsur Camat
kewilayahan
Ditunjuk, diangkat dan 10
ditetapkan oleh Kades/Lurah
dan dilaporkan ke Camat
Ditunjuk, diangkat dan 0
ditetapkan oleh Camat/Kepala
Distrik/sebutan lain

4 Masa jabatan Kepala Desa Jika lama masa jabatan 6 9


136

tahun
12 tahun 7
Lebih dari 12 tahun 0

5 Penentuan jabatan lurah Ditunjuk, diangkat dan 1


dan perangkat kelurahan ditetapkan oleh Lurah serta
termasuk kepala disahkan Camat
lingkungan
Ditunjuk, diangkat dan 0
ditetapkan oleh Lurah serta
dilaporkan ke Camat/Bupati/
Walikota
Diusulkan oleh Lurah, dipilih, 10
diangkat dan ditetapkan oleh
Sekretaris Daerah
Kabupaten/Kota

C.4. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

1 Keberadaan BPD Jika tidak ada 0


Jika ada 10

2 Jumlah Anggota Jika jumlah anggota kurang 1


dari 5 orang
5 – 11 orang 10
Lebih dari 11 orang 0
3 Pemilihan BPD
a Penentuan anggota BPD
Pemilihan langsung oleh 1
masyarakat
Dipilih oleh perwakilan 10
masyarakat desa secara
musyawarah dan mufakat
Ditunjuk oleh Kepala desa/ 0
camat dan unsur lainnya
b Pimpinan BPD
Dipilih dari dan oleh anggota 10
BPD secara langsung
Dipilih oleh Kepala Desa dan 0
disetujui oleh Camat
Dipilih oleh rakyat secara 1
langsung dari para anggota
BPD
4 Pemilikan kantor/ruang
kerja BPD
Ada 5
Tidak 0
5 Anggaran untuk BPD
Ada 5
Tidak 0
6 Produk Keputusan BPD tahun ini
a Peraturan desa Jika tidak ada 0
Jika kurang dari 2 kali 1
3 – 5 kali 3
Lebih dari 5 kali 5

b Permintaan keterangan Jika tidak ada 0


dari kepala desa
Jika kurang dari 2 kali 1
137

3 – 5 kali 3
Lebih dari 5 kali 5

c Rancangan peraturan desa Jika tidak ada 0


Jika kurang dari 2 kali 1
3 – 5 kali 3
Lebih dari 5 kali 5

d Menyatakan pendapat Jika tidak ada 0


kepala desa
Jika kurang dari 2 kali 1
3 – 5 kali 3
Lebih dari 5 kali 5

e Menyampaikan usul dan Jika tidak ada 0


pendapat kepada kepala
desa
Jika kurang dari 2 kali 1
3 – 5 kali 3
Lebih dari 5 kali 5

e Mengevaluasi efektivitas Jika tidak ada 0


pelaksanaan APB desa
Jika kurang dari 2 kali 1
3 – 5 kali 3
Lebih dari 5 kali 5

f Rancangan peraturan desa Jika tidak ada 0


Jika kurang dari 2 kali 1
3 – 5 kali 3
Lebih dari 5 kali 5

D. Pemilihan dan Fungsionalisasi Lembaga Kemasyarakatan


1 Keberadaan organisasi
LKD/K
Ada 5
Tidak 0
2 Dasar hukum keberadaan
LKD
Peraturan desa 10
Keputusan kepala desa 4
Keputusan camat 1
Belum diatur 0
3 Dasar hukum
pembentukan LKK
Peraturan Daerah 8
Keputusan lurah 2
Keputusan camat 1
Belum diatur 0

4 Pemilihan pengurus
LKD/LKK
Dipilih oleh rakyat secara 8
langsung
Ditunjuk dan diangkat oleh 1
kepala desa atau lurah
Ditunjuk dan diangkat oleh 0
camat
138

5 Jumlah organisasi anggota Jika hanya 1 yakni 0


LKD/LKK LKMD/LKMK/LPM atau
sebutan lain
6 Pemilihan pengurus Jika 2 – 5 unit organisasi 5
organisasi anggota
LKD/LKK termasuk PKK,
LPM/LKMD/, Karang
Taruna, RT, RW, ..........
5 – 10 8
Lebih dari 10 unit organissi 10

7 Pemilihan pengurus
organisasi anggota
LKD/LKK termasuk PKK,
LPM/LKMD/, Karang
Taruna, RT, RW,..........
Pemilihan langsung oleh 10
masyarakat
Ditunjuk dan diangkat oleh 2
ketua LKD/LKK
Ditunjuk dan diangkat oleh 1
kepala desa/lurah
Diunjuk oleh camat 0

8 Implementasi tugas, fungsi Aktif 5


dan kewajiban LKD/LKK
tidak 0

9 Jumlah kegiatan yang Jika kurang dari 5 kegiatan 5


dilaksanakan LKD/LKK
dan organsisi anggota
5 – 10 kegiatan 8
Lebih dari 10 kegiatan 10

10 Fungsi, tugas dan Aktif 8


kewajiban lembaga
kemasyarakatan yang
dijalankan oleh organisasi
anggota LKD/LKK
tidak 0

11 Alokasi anggaran untuk Ada 8


LKD/LKK dari anggaran
kelurahan/APBD dan
APBDesa
Tidak 0

12 Alokasi anggaran untuk Ada 8


organisasi anggota
LKD/LKK termasuk PKK,
LPM/LKMD/K, RT/RW.....
Tidak 0

13 Kantor dan ruang kerja Ada 5


LKD/LKK
Tidak 0

14 Dukungan pembiayaan, Memadai 10


personil dan ATK untuk
LKD/LKK dari APBD/APB
139

Desa
Kurang memadai 5

15 Realisasi program kerja Kurang dari 50% dari total 4


organisasi anggota LKD/ program
LKK
Lebih dari 50% dari total 6
program

16 Keberadaan alat Ada dan terisi 8


kelengkapan unit
organisasi LKD/K:
anggota, pokja, bidang,
seksi dan yang lainnya.
Ada dan belum terisi semuanya 4
Tidak ada 1

17 Kegiatan administrasi dan Berfungsi 5


ketatausahaan LKD/LKK
Tidak 0

VII. PERANSERTA MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

A. Musyawarah Perencanaan pembangunan


desa/kelurahan/ Musrenbangdes/kelurahan

1 Jumlah kegiatan Hanya 1 kali 1


Musrenbangdes/kel yang
dilakukan pada tahun ini,
termasuk di tingkat dusun
dan lingkungan
2 – 4 kali 5
Lebih dari 4 kali 6

2 Jumlah kehadiran Kurang dari 25% warga 3


masyarakat dalam setiap
kali musyawarah tingkat
dusun/lingkungan dan
desa/kelurahan
25 – 50% 4
Lebih dari 50% warga 5

3 Perkembangan peranserta Bila jumlah peserta laki­laki 8


laki­laki dan perempuan lebih sedikit dari jumlah
dalam Musrenbang di peserta perempuan
desa/kelurahan
Bila jumlah peserta laki­laki 6
sama dengan jumlah peserta
perempuan
Bila jumlah peserta laki­laki 7
lebih banyak dari jumlah
peserta perempuan

4 Penggunaan data dasar Ya 10


keluarga dalam Profil
Desa/Kelurahan dalam
penentuan lokasi dan
penerima program
penanggulangan
kemiskinan dan program
140

pemberdayaan masyarakat
Tidak 3

5 Penggunaan data dasar Ya 10


keluarga dalam Profil
Desa/Kelurahan oleh
dinas/instansi sektoral
dan unit kerja pemerintah
daerah lainnya
Tidak 3

6 Penggunaan data Profil Ya 10


Desa/Kelurahan dalam
forum Musrenbangdes/kel
Partisipatif
Tidak 0

7 Pelibatan masyarakat Ya 5
dalam pemutakhiran data
profil desa dan kelurahan
sebagai bahan dalam
Musrenbang partisipatif
Tidak 0

8 Usulan masyarakat yang Kurang dari 50% yang diterima 5


disetujui menjadi Rencana
Kerja Desa dan Kelurahan
Lebih dari 50% diterima 10

9 Usulan Pemerintah Desa Kurang dari 50% yang diterima 5


dan Kelurahan yang
disetujui menjadi Rencana
Kerja Desa/Kelurahan dan
dimuat dalam RAPB­Desa
Lebih dari 50% diterima 10

10 Usulan rencana kerja dari Tidak ada yang ditolak 5


pemerintah kabupaten/
kota/provinsi dan pusat
yang dibahas saat
Musrenbang dan ditolak
masyarakat
Ada yang ditolak 7

11 Pemilikan dokumen hasil Tidak ada 0


Musrenbang tingkat Desa
dan Kelurahan yang
diusulkan ke pemerintah
tingkat atas untuk dibiayai
dari APBD Kab/Kota,
APBD Provinsi dan APBN
maupun sumber biaya
dari perusahaan swasta
yang investasi di
desa/kelurahan
Ada 10

12 Pemilikan dokumen Tidak Ada 0


Rencana Kerja
Pembangunan Desa/
141

Kelurahan (RKPD/K) dan


Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa/
Kelurahan (RPJMD/K)
Ada 10

13 Kegiatan yang diusulkan Tidak Ada 10


masyarakat melalui forum
Musrenbangdes/kel yang
tidak direalisasikan dalam
APB­Desa, APB­Daerah
kabupaten/Kota dan
provinsi
Ada 0

14 Kegiatan yang diusulkan Tidak ada 10


masyarakat melalui forum
Musrenbangdes/kel yang
pelaksanaannya tidak
sesuai dengan hasil
Musrenbang
Ada 1

B. Peranserta masyarakat dalam pelaksanaan dan


Pelestarian hasil pembangunan

1 Jumlah masyarakat yang Jika lebih dari 50% dari total 8


terlibat dalam jumlah penduduk
pelaksanaan
pembangunan fisik di desa
dan kelurahan sesuai
hasil Musrenbag
Kurang dari 50% dari total 3
jumlah penduduk

2 Jumlah penduduk yang Jika lebih dari 50% dari total 8


dilibatkan dalam jumlah penduduk
pelaksanaan proyek padat
karya oleh pengelola
proyek yang ditunjuk
pemerintah
desa/kelurahan atau
kabupaten/kota
Kurang dari 50% dari total 3
jumlah penduduk

3 Kegiatan yang Ada 10


dilaksanakan oleh
masyarakat dan lembaga
kemasyarakatan
desa/kelurahan yang
sudah ada sesuai
ketetapan dalam APB­
Desa
Tidak ada 0

4 Kegiatan yang Tidak ada 5


dilaksanakan oleh pihak
ketiga tanpa melibatkan
masyarakat
142

Ada 0

5 Kegiatan yang masuk Ada 1


desa/kelurahan di luar
yang telah direncanakan
dan disepakati masyarakat
saat Musrenbang
Tidak ada 5

6 Usulan masyarakat yang Lebih dari 50% dari jumlah 8


disetujui menjadi Rencana total usulan
Kerja Desa dan Kelurahan
Kurang dari 50% 5

7 Usulan Pemerintah Desa Lebih dari 50% dari jumlah 8


dan Kelurahan yang total usulan
disetujui menjadi Rencana
Kerja Desa/Kelurahan
Kurang dari 50% 5

8 Usulan rencana kerja Lebih dari 50% dari jumlah 8


program dan kegiatan dari total usulan
pemerintah
kabupaten/kota/provinsi
dan pusat yang dibahas
saat Musrenbang dan
disetujui untuk
dilaksanakan di desa dan
kelurahan oleh
masyarakat
Kurang dari 50% 5

9 Penyelenggaraan Tidak ada 0


musyawarah
desa/kelurahan untuk
menerima, memelihara
dan melestarikan hasil
pembangunan yang sudah
ada
Ada 10

10 Pelaksanaan kegiatan dari Tidak ada 2


masyarakat untuk
menyelesaikan atau
menindaklanjuti kegiatan
yang belum diselesaikan
oleh pelaksana
sebelumnya.
Ada 8

11 Kasus penyimpangan Ada 10


pelaksanaan kegiatan
pembangunan yang
dilaporkan masyarakat
atau lembaga
kemasyarakatan
desa/kelurahan kepada
Kepala Desa/Lurah
Tidak ada 5
143

12 Kasus penyimpangan Tidak ada 2


pelaksanaan
pembangunan yang
diselesaikan di tingkat
desa/kelurahan
Ada 8

13 Kasus penyimpangan Tidak ada 2


pelaksanaan kegiatan
pembangunan
desa/kelurahan yang
diselesaikan secara
hukum
Ada 8

14 Kegiatan masyarakat Tidak ada 1


untuk melestarikan hasil
pembangunan yang
dikoordinasikan
pemerintah
desa/kelurahan
Ada 10

15 Kegiatan yang didanai dari Ada 10


APB­Desa/anggaran
kelurahan dan swadaya
masyarakat di kelurahan
Tidak ada 0

16 Kegiatan di desa dan Ada 5


kelurahan yang didanai
dari APB Daerah
Kabupaten/Kota
Tidak ada 0

17 Kegiatan di desa dan Ada 10


kelurahan yang didanai
dari APBD Provinsi
Tidak ada 0

18 Jumlah kegiatan di desa Ada 10


dan kelurahan yang
didanai APBN
Tidak ada 5

C. Semangat Kegotongroyongan Penduduk

1 Kelompok arisan Ada 5


Tidak 0

2 Dana sehat Ada 5


Tidak 0

3 Kegiatan gotong­royong Ada 5


atau sambatan dalam
pembangunan rumah
Tidak 0

4 Kegiatan gotong royong Ada 5


atau sambatan/sejenisnya
144

dalam pengolahan tanah


Tidak 0
5 Kegiatan gotong royong Tidak ada 0
atau sambatan/sejenisnya
dalam pembiayaan
pendidikan anak
sekolah/kuliah/kursus
Ada 5

6 Kegiatan gotong royong Tidak ada 0


atau sambatan/sejenisnya
dalam pemeliharaan
fasilitas umum dan
fasilitas sosial/prasarana
dan sarana
Ada 5

6 Kegiatan gotong royong Tidak ada 0


atau sambatan/sejenisnya
dalam pemberian modal
usaha
Ada 5

7 Kegiatan gotong royong Tidak ada 0


atau sambatan/sejenisnya
dalam pengerjaan sawah
dan kebun
Ada 5

8 Kegiatan gotong royong Tidak ada 0


atau sambatan/sejenisnya
dalam penangkapan ikan
dan usaha peternakan
lainnya
Ada 5

9 Kegiatan gotong royong Tidak ada 0


atau sambatan/sejenisnya
dalam menjaga ketertiban,
ketentraman dan
keamanan
Ada 5

10 Kegiatan gotong royong Tidak ada 0


atau sambatan/sejenisnya
dalam peristiwa kematian
Ada 5

11 Kegiatan gotong royong Tidak ada 0


menjaga kebersihan
Desa/Kelurahan
Ada 5

12 Kegiatan gotong royong Tidak ada 0


membangun
jalan/jembatan/saluran
air/irigasi
Ada 5

13 Kegiatan gotong royong Tidak ada 0


145

atau sambatan/sejenisnya
dalam pemberantasan
sarang nyamuk dan
kesehatan lingkungan
lainnya
Ada 5

14 Kerjasama antar Tidak ada 0


Desa/Kelurahan
Ada 5

15 Penyelesaian perselisihan Tidak ada 0


antar desa/kelurahan
Ada 5
1
16 Kegiatan gotong royong Tidak ada 0
dalam penyelesaian
konflik di setiap
desa/kelurahan oleh
masyarakat sendiri
Ada 5

