Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH UMUR INDUK TERHADAP POTENSI KETERSEDIAAN

SUMBER OOSIT KAMBING

Oleh :
Moh Nur Ihsan
Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang

Abstrak
Suatu penelitian dengan tujuan untuk mengetahui mengetahui potensi
ketersediaan oosit berdasarkan kelompok umur kambing telah dilakukan, dan
diharapkan akan bermanfaat sebagai informasi bagi perkembangan teknologi
reproduksi, khususnya penyediaan oosit matang di laboratotium.
Penelitian dilakukan dengan metode percobaan laboratorium, menggunakan
sampel ovarium kambing dari Rumah Potong kambing, yang dikelompokkan masing-
masing kambing dengan umur <1 th,1-14 th dan > 4 th.Variabel yang diamati ukuran
dan jumlah folikel antral.
Disimpulkan bahwa kelompok umur induk berpengaruh nyata terhadap potensi
penyediaan oosit, dimana induk dengan umur > 4 th menghasilkan oosit tertinggi.

Kata Kunci: umur induk kambing dan potensi ketersediaan oosit

INFLUENCES OF AGES GOAT ON POTENTIAL OVARIES FOR


PROVIDING OOCYTES GOATS

ABSTRACT
The research with aim to study the potential of different age female goats on
providing oocytes was carry out. It was expected give information about reproductive
technology development especially providing laboratory oocytes.
Research was conducted by experiment laboratory method, with abatoir ovary
female goats sample with grouped ages goat < 1 year, 1-4 year and > 4 year. Variable
was observed ovary size and number follicle of ovaries.
It was concluded that ages of goat significant difference to potentials providing
oocyte where age 4 year goat highest produced oocytes.
Keywords: ages of goat and potentials providing oocytes.

PENDAHULUAN dihasilkan bermanfaat untuk penelitian


Limbah ovari merupakan hasil dasar dan terapan seperti penentuan
ikutan pemotongan ternak betina jenis kelamin, pembekuan embrio,
produktif yang masih potensial untuk cloning atau pembuatan chimera serta
dimanfaatkan. Ovarium mengandung dapat ditransferkan ke ternak lain untuk
sel telut yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat peningkatan produksi
menghasilkan embrio melalui teknik ternak. Inseminasi buatan (IB)
fertilisasi in vitro (FIV). Embrio yang merupakan upaya peningkatan potensi

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 33-37, 2012 33


genetic ternak yang telah berhasil Kemampuan ovari dalam
dikembangkan secara meluas di menghasilkan sel telur dan folikel
masyarakat, yang ternyata ada berbeda-beda yang ditentukan oleh
kelmahan karena IB dilakuakn antara beberapa factor antara lain umur induk
pejantan unggul hasil seleksi dengan dari mana ovary tersebut diperoleh.
induk betina yang tidak terseleksi, Oleh karena itu dipandang perlu
sehingga keturunannya tidak seunggul dilakukan penelitian tentang pengaruh
pejantannya. Untuk mengatasi hal umur induk terhadap potensi
tersebut dilakukan embrio transfer ketersediaan sumber oosit kambing,
(ET), yang diharapkan menjawab dengan tujuan untuk mengetahui
permasalah tersebut. potensi penyediaan oosit berdasarkan
Teknologi ET belum dapat kelompok umur kambing, dan
diaplikasikan secara luas karena diharapkan bermanfaat sebagai
biayanya mahal. Oleh karena itu informasi bagi perkembangan teknologi
diperlukan penelitian lanjutan untuk reproduksi, khususnya penyediaan oosit
memperoleh biaya rendah dalam matang di laboratotium.
pengaplikasian TE ke daerah, sehingga
kemnafaatnnya dapat secara luas METODOLGI PENELITIAN
dirasakan masyarakat. Pengembangan Penelitian dilakukan di
riset oosit sebagai teknologi pendukung Laboratorium Sentral Ilmu Hayati
TE sangat diperlukan demi (LSIH) Universitas Brawijaya Malang,
terwujudnya teknologi yang sedangkan ovarium diperoleh dari
dimanfaatkan oleh masyarakat luas. rumah potong hewan (RPH) khusus
Teknologi reproduksi bantuan (assisted kambing Sukun Malang.
reproductive technology = ART) yang Ovarium dikelompokkan
berupa artificial insemination (AI), berdasarkan umur induk dengan
dan multiple ovulation and embryo melihat pergantian gigi yaitu P1 ≤ 1
transfer (MOET) telah digunakan tahun, P2 2-4 tahun dan p3 ≥ 4 tahun.
untuk meningkatkan efisiensi Koleksi ovarium mengacu masa
reproduksi dan mempercepat perbaikan produktif kambing yaitu antara satu
genetik (Paramio, 2010). sampai empat tahun. Koleksi ovarium
Umur digunakan untuk dilakukan dengan mengelompokkan
mempertimbangkan waktu kawin berdasarkan umur kambing yang
pertam bagi induk kambing, selain diptotong di RPH Sukun. Ovarium
bangsa. Bangsa kambing dengan bobot dibersihkan dari jaringan lemak yang
badan atau tubuh besar seperti kambing menempel, kemudian dimasukkan ke
Boer biasanya dikawinkan pada umut botol berisi NaCl Fisiologia 0.9% dan
lebih tua dibandingkan kambing yang ditambah anti biotic penisilin 100 iu/ml
berukuran tubuh kecil, dimana kambing (0.001 g/100 ml) dan streptomisin 100
Boer biasanya dikawinkan pertama kali iu/ml (0.001 g/100 ml). Ovarium
umur 15 bulan atau lebih, sedangkan dimasukkan dalam termos yang berisi
kambing kacang umur 8-9 bulan saat air hangat 38oC, terus dibawa ke
tubuh mencapat bobot antara 14-16 laboratorium dan dimasukkan ke water
bulan (Ginting, 2009). bath suhu 38oC.

