1. EDEMA
2. DEHIDRASI
Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang
didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam tubuh terganggu dan tubuh tidak dapat
menjalankan fungsi normalnya.
Kandungan air di dalam tubuh manusia yang sehat adalah sebanyak lebih dari 60 persen total
berat badan. Kandungan air pada kadar yang ideal di dalam tubuh berfungsi untuk membantu
kerja sistem pencernaan, mengeluarkan kotoran dan racun dari dalam tubuh, sebagai pelumas
dan bantalan untuk persendian, melembapkan jaringan-jaringan pada telinga, tenggorokan,
dan juga hidung, media transportasi nutrisi untuk sel-sel tubuh dan menjaga kulit tetap sehat.
3. HIPOKALEMIA
Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana kadar kalium yang terdapat di dalam darah
berada pada jumlah yang lebih rendah dari 3.8 mEq/L darah. Berkebalikkan dengan
Hiperkalemia yang berlebihan kalium.Hipokalemia merupakan tanda dari kekurangan kalium
tubuh. Kalium merupakan salah satu dari sejumlah elektrolit penting yang diperlukan oleh
tubuh.
4. HIPOTERMIA
Hipotermia adalah suatu kondisi darurat medis di mana tubuh tidak sanggup
mengembalikan suhu panas tubuh karena suhunya terlalu cepat turun. Kondisi ini membuat
suhu tubuh Anda mencapai suhu yang sangat rendah—di bawah 35°C.
Ketika suhu tubuh Anda turun terlalu rendah, jantung, sistem saraf, dan organ tubuh lain
tidak dapat bekerja secara optimal. Jika tidak segera ditolong, hipotermia bisa menyebabkan
kegagalan total pada fungsi jantung dan sistem pernapasan—akhirnya mengarah ke kematian
1. EDEMA
Ada banyak kondisi medis yang dapat menjadi penyebab edema, namun pada
prinsipnya edema dapat terjadi sebagai akibat dari empat hal berikut ini :
peningkatan tekanan hidrosatik : tekanan hidrostatik merupakan tekanan cairan yang
mengalir di dalam pembuluh darah. Peningkatan tekanan hidrostatik seperti pada
gagal jantung dan penyakit liver akan menyebabkan adanya hambatan terhadap pada
cairan yang mengalir di dalam pembuluh darah, sehingga cairan cenderung untuk
berpindah ke ruang interstitial.
penurunan tekanan onkotik plasma : tekanan onkotik merupakan tekanan yang
mempertahankan cairan tetap di pembuluh darah, tekanan ini dipengaruhi oleh
albumin. Penurunan tekanan onkotik akibat gangguan pembentukan albumin seperti
pada penyakit liver atau kebocoran albumin seperti pada gagal ginjal akan
menyebabkan cairan cenderung untuk berpindah ke ruang interstitial.
obstruksi limfatik : hambatan pada aliran cairan limfa seperti pada tumor ganas
stadium lanjut, juga dapat menyebabkan cairan cenderung berpindah ke ruang
interstitial
peradangan : pada peradangan baik akut maupun kronis dapat menyebabkan
pelebaran pada celah antar sel sehingga cairan akan lebih banyak terkumpul di ruang
interstitial
2. DEHIDRASI
Dehidrasi tidak begitu saja terjadi dengan sendirinya. Di bawah ini akan dijelaskan
beberapa penyebab utama dehidrasi.
Berkeringat secara berlebihan : Demam, berolahraga, latihan, mengangkut beban
berat, atau pekerja kasar yang bekerja di tempat panas bisa terserang dehidrasi
karena banyaknya keringat yang dikeluarkan. Sangat penting jika Anda meminum
air secara teratur untuk menggantikan cairan yang terbuang. Anak-anak dan
remaja lebih berisiko mengalami dehidrasi karena mereka tidak paham gejala-
gejalanya.
Menderita diabetes : Penderita diabetes berisiko mengalami dehidrasi ketika kadar
glukosa dalam darahnya naik dan tidak terkontrol. Akibatnya tingginya kadar
gula, tubuh akan menghasilkan banyak urine dengan tujuan untuk membuang
glukosa. Karena terlalu sering buang air kecil, maka tubuh berisiko mengalami
dehidrasi.