17 Gotong royong dalam Tidak ada 0


menolong keluarga tidak
mampu dan fakir miskin
di desa dan kelurahan
Ada 5

18 Kegiatan Kepala Desa Tidak ada 0


sebagai Hakim
Perdamaian Desa
Ada 5

19 Kegiatan gotong royong Tidak ada 0


dalam penanggulangan
bencana
Ada 5

20 Kegiatan gotong royong Tidak ada 0


dalam pelaksanaan
kegiatan bulan bhakti
gotong royong masyarakat
Ada 5

D. Adat Istiadat

1 Adat istiadat dalam Tidak ada 0


perkawinan Aktif 8
Tidak aktif 2
Pernah ada 1

2 Adat istiadat dalam Tidak ada 0


kelahiran anak
Aktif 8
Tidak aktif 2
Pernah ada 1

3 Adat istiadat dalam Tidak ada 0


upacara kematian
146

Aktif 8
Tidak aktif 2
Pernah ada 1

4 Adat istiadat dalam Tidak ada 0


pengelolaan hutan
Aktif 8
Tidak aktif 2
Pernah ada 1

5 Adat istiadat dalam Tidak ada 0


pengelolaan pertanian
Aktif 8
Tidak aktif 2
Pernah ada 1

6 Adat istiadat dalam Tidak ada 0


pengolahan laut/pantai
Aktif 8
Tidak aktif 2
Pernah ada 1

7 Adat istiadat dalam Tidak ada 0


pemecahan konflik
Aktif 8
Tidak aktif 2
Pernah ada 1

8 Adat istiadat dalam Tidak ada 0


menjauhkan bala penyakit
dan bencana alat
Aktif 8
Tidak aktif 2
Pernah ada 1

9 Adat istiadat dalam Tidak ada 0


memulihkan hubungan
antara alam semesta
dengan manusia dan
lingkungannya
Aktif 8
Tidak aktif 2
Pernah ada 1

10 Adat istiadat dalam Tidak ada 0


penanggulangan
kemiskinan bagi keluarga
yang tidak mampu/fakir
miskin/terlantar
Aktif 8
Tidak aktif 2
Pernah ada 1

E. Sikap Mental Masyarakat

1 Pungutan liar dari anak Ada 0


gelandangan di sudut
jalanan
Tidak ada 5
147

2 Pungutan liar, pelabuhan Ada 0


dan pasar
Tidak ada 5

3 Peminta­minta Ada 1
sumbangan dari rumah­
ke rumah
Tidak ada 8

4 Peminta­minta Ada 2
sumbangan terorganisasi
dari rumah ke rumah
Tidak ada 5

5 Berkembangnya praktek Ada 0


jalan pintas dalam
mencari uang secara
gampang walau tidak halal
Tidak ada 10

6 Pungutan dari RT atau Ada 3


sebutan lain dari warga
Tidak 5

7 Pungutan dari RW atau Ada 3


sebutan lain kepada warga
Tidak ada 5

8 Hukuman bagi aparat di Ada 10


desa dan kelurahan yang
terlibat pungutan liar,
pemerasan dan sejenisnya.
Tidak ada 0

9 Banyak penduduk yang Ada 10


mengeluhkan
memburuknya kualitas
pelayanan kepada
masyarakat
Tidak ada 5

10 Banyak kegiatan yang Ada 5


bersifat hiburan dan
rekreasi yang diinisiatifi
masyarakat sendiri
Tidak ada 2

11 Masyarakat agak kurang Ada 2


toleran dengan
keberadaan kelompok
masyarakat dari unsur
etnis, agama dan
kelompok kepentingan lain
Tidak ada 10

12 Banyak masyarakat yang Ada 5


memberikan biaya lebih
dari yang ditentukan
sebagai ucapan terima
kasih dalam proses
148

pelayanan administrasi di
kantor desa/kelurahan
Tidak 8

F. ETOS KERJA PENDUDUK

1 Banyak lahan tidur, lahan Tidak ada 5


terlantar dan lahan
pekarangan yang tidak
dikelola pemiliknya
Ada 2

2 Banyak penduduk yang Tidak ada 2


mencari, memanfaatkan
atau memilih pekerjaan/
keterampilan lain jika
gagal panen/gagal tanam
Ada 8

3 Banyak penduduk yang Tidak ada 5


mencari pekerjaan di kota
besar lainnya
Ada 2

4 Masyarakat sering Tidak ada 5


mendatangi kantor desa
dan lurah menuntut
penyediaan kebutuhan
dasar sembilan bahan
pokok pada saat kelaparan
dan kekeringan
Ada 6

5 Kebiasaan masyarakat Tidak ada 0


bermusyawarah untuk
menyelesaikan berbagai
persoalan sosial
kemasyarakatan
Ada 10

6 Lebih banyak masyarakat Tidak ada 8


yang diam/masabodoh/
apatis ketika ada
persoalan yang terjadi di
lingkungan sekitarnya
Ada 0

7 Kebiasaan aparat Rendah/sedang 10


pemerintah desa/
kelurahan terlebih di
tingkat RT, RW, Dusun
dan Lingkungan yang
kurang menanggapi
kesulitan yang dihadapi
masyarakat
Tinggi 0

8 Kebiasaan masyarakat Rendah/sedang 5


merayakan pesta dengan
menghadirkan undangan
149

yang banyak dan atau


memotong hewan dalam
jumlah besar
Tinggi 4

9 Kebiasaan masyarakat Rendah/sedang 5


berdemonstrasi/protes
terhadap kebijakan
pemerintah
Tinggi 4

10 Kebiasaan masyarakat Tinggi 0


mudah terprovokasi
karena isu SARA dan isu
kepentingan sosial,
ekonomi dan politik
Rendah/sedang 8

VIII LEMBAGA KEMASYARAKATAN

A. Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan/LKD/K

1 Keberadaan organisasi Ada 10


LKD/K
Tidak 0

2 Dasar hukum LKD Peraturan Desa 10


Tidak 0

3 Dasar hukum LKK


Peraturan Daerah 10
Tidak 0

4 Kepengurusan LKD/LKK
Aktif 8
Tidak 0
5 Kegiatan
Kurang dari 5 jenis 5
Lebih dari 5 jenis 8
6 Buku administrasi
LKD/LKK
Ada buku dan terisi 5
Ada buku dan tidak terisi 1
Tidak ada 0
7 Jumlah organisasi anggota Kurang dari 5 unit organisasi 5
lembaga kemasyarakatan
desa/kelurahan
Lebih dari 5 unit organisasi 8

B. Organisasi Anggota Lembaga Kemasyarakatan


Desa/Kelurahan
B.1. LKMD/LKMK/LPM atau sebutan lain

1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif O
150

3 Buku administrasi Tidak ada 2


Terisi 5
Tidak terisi 0
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8

B.2. PKK
1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak O

3 Buku administrasi Tidak ada 1


Terisi 5
Tidak terisi 0

4 Jumlah kegiatan Kurang dari 10 jenis kegiatan 4


Lebih dari 10 jenis kegiatan 8

5 Kelengkapan organisasi Lengkap 5


dasawisma
Tidak 2

6 Kelengkapan organisasi Lengkap 5


Pokja
Tidak 2

B.3. Karang Taruna


1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif 0

3 Buku administrasi Tidak ada 1


Terisi 5
Tidak terisi 0
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8

B.4. RT
1 Kepengurusan
Aktif 10
Tidak aktif 0

2 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1

3 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 3


Lebih dari 5 kegiatan 8

B.5. RW
1 Kepengurusan Aktif 10
Tidak aktif 0
151

2 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1

3 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 3


Lebih dari 5 kegiatan 8

B.6. Lembaga Adat


1 Keberadaan Ada 10
Tidak ada 0

2 Kepengurusan
Aktif 5
Tidak aktif 0

3 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1

4 Jumlah kegiatan Kurang dari 5 kegiatan 5


Lebih dari 5 kegiatan 8

B.7. BUMDES

1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif O

3 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8

B.8. Forum Komunikasi Kader Pemberdayaan Masyarakat

1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif O

3 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8
B.9. Posyandu

1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif O
152

3 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8

B10 Kelompok Tani Nelayan

1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif O

3 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8

B11 Organisasi Perempuan

1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif O

3 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8

B12 Organisasi Pemuda

1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif O

3 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8
B13 Organisasi Profesi

1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif O
153

3 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8

B14 Organisasi Bapak

1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif O

3 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8

B15 Kelompok Gotong Royong

1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif O

3 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8

B16 Posyantekdes

1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif O

3 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8

B17 Organisasi Keagamaan

1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif O
154

3 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8
B18 Organisasi ....................
1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif O

3 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8

B19 Organisasi ...................


1 Keberadaan Ada 10
Tidak 0

2 Kepengurusan Aktif 5
Tidak aktif O

3 Buku administrasi Tidak ada 0


Terisi 5
Tidak terisi 1
4 Jumlah kegiatan
Kurang dari 5 kegiatan 5
Lebih dari 5 kegiatan 8
IX. PEMERINTAHAN DESA DAN KELURAHAN
A. APBD­Desa dan Anggaran Kelurahan

1 APBD kabupaten/kota Bila tidak ada sumber 0


anggaran desa/APB­Desa/
kelurahan dari APBD
kabupaten/kota
Bila ada 10

2 Bantuan pemerintah Bila tidak ada sumber 0


kabupaten/kota anggaran desa/APB­Desa/
kelurahan dari bantuan
pemerintah kabupaten/kota
Bila ada 10

3 Bantuan pemerintah Bila tidak ada sumber 0


provinsi anggaran desa/APB­Desa/
kelurahan dari bantuan
pemerintah provinsi
Bila ada 10

4 Bantuan pemerintah pusat Bila tidak ada sumber 3


anggaran desa/APB­Desa/
kelurahan dari bantuan
pemerintah pusat
Bila ada 10
155

5 Pendapatan asli desa/ Bila jumlahnya kurang dari 5


kontribusi pendapatan asli 10% dari total jumlah APB­
daerah dari kelurahan Desa/Anggaran Kelurahan
10 – 25% 6
25 – 35% 7
35 – 50% 8
50 – 75% 9
Lebih dari 75% 10

6 Kontrubsi swadaya Bila tidak ada 0


masyarakat desa dan
kelurahan terhadap APB­
Desa/Anggaran Kelurahan
Bila jumlahnya kurang dari 1
10% dari total jumlah APB­
Desa/Anggaran Kelurahan
10 – 25% 2
25 – 35% 3
35 – 50% 5
50 – 75% 6
Lebih dari 75% 7

7 Alokasi dana desa/ dana Bila tidak ada 0


perimbangan untuk
kelurahan dalambentuk
blok grant
Bila jumlahnya kurang dari 1
10% dari total jumlah APB­
Desa/Anggaran Kelurahan
10 – 25% 2
25 – 35% 3
35 – 50% 5
50 – 75% 6
Lebih dari 75% 7

8 Sumber pendapatan dari Bila tidak ada 0


perusahaan/swasta yang
ada di desa/kelurahan
Bila jumlahnya kurang dari 1
10% dari total jumlah APB­
Desa/Anggaran Kelurahan
10 – 25% 2
25 – 35% 3
35 – 50% 5
50 – 75% 6
Lebih dari 75% 7

9 Sumber pendapatan lain Bila tidak ada 0


yang sah dan tidak
mengikat
Bila ada 10

10 Jumlah belanja Bila jumlahnya kurang dari 1


publik/belanja bangunan 10% dari total jumlah APB­
Desa/Anggaran Kelurahan
10 – 25% 2
25 – 35% 3
35 – 60% 5
60 – 70% 7
156

Lebih dari 70% 9

11 Jumlah belanja aparatur/ Bila jumlahnya kurang dari 8


pegawai 10% dari total jumlah APB­
Desa/Anggaran Kelurahan
10 – 25% 7
25 – 35% 6
35 – 60% 5
60 – 70% 2
Lebih dari 70% 1

B. Pertanggungjawaban Kepala Desa/Lurah


1 Penyampaian laporan Ada 10
keterangan
pertanggungjawaban
kepala desa kepada BPD
atau Lurah kepada
Bupati/Walikota
Tidak ada 0

2 Jumlah informasi yang Tidak ada 0


disampaikan kepala desa
dan lurah tentang laporan
penyelenggaraan tugas,
wewenang, hak dan
kewajiban kepala desa dan
lurah kepada masyarakat
Kurang dari 5 jenis informasi 5
5 – 10 jenis informasi 7
10 – 20 jenis informasi 9
Lebih dari 20 jenis informasi 10

3 Status laporan keterangan Diterima 5


pertanggungjawaban
kepala desa/lurah
Ditolak 1

4 Laporan kinerja Tidak Ada 0


penyelenggaraan tugas,
wewenang, kewajiban dan
hak kepala desa dan lurah
kepada Bupati/walikota
Diterima 5
Ditolak 1

5 Jenis media informasi Tidak ada 0


kinerja kepala desa dan
lurah kepada masyarakat
1 – 3 jenis 5
4 – 6 jenis 6
Lebih dari 6 jenis 7

6 Kasus pengaduan Tidak ada 3


masyarakat terhadap
masalah pembangunan,
pelayanan dan pembinaan
kemasyarakatan yang
disampaikan kepada
kepala desa/lurah
1 – 5 kasus 4
157

6 – 10 kasus 6
10 – 20 kasus 8
Lebih dari 20 kasus 9

7 Kasus pengaduan Tidak ada 3


masyarakat terhadap
masalah pembangunan,
pelayanan dan pembinaan
kemasyarakatan yang
diselesaikan kepala
desa/lurah
1 – 5 kasus 4
6 – 10 kasus 6
10 – 20 kasus 8
Lebih dari 20 kasus 9

C. Prasarana dan Administrasi Pemerintahan


Desa/Kelurahan

C.1. PEMERINTAH DESA/KELURAHAN

1 Gedung Kantor Tidak ada 0


Ada dan kondisi baik 10
Ada dan kondisi rusak 2

2 Jumlah ruang kerja Kurang dari 5 ruangan 5


Lebih dari 5 ruangan 7

3 Balai desa/kelurahan/ Ada dan kondisi baik 10


sejenisnya
Ada dan kondisi rusak 2
Tidak ada 0

4 Listrik/Penerangan Ada 10
Tidak ada 0

5 Air bersih Ada 10


Tidak ada 0

6 Telepon Ada 7
Tidak ada 0

7 Inventaris dan alat kantor


a Jumlah mesin tik Tidak ada 1
1 – 3 buah 5
Lebih dari 3 buah 6
b Jumlah meja
Kurang dari 7 buah 3
7 – 10 buah 5
Lebih dari 10 7

c Jumlah kursi Kurang dari 6 3


7 ­ 15 buah 5
Lebih dari 16 buah 7

d Jumlah almari arsip Tidak ada 0


1 ­ 3 buah 5
4 ­ 7 buah 6
8 – 10 buah 8
158

e Komputer
Tidak ada 0
Kurang dari 5 unit 5
Lebih dari 5 unit 10

f Mesin fax Tidak ada 1


Ada 10

g Kendaraan dinas Ada 5


lurah/kepala desa
Tidak ada 1

8 Buku data perangkat desa Bila tidak ada buku 0


atau kelurahan
Ada dan terisi lengkap 8
Ada dan terisi tidak lengkap 6
Ada dan tidak terisi 1