34 Pengaruh umur terhadap potensi ketersediaan ……...............……. Moh. Nur Ihsan


Oosit dikumpulkan dengan yang nampak dipermukaan ovarium
menggunakan dispossible syringe yang berukuran 2-6 mm,
dengan menusukkan ke permukaan
ovary dekat folikel dan diaspirasi HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan menghisap seluruh cairan
folikel, sebagai salah satu bahan Hasil pengukuran ovarium masing-
pembuatan media invitro growth masing kelompok umur dapat dilihat
(IVG). Aspirasi dilakukan pada folikel pada tabel 1.

Tabel 1. Ukuran ovarium dan jumlah folikel antral

Variabel/Umur (th) ≤1 1-4 ≥4


Panjang (mm) 13.14 ± 2.44 17.18 ± 1.8 20.66 ± 2.35
Lebar (mm) 9.14 ± 1.87 11.2 ± 1.07 13.8 ± 2.72
Luas (mm2) 97.56 153.78 226.49
∑ folikel antral 5.57 ± 1.08 9.81 ± 3.15 11.00 ± 5.10

Dari tabel 1. dapat ditunjukkan dipengaruhi oleh system hotmonal,


bahwa umur berperan penting alam sehingga aktivitas dan pertumbuhannya
menentukan ukuran ovarium, dimana sangat diterntukan oleh system
semakin tua umur kambing maka hormonal, termasuk ukuran dan jumlah
ukuran ovarium semakin luas. Ukuran folikel yang berkembang di dalam
ovaium berkorelasi positif dengan ovarium. Nalbandov (1990)
umurnya, dan ukuran ini terus menyatakan bahwa ukuran ovarium
bertambah sampai umur lebih 4 tahun. tergantung dari umur dan status
Pertumbuhan ovarium kambing terus reproduksi ternak dan struktur yang ada
bertambah umur 1-4 tahun, dimana di dalamnya.
pada umur tersebut panjang ovarium Ukuran ovarium ditentukan oleh
bertambah 57 % (4.04 mm) dan lebar banyak factor, dimana salah satu yang
2.06 mm, sedangkan pada umur > 4 signifikan adalah jumlah folikel yang
tahun rata-rata ovarium bertambah 3.48 berkembang di ovarium serta pada fase
mm (47 %) dan lebar bertambah 2.6 folikuler. Ukuran panjang, lebar dan
mm Ukuran ovarium yang besar tebal folikel berbeda nyata antara induk
menunjukkan ovarium dalam tingkat kambing yang berada fase luteal atau
produktivitas tinggi, sedangkan ukuran folikuler (Kusnandar, 2001)
ovarium yang kecil menunjukkan Tabel 1. menunjukkan juga
tingkat produktivitas yang rendah.. bahwa induk kambing dengan umur
Ovarium masih bagus sampai umur diatas 4 tahun adalah yang paling aktif
diatas 4 tahun meskipun terjadi atau paling produktif. Hal ini sesuai
penurunan. dengan pernyataan Woodzizka et al
Ovarium merupakan organ (1991) bahwa dalam memperlajari
reproduksi primer yang kerjanya sangat performa reproduksi maka factor umur

