Anda di halaman 1dari 3

Pada masa hamil, kebutuhan energi dan cairan meningkat.

Kebutuhan energi pada


masa hamil ini diperuntukkan bagi perkembangan janin dan kesehatan ibu, sebagaimana
kebutuhan energi sebagai berikut:

 Energi tambahan selama trimester I diperlukan untuk pembentukan jaringan otak pada
janin, dan permulaan pembentukan organ janin.
 Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pertumbuhan uterus dan
payudara serta cadangan lemak.
 Energi tambahan selama trimester III digunakan untuk pertumbuhan janin dan
plasenta.

Asupan zat gizi ini berdasarkan AKG, dapat diperoleh melalui berbagai sumber
makanan seperti pada tabel :

Sedangkan pada kebutuhan cairan sangat tergantung terhadap asupan energi dari
makanan, yaitu 1-1.5 ml cairan untuk setiap kilogram kalori asupan energi. Kebutuhan energi
saat kehamilan rata-rata meningkat 300 kkal/hari, oleh karena itu ibu hamil memerlukan
setidaknya 300 ml asupan air tambahan. Pada umumnya ibu hamil dianjurkan untuk minum
minimal 8-10 gelas air setiap harinya. Volume cairan amnion yang adekuat adalah syarat
untuk perkembangan janin intra uteri dan keluaran neonatus yang baik.

Kebutuhan cairan pada masa kehamilan membantu membentuk plasenta yang


berperan penting memberi nutrisi ke janin. Selain itu, air juga punya andil dalam membentuk
kantong amnion. Untuk tahu asupan cairan dilihat dari warna urine. Urine terlihat kuning tua
dan hampir berwarna cokelat menunjukkan dehidrasi. Namun, jika urine berwarna kuning
muda hingga hampir jernih menunjukkan kadar cairan yang normal di dalam tubuh
(Kemenkes RI, 2016).

Asupan cairan dibagi 2 kategori: asupan cairan cukup (> 2000 ml) dan asupan cairan
kurang (≤ 2000 ml). Pengukuran indeks cairan amnion, langsung dilakukan dengan USG
dalam 24 jam setelah pencatatan asupan cairan. Volume cairan amnion yang adekuat
merupakan syarat meningkatnya keluaran kehamilan / perinatal (Fatimah, et al. 2018).

Kebutuhan cairan pada ibu hamil usia 14- 18 tahun dan 19-50 tahun sebesar 3.0
L/hari, berfungsi mempertahankan homeostasis dalam tubuh dan memungkinkan untuk
transportasi zat gizi ke sel dan penghapusan ekskresi limbah produk dari sisa metabolisme.
Kebutuhan ini bersumber dari semua minuman termasuk air, serta kelembaban atau cairan
yang terdapat pada makanan (makanan yang berair ataupun buah-buahan, termasuk
semangka, daging, sup, dll) (Mulyani, et al. 2018)

Peningkatan volume urin serta peningkatan sistem metabolisme pada ibu selama masa
kehamilan, akan menyebabkan ibu mengalami kehilangan sejumlah air dari dalam tubuh.
Kehilangan sejumlah besar cairan tersebut dapat menjadi masalah baru yang ibu hadapi
selama masa kehamilan (Yuwono & Hidayati, 2012).

Akibat kurangnya cairan pada ibu hamil sebagai berikut (Kemenkes RI, 2016) :

 Maternal overheating atau merasa panas


 Cairan ketuban yang sedikit sehingga menimbulkan rasa nyeri pada pergerakkan janin
 Cacat tabung saraf pada bayi
 Produksi ASI yang menurun
 Persalinan prematur

Fatmawati, E, et al. 2018. Hubungan asupan cairan ibu hamil terhadap indeks cairan amnion.
Jurnal kesehatan reproduksi. 5(2): 89-94

Yuwono, K. P & W. Hidayati. 2012. Studi deskriptif volume urine 24 jam pada ibu hamil.
Jurnal nursing studies. 1(1): 124-131.

Mulyani, E. Y, et al. 2018. Analisis status hidrasi dan asupan zat gizi serta air pada ibu hamil.
Jurnal MKMI. 14(3): 225-230.

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Buku kesehatan ibu dan anak.

Anda mungkin juga menyukai