9 Perangkat desa/kelurahan Ada dan lengkap 8


Ada dan tidak lengkap 4
Tidak ada 0

10 Buku peta wilayah desa Ada 10


tidak ada 0

11 Struktur organisasi Ada 5


Tidak ada 4

12 Kartu uraian tugas Ada 10


Tidak ada 0

C.2 Administrasi Pemerintahan Desa / Kelurahan


1 Buku profil desa/ Ada dan diolah 10
kelurahan
Ada dan tidak diolah 5
Tidak ada 0

2 Buku data peraturan Ada dan diisi 5


desa/daerah
Ada dan tidak diisi 2
Tidak ada 0

3 Buku keputusan kepala Ada dan terisi 5


desa/lurah
Ada dan tidak terisi 3
Tidak ada 0

Ada dan terisi 5


Ada dan tidak terisi 3
Tidak ada 0

4 Buku data inventaris Ada dan terisi 5


Ada dan tidak terisi 3
Tidak ada 0

5 Buku data aparat Ada dan terisi 5


Ada dan tidak terisi 3
Tidak ada 0
159

6 Buku data tanah milik Ada dan terisi 5


desa/tanah kas/milik
kelurahan
Ada dan tidak terisi 3
Tidak ada 0

7 Buku administrasi pajak Ada dan terisi 5


dan retribusi
Ada dan tidak terisi 3
Tidak ada 0

8 Buku data tanah milik Ada dan terisi 5


penduduk
Ada dan tidak terisi 3
Tidak ada 0

9 Buku laporan pengaduan Ada dan terisi 5


masyarakat
Ada dan tidak terisi 3
Tidak ada 0

10 Buku agenda ekspedisi Ada dan terisi 5


Ada dan tidak terisi 3
Tidak ada 0

11 Buku administrasi Jika tidak ada 0


keuangan desa/kelurahan
Jika ada tetapi tidak diisi 1
Jika yang ada jumlahnya 6
kurang dari 6 jenis buku dan
diisi
7 – 10 jenis buku yang diisi 7
Lebih dari 10 jenis buku yang 8
diisi

12 Buku Administrasi Jika tidak ada 0


Kependudukan
Jika ada tetapi tidak diisi 1
Jika yang ada jumlahnya 6
kurang dari 6 jenis buku dan
diisi
7 – 10 jenis buku yang diisi 7
Lebih dari 10 jenis buku yang 8
diisi

13 Buku lembaga Jika tidak ada 0


kemasyarakatan
Jika ada tetapi tidak diisi 1
Jika yang ada jumlahnya 6
kurang dari 6 jenis buku dan
diisi
7 – 10 jenis buku yang diisi 7
Lebih dari 10 jenis buku yang 8
diisi

14 Buku data Rencana Jika tidak ada 0


Program dan Kegiatan
Pembangunan
Desa/Kelurahan
160

Jika ada tetapi tidak diisi 1


Jika yang ada jumlahnya 6
kurang dari 6 jenis buku dan
diisi
7 – 10 jenis buku yang diisi 7
Lebih dari 10 jenis buku yang 8
diisi

15 Buku data jenis proyek Jika tidak ada 0


pemerintah dan swasta
masuk desa/kelurahan
Jika ada tetapi tidak diisi 1
Jika yang ada jumlahnya 6
kurang dari 6 jenis buku dan
diisi
7 – 10 jenis buku yang diisi 7
Lebih dari 10 jenis buku yang 8
diisi

16 Buku pengendalian Jika tidak ada 0


kualitas pelayanan publik
Jika ada tetapi tidak diisi 1
Jika yang ada jumlahnya 6
kurang dari 6 jenis buku dan
diisi
7 – 10 jenis buku yang diisi 7
Lebih dari 10 jenis buku yang 8
diisi

C.3. PRASARANA DAN SARANA BADAN PERMUSYAWARATAN


DESA/BPD

1 Prasarana BPD

a Gedung Kantor Tidak ada 0


Ada dan kondisi baik 10
Ada dan kondisi rusak 2

b Jumlah ruang kerja Kurang dari 5 ruangan 5


Lebih dari 5 ruangan 7

c Balai BPDdan sejenisnya Ada dan kondisi baik 10


Ada dan kondisi rusak 2
Tidak ada 0

d Listrik/Penerangan Ada 10
Tidak ada 0

e Air bersih Ada 10


Tidak ada 0

f Telepon Ada 7
Tidak ada 0

2 Inventaris dan Alat Kantor

a Jumlah mesin tik Tidak ada 1


1 – 3 buah 5
Lebih dari 3 buah 6
161

b Jumlah meja
Kurang dari 7 buah 3
7 – 10 buah 5
Lebih dari 10 7

c Jumlah kursi Kurang dari 6 3


7 ­ 15 buah 5
Lebih dari 16 buah 7

d Jumlah almari arsip Tidak ada 0


1 ­ 3 buah 5
4 ­ 7 buah 6
8 – 10 buah 8
e Komputer
Tidak ada 0
Kurang dari 5 unit 5
Lebih dari 5 unit 10

f Mesin fax Tidak ada 1


Ada 10

g Kendaraan dinas anggota Ada 5


BPD
Tidak ada 1

h Struktur organisasi Ada 5


Tidak ada 4

i Kartu uraian tugas Ada 10


Tidak ada 0

3 Administrasi BPD

a Buku administrasi Bila tidak ada buku 0


keanggotaan BPD
Ada dan terisi lengkap 8
Ada dan terisi tidak lengkap 6
Ada dan tidak terisi 1

b Buku agenda Bila tidak ada buku 0


Ada dan terisi lengkap 8
Ada dan terisi tidak lengkap 6
Ada dan tidak terisi 1

c Buku ekspedisi Bila tidak ada buku 0


Ada dan terisi lengkap 8
Ada dan terisi tidak lengkap 6
Ada dan tidak terisi 1

d Buku data kegiatan BPD Bila tidak ada buku 0


Ada dan terisi lengkap 8
Ada dan terisi tidak lengkap 6
Ada dan tidak terisi 1

e Buku Rancangan Bila tidak ada buku 0


Keputusan BPD
Ada dan terisi lengkap 8
Ada dan terisi tidak lengkap 6
Ada dan tidak terisi 1
162

f Buku data rancangan Bila tidak ada buku 0


Peraturan Desa
Ada dan terisi lengkap 8
Ada dan terisi tidak lengkap 6
Ada dan tidak terisi 1

g Buku Data peraturan Desa Bila tidak ada buku 0


Ada dan terisi lengkap 8
Ada dan terisi tidak lengkap 6
Ada dan tidak terisi 1

h Buku Rencana Kerja BPD Bila tidak ada buku 0


Ada dan terisi lengkap 8
Ada dan terisi tidak lengkap 6
Ada dan tidak terisi 1

D. PRASARANA DAN SARANA DUSUN / LINGKUNGAN

D.1. Prasarana
1 Gedung Kantor
Ada dan kondisi baik 10
Ada dan kondisi rusak 5
Tidak ada 0

2 Balai dusun/lingkungan/ Tidak ada 0


sejenisnya
Ada dan kondisi baik 10
Ada dan kondisi rusak 5
0
3 Listrik Ada 10
Tidak ada 0

4 Air bersih Ada 10


Tidak ada 0

5 Telepon Ada 10
Tidak ada 0

D.2. Administrasi Dusun/Lingkungan


1 Buku administrasi
Ada dan diisi 10
Ada dan tidak diisi 2
Tidak ada 0
2 Jenis kegiatan Tidak ada kegiatan 0
Kurang dari 5 jenis kegiatan 5
Lebih dari 5 jenis kegiatan 8

3 Jumlah pengurus Tidak ada kepengurusan aktif 0


Kurang dari 3 orang 3
3 – 5 orang 7
Lebih dari 5 orang 9
4 Jumlah ruangan kerja
Kurang dari 3 ruang 5
3 ­ 5 ruang 8
Lebih dari 5 ruangan 10
D.3. Inventaris dan alat kantor

1 Jumlah mesin tik Tidak ada 1


163

1 – 2 buah 5
Lebih dari 2buah 6
2 Jumlah meja
Kurang dari 3 buah 3
3 – 5 buah 5
Lebih dari 6 7

3 Jumlah kursi Kurang dari 10 3


10 ­ 20 buah 5
Lebih dari 20 buah 7

4 Jumlah almari arsip Tidak ada 0


1 ­ 2 buah 5
3 ­ 5 buah 6
Lebih dari 5 buah 8
5 Komputer
Tidak ada 0
1­ 2 unit 5
Lebih dari 3 unit 10

6 Mesin fax Tidak ada 1


Ada 10

X. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

A. Jenis pembinaan pemerintah pusat kepada pemerintah


desa dan kelurahan

1 Pedoman dan standar Ada 10


pelaksanaan urusan
pemerintahan desa,
kelurahan, lembaga
kemasyarakatan
Tidak ada 0

2 Pedoman dan standar Ada 10


bantuan pembiayaan dari
pemerintah, pemerintah
provinsi dan
kabupaten/kota kepada
desa dan kelurahan
Tidak ada 0

3 Pedoman umum Ada 10


administrasi, tata naskah
dan pelaporan bagi kepala
desa dan lurah
Tidak ada 0

4 Pedoman dan standar Ada 10


tanda jabatan, pakaian
dinas dan atribut bagi
Kepala Desa, Lurah dan
Perangkat
Desa/Kelurahan serta
BPD
Tidak ada 0

5 Pedoman pendidikan dan Ada 10


164

pelatihan bagi
pemerintahan desa,
kelurahan, lembaga
kemasyarakatan dan
perangkat masing­masing
Tidak ada 0

6 Bimbingan, supervisi dan Ada 0


konsultasi pelaksanaan
pemerintahan desa dan
kelurahan serta
pemberdayaan lembaga
kemasyarakatan
Tidak ada 0

7 Kegiatan pendidikan dan Ada 10


pelatihan tentang
penyelenggaraan
pemerintahan desa dan
kelurahan
Tidak ada 0

8 Penelitian dan pengkajian Ada 10


penyelenggaraan
pemerintahan desa dan
kelurahan
Tidak ada 0

9 Kegiatan yang terkait Ada 10


dengan upaya percepatan
atau akselerasi
pembangunan desa dan
kelurahan dalam bidang
ekonomi keluarga,
penanganan bencana,
penanggulangan
kemiskinan, percepatan
keberdayaan masyarakat,
peningkatan prasarana
dan sarana pedesaan
/kelurahan, pemanfaatan
sumber daya alam dan
teknologi tepat guna,
pengembangan sosial
budaya masyarakat di
desa dan kelurahan yang
dibiayai APBN
Tidak ada 0

10 Pemberian penghargaan Ada 10


atas prestasi yang
dilaksanakan
pemerintahan desa dan
kelurahan dalam
penyelenggaraan
pemerintahan dan
lembaga kemasyarakatan
Tidak ada 0

11 Pemberian sanksi atas Ada 10


165

penyimpangan yang
dilakukan kepala desa,
lurah dan perangkat
masing­masing
Tidak ada 0

B. Pembinaan Pemerintah Provinsi kepada pemerintahan


desa/kelurahan
1 Pedoman pelaksanaan Ada 10
tugas pembantuan dari
provinsi ke
desa/kelurahan
Tidak ada 0

2 Pedoman bantuan Ada 10


keuangan dari provinsi
Tidak ada 0

3 Kegiatan fasilitasi Ada 10


keberadaan kesatuan
masyarakat hukum adat,
nilai adat istiadat dan
lembaga adat beserta hak
dan kewajibannya dalam
pelaksanaan
pemerintahan
desa/kelurahan
Tidak ada 0

4 Fasilitasi Pelaksanaan Ada 10


pedoman administrasi,
tata naskah dan pelaporan
bagi kepala desa dan lurah
Tidak ada 0

5 Kegiatan pendidikan dan Ada 10


pelatihan tentang
penyelenggaraan
pemerintahan desa dan
kelurahan berskala
provinsi
Tidak ada 0

6 Kegiatan penanggulangan Ada 10


kemiskinan yang dibiayai
APBD Provinsi yang
masuk desa dan
kelurahan
Tidak ada 0

7 Kegiatan penanganan Ada 10


bencana yang dibiayai
APBD Provinsi untuk desa
dan kelurahan
Tidak ada 0

8 Kegiatan peningkatan Ada 10


pendapatan keluarga yang
dibiayai APBD Provinsi di
desa dan kelurahan
166

Tidak ada 0

9 Kegiatan penyediaan Ada 10


sarana dan prasarana
desa dan kelurahan yang
dibiayai APBD Provinsi
yang masuk desa dan
kelurahan
Tidak ada 0

10 Pemberian penghargaan Ada 10


atas prestasi yang
dilaksanakan
pemerintahan desa dan
kelurahan dalam
penyelenggaraan
pemerintahan dan
lembaga kemasyarakatan
Tidak ada 0

11 Pemberian sanksi atas Ada 10


penyimpangan yang
dilakukan kepala desa,
lurah dan perangkat
masing­masing
Tidak ada 0

12 Kegiatan pemanfaatan Ada 10


sumber daya alam dan
pengembangan teknologi
tepat guna yang dibiayai
APBD Provinsi di desa
dan kelurahan
Tidak ada 0

13 Kegiatan pengembangan Ada 10


sosial budaya masyarakat
Tidak ada 0

14 Pedoman pendataan dan Ada 10


pendayagunaan data profil
desa dan kelurahan
Tidak ada 0

15 Pemberian penghargaan Ada 10


atas prestasi yang
dilaksanakan
pemerintahan desa dan
kelurahan dalam
penyelenggaraan
pemerintahan dan
lembaga kemasyarakatan
Tidak ada 0

C. Pembinaan pemerintah kabupaten/kota kepada


pemerintahan desa dan kelurahan
1 Pelimpahan tugas Tidak ada 0
Bupati/Walikota kepada
Lurah dan Kepala Desa
Kurang dari 5 jenis 2
167

5 – 10 jenis 3
10 – 20 jenis 5
Lebih dari 20 jenis 7

2 Penetapan pengaturan Tidak ada 0


kewenangan
kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya
kepada desa
Kurang dari 10 jenis 3
10 – 20 jenis 4
Lebih dari 20 jenis 7

3 Pedoman pelaksanaan Tidak ada 0


tugas pembantuan dari
kabupaten/kota kepada
desa
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

4 Pedoman teknis Tidak ada 0


penyusunan peraturan
desa, peraturan kepala
desa, keputusan Lurah
dan peraturan daerah
kepada kepala desa dan
lurah.
Kurang dari 10 jenis 5
10 – 20 jenis 6
Lebih dari 20 jenis 7

5 Pedoman teknis Tidak ada 0


penyusunan perencanaan
pembangunan partisipatif
serta pengembangan
lembaga kemasyarakatan
desa dan kelurahan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7
6 Kegiatan fasilitasi Tidak ada 0
keberadaan kesatuan
masyarakat hukum adat,
nilai adat istiadat dan
lembaga adat beserta hak
dan kewajibannya dalam
pelaksanaan
pemerintahan
desa/kelurahan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

7 Penetapan pembiayaan Tidak ada 0


alokasi dana perimbangan
untuk desa/kelurahan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7
168

8 Fasilitasi Pelaksanaan Tidak ada 0


pedoman administrasi,
tata naskah dan pelaporan
bagi kepala desa dan lurah
Kurang dari 10 jenis 5
10 – 20 jenis 6
Lebih dari 20 jenis 7

9 Jumlah kegiatan Tidak ada 0


pendidikan dan pelatihan
tentang penyelenggaraan
pemerintahan desa dan
kelurahan berskala
kabupaten/kota
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

10 Kegiatan penanggulangan Tidak ada 0


kemiskinan yang dibiayai
APBD kabupaten/kota
yang masuk desa dan
kelurahan
Kurang dari 10 jenis 3
10 – 20 jenis 4
Lebih dari 20 jenis 6

11 Kegiatan penanganan Tidak ada 0


bencana yang dibiayai
APBD kabupaten/kota
untuk desa dan kelurahan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

12 Kegiatan peningkatan Tidak ada 0


pendapatan keluarga yang
dibiayai APBD
kabupaten/kota di desa
dan kelurahan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

13 Fasilitasi penetapan Tidak ada 0


pedoman dan standar
tanda jabatan, pakaian
dinas dan atribut bagi
Kepala Desa, Lurah,
Perangkat
Desa/Kelurahan dan BPD
Kurang dari 3 jenis 5
3 – 7 jenis 6
Lebih dari 7 jenis 7