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 33-37, 2012 35


hasruslah dimasukkan sikarenakan fase luteal korpus luteum menghasilkan
terdapat peningkatan kesuburan denga hormone progesterone yang berdampak
meningkatnya umur ternak. menekan sekresi hormone FSH,
Hasil kualitas oosit harus diuji sedangkan FSH inilah yang berfungsi
kompetensinya, dengan metode IVG (in memacu pertumbuhan folikel. Selain
vitro growth). Hasil pengujian itu, ukuran ovarium tergantung
menunjukkan bahwa induk kambing besarnya folikel yang berada di
umur sebelum 4 tahun variasi datanya permukaan ovari. Pada awal
sangat tinggi. Hal kemunkinan pertumbuhan folikel, jumlah folikel
disebabkan oleh kestabilan produksi berukuran kecil banyak, sedangkan
hormon FSH yang kurang baik. pada fase berikutnya folikel akan
Banyaknya folikel terekrut untuk bertambah besar namun jumlahnya
berkembang lebih lanjut hingga berkurang dan pada akhir masa
mencapai fase folkel de Graaf dalam pertumbuhan jumlah folikel akan
follikulogenesis, sangat dipengaruhi tersisa satu buah saja, dengan ukuran
oleh konsentrasi FSH dalam darah sangat besar (de Graaf) sehingga
(Ismail, 2009). Semakin tinggi ukuran ovaripun bertambah besar.
konsentrasi FSH dalam darah yang Keberadaan korpus luteum
disekresikan pituitari anterior akan mengakibatkan jumlah folikel akan
semakin banyak pula folikel yang sangat berkurang, meskipun ukuran
terpicu untuk berkembang. korpus luteum yang besar
Dari Tabel 1. mengakibatkan ukuran ovarium
menunjukkan pula bahwa umur sangat bertambah besar pula.
berpengaruh terhadap rata-rata ukuran
ovarium pada induk kambing. Jumlah KESIMPULAN DAN SARAN
folikel antral masing-masing kelompok 1. Induk kambing yang berumur lebih 4
umur menunjukkan bahwa masing- tahun memiliki produktivitas ovum
masing kelompok umur sampel tidak yang tinggi dibandingkan umur di
menunjukkan perbedaan yang nyata, bawahnya.
meskipun rata-rata jumlah folikel per 2. Disarankan sebaiknya pemilihan
kelaompok umur > 1 tahun 5.57; umur induk kambing untuk IVG umur 4
1-4 tahun 9.81 dan umur > 4 tahun tahun
10.93. Folikel antral yang dihitung
adalah folikel yang telah menonjol di
permukaan ovary. DAFTAR PUSTAKA
Besarnya variasi data pada Ismail, M. 2009. Onset and Intensitas
kelompok umur 1- >4 tahun disebkan estrus kambing pada umur yang
pada kelompok tersebut oleh fase yang berbeda. J. Agrolang 16 (2) : 180-
berbeda pada tiap ovarium ketika 186
diambil sebagai sampel. Jika terambil Kusnandar, D. 2001. Morfologi dan
pada fase folikuler akan diperoleh struktur fungsional ovarium
folikel banyak, sebaiknya jika yang kambing serta kualitas oosit pada
terambil pada fase luteal maka jumlah suatu periode estrus. Fakukltas
folikel yang terhitung sedikit Kedokteran Hewan IPB, Bogor.
jumlahnya. Hal ini diakibatkan pada

36 Pengaruh umur terhadap potensi ketersediaan ……...............……. Moh. Nur Ihsan


Nalbandov, A.V. 1990. Fisiologi Woodziska. T.M., I.K. Sutama, I.G.
Reproduksi pada mammalia dan Putu, T.D. Chaniago. 1991.
unggas. Universitas Indonesia, Reproduksi, Tingkah laku dan
Jakarta. Produksi Ternak di Indonesia. PT.
Gramedia, Jakarta

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 33-37, 2012 37

Anda mungkin juga menyukai