Menderita penyakit tertentu : Berikut ini adalah beberapa kondisi medis yang bisa
menyebabkan dehidrasi, seperti gastroenteritis, kecanduan alkohol, anoreksia
nervosa, cystic fibrosis, luka bakar, dan heat stroke (sengatan panas).
3. HIPOKALEMIA
Hipokalemia yang terjadi pada tubuh dapat disebabkan oleh beberapa keadaan berikut :
Masalah saluran pencernaan : muntah yang terjadi berulang ulang – ulang, diare
yang kronik, dan penggunaan obat pencahar yang lama dapat mengakibatkan
terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan.
Asidosis tubular ginjal : menyebabkan ginjal tidak berfungsi secara normal
sehingga ginjal tidak dapat menahan kalium dengan baik malah mengeluarkan
kalium terlalu banyak.
Penggunaan diuretik : furosemid atau loop diuretik dapat menyebabkan ginjal
membuang kalium, natrium dan air yang berlebihan bersamaan dengan air kemih.
Penyakit hormon endokrin: peningkatan kadar aldosteron yang berlebihan seperti
pada keadaan hiperaldosteronisme atau sindrom Cushing juga dapat menyebabkan
ginjal membuang kalium yang berlebihan.
Penyakit genetik ginjal : Penderita sindrom Fanconi, sindroma Bartter, dan
sindrom Liddle terlahir mempunyai penyakit ginjal bawaan yang menyebabkan
ginjal tidak berfungsi normal untuk menahan kalium.
Asupan kalium rendah : merupakan penyebab hipokalemia yang paling jarang
karena sumber kalium banyak sekali ditemukan dalam makanan sehari-hari
4. HIPONATERMIA
Yang paling sering menyebabkan hipotermia adalah cuaca atau air yang sangat
dingin. Namun terlalu lama berada dalam lingkungan/ruangan apapun yang lebih
dingin daripada suhu tubuh Anda juga menjadi penyebabnya. Khususnya apabila Anda
tidak mengenakan pakaian yang bisa menghangatkan tubuh, atau ketika Anda tidak
bisa mengatur suhu di ruangan tersebut.
Kondisi spesifik yang jadi penyebab hipotermia:
Mengenakan pakaian yang kurang bisa menghangatkan tubuh, terutama dalam kondisi
cuaca dingin.
Terlalu lama berada di luar rumah padahal cuaca sangat dingin atau sedang hujan
lebat.
Dalam kondisi kedinginan atau kebasahan tidak segera berpindah ke tempat yang
hangat atau berganti baju.
Suhu dalam ruangan tidak cukup hangat, terutama bagi orang tua dan anak bayi.
AC disetel terlalu dingin.
1. ASIDOSIS RESPIRATORIK/METABOLIK
Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
Emfisema
Bronkitis kronis
Pneumonia berat
Edema pulmoner
Asma.
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada
menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur
yang kuat, yang menekan pernafasan.
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.Bila peningkatan keasaman melampaui sistem
penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.Seiring dengan menurunnya pH darah,
pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan
kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa
terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi
asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau
suatu bahan yang diubah menjadi asam.
Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa
penyakit; salah satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe I.
Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disebut keton.
Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat
dibentuk dari metabolisme gula.
Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya.
Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak
berfungsi secara normal.
Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal
tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita
kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
2. ALKALOSIS RESPIRATORIK/METABOLIK
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah
menjadi rendah.
Penyebab :Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan
terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.Penyebab lain dari
alkalosis respiratorik adalah:
rasa nyeri
sirosis hati
kadar oksigen darah yang rendah
demam
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.
Penyebab : Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang
kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi
terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam
jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan
asam basa darah.
SUMBER :
https://mediskus.com/penyakit/edema
https://www.alodokter.com/dehidrasi/penyebab
https://mediskus.com/hipokalemia
https://www.deherba.com/hipotermia-pengertian-serta-penyebabnya.html
https://sites.google.com/site/asidosis/Home/keseimbangan-asam-basa