14 Kegiatan fasilitasi Tidak ada 0


keberadaan kesatuan
masyarakat hukum adat,
nilai adat istiadat dan
lembaga adat beserta hak
169

dan kewajibannya dalam


pelaksanaan
pemerintahan
desa/kelurahan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

15 Pedoman pendataan dan Tidak ada 0


pendayagunaan profil desa
dan kelurahan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

16 Program dan kegiatan Tidak ada 0


pemeliharaan motivasi
desa/kelurahan
berprestasi
pascaperlombaan desa
dan kelurahan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

17 Pemberian penghargaan Tidak ada 0


atas prestasi yang dicapai
pemerintahan desa dan
kelurahan dalam
penyelenggaraan
pemerintahan dan
pemberdayaan lembaga
kemasyarakatan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

18 Pemberian sanksi atas Tidak ada 0


penyimpangan yang
dilakukan kepala desa,
lurah dan perangkat
masing­masing
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

19 Mengawasi pengelolaan Tidak ada 0


keuangan desa serta
anggaran kelurahan dan
pendayagunaan aset
pemerintahan desa, badan
usaha milik desa dan
sumber pendapatan
daerah yang dikelola lurah
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7
170

D. Pembinaan dan Pengawasan Camat kepada


Desa/Kelurahan
1 Jumlah Kegiatan fasilitasi Tidak ada 0
penyusunan peraturan
desa dan peraturan kepala
desa
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

2 Jumlah Kegiatan fasilitasi Tidak ada 0


administrasi tata
pemerintahan desa dan
kelurahan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

3 Fasilitasi pengelolaan Tidak ada 0


keuangan desa dan
pendayagunaan aset desa
serta anggaran kelurahan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

4 Jumlah kegiatan fasilitasi Tidak ada 0


pelaksanaan urusan
otonomi daerah
kabupaten/kota yang
diserahkan kepada desa
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

5 Fasilitasi penerapan dan Tidak ada 0


penegakan peraturan
perundang­undangan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

6 Fasilitasi penyediaan data Tidak ada 0


dan pendayagunaan data
profil desa dan kelurahan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

7 Jumlah kegiatan fasilitasi Tidak ada 0


pelaksanaan tugas,
wewenang, fungsi, hak
dan kewajiban kepala
desa, BPD, Lurah dan
lembaga kemasyarakatan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7
171

8 Jumlah kegiatan fasilitasi Tidak ada 0


upaya penyelenggaraan
ketenteraman dan
ketertiban umum
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

9 Fasilitasi penataan, Tidak ada 0


penguatan dan efektivitas
pelaksanaan tugas, fungsi
dan kewajiban lembaga
kemasyarakatan desa dan
kelurahan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

10 Jumlah kegiatan fasilitasi Tidak ada 0


partisipasi masyarakat
dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemanfaatan
dan pemeliharaan serta
pengembangan dan
pelestarian hasil
pembangunan.
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

11 Fasilitasi kerjasama antar Tidak ada 0


desa/kelurahan dan
kerjasama desa/kelurahan
dengan pihak ketiga
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

12 Jumlah kegiatan fasilitasi Tidak ada 0


pelaksanaan program dan
kegiatan pemberdayaan
masyarakat
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

13 Jumlah kegiatan Tidak ada 0


pemeliharaan motivasi
bagi desa dan kelurahan
juara perlombaan dan
pasca perlombaan
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

14 Jumlah kegiatan fasilitasi Tidak ada 0


kerjasama antar lembaga
kemasyarakatan dan
lembaga kemasyarakatan
dengan organisasi anggota
172

lembaga kemasyarakatan
serta dengan pihak ketiga
sebagai mitra percepatan
keberdayaan masyarakat
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

15 Jumlah kegiatan fasilitasi Tidak ada 0


bantuan teknis dan
pendampingan kepada
lembaga kemasyarakatan
dan organisasi anggotanya
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

16 Jumlah kegiatan Tidak ada 0


koordinasi unit kerja
pemerintahan dalam
pengembangan lembaga
kemasyarakatan
desa/kelurahan.
Kurang dari 5 jenis 5
5 – 10 jenis 6
Lebih dari 10 jenis 7

Berdasarkan skoring terhadap setiap daftar isian tingkat perkembangan


desa/kelurahan, dapat dilakukan perhitungan skoring bagi setiap
variabel dan indikator sehingga diperoleh skor tertinggi dan skor
terendah dari setiap variabel, subvariabel dan indikator yang diukur.
Skor tingkat perkembangan desa dan kelurahan ditetapkan berdasarkan
system penilaian sebagaimana pada tabel berikut.
173

TABEL 3   
 
SKOR TINGKAT PERKEMBANGAN DESA/KELURAHAN 

Skore
No Variabel/Subvariabel/Indikator
Terendah Tertinggi
I PERKEMBANGAN PENDUDUK 2 10
1 Perkembangan Penduduk 1 5
2 Perkembangan Kepala Keluarga 1 5

II EKONOMI MASYARAKAT 132 797


A PENGANGGURAN 1 10

B KESEJAHTERAAN KELUARGA 1 10

C PENDAPATAN DOMESTIK DESA/ 84 210


KELURAHAN BRUTO (PDD/KB)
1 Subsektor Pertanian 4 10
2 Subsektor Perkebunan 4 10
3 Subsektor Peternakan 4 10
4 Subsektor Perikanan 4 10
5 Subsektor Kehutanan 4 10
6 Sektor Pertambangan dan Galian 4 10
7 Subsektor Kerajinan 4 10
8 Sektor Industri Pengolahan 4 10
9 Subsektor Perdagangan besar dan 4 10
eceran
10 Subsektor hotel dan restoran 4 10
11 Sektor Bangunan/Konstruksi 4 10
12 Subsektor bank dan lembaga keuangan 4 10
bukan bank
13 Subsektor sewa bangunan dan jasa 4 10
perusahaan
14 Subsektor jasa pemerintahan umum 4 10
15 Subsektor jasa swasta 4 10
16 Subsektor jasa hiburan dan rekreasi 4 10
17 Subsektor jasa perorangan dan rumah 4 10
tangga
18 Subsektor angkutan dan jasa penunjang 4 10
angkutan
19 Subsektor komunikasi 4 10
20 Subsektor listrik dan gas 4 10
21 Subsektor air minum 4 10

D. PENDAPATAN PERKAPITA 10 100


D.1. MENURUT SEKTOR USAHA 9 90
1 Subsektor Pertanian 1 10
2 Perkebunan 1 10
3 Peternakan 1 10
4 Perikanan 1 10
5 Kerajinan 1 10
6 Pertambangan 1 10
7 Kehutanan 1 10
8 Industri kecil, menengah dan besar 1 10
9 Jasa dan Perdagangan 1 10

D.2. PENDAPATAN RIIL KELUARGA 1 10


174

E. STRUKTUR MATA PENCAHARIAN 2 260


MENURUT SEKTOR

1 Sektor pertanian 0 30
a Petani 0 10
b Buruh tani 0 10
c Pemilik usaha pertanian 0 10

2 Sektor Perkebunan 0 30
a Buruh perkebunan 0 10
b Karyawan perusahaan perkebunan 0 10
c Pemilik usaha perkebunan 0 10

3 Peternakan 0 20
a Buruh usaha peternakan 0 10
b Pemilik usaha peternakan 0 10

4 Perikanan 0 30
a Nelayan 0 10
b Pemilik usaha perikanan 0 10
c Buruh usaha perikanan 0 10
5 Kehutanan 0 30
a Pemilik usaha pengolahan hasil hutan 0 10
b Buruh usaha pengolahan hasil hutan 0 10
c Pengumpul hasil hutan 0 10
6 Sektor Pertambangan dan Bahan 0 30
Galian C
a Penambang galian C 0 10
kerakyatan/perorangan
b Pemilik usaha pertambangan skala kecil 0 10
dan besar
c Buruh usaha pertambangan 0 10
7 Sektor Industri Kecil dan Kerajinan 0 20
Rumah Tangga
a Sebaran matapencaharian penduduk di 0 10
sektor/ usaha industri kecil dan
kerajinan rumah tangga
b Penyerapan tenaga kerja 0 10

8 Sektor Industri menengah dan besar 0 30


a Karyawan perusahaan swasta 0 10
b Karyawan perusahaan pemerintah 0 10
c Pemilik perusahaan industri menengah 0 10
dan besar

9 Sektor perdagangan 0 20
a Pengusaha perdagangan hasil bumi 0 10
b Buruh jasa perdagangan hasil bumi 0 10

10 Sektor Jasa 2 20
a Jenis usaha jasa yang ada 0 10
b Penyerapan tenaga kerja di sektor jasa 2 10

F. PENGUASAAN ASET EKONOMI 31 217


MASYARAKAT
F.1. ASET TANAH 2 10
Aset tanah 2 10
F.2. ASET SARANA TRANSPORTASI UMUM 9 35
1 Memiliki ojek sepeda/ motor 1 6
175

2 Memiliki becak/bentor, cidemo, andong 1 6


dan dokar
3 Memiliki angkutan kota/ desa, minibus, 1 7
bus
4 Memiliki perahu dayung, kapal motor, 1 6
dan angkutan laut/sungai lainnya
5 Memiliki angkutan udara 5 10

F.3. ASET SARANA PRODUKSI 0 20


1 Jenis sarana produksi 0 10
2 Kepemilikan sarana produksi 0 10
G. ASET PERUMAHAN 24 135
G.1. RUMAH MENURUT DINDING 7 47
G.2. RUMAH MENURUT LANTAI 8 36
G.3. RUMAH MENURUT ATAP 9 52

H. PEMILIKAN ASET EKONOMI LAINNYA 0 17

1 Sebaran jumlah jenis aset ekonomi 0 8


lainnya
2 Sebaran pemilik berbagai jenis aset 0 9

III. PENDIDIKAN MASYARAKAT 1 189


A. Tingkat Pendidikan Penduduk 0 69
1 Jumlah penduduk buta aksara dan 0 10
huruf latin

2 Jumlah penduduk usia 3­6 tahun yang 1 7


masuk TK dan kelompok bermain anak.
3 Jumlah penduduk tidak tamat 0 5
SD/sederajat
4 Jumlah penduduk tidak tamat 1 7
SLTP/Sederajat
5 Jumlah penduduk tamat 1 8
SLTA/sederajat
6 Jumlah penduduk tamat 3 9
Diploma/sederajat
7 Jumlah penduduk tamat S1, S2 dan S3 4 10
8 Jumlah penduduk cacat 0 5
9 Jumlah penduduk cacat yang tamat 1 8
SLB
B. Wajib Belajar 9 tahun 1 9
Jumlah penduduk usia 7­15 tahun yang 1 9
tidak sekolah
C. Rasio Guru dan Murid 3 44
1 Rasio guru dan murid TK dan kelompok 0 8
bermain
2 Rasio guru dan murid SD/sederajat 1 9
3 Rasio guru dan murid SLTP/sederajat 1 9
4 Rasio guru dan murid SLTA/sederajat 1 9
5 Rasio guru dan murid SLB/sederajat 0 9

D. Kelembagaan Pendidikan Masyarakat 0 67


1 Jumlah perpustakaan desa/kelurahan 0 9
2 Jumlah taman bacaan desa / kelurahan 0 10
3 Jumlah perpustakan keliling 0 10
4 Jumlah sanggar belajar 0 9
5 Jumlah kegiatan lembaga pendidikan 0 10
luar sekolah
176

6 Jumlah kelompok belajar paket A, B dan 0 9


C
7 Jumlah lembaga kursus keterampilan 0 10

IV. KESEHATAN MASYARAKAT 41 366


A. Kualitas Ibu Hamil 2 66

1 Jumlah ibu hamil periksa di posyandu 0 9


2 Jumlah ibu hamil periksa di Puskesmas 0 9
dan Rumah Sakit
3 Jumlah ibu hamil periksa di Dokter 0 9
praktek dan Bidan Praktek
4 Jumlah ibu hamil periksa di Dukun 0 9
terlatih
5 Jumlah kematian ibu hamil 0 10
6 Jumlah ibu hamil yang melahirkan 0 10
7 Jumlah kematian ibu nifas 1 10
B. Kualitas Bayi 4 48
1 Jumlah keguguran kandungan 0 10
2 Jumlah bayi lahir mati 0 10
3 Jumlah bayi usia 0 – 12 bulan yang 1 8
mati
4 Jumlah bayi lahir berat kurang dari 2,5 2 10
kg
5 Jumlah bayi 0 – 5 tahun yang cacat 1 10

C. Kualitas Persalinan 11 39
C.1. Tempat Persalinan 5 24
1 Tempat persalinan RSU dan Puskesmas 1 8
2 Tempat persalinan BKIA dan Polindes 2 8
3 Tempat persalinan Rumah praktek 1 4
dokter dan bidan
4 Tempat persalinan rumah dukun dan 1 4
rumah sendiri
C.2. Pertolongan Persalinan 6 15
1 Pertolongan Dokter, Bidan dan Perawat 3 6
2 Persalinan yang ditolong Dukun bersalin 2 5
3 Jumlah persalinan yang ditolong 1 4
keluarga
D. Cakupan Imunisasi 4 32
1 Imunisasi bayi usia 2 bulan 1 8
2 Imunisasi bagi bayi usia 3 bulan 1 8
3 Imunisasi bagi bayi usia 4 bulan 1 8
4 Imunisasi bagi bayi usia 9 bulan 1 8
E. Perkembangan Pasangan Usia Subur 8 24
dan KB
E.1. Pasangan Usia Subur 4 12
1 Jumlah pasangan usia subur 3 7
2 Wanita kawin muda usia kurang dari 16 1 5
tahun
E.2. Keluarga Berencana 6 15

1 Jumlah pengguna metode Kontrasepsi 3 8


2 Jumlah PUS yang tidak menggunakan 3 7
metode KB
F. Wabah Penyakit 0 20
1 Jenis wabah penyakit 0 10
2 Jumlah korban meninggal 0 10
G. Angka Harapan Hidup/AHH 3 10
177

Angka harapan hidup 3 10


H. Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Air 5 10
Bersih
Jumlah keluarga yang menggunakan 5 10
sumur gali

I. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 0 22


1 Kebiasaan buang air besar 0 8
2 Pola makan 0 4
3 Kebiasaan berobat waktu sakit 0 10

J Status Gizi Balita 0 8

K. Jenis Penyakit dan Tempat Perawatan 2 29


Penderita Sakit tahun ini
1 Jenis penyakit yang diderita penduduk 0 10
2 Penderita penyakit 0 5
3 Tempat perawatan 2 14
a Rumah sakit/Puskesmas 1 7
b Rumah sendiri 1 7
L. Perkembangan Sarana dan Prasarana 0 55
Kesehatan Masyarakat
1 MCK umum 0 8
2 Organisasi Posyandu dan Kepengurusan 0 5
3 Kegiatan Posyandu 0 9
4 Administrasi Posyandu 0 5
5 Dasawisma 0 8
6 Kesehatan Masyarakat 0 20
a Kegiatan Kebersihan Lingkungan 0 5
b Pengobatan Gratis 0 5
c Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 0 5
d Pembangunan prasarana dan sarana 0 5
kesehatan lingkungan/komunitas

V. KEAMANAN DAN KETERTIBAN 3 304


A. Jenis Konflik Sara 0 69
1 Konflik Sara pada tahun ini 0 10
2 Konflik sosial ekonomi 0 20
a Konflik antar kelompok masyarakat 0 10
dalam desa/kelurahan
b Konflik antar kelompok masyarakat 0 10
antar desa/kelurahan
3 Konflik sosial politik antar masyarakat 0 10
dengan lembaga politik
4 Konflik masyarakat dengan pemerintah 0 10
5 Konflik antara masyarakat dengan 0 10
perusahaan
6 Proses hukum bagi pelaku konflik 0 9
B. Perkelahian 1 13
1 Korban kasus perkelahian 1 5
2 Proses hukum bagi pelaku 0 8
C. Pencurian 1 13
1 Korban kasus pencurian 1 5
2 Proses hukum bagi pelaku 0 8

D. Penjarahan dan Penyerobotan Tanah 1 13

1 Korban kasus 1 5
2 Proses hukum bagi pelaku 0 8
178

E. Perjudian, Penipuan dan Penggelapan 0 24


1 Kasus perjudian 0 8
2 Kasus penipuan dan penggelapan 0 8
3 Jumlah kasus sengketa warisan, jual 0 8
beli dan hutang piutang

F. Pemakaian Narkoba dan Miras 0 20


1 Kasus Narkoba 0 10
2 Kasus Miras 0 10

G. Prostitusi
1 Lokalisasi 0 10
2 Penertiban tempat praktek prostitusi 0 5

H. Pembunuhan 0 18
1 Korban Pembunuhan 0 10
2 Proses hukum bagi pelaku 0 8

I. Penculikan 0 18
1 Korban Penculikan 0 10
2 Proses hukum bagi pelaku 0 8

J. Kejahatan Seksual 0 18
1 Kasus perkosaan 0 10
2 Tempat liar bagi praktek pekerja seks 0 10
komersial (PSK) jalanan

K. Masalah Kesejahteraan Sosial 1 81


1 Jenis masalah kesejahteraan sosial 0 10
2 Jumlah penyandang masalah 0 5
kesejahteraan sosial
3 Keberadaan Panti/sanggar/rumah 0 10
singgah dan tempat
pemulihan/rehabilitasi bagi penyandang
masalah kesejahteraan sosial
Jika tidak ada
4. Teror dan Intimidasi 0 18
a Jumlah kasus 0 10
b Penyelesaian kasus 0 8
5. Pelembagaan Sistem Keamanan 1 38
Lingkungan Semesta
a Organisasi Siskamling 0 8
b Organisasi pertahanan sipil dan 0 8
perlindungan masyarakat dan Satpam
c Kegiatan Siskamling 1 8
d Pembinaan Siskamling, Hansip dan 0 7
Linmas
e Administrasi Siskamling, Hansip dan 0 7
Linmas
179

VI. KEDAULATAN POLITIK MASYARAKAT 55 394


A. Kesadaran Berpemerintahan, 1 44
Berbangsa dan Bernegara
1 Jenis kegiatan pemantapan nilai 0 9
ideologi Pancasila sebagai dasar negara,
nilai Bhinneka Tunggal Ika dan nilai
kesebangsaan lainnya
2 Jumlah kegiatan pemantapan nilai 1 10
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
3 Kasus ancaman keutuhan NKRI, 0 10
gangguan Kantibmas, disintegrasi
sosial, politik, ekonomi dan nilai
kesebangsaan lainnya
4 Kasus ketenagakerjaan dan perlintasan 0 10
batas antar negara
5 Fasilitasi penyelesaian Kasus 0 5

B. Kesadaran Membayar Pajak dan 4 30


Retribusi
1 Realisasi PBB 1 5
2 Tindakan hukum terhadap penunggak 1 5
PBB
3 Realisasi Retribusi dan Pungutan resmi 1 5
lainnya dari masyarakat
4 Tindakan hukum terhadap penunggak 1 5
PBB
5 Pungutan tidak resmi 0 10

C. Partisipasi Politik 30 191


C.1. Jumlah Partai Politik dan Pemilihan 20 39
Umum
1 Jumlah pemilih yang menggunakan hak 4 8
pilih dalam pemilihan presiden/ wakil
dan legislatif pada Pemilu terakhir
2 Jumlah penduduk yang dipilih dalam 1 10
pemilu legislatif yang lalu
3 Parpol yang mempunyai kantor dan 5 7
pengurus di desa/kelurahan
4 Jumlah perempuan dari 5 7
desa/kelurahan yang aktif di partai
politik
5 Jumlah penduduk yang menjadi 5 7
pengurus parpol di desa/kelurahan

C.2. Pemilihan Kepala Daerah 10 18


1 Jumlah pemilih yang menggunakan hak 5 9
pilih dalam pemilihan Gubernur pada
Pemilu terakhir
2 Jumlah pemilih yang menggunakan hak 5 9
pilih dalam pemilihan Bupati/ Walikota
pada Pilkada terakhir

C.3. Penetapan Kepala Desa/Lurah dan 0 49


Perangkat Desa/Kelurahan
1 Penentuan jabatan kepala desa 0 10
2 Penentuan Sekretaris Desa/Kelurahan 0 10
3 Penentuan perangkat desa termasuk 0 10
kepala dusun sebagai unsur
kewilayahan
180

4 Masa jabatan Kepala Desa 0 9


5 Penentuan jabatan lurah dan perangkat 0 10
kelurahan termasuk kepala lingkungan

C.4. Badan Permusyawaratan Desa 0 85


(BPD)
1 Keberadaan BPD 0 10
2 Jumlah Anggota 0 10
3 Pemilihan BPD 0 20
4 Pemilikan kantor/ruang kerja BPD 0 5
5 Anggaran untuk BPD 0 5

6 Produk Keputusan BPD tahun ini 0 35


a Peraturan desa 0 5
b Permintaan keterangan dari kepala desa 0 5
c Rancangan peraturan desa 0 5
d Menyatakan pendapat kepala desa 0 5
e Menyampaikan usul dan pendapat 0 5
kepada kepala desa
f Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan 0 5
APB desa
g Rancangan peraturan desa 0 5

D. Pemilihan dan Fungsionalisasi 20 129


Lembaga Kemasyarakatan
1 Keberadaan organisasi LKD/K 0 5
2 Dasar hukum keberadaan LKD 0 10
3 Dasar hukum pembentukan LKK 0 8
4 Pemilihan pengurus LKD/LKK 0 8
5 Jumlah organisasi anggota LKD/LKK 0 5
6 Pemilihan pengurus organisasi anggota 5 10
LKD/LKK termasuk PKK, LPM/LKMD/,
Karang Taruna, RT, RW, ..........
7 Pemilihan pengurus organisasi anggota 0 10
LKD/LKK termasuk PKK, LPM/LKMD/,
Karang Taruna, RT, RW,..........
8 Implementasi tugas, fungsi dan 0 5
kewajiban LKD/LKK
9 Jumlah kegiatan yang dilaksanakan 5 10
LKD/LKK dan organsisi anggota
10 Fungsi, tugas dan kewajiban lembaga 0 8
kemasyarakatan yang dijalankan oleh
organisasi anggota LKD/LKK
11 Alokasi anggaran untuk LKD/LKK dari 0 8
anggaran kelurahan/APBD dan
APBDesa
12 Alokasi anggaran untuk organisasi 0 8
anggota LKD/LKK termasuk PKK,
LPM/LKMD/K, RT/RW.....
13 Kantor dan ruang kerja LKD/LKK 0 5
14 Dukungan pembiayaan, personil dan 5 10
ATK untuk LKD/LKK dari APBD/APB
Desa
15 Realisasi program kerja organisasi 4 6
anggota LKD/ LKK
16 Keberadaan alat kelengkapan unit 1 8
organisasi LKD/K: anggota, pokja,
bidang, seksi dan yang lainnya.
17 Kegiatan administrasi dan 0 5
181

ketatausahaan LKD/LKK

VII. PERANSERTA MASYARAKAT DALAM 113 611


PEMBANGUNAN

A. Musyawarah Perencanaan 32 121


Pembangunan Desa/Kelurahan/
Musrenbangdes/kelurahan
1 Jumlah kegiatan Musrenbangdes/kel 1 6
yang dilakukan pada tahun ini,
termasuk di tingkat dusun dan
lingkungan
2 Jumlah kehadiran masyarakat dalam 3 5
setiap kali musyawarah tingkat
dusun/lingkungan dan desa/kelurahan
3 Perkembangan peranserta laki­laki dan 6 8
perempuan dalam Musrenbang di
desa/kelurahan
4 Penggunaan data dasar keluarga dalam 3 10
Profil Desa/Kelurahan dalam penentuan
lokasi dan penerima program
penanggulangan kemiskinan dan
program pemberdayaan masyarakat
5 Penggunaan data dasar keluarga dalam 3 10
Profil Desa/Kelurahan oleh
dinas/instansi sektoral dan unit kerja
pemerintah daerah lainnya
6 Penggunaan data Profil Desa/Kelurahan 0 10
dalam forum Musrenbangdes/kel
Partisipatif
7 Pelibatan masyarakat dalam 0 5
pemutakhiran data profil desa dan
kelurahan sebagai bahan dalam
Musrenbang partisipatif
8 Usulan masyarakat yang disetujui 5 10
menjadi Rencana Kerja Desa dan
Kelurahan
9 Usulan Pemerintah Desa dan Kelurahan 5 10
yang disetujui menjadi Rencana Kerja
Desa/Kelurahan dan dimuat dalam
RAPB­Desa
10 Usulan rencana kerja dari pemerintah 5 7
kabupaten/ kota/provinsi dan pusat
yang dibahas saat Musrenbang dan
ditolak masyarakat
11 Pemilikan dokumen hasil Musrenbang 0 10
tingkat Desa dan Kelurahan yang
diusulkan ke pemerintah tingkat atas
untuk dibiayai dari APBD Kab/Kota,
APBD Provinsi dan APBN maupun
sumber biaya dari perusahaan swasta
yang investasi di desa/kelurahan
12 Pemilikan dokumen Rencana Kerja 0 10
Pembangunan Desa/ Kelurahan
(RKPD/K) dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa/ Kelurahan
(RPJMD/K)
13 Kegiatan yang diusulkan masyarakat 0 10
melalui forum Musrenbangdes/kel yang
tidak direalisasikan dalam APB­Desa,
182

APB­Daerah kabupaten/Kota dan


provinsi
14 Kegiatan yang diusulkan masyarakat 1 10
melalui forum Musrenbangdes/kel yang
pelaksanaannya tidak sesuai dengan
hasil Musrenbang

B. Peranserta Masyarakat dalam 39 149


Pelaksanaan dan Pelestarian Hasil
Pembangunan
1 Jumlah masyarakat yang terlibat dalam 3 8
pelaksanaan pembangunan fisik di desa
dan kelurahan sesuai hasil Musrenbag
2 Jumlah penduduk yang dilibatkan 3 8
dalam pelaksanaan proyek padat karya
oleh pengelola proyek yang ditunjuk
pemerintah desa/kelurahan atau
kabupaten/kota
3 Kegiatan yang dilaksanakan oleh 0 10
masyarakat dan lembaga
kemasyarakatan desa/kelurahan yang
sudah ada sesuai ketetapan dalam
APB­Desa
4 Kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak 0 5
ketiga tanpa melibatkan masyarakat
5 Kegiatan yang masuk desa/kelurahan di 1 5
luar yang telah direncanakan dan
disepakati masyarakat saat Musrenbang
6 Usulan masyarakat yang disetujui 5 8
menjadi Rencana Kerja Desa dan
Kelurahan
7 Usulan Pemerintah Desa dan Kelurahan 5 8
yang disetujui menjadi Rencana Kerja
Desa/Kelurahan
8 Usulan rencana kerja program dan 5 8
kegiatan dari pemerintah
kabupaten/kota/provinsi dan pusat
yang dibahas saat Musrenbang dan
disetujui untuk dilaksanakan di desa
dan kelurahan oleh masyarakat
9 Penyelenggaraan musyawarah 0 10
desa/kelurahan untuk menerima,
memelihara dan melestarikan hasil
pembangunan yang sudah ada
10 Pelaksanaan kegiatan dari masyarakat 2 8
untuk menyelesaikan atau
menindaklanjuti kegiatan yang belum
diselesaikan oleh pelaksana
sebelumnya.
11 Kasus penyimpangan pelaksanaan 5 10
kegiatan pembangunan yang dilaporkan
masyarakat atau lembaga
kemasyarakatan desa/kelurahan
kepada Kepala Desa/Lurah
12 Kasus penyimpangan pelaksanaan 2 8
pembangunan yang diselesaikan di
tingkat desa/kelurahan
13 Kasus penyimpangan pelaksanaan 2 8
kegiatan pembangunan desa/kelurahan
yang diselesaikan secara hukum
183

14 Kegiatan masyarakat untuk 1 10


melestarikan hasil pembangunan yang
dikoordinasikan pemerintah
desa/kelurahan
15 Kegiatan yang didanai dari APB­ 0 10
Desa/anggaran kelurahan dan swadaya
masyarakat di kelurahan
16 Kegiatan di desa dan kelurahan yang 0 5
didanai dari APB Daerah
Kabupaten/Kota
17 Kegiatan di desa dan kelurahan yang 0 10
didanai dari APBD Provinsi
18 Jumlah kegiatan di desa dan kelurahan 5 10
yang didanai APBN

C. Semangat Kegotongroyongan 0 105


Penduduk
1 Kelompok arisan 0 5
2 Dana sehat 0 5
3 Kegiatan gotong­royong atau sambatan 0 5
dalam pembangunan rumah
4 Kegiatan gotong royong atau 0 5
sambatan/sejenisnya dalam pengolahan
tanah
5 Kegiatan gotong royong atau 0 5
sambatan/sejenisnya dalam
pembiayaan pendidikan anak
sekolah/kuliah/kursus
6 Kegiatan gotong royong atau 0 5
sambatan/sejenisnya dalam
pemeliharaan fasilitas umum dan
fasilitas sosial/prasarana dan sarana
7 Kegiatan gotong royong atau 0 5
sambatan/sejenisnya dalam pemberian
modal usaha
8 Kegiatan gotong royong atau 0 5
sambatan/sejenisnya dalam pengerjaan
sawah dan kebun
9 Kegiatan gotong royong atau 0 5
sambatan/sejenisnya dalam
penangkapan ikan dan usaha
peternakan lainnya
10 Kegiatan gotong royong atau 0 5
sambatan/sejenisnya dalam menjaga
ketertiban, ketentraman dan keamanan
11 Kegiatan gotong royong atau 0 5
sambatan/sejenisnya dalam peristiwa
kematian
12 Kegiatan gotong royong menjaga 0 5
kebersihan Desa/Kelurahan
13 Kegiatan gotong royong membangun 0 5
jalan/jembatan/saluran air/irigasi
14 Kegiatan gotong royong atau 0 5
sambatan/sejenisnya dalam
pemberantasan sarang nyamuk dan
kesehatan lingkungan lainnya
15 Kerjasama antar Desa/Kelurahan 0 5
16 Penyelesaian perselisihan antar 0 5
desa/kelurahan
17 Kegiatan gotong royong dalam 0 5
184

penyelesaian konflik di setiap


desa/kelurahan oleh masyarakat sendiri
18 Gotong royong dalam menolong 0 5
keluarga tidak mampu dan fakir miskin
di desa dan kelurahan
19 Kegiatan Kepala Desa sebagai Hakim 0 5
Perdamaian Desa
20 Kegiatan gotong royong dalam 0 5
penanggulangan bencana
21 Kegiatan gotong royong dalam 0 5
pelaksanaan kegiatan bulan bhakti
gotong royong masyarakat

D. Adat Istiadat 0 80
1 Adat istiadat dalam perkawinan 0 8
2 Adat istiadat dalam kelahiran anak 0 8
3 Adat istiadat dalam upacara kematian 0 8
4 Adat istiadat dalam pengelolaan hutan 0 8
5 Adat istiadat dalam pengelolaan 0 8
pertanian
6 Adat istiadat dalam pengolahan 0 8
laut/pantai
7 Adat istiadat dalam pemecahan konflik 0 8
8 Adat istiadat dalam menjauhkan bala 0 8
penyakit dan bencana alat
9 Adat istiadat dalam memulihkan 0 8
hubungan antara alam semesta dengan
manusia dan lingkungannya
10 Adat istiadat dalam penanggulangan 0 8
kemiskinan bagi keluarga yang tidak
mampu/fakir miskin/terlantar

E. Sikap Mental Masyarakat 23 86


1 Pungutan liar dari anak gelandangan di 0 5
sudut jalanan
2 Pungutan liar, pelabuhan dan pasar 0 5
3 Peminta­minta sumbangan dari rumah­ 1 8
ke rumah
4 Peminta­minta sumbangan terorganisasi 2 5
dari rumah ke rumah
5 Berkembangnya praktek jalan pintas 0 10
dalam mencari uang secara gampang
walau tidak halal
6 Pungutan dari RT atau sebutan lain dari 3 5
warga
7 Pungutan dari RW atau sebutan lain 3 5
kepada warga
8 Hukuman bagi aparat di desa dan 0 10
kelurahan yang terlibat pungutan liar,
pemerasan dan sejenisnya.
9 Banyak penduduk yang mengeluhkan 5 10
memburuknya kualitas pelayanan
kepada masyarakat
10 Banyak kegiatan yang bersifat hiburan 2 5
dan rekreasi yang diinisiatifi masyarakat
sendiri
11 Masyarakat agak kurang toleran dengan 2 10
keberadaan kelompok masyarakat dari
unsur etnis, agama dan kelompok
185

kepentingan lain
12 Banyak masyarakat yang memberikan 5 8
biaya lebih dari yang ditentukan sebagai
ucapan terima kasih dalam proses
pelayanan administrasi di kantor
desa/kelurahan

F. ETOS KERJA PENDUDUK 19 70


1 Banyak lahan tidur, lahan terlantar dan 2 5
lahan pekarangan yang tidak dikelola
pemiliknya
2 Banyak penduduk yang mencari, 2 8
memanfaatkan atau memilih
pekerjaan/ keterampilan lain jika gagal
panen/gagal tanam
3 Banyak penduduk yang mencari 2 5
pekerjaan di kota besar lainnya
4 Masyarakat sering mendatangi kantor 5 6
desa dan lurah menuntut penyediaan
kebutuhan dasar sembilan bahan pokok
pada saat kelaparan dan kekeringan
5 Kebiasaan masyarakat bermusyawarah 0 10
untuk menyelesaikan berbagai
persoalan sosial kemasyarakatan
6 Lebih banyak masyarakat yang 0 8
diam/masabodoh/ apatis ketika ada
persoalan yang terjadi di lingkungan
sekitarnya
7 Kebiasaan aparat pemerintah desa/ 0 10
kelurahan terlebih di tingkat RT, RW,
Dusun dan Lingkungan yang kurang
menanggapi kesulitan yang dihadapi
masyarakat
8 Kebiasaan masyarakat merayakan pesta 4 5
dengan menghadirkan undangan yang
banyak dan atau memotong hewan
dalam jumlah besar
9 Kebiasaan masyarakat 4 5
berdemonstrasi/protes terhadap
kebijakan pemerintah
10 Kebiasaan masyarakat mudah 0 8
terprovokasi karena isu SARA dan isu
kepentingan sosial, ekonomi dan politik

VIII LEMBAGA KEMASYARAKATAN 94 535

A. Lembaga Kemasyarakatan Desa/ 10 59


Kelurahan/LKD/K
1 Keberadaan organisasi LKD/K 0 10
2 Dasar hukum LKD 0 10
3 Dasar hukum LKK 0 10
4 Kepengurusan LKD/LKK 0 8
5 Kegiatan 5 8
6 Buku administrasi LKD/LKK 0 5
7 Jumlah organisasi anggota lembaga 5 8
kemasyarakatan desa/kelurahan

B. Organisasi Anggota Lembaga 84 476


Kemasyarakatan Desa/Kelurahan
186

B.1. LKMD/LKMK/LPM atau sebutan lain 5 28


1 Keberadaan 0 10
2 Kepengurusan 0 5
3 Buku administrasi 0 5
4 Jumlah kegiatan 5 8

B.2. PKK 8 38
1 Keberadaan 0 10
2 Kepengurusan 0 5
3 Buku administrasi 0 5
4 Jumlah kegiatan 4 8
5 Kelengkapan organisasi dasawisma 2 5
6 Kelengkapan organisasi Pokja 2 5

B.3. Karang Taruna 5 28


B.4. RT 3 23
B.5. RW 3 23
B.6. Lembaga Adat 5 28
B.7. BUMDES 5 28
B.8. Forum Komunikasi Kader 5 28
Pemberdayaan Masyarakat
B.9. Posyandu 5 28
B10 Kelompok Tani Nelayan 5 28
B11 Organisasi Perempuan 5 28
B12 Organisasi Pemuda 5 28
B13 Organisasi Profesi 5 28
B14 Organisasi Bapak 5 28
B15 Kelompok Gotong Royong 5 28
B16 Posyantekdes 5 28
B17 Organisasi Keagamaan 5 28
B18 Organisasi ...................... 5 28
B19 Organisasi ...................... 5 28
B20 Organisasi ...................... 5 28

IX. PEMERINTAHAN DESA DAN 66 730


KELURAHAN
A. APBD­Desa dan Anggaran Kelurahan 10 98

1 APBD kabupaten/kota 0 10
2 Bantuan pemerintah kabupaten/kota 0 10
3 Bantuan pemerintah provinsi 0 10
4 Bantuan pemerintah pusat 3 10
5 Pendapatan asli desa/ kontribusi 5 10
pendapatan asli daerah dari kelurahan
6 Kontrubsi swadaya masyarakat desa 0 7
dan kelurahan terhadap APB­
Desa/Anggaran Kelurahan
7 Alokasi dana desa/ dana perimbangan 0 7
untuk kelurahan dalambentuk blok
grant
8 Sumber pendapatan dari 0 7
perusahaan/swasta yang ada di
desa/kelurahan
9 Sumber pendapatan lain yang sah dan 0 10
tidak mengikat
10 Jumlah belanja publik/belanja 1 9
bangunan
11 Jumlah belanja aparatur/ pegawai 1 8
187

B. Pertanggungjawaban Kepala 7 55
Desa/Lurah
1 Penyampaian laporan keterangan 0 10
pertanggungjawaban kepala desa
kepada BPD atau Lurah kepada
Bupati/Walikota
2 Jumlah informasi yang disampaikan 0 10
kepala desa dan lurah tentang laporan
penyelenggaraan tugas, wewenang, hak
dan kewajiban kepala desa dan lurah
kepada masyarakat
3 Status laporan keterangan 1 5
pertanggungjawaban kepala desa/lurah
4 Laporan kinerja penyelenggaraan tugas, 0 5
wewenang, kewajiban dan hak kepala
desa dan lurah kepada Bupati/walikota
5 Jenis media informasi kinerja kepala 0 7
desa dan lurah kepada masyarakat
6 Kasus pengaduan masyarakat terhadap 3 9
masalah pembangunan, pelayanan dan
pembinaan kemasyarakatan yang
disampaikan kepada kepala desa/lurah
7 Kasus pengaduan masyarakat 3 9
terhadap masalah pembangunan,
pelayanan dan pembinaan
kemasyarakatan yang diselesaikan
kepala desa/lurah

C. Prasarana dan Administrasi 18 256


Pemerintahan Desa/Kelurahan

C.1. PEMERINTAH DESA/KELURAHAN 5 54


1 Gedung Kantor 0 10
2 Jumlah ruang kerja 5 7
3 Balai desa/kelurahan/ sejenisnya 0 10
4 Listrik/Penerangan 0 10
5 Air bersih 0 10
6 Telepon 0 7
7 Inventaris dan Alat Kantor 13 94
a Jumlah mesin tik 1 6
b Jumlah meja 3 7
c Jumlah kursi 3 7
d Jumlah almari arsip 0 8
e Komputer 0 10
f Mesin fax 1 10
g Kendaraan dinas lurah/kepala desa 1 5
8 Buku data perangkat desa atau 0 8
kelurahan
9 Perangkat desa/kelurahan 0 8
10 Buku peta wilayah desa 0 10
11 Struktur organisasi 4 5
12 Kartu uraian tugas 1 10

C.2 Administrasi Pemerintahan Desa/ 0 108


Kelurahan
1 Buku profil desa/ kelurahan 0 10
2 Buku data peraturan desa/daerah 0 5
3 Buku keputusan kepala desa/lurah 0 5
4 Buku data inventaris 0 5
188

5 Buku data aparat 0 5


6 Buku data tanah milik desa/tanah 0 5
kas/milik kelurahan
7 Buku administrasi pajak dan retribusi 0 5
8 Buku data tanah milik penduduk 0 5
9 Buku laporan pengaduan masyarakat 0 5
10 Buku agenda ekspedisi 0 5
11 Buku administrasi keuangan 0 8
desa/kelurahan
12 Buku Administrasi Kependudukan 0 8
13 Buku lembaga kemasyarakatan 0 8

14 Buku data Rencana Program dan 0 8


Kegiatan Pembangunan Desa /
Kelurahan
15 Buku data jenis proyek pemerintah dan 0 8
swasta masuk desa/kelurahan
16 Buku pengendalian kualitas pelayanan 0 8
publik

C.3. PRASARANA DAN SARANA BADAN 18 186


PERMUSYAWARATAN DESA/BPD
1 Prasarana BPD 5 54
2 Inventaris dan Alat Kantor 13 68
3 Administrasi BPD 0 64
a Buku administrasi keanggotaan BPD 0 8
b Buku agenda 0 8
c Buku ekspedisi 0 8
d Buku data kegiatan BPD 0 8
e Buku Rancangan Keputusan BPD 0 8
f Buku data rancangan Peraturan Desa 0 8
g Buku Data peraturan Desa 0 8
h Buku Rencana Kerja BPD 0 8

D. PRASARANA DAN SARANA DUSUN / 13 135


LINGKUNGAN
D.1. Prasarana 0 50
D.2. Administrasi Dusun/Lingkungan 5 37
D.3. Inventaris dan alat kantor 8 48

X. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 0 490


A. Jenis Pembinaan Pemerintah Pusat 0 110
kepada Pemerintah Desa dan
Kelurahan
1 Pedoman dan standar pelaksanaan 0 10
urusan pemerintahan desa, kelurahan,
lembaga kemasyarakatan
2 Pedoman dan standar bantuan 0 10
pembiayaan dari pemerintah,
pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota kepada desa dan
kelurahan
3 Pedoman umum administrasi, tata 0 10
naskah dan pelaporan bagi kepala desa
dan lurah
4 Pedoman dan standar tanda jabatan, 0 10
pakaian dinas dan atribut bagi Kepala
Desa, Lurah dan Perangkat
Desa/Kelurahan serta BPD
189

5 Pedoman pendidikan dan pelatihan bagi 0 10


pemerintahan desa, kelurahan,
lembaga kemasyarakatan dan perangkat
masing­masing
6 Bimbingan, supervisi dan konsultasi 0 10
pelaksanaan pemerintahan desa dan
kelurahan serta pemberdayaan lembaga
kemasyarakatan
7 Kegiatan pendidikan dan pelatihan 0 10
tentang penyelenggaraan pemerintahan
desa dan kelurahan
8 Penelitian dan pengkajian 0 10
penyelenggaraan pemerintahan desa
dan kelurahan
9 Kegiatan yang terkait dengan upaya 0 10
percepatan atau akselerasi
pembangunan desa dan kelurahan
dalam bidang ekonomi keluarga,
penanganan bencana, penanggulangan
kemiskinan, percepatan keberdayaan
masyarakat, peningkatan prasarana dan
sarana pedesaan/kelurahan,
pemanfaatan sumber daya alam dan
teknologi tepat guna, pengembangan
sosial budaya masyarakat di desa dan
kelurahan yang dibiayai APBN
10 Pemberian penghargaan atas prestasi 0 10
yang dilaksanakan pemerintahan desa
dan kelurahan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan lembaga
kemasyarakatan
11 Pemberian sanksi atas penyimpangan 0 10
yang dilakukan kepala desa, lurah dan
perangkat masing­masing

B. Pembinaan Pemerintah Provinsi 0 150


kepada Pemerintahan Desa/Kelurahan
1 Pedoman pelaksanaan tugas 0 10
pembantuan dari provinsi ke
desa/kelurahan
2 Pedoman bantuan keuangan dari 0 10
provinsi
3 Kegiatan fasilitasi keberadaan kesatuan 0 10
masyarakat hukum adat, nilai adat
istiadat dan lembaga adat beserta hak
dan kewajibannya dalam pelaksanaan
pemerintahan desa/kelurahan
4 Fasilitasi Pelaksanaan pedoman 0 10
administrasi, tata naskah dan pelaporan
bagi kepala desa dan lurah
5 Kegiatan pendidikan dan pelatihan 0 10
tentang penyelenggaraan pemerintahan
desa dan kelurahan berskala provinsi
6 Kegiatan penanggulangan kemiskinan 0 10
yang dibiayai APBD Provinsi yang
masuk desa dan kelurahan
7 Kegiatan penanganan bencana yang 0 10
dibiayai APBD Provinsi untuk desa dan
kelurahan
8 Kegiatan peningkatan pendapatan 0 10
190

keluarga yang dibiayai APBD Provinsi di


desa dan kelurahan
9 Kegiatan penyediaan sarana dan 0 10
prasarana desa dan kelurahan yang
dibiayai APBD Provinsi yang masuk
desa dan kelurahan
10 Pemberian penghargaan atas prestasi 0 10
yang dilaksanakan pemerintahan desa
dan kelurahan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan lembaga
kemasyarakatan
11 Pemberian sanksi atas penyimpangan 0 10
yang dilakukan kepala desa, lurah dan
perangkat masing­masing
12 Kegiatan pemanfaatan sumber daya 0 10
alam dan pengembangan teknologi tepat
guna yang dibiayai APBD Provinsi di
desa dan kelurahan
13 Kegiatan pengembangan sosial budaya 0 10
masyarakat
14 Pedoman pendataan dan 0 10
pendayagunaan data profil desa dan
kelurahan
15 Pemberian penghargaan atas prestasi 0 10
yang dilaksanakan pemerintahan desa
dan kelurahan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan lembaga
kemasyarakatan

C. Pembinaan Pemerintah Kabupaten/ 0 132


Kota kepada Pemerintahan Desa dan
Kelurahan
1 Pelimpahan tugas Bupati/Walikota 0 10
kepada Lurah dan Kepala Desa
2 Penetapan pengaturan kewenangan 0 7
kabupaten/kota yang diserahkan
pengaturannya kepada desa
3 Pedoman pelaksanaan tugas 0 7
pembantuan dari kabupaten/kota
kepada desa
4 Pedoman teknis penyusunan peraturan 0 7
desa, peraturan kepala desa, keputusan
Lurah dan peraturan daerah kepada
kepala desa dan lurah.
5 Pedoman teknis penyusunan 0 7
perencanaan pembangunan partisipatif
serta pengembangan lembaga
kemasyarakatan desa dan kelurahan
6 Kegiatan fasilitasi keberadaan kesatuan 0 7
masyarakat hukum adat, nilai adat
istiadat dan lembaga adat beserta hak
dan kewajibannya dalam pelaksanaan
pemerintahan desa/kelurahan
7 Penetapan pembiayaan alokasi dana 0 7
perimbangan untuk desa/kelurahan
8 Fasilitasi Pelaksanaan pedoman 0 7
administrasi, tata naskah dan pelaporan
bagi kepala desa dan lurah
9 Jumlah kegiatan pendidikan dan 0 7
pelatihan tentang penyelenggaraan
191

pemerintahan desa dan kelurahan


berskala kabupaten/kota
10 Kegiatan penanggulangan kemiskinan 0 6
yang dibiayai APBD kabupaten/kota
yang masuk desa dan kelurahan
11 Kegiatan penanganan bencana yang 0 7
dibiayai APBD kabupaten/kota untuk
desa dan kelurahan
12 Kegiatan peningkatan pendapatan 0 7
keluarga yang dibiayai APBD
kabupaten/kota di desa dan kelurahan
13 Fasilitasi penetapan pedoman dan 0 7
standar tanda jabatan, pakaian dinas
dan atribut bagi Kepala Desa, Lurah,
Perangkat Desa/Kelurahan dan BPD
14 Kegiatan fasilitasi keberadaan kesatuan 0 7
masyarakat hukum adat, nilai adat
istiadat dan lembaga adat beserta hak
dan kewajibannya dalam pelaksanaan
pemerintahan desa/kelurahan
15 Pedoman pendataan dan 0 7
pendayagunaan profil desa dan
kelurahan
16 Program dan kegiatan pemeliharaan 0 7
motivasi desa/kelurahan berprestasi
pascaperlombaan desa dan kelurahan
17 Pemberian penghargaan atas prestasi 0 7
yang dicapai pemerintahan desa dan
kelurahan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pemberdayaan
lembaga kemasyarakatan
18 Pemberian sanksi atas penyimpangan 0 7
yang dilakukan kepala desa, lurah dan
perangkat masing­masing
19 Mengawasi pengelolaan keuangan desa 0 7
serta anggaran kelurahan dan
pendayagunaan aset pemerintahan
desa, badan usaha milik desa dan
sumber pendapatan daerah yang
dikelola lurah

D. Pembinaan dan Pengawasan Camat 0 98


kepada Desa/Kelurahan
1 Jumlah Kegiatan fasilitasi penyusunan 0 7
peraturan desa dan peraturan kepala
desa
2 Jumlah Kegiatan fasilitasi administrasi 0 7
tata pemerintahan desa dan kelurahan
3 Fasilitasi pengelolaan keuangan desa 0 7
dan pendayagunaan aset desa serta
anggaran kelurahan
4 Jumlah kegiatan fasilitasi pelaksanaan 0 7
urusan otonomi daerah kabupaten/kota
yang diserahkan kepada desa
5 Fasilitasi penerapan dan penegakan 0 7
peraturan perundang­undangan
6 Fasilitasi penyediaan data dan 0 7
pendayagunaan data profil desa dan
kelurahan
7 Jumlah kegiatan fasilitasi pelaksanaan 0 7
192

tugas, wewenang, fungsi, hak dan


kewajiban kepala desa, BPD, Lurah dan
lembaga kemasyarakatan
8 Jumlah kegiatan fasilitasi upaya 0 7
penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum
9 Fasilitasi penataan, penguatan dan 0 7
efektivitas pelaksanaan tugas, fungsi
dan kewajiban lembaga kemasyarakatan
desa dan kelurahan
10 Jumlah kegiatan fasilitasi partisipasi 0 7
masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemanfaatan dan
pemeliharaan serta pengembangan dan
pelestarian hasil pembangunan.
11 Fasilitasi kerjasama antar 0 7
desa/kelurahan dan kerjasama
desa/kelurahan dengan pihak ketiga
12 Jumlah kegiatan fasilitasi pelaksanaan 0 7
program dan kegiatan pemberdayaan
masyarakat
13 Jumlah kegiatan pemeliharaan motivasi 0 7
bagi desa dan kelurahan juara
perlombaan dan pasca perlombaan
14 Jumlah kegiatan fasilitasi kerjasama 0 7
antar lembaga kemasyarakatan dan
lembaga kemasyarakatan dengan
organisasi anggota lembaga
kemasyarakatan serta dengan pihak
ketiga sebagai mitra percepatan
keberdayaan masyarakat
15 Jumlah kegiatan fasilitasi bantuan 0 7
teknis dan pendampingan kepada
lembaga kemasyarakatan dan organisasi
anggotanya
16 Jumlah kegiatan koordinasi unit kerja 0 7
pemerintahan dalam pengembangan
lembaga kemasyarakatan
desa/kelurahan.

TOTAL SKOR VARIABEL/SUBVARIABEL/ 507 4426


INDIKATOR/SUBINDIKATOR

Data tingkat perkembangan desa/kelurahan yang sudah diskor


dimaksud selanjutnya digunakan untuk menghitung skor yang dicapai
setiap variabel/subvariabel/indikator dan subindikator. Capaian skor
setiap variabel itu selanjutnya dibandingkan dengan skor maksimal dari
setiap variabel. Hasil pengukuran itu akan menghasilkan klasifikasi laju
kemajuan perkembangan desa/kelurahan pada setiap tahun dan pada
setiap lima tahun.
193

B. SKORING TINGKAT PERKEMBANGAN DESA/KELURAHAN

Berdasarkan standarisasi skoring bagi setiap item pertanyaan dari


setiap subindikator pada tabel di atas, dapat dilakukan perhitungan
total skor dari setiap variabel, subvariabel, indikator dan subindikator
untuk memperoleh skor terendah atau skor minimal dan skor tertinggi
atau skor makasimal masing­masingnya. Tujuannya adalah untuk
mengetahui titik terlemah dari setiap variabel, subvariabel, indikator
dan subindikator yang diukur sehingga dapat dirumuskan strategi
intervensi kebijakan perbaikan capaian skor ke nilai tertinggi.

Tabel 2
Skor Minimal dan Maksimal Pengukuran Tingkat Perkembangan
Desa dan Kelurahan
  
No VARIABEL/SUBVARIABEL/INDIKATOR SKOR
Minimal Maksimal

I. PERKEMBANGAN PENDUDUK 2 10

II. EKONOMI MASYARAKAT 132 797


A. Pengangguran 1 10
B. Kesejahteraan Keluarga 1 10
C. Pendapatan Domestik Desa/Kelurahan Bruto 84 210
D. Pendapatan Perkapita 10 100
1. Menurut Sektor Usaha 9 90
2. Pendapatan Keluarga 1 10
E. Struktur Mata Pencaharian Penduduk 2 260
menurut Sektor
F. Penguasaan Aset Ekonomi Masyarakat 31 217
1. Aset Tanah 2 10
2. Aset Sarana Transportasi Umum 9 35
3. Aset Sarana Produksi 0 20
G. Aset Perumahan 24 135
H. Pemilikan Aset Ekonomi Lainnya 0 17

III. PENDIDIKAN MASYARAKAT 1 189


A. Tingkat Pendidikan Penduduk 0 69
B. Wajib Belajar 9 Tahun 1 9
C. Rasio Guru dan Murid 0 44
D. Kelembagaan Pendidikan Masyarakat 0 67

IV. KESEHATAN MASYARAKAT 41 366


A.Kualitas Ibu Hamil 2 66
B. Kualitas Bayi 4 48
C. Kualitas Persalinan 11 39
D. Cakupan Imunisasi 4 32
E. Perkembangan PUS dan KB 10 27
F.Wabah Penyakit 0 20
G. Angka Harapan Hidup 3 10
H. Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih 5 10
I.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 0 8
J.Status Gizi Balita 0 8
K. Jenis Penyakit dan Tempat Perawatan 0 15
Penderita Sakit
L. Perkembangan Prasana dan Sarana Kesehatan 0 55
Masyarakat
194

V. KEAMANAN DAN KETERTIBAN 3 304


A. Jenis Konflik SARA 0 69
B. Perkelahian 1 13
C. Pencurian 1 13
D. Penjarahan dan Penyerobotan Tanah 1 13
E. Perjudian, Penipuan dan Penggelapan 0 24
F. Pemakaian Narkoba dan Miras 0 20
G. Prostitusi 0 15
H. Pembunuhan 0 18
I. Penculikan 0 18
J. Kejahatan Seksual 0 18
K. Masalah Kesejahteraan Sosial 1 81

VI. KEDAULATAN POLITIK MASYARAKAT 55 394


A. Kesadaran Berpemerintahan, Berbangsa dan 1 44
Bernegara
B. Kesadaran Membayar Pajak dan Retribusi 4 30
C. Partisipasi Politik 30 191
1. Jumlah Partai Politik dan Pemilihan Umum 20 39
2. Pemilihan Kepala Daerah 10 18
3. Penetapan Kepala Desa/Lurah dan Perangkat 0 49
Desa/Kelurahan
4. Badan Permusyawaratan Desa 0 85
a. Keberadaan 0 20
b. Pemilihan Anggota BPD 0 20
c. Kantor BPD 0 5
d. Anggaran BPD 0 5
e. Produk Keputusan BPD 0 35
D. Pemilihan dan Fungsionalisasi Lembaga 20 129
Kemasyarakatan

VII PERANSERTA MASYARAKAT DALAM 113 611


PEMBANGUNAN
A. Musrenbang Desa/Kelurahan 32 121
B. Peranserta Masyarakat dalam Pelaksanaan 39 149
dan Pelestarian Hasil Pembangunan
C. Semangat Kegotongroyongan Penduduk 0 105
D. Adat Istiadat 0 80
E. Sikap Mental Masyarakat
F. Etos Kerja Penduduk 19 70

VIII LEMBAGA KEMASYARAKATAN 94 535


A. Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan 10 59
B. Organisasi Anggota Lembaga Kemasyarakatan 84 476
Desa/Kelurahan
1 LKMD/K, LPM atau Sebutan Lain 5 28
2 PKK 8 38
3 Rukun Tetangga/RT 3 23
4 Rukun Warga/RW 3 23
5 Karang Taruna 5 28
6 Lembaga Adat 5 28
7 Bumdes 5 28
8 Forum Komunikasi Kader Pemberdayaan 5 28
Masyarakat
9 Posyandu 5 28
10 Kelompok Tani Nelayan 5 28
11 Organisasi Perempuan 5 28
12 Organisasi Pemuda 5 28
13 Organisasi Profesi 5 28
195

14 Organisasi Bapak­Bapak 5 28
15 Kelompok Gotong Royong 5 28
16 Posyantekdes 5 28
17 Organisasi Keagamaan 5 28

IX PEMERINTAHAN DESA/KELURAHAN 66 730


A. APB­Desa/Anggaran Kelurahan 10 98
B. Pertanggungjawaban Kepala Desa/Lurah 7 55
C. Prasarana dan Administrasi Pemerintahan 18 256
Desa/Kelurahan
1 Pemerintah Desa/Kelurahan 5 54
2 Inventaris dan Alat Tulis Kantor 13 94
3 Administrasi pemerintahan Desa/Kelurahan 0 108
4 Prasarana dan Sarana Badan 18 186
Permusyawaratan Desa/BPD
a Prasarana BPD 5 54
b Inventaris dan Alat Tulis Kantor 13 68
c Administrasi BPD 0 64
5 Prasarana dan Sarana Dusun/Lingkungan 13 135
a Prasarana 0 50
b Administrasi Dusun/Lingkungan 5 37
c Inventaris dan Alat Tulis Kantor 8 48

X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 0 490


A. Jenis Pembinaan Pemerintah kepada 0 110
Pemerintah Desa dan Kelurahan
B. Pembinaan Pemerintahan Provinsi kepada 0 150
Pemerintahan Desa/Kelurahan
C. Pembinaan Pemerintahan Kabupaten/Kota 0 132
kepada Pemerintahan Desa/Kelurahan
D. Pembinaan dan Pengawasan Camat kepada 0 98
Pemerintahan Desa dan Kelurahan

TOTAL SKOR TINGKAT PERKEMBANGAN 507 4426


DESA/KELURAHAN

Berdasarkan skor minimal dan maksimal ini, selanjutnya dilakukan


perhitungan tingkat perkembangan desa dan kelurahan selama satu
tahun dan selama lima tahun. Perhitungan skor tingkat perkembangan
desa/kelurahan tahunan dilakukan melalui membandingkan capaian
skor setiap variabel, subvariabel, indikator dan subindikator dengan
skor maksimal dari setiap variabel subvariabel, indikator dan
subindikator selama satu tahun. Sedangkan untuk mengukur tingkat
perkembangan desa/kelurahan lima tahunan dilakukan dengan
membandingkan total capaian skor setiap variabel, subvariabel,
indikator dan subindikator selama lima tahun dengan skor maksimal
setiap variabel, subvariabel, indikator dan subindikator selama lima
tahun.

C. LAJU KEMAJUAN PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN


TAHUNAN

Tujuan utama dari analisis tingkat perkembangan Desa/Kelurahan


adalah untuk mengevaluasi laju kemajuan perkembangan Desa/
Kelurahan setiap tahun serta untuk merumuskan masalah yang
dihadapi Desa/Kelurahan dari setiap variabel yang diukur agar dapat
dijadikan usulan prioritas kegiatan pembangunan pada tahun atau
tahun berikutnya. Dari hasil analisis tingkat perkembangan Desa/
Kelurahan, akan dapat diperoleh:
196

a. Tingkat laju perkembangan kemajuan masyarakat dalam bidang


ekonomi, pendidikan, kesehatan, pembangunan karakter bangsa
berbasis Bhinneka Tunggal Ika, keamanan dan ketertiban berbasis
sistem pertahanan dan keamanan lingkungan rakyat semesta
(Sishankamrata), pemantapan kehidupan demokrasi Pancasila,
kinerja lembaga kemasyarakatan dan pemerintahan desa/kelurahan
serta pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan di desa dan kelurahan.

b. Permasalahan keterbatasan potensi dan tingkat perkembangan


masyarakat di setiap desa/kelurahan dan usulan prioritas kegiatan
pembangunan pada tahun berikutnya yang akan disampaikan
melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan desa dan
kelurahan (Musrenbang).

1. Indikator

Untuk mengukur tingkat perkembangan desa/kelurahan pada


setiap tahun, ada 10 (sepuluh) indikator yang digunakan, yaitu (1)
perkembangan kependudukan, (2) ekonomi masyarakat, (3) pendidikan
masyarakat, (4 kesehatan masyarakat, (5 keamanan dan ketertiban, (6
kedaulatan politik masyarakat, (7 peran serta masyarakat dalam
pembangunan, (8 lembaga kemasyarakatan, (9 kinerja pemerintahan
desa dan kelurahan, (10) pembinaan dan pengawasan. Kesepuluh
variabel pengukur laju kecepatan keberdayaan masyarakat masing­
masingnya telah diberi skor minimal dan skor maksimal sehingga dapat
dengan mudah dikonversikan dengan formula perhitungan laju
kemajuan perkembangan desa dan kelurahan untuk menentukan
realisasi capaian skor setiap variabel yang dinilai pada setiap tahun di
setiap desa dan kelurahan. Skor minimal dan skor maksimal dari setiap
variabel pengukur laju kemajuan perkembangan desa dan kelurahan
setiap tahun sebagaimana pada tabel berikut.

TABEL 3
SKOR MINIMAL DAN MAKSIMAL TINGKAT PERKEMBANGAN DESA
DAN KELURAHAN TAHUNAN

No Variabel Skor
Minimal Maksimal
I PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN 2 10
II EKONOMI MASYARAKAT 132 797
III KESEHATAN MASYARAKAT 1 189
IV PENDIDIKAN MASYARAKAT 41 366
V KEAMANAN DAN KETERTIBAN 3 304
VI KEDAULATAN POLITIK MASYARAKAT 55 394
VII PERANSERTA MASYARAKAT DALAM 113 611
PEMBANGUNAN
VIII LEMBAGA KEMASYARAKATAN 94 535
IX PEMERINTAHAN DESA/KELURAHAN 66 730
X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 0 490

TOTAL SKOR LAJU TINGKAT 507 4426


PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN
TAHUNAN

Tabel di atas memperlihatkan bahwa setiap variabel, subvariabel,


indikator dan subindikator mempunyai skor minimal dan skor
maksimal. Skor tertinggi variabel 4426 dan skor minimal variabel
mencapai 507. Setelah data dikumpulkan oleh Tim Pengumpul,
selanjutnya diolah oleh Tim Pengolah akan diperoleh skor riil atau skor
197

senyatanya yang dicapai suatu desa/kelurahan dalam setiap variabel


yang diukur. Capaian skor bagi setiap variabel akan menentukan skor
akhir tingkat perkembangan desa dan kelurahan pada setiap tahun.
Manakala capaian skor setiap variabel telah diperoleh, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan laju perkembangan kemajuan setiap
variabel dan laju perkembangan desa dan kelurahan tahunan.

2. Cara Penilaian

Dari hasil analisis tingkat perkembangan Desa/Kelurahan tahunan,


akan diperoleh status tingkat perkembangan Desa/Kelurahan sebagai
berikut :

(1) Kategori Cepat Berkembang jika perolehan total skor pengukuran


mencapai lebih dari 90% dari total skor maksimal tingkat
perkembangan desa dan kelurahan setiap tahun.
(2) Kategori Berkembang jika total skor mencapai 60% sampai 90%
dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan kelurahan
setiap tahun.
(3) Kategori Lamban Berkembang jika total skor mencapai 30% sampai
60% dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan
kelurahan setiap tahun.
(4) Kategori Kurang Berkembang, jika total skor mencapai kurang dari
30% dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan
kelurahan setiap tahun.

No. Status Skor


1. Cepat berkembang Apabila skornya: lebih dari 3983,4
atau lebih dari 90% dari total skor
maksimal tahunan 4426
2. Berkembang Apabila skornya: 2655,6 – 3983,39
atau antara 60%­90% dari total skor
maksimal tahunan 4426
3. Lamban berkembang Apabila skornya: 1327,8 – 2655,59
atau antara 30%­60% dari total skor
maksimal tahunan 4426
4. Kurang berkembang Apabila skornya: <1327,79 atau
kurang dari 30% dari total skor
maksimal tahunan 4426

D. TINGKAT PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN LIMA


TAHUNAN

Tujuan utama dari analisis tingkat perkembangan Desa/Kelurahan


lima tahunan adalah untuk (1) mengevaluasi kinerja pembangunan desa
dan kelurahan yang dilakukan oleh seluruh stakeholder pembangunan
masyarakat dan pembangunan pemerintahan secara menyeluruh,
lengkap dan terpadu; dan (2) untuk menentukan klasifikasi tingkat
perkembangan kemajuan desa/kelurahan setelah selama 5 tahun
membangun dengan melibatkan seluruh stakeholder pembangunan (3)
mengidentifikasi dan menginventarisasi berbagai permasalahan dan
dampak negatif dari pembangunan yang terjadi dalam upaya percepatan
keberdayaan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan dan
penghidupan masyarakat.

Variabel/subvariabel/indikator dan subindikator yang digunakan


adalah daftar isian tingkat perkembangan desa/kelurahan yang sudah
mempunyai skor maksimal selama lima tahun. Setelah capaian skor
setiap variabel selama lima tahun dibandingkan dengan skor maksimal
198

setiap variabel selama lima tahun, langkah selanjutnya adalah


melakukan analisis untuk penentuan tingkat perkembangan
desa/kelurahan selama lima tahun.

Hasil analisis tingkat perkembangan Desa/Kelurahan adalah data


tentang klasifikasi tingkat perkembangan desa dan kelurahan selama
lima tahun terakhir yang meliputi:

1. Klasifikasi tingkat perkembangan kemajuan desa/kelurahan atas


klasifikasi desa/kelurahan swasembada, desa/kelurahan swakarya
dan desa/kelurahan swadaya.

2. Kategori tingkat perkembangan desa/kelurahan atas status


perkembangan mula, madya dan lanjut.

3. Permasalahan yang dihadapi desa/kelurahan dan prioritas kegiatan


pembangunan lima tahun berikutnya.

1. INDIKATOR

Semua input, proses, output, outcome dan impact dari pembangunan


pemerintahan dan pembangunan masyarakat yang telah direncanakan
baik pada jangka menengah (RPJM) maupun jangka pendek (RKP)
efektivitasnya harus dapat diukur. Instrumen pengukur efektivitas
dimaksud adalah klasifikasi tingkat perkembangan desa dan kelurahan
yang mencerminkan keberhasilan pembangunan desa dan kelurahan
setiap lima tahun yang diukur sekali dalam lima tahun. Untuk
mengukur laju kecepatan perkembangan desa/kelurahan setiap lima
tahun, indikator yang digunakan sama dengan indikator untuk
mengukur laju kecepatan perkembangan desa dan kelurahan pada
setiap tahun. Dengan demikian, variabel yang mempengaruhi tingkat
perkembangan kemajuan desa dan kelurahan meliputi:

1. perkembangan kependudukan
2. ekonomi masyarakat;
3. kesehatan masyarakat
4. pendidikan masyarakat;
5. keamanan dan ketertiban;
6. kedaulatan politik masyarakat;
7. peranserta masyarakat dalam pembangunan;
8. lembaga kemasyarakatan;
9. kinerja pemerintahan desa dan kelurahan; dan
10. pembinaan dan pengawasan.

Kesepuluh variabel pengukur laju kecepatan keberdayaan


masyarakat selama lima tahun ini, masing­masingnya telah diberi skor
minimal dan skor maksimal sehingga dapat dengan mudah
dikonversikan dengan formula perhitungan klasifikasi tingkat
perkembangan desa dan kelurahan untuk menentukan realisasi capaian
skor setiap variabel yang dinilai pada setiap lima tahun di setiap desa
dan kelurahan.

2. CARA PENILAIAN

Perhitungan dilakukan atas dasar akumulasi capaian skor variabel


setiap tahun selama lima tahun sehingga diperoleh capaian skor lima
tahunan untuk setiap variabel. Capaian skor akhir tingkat
perkembangan lima tahun selanjutnya dijadikan dasar perhitungan
klasifikasi tingkat perkembangan dan kategori perkembangan
desa/kelurahan. Formula yang digunakan adalah:
199

T1 + T2 + T3 + T4 + T5 = TP5
TP5 : 5 = TP1
Keterangan :
- T1 sampai dengan T5 adalah Tahun kesatu sampai dengan
tahun kelima
- TP5 adalah nilai skor tingkat perkembangan selama lima tahun
- TP1 adalah skor tingkat perkembangan satu tahun

Dengan demikian, yang ditentukan terlebih dahulu adalah total skor laju
perkembangan kemajuan desa dan kelurahan tahunan, yang diperoleh
dengan mengukur capaian skor kesepuluh variabel pada setiap tahun.
Total skor yang dicapai pada setiap tahun dijumlahkan selama lima
tahun atau dikali lima tahun sehingga diperoleh total skor lima
tahunan. Untuk itu dibutuhkan data capaian skor tahunan untuk
dijumlahkan selama lima tahun sehingga dapat diperoleh skor akhir
lima tahunan. Skor minimal dan skor maksimal dari setiap variabel
pengukur tingkat perkembangan desa dan kelurahan setiap lima tahun
sebagaimana pada tabel berikut.

TABEL 4
SKOR MINIMAL DAN MAKSIMAL TINGKAT PERKEMBANGAN DESA
DAN KELURAHAN LIMA TAHUNAN

No Variabel Skor Satu Tahun Skor Lima Tahun


Minimal Maksimal Minimal Maksimal
I PERKEMBANGAN 2 10 10 50
KEPENDUDUKAN
II EKONOMI MASYARAKAT 132 797 660 3985
III KESEHATAN MASYARAKAT 1 189 5 945
IV PENDIDIKAN MASYARAKAT 41 366 205 1830
V KEAMANAN DAN KETERTIBAN 3 304 15 1520
VI KEDAULATAN POLITIK 55 394 275 1970
MASYARAKAT
VII PERANSERTA MASYARAKAT 113 611 565 3055
DALAM PEMBANGUNAN
VIII LEMBAGA KEMASYARAKATAN 94 535 470 2675
IX PEMERINTAHAN 66 730 330 3650
DESA/KELURAHAN
X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 0 490 0 2450

TOTAL SKOR LAJU TINGKAT 507 4426 2535 22130


PERKEMBANGAN DESA DAN
KELURAHAN TAHUNAN

Tabel di atas memperlihatkan bahwa setiap variabel mempunyai skor


minimal dan skor maksimal selama lima tahun. Total skor tertinggi
variabel 22130 dan total skor minimal variabel mencapai 2535. Setelah
data dikumpulkan oleh Tim Pengumpul, selanjutnya diolah oleh Tim
Pengolah akan diperoleh skor riil atau skor senyatanya yang dicapai
suatu desa/kelurahan dalam setiap variabel yang diukur. Capaian skor
bagi setiap variabel akan menentukan skor akhir tingkat perkembangan
desa dan kelurahan pada setiap lima tahun. Manakala capaian skor
setiap variabel telah diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan klasifikasi tingkat perkembangan kemajuan setiap variabel
dan laju perkembangan desa dan kelurahan selama lima tahun.
200

E. ANALISIS TINGKAT PERKEMBANGAN DESA/KELURAHAN LIMA


TAHUNAN

Analisis tingkat perkembangan desa/kelurahan setiap lima tahun


dimulai setelah diperoleh data tentang capaian skor bagi setiap variabel
selama lima tahun berturut­turut. Berdasarkan capaian skor total
minimal dan maksimal setiap variabel pengukur tingkat perkembangan
desa/kelurahan selama lima tahun berturut­turut, diperoleh data
tentang skor total kesepuluh variabel pengukur tingkat perkembangan
desa dan kelurahan. Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan
tingkat perkembangan desa/kelurahan dengan formula sebagai berikut :

1. Klasifikasi Tingkat Perkembangan Swasembada, jika nilai total skor


yang diperoleh mencapai lebih dari 80% dari skor maksimal tingkat
perkembangan setiap lima tahun.

2. Tingkat Perkembangan Swakarya, jika nilai total skor yang diperoleh


mencapai 60% sampai 80% dari skor maksimal tingkat
perkembangan setiap lima tahun.

3. Tingkat Perkembangan Swadaya, jika nilai total skor yang diperoleh


mencapai kurang dari 60% dari skor maksimal tingkat perkembangan
setiap lima tahun.

Berdasarkan formula penentuan tingkat perkembangan yang demikian,


maka jika dikonversikan dengan skor maksimal yang ada yakni 22130,
maka cara menentukan klasifikasi perkembangan desa/kelurahan
sebagai berikut :
No. Klasifikasi Formula Capaian Skor

1. Swasembada Capaian skor lebih dari Lebih dari 17704


80% dari total skor atau antara 17704
maksimal lima tahun sampai dengan
22130
2. Swakarya Capaian skor antara 60% Antara 13278
­ 80% dari total skor sampai dengan
maksimal lima tahun 17703,99
3. Swadaya Capaian skor kurang dari Kurang dari
60% dari total skor 13277,79 atau
maksimal lima tahun antara 2535
sampai dengan
13277,79

Dengan demikian, klasifikasi tingkat perkembangan suatu


desa/kelurahan sebagai desa/kelurahan swadaya, swakarya atau
swasembada dapat dengan mudah ditentukan dengan membandingkan
persentase capaian skor total kesepuluh variabel dengan skor maksimal
kesepuluh variabel selama lima tahun.
201

F. KATEGORI STATUS PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN

Berdasarkan data klasifikasi tingkat perkembangan desa/kelurahan,


dilakukan penentuan kategori tingkat perkembangan desa/kelurahan.
Formula penentuan kategori perkembangan yang digunakan adalah
sebagai berikut:

a. Kategori Mula, apabila persentase nilai skore ekonomi masyarakat


(EM), kesehatan masyarakat (KM), dan pendidikan masyarakat (PM)
nilai skorenya kurang dari 90% untuk swasembada, kurang dari 70%
untuk swakarya dan kurang dari 50% untuk swadaya dari nilai skore
maksimal.

b. Kategori Madya, apabila persentase nilai skore keamanan dan


ketertiban (KK), kedaulatan politik masyarakat (KPM), peran serta
masyarakat dalam pembangungan dan lembaga kemasyarakatan
(PM) nilai skorenya kurang dari 90% untuk swasembada, kurang dari
70% untuk swakarya dan kurang dari 50% untuk swadaya dari nilai
skore maksimal.

c. Kategori Lanjut, apabila persentase nilai skore kinerja


pemerintahan desa (KPD) dan pembinaan dan pengawasan (PP) nilai
skorenya kurang dari 90% untuk swasembada, kurang dari 70%
untuk swakarya dan kurang dari 50% untuk swadaya dari nilai skore
maksimal.

Dengan demikian, kategori perkembangan mula, madya dan lanjut


merupakan varian dari klasifikasi tingkat perkembangan
desa/kelurahan swadaya, swakarya dan swasembada. Formula
penentuan varian kategori perkembangan desa/kelurahan sebagai
berikut:

1. Klasifikasi status kemajuan Swasembada Kategori Mula, apabila


perolehan total skor variabel ekonomi masyarakat, kesehatan
masyarakat dan pendidikan masyarakat kurang dari 90% dari total
skor maksimal ketiga variabel selama lima tahun.

2. Klasifikasi status kemajuan Swasembada Kategori Madya, jika


perolehan total skor variabel keamanan dan ketertiban, kedaulatan
politik masyarakat, peranserta masyarakat dalam pembangunan dan
lembaga kemasyarakatan mencapai kurang dari 90% dari total skor
maksimal keempat variabel selama lima tahun.

3. Klasifikasi status kemajuan Swasembada Kategori Lanjut, apabila


perolehan total skor variabel kinerja pemerintahan desa dan
kelurahan serta variabel pembinaan dan pengawasan mencapai
kurang dari 90% dari total skor maksimal kedua variabel selama lima
tahun.

4. Klasifikasi status kemajuan Swakarya Kategori Mula, apabila


perolehan total skor variabel ekonomi masyarakat, kesehatan
masyarakat dan pendidikan masyarakat kurang dari 70% dari total
skor maksimal ketiga variabel selama lima tahun.

5. Klasifikasi status kemajuan Swakarya Kategori Madya, jika perolehan


total skor variabel keamanan dan ketertiban, kedaulatan politik
masyarakat, peranserta masyarakat dalam pembangunan dan
202

lembaga kemasyarakatan kurang dari 70% dari total skor maksimal


keempat variabel selama lima tahun.

6. Klasifikasi status kemajuan Swakarya Kategori Lanjut, apabila


perolehan skor total variabel kinerja pemerintahan desa dan
kelurahan serta variabel pembinaan dan pengawasan kurang dari
70% dari total skor maksimal kedua variabel selama lima tahun.

7. Klasifikasi status kemajuan Swadaya Kategori Mula, apabila


perolehan skor total variabel ekonomi masyarakat, kesehatan
masyarakat dan pendidikan masyarakat kurang dari 50% dari skor
maksimal ketiga variabel selama lima tahun.

8. Klasifikasi Desa dan Kelurahan Swadaya Kategori Madya, jika


perolehan skor total keamanan dan ketertiban, kedaulatan politik
masyarakat, peranserta masyarakat dalam pembangunan dan
lembaga kemasyarakatan kurang dari 50% dari total skor maksimal
keempat variabel selama lima tahun.

9. Klasifikasi desa dan kelurahan Swadaya Kategori Lanjut, apabila


perolehan skor total variabel kinerja pemerintahan desa dan
kelurahan serta variabel pembinaan dan pengawasan kurang dari
50% dari total skor maksimal kedua variabel selama lima tahun.

Anda mungkin juga menyukai